Anda di halaman 1dari 14

A.

MEMAHAMI DIKSI DALAM


TEKS PUISI YANG
DIBACAKAN

SITI HANDAYANI, S.PD


1 Majas atau gaya bahasa

2 Pengimajian/citraan
Menelaah diksi 3 Kata kongkret
atau pilihan kata
4 Kata Konotatif
dalam puisi
Majas

Majas atau gaya bahasa merupakan


bahasa kiasan yang digunakan untuk
menampilkan efek tertentu bagi
pembacanya.
Pengimajian/citraan

Pengimajian atau citraan merupakan


kata atau susunan kata yang dapat
menimbulkan efek khayalan atau
imajinasi pada diri pembacanya.
Pembaca seolah-olah ikut merasakan,
mendengar, melihat, meraba, dan
mengecap sesuatu yang diungkapkan
dalam puisi
Kata Kongkret
1
kata yang rujukannya lebih mudah
ditangkap oleh indra. Konkret dapat
berarti nyata, berwujud, atau benar-
benar ada.
Kata
konotatif

Kata konotatif merupakan kata-kata yang


berasosiasi. Asosiasi merupakan keterkaitan makna
kata dengan hal lain di luar bahasa. Dalam hal ini,
makna konotatif timbul sebagai akibat asosiasi
perasaan pembaca terhadap kata yang dibaca,
diucapkan, atau didengar. Pada kata konotatif, makna
telah mengalami penambahan atau pergeseran dari
makna asalnya.
Perbandingan
Sobat Pintar pasti mengenal banyak ragam majas perbandingan dari sekolah. Gaya bahasa yang digunakan dalam kelompok
majas perbandingan adalah dengan membandingkan atau menyandingkan – bahwa sesuatu sama, lebih, atau dapat
menggantikan yang lain. Beberapa majas dan contohnya yaitu:
1. Personifikasi
Majas personifikasi membandingkan manusia dan benda mati. Gaya bahasa yang digunakan seolah-olah benda tersebut
bersikap selayaknya manusia.
Contoh: Laut yang biru seakan menatapku dalam keheningan.
2. Metafora
Majas metafora membandingkan dua objek yang berbeda namun memiliki sifat yang serupa. Kita mengenal gaya bahasa
ini sebagai analogi.
Contoh: Sang Raja Siang bersinar dan membawa kehangatan.
3. Asosiasi

Gaya bahasa perbandingan dalam majas metafora ditampilkan secara implisit. Dua objek yang dibandingkan sebenarnya berbeda,

tetapi dianggap sama. Keduanya dihubungkan dengan 'seperti,' 'bak,' atau 'bagaikan.'

Contoh: Apa yang telah kamu lakukan itu seperti duri dalam sekam.

4. Hiperbola

Mengekspresikan sesuatu dengan sedemikian rupa sehingga meninggalkan kesan berlebihan itu... lebay. Eh, bukan, Sobat. Itulah

majas hiperbola. Gaya bahasa ini digunakan saat kita membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, yang tak masuk akal

untuk disandingkan sebagai perbandingan.

Contoh: Katanya dia berlatih bernyanyi, tapi suaranya bikin pecah gendang telingaku setiap hari.

5. Eufimisme

Saat ada kata yang dirasa kurang etis, kita menggunakan majas eufimisme. Kita menggunakan kata yang lebih sopan dengan
Pertentangan
Dalam majas perbandingan, kata kiasan yang digunakan memiliki makna yang berkebalikan atau bertentangan
dengan maksud yang sesungguhnya. Berikut ini beberapa majas dan contohnya.
6. Litotes
Dikenal sebagai lawan dari majas hiperbola, majas litotes mengecilkan atau menyempitkan sebuah ungkapan. Gaya
bahasa ini biasanya digunakan untuk tujuan merendahkan diri karena kenyataannya justru tidak seperti yang
disebutkan.
Contoh: Ini tanda terima kasih kami, sekedar ongkos angkot.
7. Paradoks
Adakalanya kita membandingkan suatu fakta dengan sesuatu yang berkebalikan. Saat itulah kita menggunakan
majas paradoks.
Contoh: Isi kepalanya begitu bising ketika ia duduk sendiri di ruang keluarga yang begitu sepi.
8. Antitesis
Ciri khas gaya bahasa ini adalah pasangan kata yang maknanya bertentangan atau berlawanan. Pasangan kata tersebut biasanya diletakkan
berurutan.
Contoh: Setiap perempuan itu cantik, tak jadi soal kurus atau gemuk.
Sindiran
Gaya bahasa bermajas sindiran bertujuan menyindir perilaku, seseorang, maupun kondisi tertentu. Untuk tujuan tersebut, kita menggunakan
kata kiasan. Di bawah ini ragam sindiran majas dan contohnya, Sobat.
9. Ironi
Kita menggunakan majas ironi melalui kata-kata yang bertentangan dengan dengan fakta atau kenyataan yang ada. Sekilas kata-kata yang
digunakan tampak seperti pujian, tapi tunggu sampai akhir kalimat ya, Sobat.
Contoh: Santun sekali perilakunya, bertanya saja pakai teriak-teriak.
10. Sinisme
Dalam sinisme, kita menyindir secara langsung. Meskipun tanpa memperhalus seperti pada majas ironi, gaya bahasa sinisme tidak dapat serta-
merta disebut kasar.
Contoh: Kakakku pelit sekali, tak mau berbagi penganannya denganku.
11. Sarkasme
Sindiran dalam sarkasme disampaikan secara langsung dan cenderung kasar. Bahkan, sarkasme bisa terdengar seperti hujatan.
Contoh: Kontestan itu suaranya jelek sampai-sampai telingaku sakit dibuatnya.
Penegasan
Gaya bahasa ini bertujuan untuk memperkuat pengaruh dan mendapatkan persetujuan pembaca atau pendengar. Sebagian majas
dan contohnya ada di bawah ini.
12. Pleonasme
Majas pleonasme menggunakan kata-kata dengan makna yang sama. Kesan yang diperoleh memang sepertinya kurang efektif,
tapi memang sengaja dilakukan agar kita mendapatkan efek penegasan yang diinginkan.
Contoh: Berusahalah berhenti terus mengingat sejarah masa lalu.
13. Repetisi
Gaya bahasa ini tampak pada pengulangan yang berkali-kali digunakan. Tujuannya sama, pengulangan dilakukan untuk
menegaskan.
Contoh: Rumah adalah tempat yang paling nyaman, rumah juga menjadi tempat bernaung dari panas dan hujan.
14. Retorika
Majas retorika berbentuk kalimat tanya. Sobat tentu sudah tahu bahwa kalimat tanya retorika tak
memerlukan jawaban. Iya, tujuan kalimat tanya tersebut memang untuk membuat penegasan.

Contoh: Siapa yang tak ingin kuliah di kampus terbaik?

15. Paralelisme
Lumrah digunakan dalam puisi, majas paralelisme ditunjukkan oleh pengulangan kata. Meskipun
diulang-ilang, definisi kata tersebut tak sama antara satu dengan lainnya. Anafora adalah
pengulangan di bagian awal kalimat, sedangkan epifora adalah pengulangan di bagian akhir kalimat.
Cinta itu sabar.
Cinta itu lemah lembut.
Cinta itu memaafkan.
Cinta itu tidak serakah.
Kasih itu penyabar.
Kasih itu tidak pernah marah.
Kasih itu selalu mengerti.
Yang terbaik itu cinta.
Yang terkasih itu cinta.
Yang paling sempurna itu cinta.
Perempuan paling hebat itulah ibuku.
Perempuan yang penuh kasih sayang itulah ibuku.
Perempuan yang penuh pengertian adalah ibuku.
Perempuan paling sempurna adalah ibuku.

Anda mungkin juga menyukai