Anda di halaman 1dari 7

MUATAN LOKAL

“TUTER”

Disusun oleh :
Rasikhah Marjanah

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUMBAWA


SMA NEGERI SUMBAWA BESAR
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Tuter Samawa

Tuter merupakan salah satu bagian dari faktor atau hasil kreativitas para tau samawa
( Orang Sumbawa ) pada zaman dahulu yang disampaikan secara turun-temurun hingga ke
generasi saat ini.

Tuter > Cerita

Tuter, batuter, dalam bahasa samawa ( Sumbawa ) artinya bercerita. Tuter biasanya
disebut sebagai cerita rakyat yang umumnya disampaikan secara lisan oleh seseorang kepada
orang lain atau pendengarnya. Tuter juga berarti menceritakan dongeng, sering
digunakan/disampaikan seorang ibu ketika hendak menidurkan anaknya. Fungsinya untuk
menghibur juga sebagai sarana mendidik anak dengan cara menceritakan kejadian dengan
peran tokoh yang di anggap baik.

Tuter dikalangan masyarakat Samawa biasanya sering juga digunakan dalam acara-
acara tertentu. Berbagai macam tuter atau cerita rakyat Samawa yang disampaikan ada
beberapa macam, diantaranya seperti cerita-cerita lucu, dongeng, dan berbagai legenda.
Kegiatan batuter ( Bercerita ) tersebut berfunngsi untuk menghibur pendengarnya. Pendengar
juga secara tidak langsung mendapatkan nasihat- nasihat dari dalam tuter tersebut.

Beberapa contoh tuter yaitu :

> Tuter lucu :

- Tau Arab ke Onta


- Tato Luna Maya
- Mate Lampu

> Tuter sejarah / dongeng / legenda :

- Tanjung Menangis
- Lala Buntar / Lala Bunte
- Ai Mangkung
- Lala Sri Menanti
Contoh Tuter :

"Sate Barenang Lasap"

Ada sopo cerita bapak ke anak de nonda boat len, ta lasap-lasap bae dadi boat saruntung ano,
saruntung waktu, saruntung katemung biwir bao ke biwir bawa pasti lasap hasil na. Luk
merang...

Sopo petang kira kapusan mo ke perangai mesa, mang tunung dalam pengangan na sate man
mo lasap. "Barenang lasap, sekali man lasap tetap man lasap. Hidup Lasap!!" ( Ihh ba
semboyan apa dean rua).

Bapak : " We anak e, boe mo serea tau desa ta ya to luk kita tau lasap. Sate mo ku
barenang lasap aku anak e..."

Anak : " Ba nan ide balong nan bapak. Mara ling Haji Rasyid, lamen sate man mo lasap alo
temung sopo tau loka pang poto desa ana ling."

Bapak : " Aee?? Nakutin siapa? Eh siapa takut!! Nawar jaga tu alo ae."

Ete pene nawar jaga alo temung diri loka nan. Saran diri loka nan ne suru alo nyembir bapak
ke anak ta lako berang.

Kadu ka berari bapak ke anak ta, belabar dapat berang. Dunung dapat anak, terus nyembir.
Ka sengara ode mang ada lis, rena ntek bao teming rena ya lokek punti teres ya kakan. ( ampa
kelupa sempe punti dalam pecikang, ka sio punti muntu ziarah lebaran. Mata nya rogaa...)

Ya gita mo ling bapak ta, kaling beling bapak.

Baoak : "Ih anak... Kuda mu les kales dalam ai lengkap ke punti apa mu kau nan?" ( heran
bin takjub bapak ta koah).

Anak : "Wee bapak e... Lampa dalam ai ana penoo tau bedagang, yam amat seketeng ne
bapak." ( Hmm... Nopoka roa ilang lasap nan )

Bapak : "Ado nyeta, iya ke? Coba aku kadu" ( teris nyembir nuntang, kena oanv mao, boe
bentung bonyal idung mata ne. Les kales dalam ai rena ngerang ngaro )

Kemelas anak ya gita muka bapak ta, kaling ya tanya mo.

Anak : "Astagaaa bapak. Kuda idung mata sia nan? Yam pelam busit ya gigil ling bukal
alee...”
Bapak : " Man peno seda mu! Gara-gara kau deta, punti tau nan mu ete nosi mu bayar. Kaling
ya pukil aku ling tau bedagang ndalam ai ana, semata mo...”

( Aidaa sekali lasap tetap lasap ampa, Hidup Lasapp!!! )

Ayam numpu dea ranga bao batir

Tumpu sange ta mo tu batuter.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terjemahan :

"Ingin Berhenti Berbohong"

Ada satu cerita bapak dan anak yang tidak memiliki/punya pekerjaan lain, selain berbohong
setiap hari, setiap waktu, setiap bibir atas dan bibir bawah ketemu maka hasilnya mereka
akan berbohong. Ngeri sekali...

Satu malam, mungkin bosan dengan sifatnya sendiri, tiba-tiba tumbut perasaan/keinginan
untuk berhenti berbohong. "Berhenti bohong, sekali berhenti tetap berhenti. Hidup bohong!!"
( Ih semboyan apa yang kayak gitu ).

Bapak : " Anakku, semua orang dikampung sudah tau kalau kita sering berbohong. Bapak
ingin berhenti berbohong anakku..."

Anak : " Itu ide bagus pak. Kata Haji Rasyid kalau kita ingin berhenti bohong pergi temui
satu orang tua di ujung kampung."

Bapak : " Apa?? Nakutin siapa? Eh siapa takutt!! Besok pagi kita pergi ya."

Singkatnya, keesokan pagi mereka pergi menemui orang tua yang ada di ujung kampung.
Saran dari orang tersebut untuk bapak dan anak itu mereka harus loncat ke sungai .

Tidak berpikir lama bapak dan anak itu berlomba untuk pergi ke sungai. Anaknya sampai
terlebih dahulu dan langsung loncat ke sungai. Tidak lama kemudian anak tersebut keluar dan
naik ke darat sambil mengupas pisang dan langsung memakannya. ( ternyata dia lupa
mengeluarkan pisang yang ada di dalam sakunya disaat lebaran ). Asliiii!!!!

Terus dilihat oleh bapaknya dan berkata.

Bapak : “ Ih anak … kenapa kamu keluar dari dalam air lengkap dengan pisang segala?
( heran nan takjub bapak itu melihat anaknya )

Anak : “ Astaga bapak… ternyata didalam air sana banyak pedagang, seperti di pasar
seketeng bapak.” ( Hmm… ternyata bohongnya belum bias hilang ).

Bapak : “ Masa sih? Biar aku yang mencobanya “ ( Tanpa berpikir panjang bapaknya pun
langsung loncat dan ternyata airnya dangkal, mukanya pun babak belur dan ia
langsung keluar sambil menahan rasa sakitnya ).

Anaknya pun terkejut sambil melihat muka bapaknya dan berkata.

Anak : “ Astagaaa bapak. Kenapa dengan muka mu? Seperti mangga yang digigit oleh
kelelawar…”

Bapak : “ Jangan banyak bicara!! Ini gara-gara pisang yang kamu ambil tapi tidak kamu
bayar. Jadinya aku yang dipukuli oleh pedagang yang ada didalam air sana”.

( Sekali berbohong tetap berbohong… Hidup Bohong ).

Anda mungkin juga menyukai