Anda di halaman 1dari 5

Lanjutan jawaban Majas Perbandingan, Majas Pertentangan, Majas

Pertautan, dan Majas Perulangan

A. Majas Perbandingan
11. Majas Simbolik
Majas simbolik adalah gaya bahasa perumpamaan yang menggambarkan “suatu
keadaan” dengan menggunakan “benda sebagai simbolnya”.
Contohnya:
- “Matahari”= merupakan simbol penerangan.
- “Parasit”= simbol dari orang yang menyusahkan.
12. Majas Eponim
Majas eponim adalah gaya bahasa yang mengumpamakan sesuatu dengan
mengambil sifat yang dimiliki oleh seseorang yang terkenal.
Contohnya:
- Akhirnya, Nike Ardila datang juga.
- Kau terlalu Lucinta Luna untuk aku cintai.
13. Majas Alusio
Majas alusio adalah gaya bahasa yang mengungkapkan pernyataan secara kias,
namun hanya sebagian saja karena masyarakat dianggap sudah tahu maknanya. Dengan
kata lain, sudah sering di dengar.
Contohnya:
- Setinggi apa pun ilmu, kau harus tetap menjadi padi. “Semakin berisi, padi semakin
merunduk"
- Kalau harganya di tawar terus-menerus seperti ini, daganganku lebih besar pasak dari
pada tiangnya “Lebih banyak upaya atau uang yang harus dikeluarkan daripada
keunggulan atau keuntungan yang di dapatkan”
14. Majas Antonomasia
Majas antonomasia adalah gaya bahasa yang menggunakan ciri fisik sebagai
panggilan.
Contohnya:
- Si gendut
- Si kurus
15. Majas Perifrasis
Majas perifrasis adalah gaya bahasa yang menggunakan penguraian. Yaitu satu kata
diganti dengan kalimat yang mengandung arti sama.
Contohnya:
- Pagi= Fajar berdenyar di timur.
- Sore= Senja menjaga di hadapan kita.
16. Majas Depersonifikasi
Depersonifikasi ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat suatu benda tak
bernyawa pada manusia atau insan. Biasanya memanfaatkan kata-kata: kalau, sekiranya,
jikalau, misalkan, bila, seandainya, seumpama.
Contohnya:
- Kalau engkau jadi bunga, aku jadi tangkainya.
- Kalau saja kamu jadi buku, aku pasti jadi kertasnya
17. Majas Pleonasme
Pleonasme adalah penggunaan kata yang mubazir yang sebesarnya tidak perlu.
Contohnya:
- Capek mulut saya berbicara.
- Ari memajukan mobilnya ke depan untuk menghindari tubrukan.

B. Majas Pertentangan
7. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah jenis majas pertentangan yang menggunakan ungkapan yang
dilebih-lebihkan, padahal maknanya biasa-biasa saja.
Contohnya:
- Jakarta dilanda musibah akibat sampah yang menggunung.
- Teriakannya menggelegar membelah angkasa.
8. Majas Paronomasia
Paronomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang berisi penjajaran kata-
kata yang sama bunyinya, tetapi berlainan maknanya.
Contohnya:
- Bisa ular itu bisa masuk ke sel-sel darah.
- Kembang yang kutanam dulu, kini telah berkembang.
9. Majas Zeugma
Zeugma ialah gaya bahasa yang menggunakan dua konstruksi rapatan dengan cara
menghubungkan sebuah kata dengan dua atau lebih kata lain
Contohnya:
- Kami sudah mendengar berita itu dari radio dan surat kabar.
- Perlu saya ingatkan, Paman saya itu peramah dan juga pemarah.
10. Majas Satire
Satire ialah gaya bahasa sejenis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik
sosial baik secara terang-terangan maupun terselubung.
Contohnya:
- Jemu aku dengan bicaramu.
- Apa saat ini harga garam disni terlalu mahal? Ayam goring ini taka da rasanya sama
sekali
11. Majas Inuendo
Inuendo ialah gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengecilkan kenyataan
yang sebenarnya.
Contohnya:
- Dia memang baik, cuma agak kurang jujur.
- Masalah sepele saja kamu mengeluh, bagaimana mau jadi pemimpin?
12. Majas Silepsis
Silepsis kata yang dipergunakannya itu secara gramatikal benar, tetapi kata tadi
diterapkan pada kata lain yang sebenarnya mempunyai makna lain.
Contohnya:
- Ia sudah kehilangan topi dan semangatnya.
- Lelaki itu menatap istrinya dengan matanya, hatinya, dan perasaannya
13. Majas Antifrasis
Antifrasis ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan sebuah kata
dengan makna kebalikannya. Berbeda dengan ironi, yang berupa rangkaian kata yang
mengungkapkan sindiran dengan menyatakan kebalikan dari kenyataan, sedangkan pada
antifrasis hanya sebuah kata saja yang menyatakan kebalikan itu.
Contohnya:
- Lihatlah sang raksasa telah tiba (maksudnya si cebol).
- Lihatlah orang tercantik di desa ini sudah datang (maksud dari kalimat ini adalah orang
yang terjelek di kampungan).
14. Majas Klimaks
Klimaks ialah gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin
mengandung penekanan atau makin meningkat kepentingannya dari gagasan atau
ungkapan sebelumnya.
Contohnya:
- Hidup kita diharapkan berguna bagi saudara, orang tua, nusa bangsa, dan negara.
- Mulai dari jam 2 siang sampai jam 4 sore aku menunggumu didepan sekolah.
15. Majas Apostrof
Apostrof ialah gaya bahasa yang berupa pengalihan amanat dari yang hadir kepada
yang tidak hadir.
Contohnya:
- Wahai dewa yang agung, datanglah dan lepaskan kami dari cengkeraman durjana.
- Sepatu, sepatu baruku yang cantik. Kamu akan tampak hebat dengan rok kotak-kotak
hitamku.

C. Majas Pertautan
8. Majas Eufimisme
Majas eufimisme adalah majas yang mengungkapkan suatu hal yang terasa tabu
untuk dikatakan dan menggantinya dengan istilah yang lebih halus agar tidak
menyinggung yang bersangkutan.
Contohnya:
- Gadis tunawisma tersebut berhasil mendapatkan beasiswa sekolah menengah.
(Tunawisma sebagai sebutan orang yang tidak memiliki tempat tinggal).
- Pramuniaga di toserba itu ternyata anak dari petani sukes yang belum dapat pekerjaan
tetap. (Pramuniaga adalah pelayan toko atau warung).
9. Majas Erotesis
Erotesis ialah gaya bahasa yang berupa pertanyaan yang tidak menuntut jawaban
sama sekali.
Contohnya:
- Tegakah membiarkan anak-anak dalam kesengsaraan?
- Memangnya dengan berkhayal bisa menjadi kenyataan?
10. MajasAntonomasia
Antonomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan gelar
resmi atau jabatan sebagai pengganti nama diri.
Contohnya:
- Kepala sekolah mengundang para orang tua murid.
- Ternyata si botak ingin menjadi polisi.
11. Majas Paralelisme
Paralelisme ialah gaya bahasa yang berusaha menyejajarkan pemakaian kata-kata
atau frase-frase yang menduduki fungsi yang sama dan memiliki bentuk gramatikal yang
sama.
Contohnya:
- Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus diberantas.
- Kau berkertas putih. Kau bertinta hitam.
12. Majas Gradasi
Gradasi ialah gaya bahasa yang mengandung beberapa kata (sedikitnya tiga kata)
yang diulang dalam konstruksi itu.
Contohnya:
- Kita harus membangun, membangun jasmani dan rohani, rohani yang kuat dan tangguh,
dengan ketangguhan itu kita maju.
- Suaramu begitu merdu. Merdu bagaikan kicauan burung di pagi hari.
13. Majas Asindeton
Asindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau suatu konstruksi
yang mengandung kata-kata yang sejajar, tetapi tidak dihubungkan dengan kata-kata
penghubung.
Contohnya:
- Ayah, ibu, anak merupakan inti dari sebuah keluarga.
- Saya datang, saya melihat, saya menang.
14. Polisindeton
Polisindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau sebuah konstruksi
yang mengandung kata-kata yang sejajar dan dihubungkan dengan kata-kata
penghubung.
Contohnya:
- Pembangunan memerlukan sarana dan prasarana juga dana serta kemampuan pelaksana
-.Kamu suka buah mangga atau jeruk atau apel?

D. Majas Perulangan
11. Majas Antanaklasis
Majas antanaklasis adalah bentuk majas yang memiliki pengulangan kata yang sama
tetapi berbeda maksudnya.
Contohnya:
- Angga membawa kembang untuk kembang desa yang di pujanya.
- Paman selalu membawa buah tangan untuk anak buahnya di kantor.
12. Majas Aliterasi
Majas aliterasi adalah ungkapan gaya bahasa berupa kata-kata yang memiliki penggalan
kata yang sama pada suku kata yang pertama.
Contohnya:
- Lelaki itu begitu tampan laksana pangeran padang pasir.
- Lembaga zakat dan Infaq sodaqoh itu memiliki jargon “sehari seribu saja” untuk
memulai berinfak mulai dari hal yang terkecil.
13. Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebih-lebihan
dengan tujuan penegasan terhadap suatu arti kata.
Contohnya:
- Kami memiliki lift ke atas.
- Aku berenang di air yang basah.
14. Majas Pararelisme
Majas pararelisme adalah ungkapan gaya bahasa yang menyatakan suatu hal dengan
menunjukkan sebuah kesejajaran antara dua hal.
Contohnya:
- Baik tua maupun muda tetap berkewajiban mengikuti acara tahunan yang di
selenggarakan oleh apparat desa.
- Dalam urusan kegiatan ekonomi, peran produsen dan konsumen merupakan sesuatu hal
yang sangat vital

Anda mungkin juga menyukai