Anda di halaman 1dari 6

Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia


Prodi : Akuntansi Reguler pagi
Materi : Gaya Bahasa/Majas
Kelompok :2
Anggota Kelompok : 1. Sani Nur Rohimah (206200002)
2. Restu Rahmatun Nisa (206200007)
3. Ruslan Nurdiansyah Hilman (206200008)
4. Sri Wahyuni (206200023)

A. Majas penegasan, merupakan majas yang menyampaikan suatu hal


yang menegaskan atau bersifat mengajak, mempengaruhi, atau meyakinkan
pembaca. Majas penegasan dibagi menjadi :

a. Majas apofasis merupakan gaya bahasa yang digunakan dimana penulis atau
pengarang menegaskan sesuatu tetapi tampak menyangkal
Contoh :
Sedih rasanya aku harus mengatakan ini, namun demi kebahagiaan kita berdua aku
ingin kita berteman saja.
b. Majas pleonasme adalah majas yang berfungsi untuk menegaskan arti suatu
kalimat dengan menambahkan frasa yang berlebihan.
Contoh :
Supir itu menepikan kendaraannya ke pinggir karena ada masalah dengan mesin.
c. Majas Repetisi adalah perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu
kalimat.
Contoh :
Dia pasti bisa , aku yakin dia pasti bisa menyelesaikan masalah ini .
d. Majas Pararima adalah majas yang mengulang konsonan awal dan akhir dari suatu
kata atau bagian kata yang berlainan.
Contoh : Para pemuda yang sedang bermain judi itu kocar kacir ketika polisi tiba-
tiba datang menggerebek mereka.
e. Majas Aliterasi merupakan majas dengan melakukan pengulangan konsonan di
awal kata dengan berurutan. Jadi huruf setiap awal kata pada kalimat adalah huruf
yang sama. Biasanya majas aliterasi ini digunakan dalam sebuah puisi.
Contoh :
 Lihatlah langit luruskan langkahmu.
 Susah senang sehidup semati.
f. Majas Paralelisme merupakan Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa,
atau klausa yang sejajar. Biasanya majas ini berada pada puisi atau lirik lagu untuk
mengungkapkan perasaan.
Contoh :
Manusia berkulit hitam
Manusia berkulit putih
Manusia berkulit coklat
Manusia semuanya sama dimata tuhan
g. Majas Tautologi adalah gaya bahasa pengulangan kata dengan menggunakan
sinonimnya atau pengulangan gagasan, pernyataan, atau kata secara berlebihan dan
tidak perlu .
Contoh :
Kita sebagai warga negara yang baik harus bisa menciptakan negara yang
damai , negara yang tanpa pertikaian .
h. Majas Antanaklasis adalah ungkapan yang memakai pengulangan dua kata yang
sama, namun memiliki arti yang berbeda.
Contoh :
Buah tangan yang dibelinya dari luar negeri itu menjadi buah bibir masyarakat.
(Buah tangan artinya oleh-oleh, sedangkan buah bibir artinya
perbincangan/pembicaraan).
i. Majas klimaks adalah mengurutkan sesuatu dari sederhana / kurang penting hingga
komplek / sangat penting.
Contoh :
Baik anak anak , remaja hingga orang tua sangat suka mendengarkan lagu dangdut
.
j. Majas antiklimaks merupakan kebalikan dari majas klimaks itu sendiri , jadi Majas
Antiklimaks adalah mengurutkan sesuatu dari komplek / sangat penting hingga
sederhana / kurang penting.
Contoh :
Mulai dari orang dewasa , remaja bahkan anak anak sangat menyukai lagu dangdut.
k. Majas inversi merupakan majas yang susunannya dibalik dengan menyebutkan
predikat terlebih dahulu, baru kemudian diikuti oleh subjeknya. Yang sebelumnya (
Subjek – Predikat – Objek ) kini diubah urutannya menjadi ( Predikat – Subjek –
Objek ) atau ( Objek – Predikat – Subjek ) dan lainnya.
Contoh :
Dikejar oleh satpol PP, para pedagang kaki lima itu lari tunggang – langgang.
j. Majas retoris merupakan majas yang berupa pertanyaan yang sebenarnya tidak
perlu di jawab.
Contoh : Bukankah membohongi orang tua adalah dosa besar?
Mengapa tidak kau buang saja sampahnya di tempat sampah?
i. Majas ellipsis merupakan majas yang menghilangkan sebagian kata-kata atau
kalimat.
Contoh : Sarah ke kebun untuk melakukan aktivitas membersihkan rumput seperti
Biasanya.
j. Majas koreksio merupakan majas yang digunakan untuk mempertegas suatu
pertanyaan dengan cara membuat pertanyaan pertama yang kemudian pertanyaan
tersebut di koreksi dengan pertanyaan lain.
Contoh : Itu buku milik Rifki? Rifki maksud saya.
Sudah dua jam saya menunggu di sini, ah bukan, sudah tiga jam.
k. Majas polisidenton merupkan majas pengungkapan suatu kalimat atau wacana dan
dihubungkan dengan kata penguhubung beberapa kali.

Contoh : Ayo besok kita piknik ke Cibodas dengan Sarah dengan Rani dengan Rina

Kamu lebih suka es krim coklat atau vanilla atau stroberi?

l. Majas asidenton merupakan majas yang melukiskan beberapa hal secara terurai

tanpa menggunakan kata penghubung.

Contoh : Makan, tidur, bermain adalah kegiatan sehari-hari.

m. Majas interupsi merupakan majas yang digunakan melalui penambahan keterangan

unsur-unsur pada kalimat.

Contoh : Kecelakaan di jalan raya itu terjadi kemarin jam dua siang

n. Majas ekskalamasio merupakan majas yang memakai kata seru untuk penegas.

Contoh : Wah, kenapa ruangan kelas ini, berantakan sekali?

o. Majas enumerasio merupakan majas yang memakai bagian demi bagian secara

keseluruhan agar lebih jelas.

Contoh : Dia akan pergi begitu saja, tanpa pamit, tanpa meninggalkan pesan.

p. Majas preterio merupakan majas yang berupa ungkapan penegasan yaitu dengan

cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.

Contoh : Nanti kamu juga akan tahu siapa dia sebenarnya.

Ini ursan saya, kau tidak perlu tahu apalagi mengganggu.

q. Majas alonim merupakan majas yang memakai varian nama untuk menegaskan.

Contoh : Pak, minta uang untuk membeli mainan baru. (pak/Bapak)

Maaf sus, dimana ruang UGD? (sus/Suster)

r. Majas silepsis merupakan majas penanggungan suatu kata yang memiliki lebih dari

satu makna yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sinfaksis.
Contoh : Dia berpidato dengan menaikan suara dan harapannya.

B. Majas Sindiran

a. Majas Sarkasme
Penyindiran yang menggunakan kata yang terbalik dari maksudnya.
Contoh : 1. Putih bernar wajahmu, sampai bisa di sendoki bedaknya.
2. Jadi koruptor banyak hartanya, kasihan hidupnya di penjara.
b. Majas Ironi
Gaya Bahasa yang menggunakan makna berlainan dari makna sebenarnya yang
ingin di maksud.
Contoh : Luas sekali rumah ini, hingga aku sesak di buatnya. (Luas di sini
bermakna sempit)
c. Majas Satire
Majas untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan / seseorang.
Contoh : percuma saja aku berbicara sampai mulutku berbusa, kalua ternyata
tidak
di dengar juga.
d. Majas Innuedo
Majas yang bermakna mengecilkan hal yang sebenarnya lebih bessar.
Contoh : Dia berhasil naik pangkat dengan sedikit menyuap.
e. Majas Sinisme
Majas yang mengejek secara langsung atau tidak menggunakan ungkapan lain.
Majas sinisme kebalikan dari majas ironi.
Contoh : Wajahmu kumel sekali seperti anak yang tidak terurus.
f. Majas Antifrasis
Majas ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna sebaliknya,
yang bisa saja dianggap sebagai ironi.
Contoh : Dia siswa paling rajin di kelas, masuk sekolah tepat jam 7.05.
C. Majas Pertentangan
a. Majas Paradoks
Majas yang menyatakan sesuatu secara berlawanan/bertentangan .
Contoh : Aku merasa sendirian di tengah keramaian ibu kota ini.
b. Majas Oksimoroh
Majas yang mendapatkan dua antonim dalam suatu hubungan siklaksis.
Contoh : Mereka semua berjanji akan melewati semua ini dalam keadaan suka
maupun duka.
c. Majas Anakronisme
Majas yang bermakna sesuatu yang telah terjadi yang bernilai masa lalu atau
sejarah.
Contoh : Saat setelah dilahirkan, bayi itu lantas bicara dengan ibunya. (mustahil
bayi bisa bicara)
d. Majas kontradiksi Interminus
Majas yang menggunakan pernyataan yang bersifat menghayal yang telah
disebutkan pada bagian sebelumnya.
Contoh : Toko ini buka setiap hari, kecuali hari libur nasional.
e. Majas Antitesis
Majas berupa Bahasa kiasan yang mengadakan konspirasi, perbandingan, antara
lawan kata/antonim.
Contoh : Baik buruknya rupa tidak menjadi ukuran sifat dan karakter seseorang.

Anda mungkin juga menyukai