Anda di halaman 1dari 6

Majas/Gaya Bahasa

Majas adalah bahasa kias yang dapt menghidupkan dan meningkatkan efek atau kesan
menimbulkan konotasi tertentu.
Kesan yang terdapat dalam suatu majas disebabkan adanya perbandingan suatu benda atau hal tertentu
dengan benda atau hal lain yang lebih umum.

Macam-macam majas:
A. Majas perbandingan:
1. Personifikasi adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mengaitkan sifat-sifat manusia pada
benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia atau benda hidup
Contoh:
- Sinar pagi membelai daun.
- Baru 3 km berjalan mobilnya sudah batuk-batuk.
- Burung-burung itu menyanyi dengan riangnya.
- Buih laut menjilat pantai
- Tugas menantikan kita
- Hujan memandikan tanaman
- Margasatwa berpesta pora.

2. Metafora adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar
sifat yang sama atau hampir sama, tanpa kata pembanding seperti atau sebagai di antara dua hal
yang berbeda.

perbandingan antara dua hal atau benda untuk menciptakan suatu kesan mental yang hidup
walaupun tidak dinyatakan secara eksplisit dengan kata-kata pembanding. Jadi, metafora tidak
menggunakan kata pembanding.

Contoh:
- Raja siang telah pergi keperaduannya. ( raja siang = matahari )
- Dewi malam telah keluar dari balik awan. ( dewi malam = bulan )
- Bumi itu perempuan jalang.
- Tuhan adalah warga negara yang paling modern
- Pemuda adalah tulang punggung negara.
- Aku binatang jalang

3. Eufemisme ( ungkapan pelembut ) adalah majas perbandingan yang melukiskan suatu benda dengan
kata-kata yang lebih lembut untuk menggantikan kata-kata lain untuk sopan santun atau tabu-bahasa
(pantang)
Contoh:
- Para tunakarya perlu perhatian yang serius dari pemerintah.
- Pramuwisma bukan orang yang hina.
- Ayahnya sudah dirumahkan sejak 3 bulan lalu.
- Kasihan, anak itu hilang akal setelah kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan.
- Saya akan ke belakang sebentar

4. Sinekdokhe dibedakan menjadi dua yaitu:


a. Pras pro toto adalah majas yang menyebutkan sebagian, tetapi yang dimaksud adalah
seluruhnya.
Contoh:
- Dia mempunyai lima ekor kuda.
- Sudah lama benar tidak tampak batang hidungnya,
- Setiap kepala harus membayar iuran seribu rupiah.
- Di Jakarta dia sudah punya atap.

b. Totem pro parte adalah majas yang menyebutkan keseluruhan, tetapi yang dimaksud sebagian.
Contoh:
- Sekolah ini selalu menjadi juara pertama pertandingan basket antarpelajar.
- Kaum wanita memperingati hari Kartini.
- Indonesia menang 3-0 melawan Malaysia dalam pertandingan sepak bola tadi malam.
1
5. Alegori adalah majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan utuh, perbandingan
itu membentuk kesatuan yang menyeluruh ( majas yang berupa suatu cerita singkat dan mengandung
kiasan atau lambang.
Contoh:
- Hidup ini diperbandingkan dengan perahu yang tengah berlayar di lautan.
Perahu / kapal = rumah tangga
Suami = nahkoda
Istri = juru mudi
Lautan = kehidupan
Topan, gelombang, batu karang, = cobaan/ halangan dalam kehidupan.
Tanah seberang / pantai tujuan = cita-cita hidup
- Hidup ini diumpamakan seperti biduk yang berada di tengah lautan. Oleh karena itu, kita harus
berhati-hati dalam mengemudikannya agar tidak diterjang badai dan topan.

6. Hiperbola adalah majas yang melukiskan dengan mengganti peristiwa atau tindakan
sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat pengertiannya untuk menyangatkan arti ( majas
yang melukiskan sesuatu dengan peristiwa atau tindakan sesungguhnya dengan pernyataan yang
berlebih-lebihan.
Conroh:
.
- Gantungkan cita-citamu setinggi langit.
- Suaranya menggelegar membelah angkasa.
- Air matanya menganak sungai
- Harga barang – barang membubung ke langit.

7. Perumpamaan (simile) / asosiasi Yang dimaksud perumpamaan adalah perbandingan dua hal
yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja dianggap sama. Secara ekspisit perumpamaan
menggunakan kata penghubung seperti, ibarat, bak, bagai, sebagai, umpama, laksana, penaka,
serupa
Contoh
- Wajahnya muram bagai bulan kesiangan.
- Perilakunya seperti binatang.
- Mukanya bagai bulan penuh.

8. Simbolik adalah majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan memperbandingkan


benda-benda lain sebagai simbol atau pelambang.
Contoh:
- Dari dulu tetap saja ia menjadi lintah darat. ( lintah darat = lambang pemeras, pemakan riba).
- Jangan percaya pada buaya darat.

9. Litotes ( hiperbola negatif ) adalah majas yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang
berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnyaa guna merendah diri.
Contoh:
- Perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudera luas.
- Makanlah seadanya.
- Mampirlah ke pondok kami.

10. Alusio adaalah majas yang mempergunakan ungkapan peribahasa, atau kata-kata yang artinya
diketahui umum.
Contoh:
- Ah, dia itu tong kosong nyaring bunyinya.
- Rupanya Ahmad makan tangan hari ini hingga membuat iri teman-temannya.
- Sudah gaharu cendana pula ( sudah tahu bertanya pula. )
- Janda itu tua – tua keladi.

11. Perifrasis adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan menguraikan sepatah kata menjadi
serangkaian kata ( frase ) yang mengandung arti yang sama dengan kata yang digantikan itu.
Contoh:
- Ketika matahari hilang di balik gunung barulah ia pulang.
- Ia telah menyelesaikan sekolahnya pada tahun 2011 kemarin.
- Ayahnya sudah beristirahat buat selama – lamanya.
2
- Mike Tyson mampu mengalahkan lawannya dengan mudah.
- Setiap hari ia memohon pada Tuhan.

12. Metonimia adalah majas yang menggunakan merk dagang atau nama barang untuk melukiskan
sesuatu yang dipergunakan atau dikerjakan sehingga kata itu berasosiasi dengan benda keseluruhan.
Contoh:
- Kemarin ia memakai Fiat , sekarang naik Kijang ( merk mobil )
- Ayah ke Jakarta naik Garuda.
- Ibu naik Honda ke pasar.
- Ayah menyuruh adik untuk membeli Gudang Garam.

13. Antonomasia adalah majas yang meyebutkan nama lain terhadap seseorang berdasarkan ciri
atau sifat yang menonjol yang dimilikinya.
Contoh:
- Si kacamata sudah datang sejak tadi.
- Pak pandir termasuk cerita yang menarik.
- Si jangkung banyak disukai teman – temannya..

14. Tropen adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan sesuatu pekerjaan atau
perbuatan dengan kata-kata lain yang mengandung pengertian yang sejalan dan sejajar.
Contoh:
- Setiap malam ia menjual suaranya untuk nafkah anak dan istrinya.
- Berhari – hari ia terbenam dengan buku.
- Setiap hari kerjanya mengukur jalan.
- Ilusinya menghantarnya ke alam mimpi.

15. Parabel adalah majas dengan menggunakan perumpamaan dalam hidup.


Majas ini terkandung dalam seluruh isi karangan.
Contoh:
- Bhagawat Gita, Mahabarata, Bayan Budiman, cerita Ramayana

B. Majas Sindiran

1. Ironi adalah majas sindiran yang melukiskan sesuatu yang menyatakan sebaliknya dari apa yang
sebenarnya dengan maksud untuk menyindir orang. ( sindiran halus )
Contoh:
- Harum benar sore ini!
- Bagus benar tulisanmu !
- Sungguh rapi kamarmu, banyak baju bergantungan.

2. Sinisme adalah gaya sindiran dengan menggunakan kata-kata agak kasar.( sindiran tajam )
Contoh:
- Itukah yang dinamakan bekerja.
- Sakit telingaku mendengarkan suaramu menyanyi.
- Sepanjang hari makan saja kerjamu.

3. Sarkasme adalah majas sindiran yang terkasar serta langsung menusuk perasaan. Sudah bersifat
mncemooh bahkan kadang – kadang sudah bersifat kutukan.
Contoh:
- Otakmu memang otak udang!
- Cis ! Jijik saya melihat kamu !
- Mau mampus, mampuslah kau, tidak mau mendengarkan nasihat orang.
- Sifatmu seperti kera.
- Anjing kau ! Enyahlah dari sini !

3
C. Majas penegasan

1. Pleonasme adalah majas penegasan yang menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu
dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata
diterangkan.
Contoh:
- Saya telah menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepala saya sendiri
- Tubuhnya berlumuran darah yang berwarna merah.
- Salju putih sudah mulai turun ke bawah.
- Naiklah ke atas, lalu turunlah ke bawah.

2. Repetisi adalah majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mengulang kata atau beberapa
kata berkali-kali, yang biasanya dipergunakan dalam pidato atau dalam karangan prosa.
Contoh:
- Kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai pelindung, kita junjung dia sebagai
pembebas kita.
- Bukan harta kekayaan yang kita harapkan, bukan pangkat dan bukan kedudukan yang kita
inginkan, melainkan kejujuran dan budi pekerti yang tinggi.

3. Pararelisme adalah majas penegasan seperti repetisi tetapi dipakai dalam puisi.
Pararelisme dibagi menjadi:
a. Anafora adalah bila kata atau frase yang diulang terletak di awal kalimat.
Contoh: Kalau `lah diam malam yang kelam
Kalau` lah tenang sawang yang lapang
Kalau`lah lelap orang dilawang
-
b. Epifora adalah bila kata atau frase yang diulang terletak di akhir kalimat atau lirik.
Contoh:
- Kalau kau mau, aku akan datang.
Jika kau kehendaki aku akan datang
Bila kau minta, aku akan datang

Disamping itu, ada pula yang memperlihatkan penggunaan anafora dan epifora dan sekaligus.
Contoh:
- Kami jemu pada lagu
Kami benci pada lagu
Kami runtuh karena lagu
( “Suara dari Sudut Gelita”, oleh Muhammad Ali )

4. Tautologi ( Sinonimi ) adalah majas penegasan yang melukiskan suatu dengan mempergunakan
kata-kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti.atau mengulang sebuah kata
dalam larik atau kalimat.
Contoh:
- Saya khawatir serta was-was akan keselamatannya.
- Terus, teruskan cita – citamu.
- Jangan, jangan sekali-kali kau ulangi perbuatan itu.

5. Simetri adalah majas penegasan yang melukiskan suatu dengan mempergunakan satu kata,
kelompok kata atau kalimat yang diikuti oleh kata, kelompok kata atau kalimat yang seimbang
artinya dengan yang pertama.
Contoh:
- Kakak berjalan tergesa-gesa, seperti orang dikejar anjing gila.

6. Enumerasio adalah majas penegasan yang melukiskan beberapa peristiwa membentuk satu
kesatuan yang dituliskan satu per satu supaya tiap-tiap peristiwa dalam keseluruhannya tampak jelas.
Contoh:
- Angin berhembus, laut tenang, bulan memancar lagi.
- Kubuka surat itu, kubaca, lalu kusobek – sobek dan kucampakkan ke tempat sampah.

4
7. Klimaks adalah majas penegasan dengan menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan
menggunakan urutan kata-kata yang makin lama makin memuncak pengertiannya.
Contoh: -
- Menyemai benih, tumbuh hingga menuainya, aku sendiri yang mengerjakannya.
- Anak-anak, remaja, dewasa datang menyaksikan film “Saur Sepuh.”
- Hujan renyai , rintik, gerimis, makin deras, dan akhirnya bagai dicurahkan dari langit.

8. Antiklimaks adalah majas penegasan dengan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan
urutan kata-kata yang makin melemah pengertiannya.
Contoh:
- Jangankan seribu, atau seratus, serupiah pun tak ada.
- Presiden, para menteri, pembesar – pembesar, dan rakyat semua mendukung kebijakan itu.
- Bahasa Indonesia dipelajari dari PT, SMA, SMP, SD, sampai TK.

9. Retorik adalah majas penegasan dengan mempergunakan kalimat Tanya yang sebenarnya tidak
memerlukan jawaban karean sudah diketahuinya.
Contoh:
- Mana mungkin orang mati hidup kembali?
- Tidakkah semua kita ingin bahagia ?

10. Koreksio adaalah majas penegasan berupa membetulkan (mengoreksi) kembali kata- kata yang
salah diucapkan, baik disengaja maupun tidak,
Contoh:
- Hari ini sakit ingatan , eh … maaf, sakit kepala maksudku.
- Bajunya kemerah-merahan, bukan merah muda yang dipakainya kemarin.

11.Asidenton adalah majas penegasan yang menyebutkan beberapa benda, hal atau keadaan secara
berturut-turut tanpa memakai kata penghubung.
Contoh:
- kemeja, sepatu, kaos kaki, dibelinya di toko itu.
- Bus, truk, sedan, sepeda motor, sepeda semuanya ditahan dan penumpangnya diperiksa satu
per satu.

12. Polisidenton adalah majas penegasan yang menyatakan beberapa benda, orang, hal atau keadaan
secara berturut-turut dengan memakai kata penghubung.
Contoh:
- Dia tidak tahu, tetapi tetap saja ditanyai, akibatnya dia marah-marah.
- Maka apabila sampailah dekat kampung orang, apabila orang empunya kampung itu melihat
akan dia , maka diusirnyalah dengan kayu, maka si Miskin itu pun larilah ia lalu ke pasar.

13. Eklamasio adalah majas penegasan yang memakai kata-kata seru sebagai penegas.
Contoh:
- Amboi, indahnya pemandangan ini!
- Ya Allah, ya Tuhan, lindungilah kami dari bencana.

14. Praeterito adalah majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan menyembunyikan atau
merahasiakan sesuatu dan pembaca harus menerka apa yang disembunyikan itu.
Contoh:
- Tidak usah saya sebut namanya, kamu sudah tahu siapa penyebab kegaduhan itu.
- Hal ini tak usah saya ceritakan lagi, umum sudah mengetahuinya.

15. Interupsi adalah majas penegasan yang mempergunakan kata-kata atau bagian kalimat yang
disisipkan di antara kalimat pokok guna lebih menjelaskan dan menekankan bagian kalimat
sebelumnya.
Contoh:
5
- Aku, orang yang sepuluh tahun bekerja di sini, belum pernah dinaikkan pangkatku.
- Ia , juga teman – temannya telah pergi.

16. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur
tersebut seharusnya ada.
Contoh
- Saya ? ( Sayakah yang kau panggil ? )
- Pergi ! ( Pergilah engkau sekarang )

17. Inversi: / Anastrof adalah majas dengan menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu
kalimat sebelum subjeknya.
Contoh
- Datanglah ia perlahan – lahan.
- Menangislah ia setelah membaca sms itu.

D. Majas pertentangan

1. Antitesis adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kepaduan
kata-kata yang berlawanan arti.
Contoh:
- Cantik atau tidak, kaya atau miskin, bukanlah suatu ukuran nilai seorang wanita.
- Hujan panas, siang malam, pagi sore tak henti- hentinya ia mencari barang yang hilang itu.
- Tua muda, besar kecil, laki perempuan berduyun – duyun datang ke tengah lapangan.

2. Paradoks adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu seolah-olah bertentangan, padahal
maksud sesungguhnya tidak karena objeknya bertalian.
Contoh:
- Hatinya sunyi tinggal di kota Jakarta yang ramai.
- Hartanya banyak tetapi ia miskin.
- Teman akrab ada kalanya menjadi musuh dalam selimut.

3. Okupasi adalah majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan, tetapi kemudian
diberi penjelasan atau diakhiri dengan kesimpulan.
Contoh :
- Merokok itu merusak kesehatan, akan tetapi si perokok tak dapat menghentikan
kebiasaannya. Maka muncullah pabrik-pabrik rokok karena untungnya banyak.

4. Kontradiskio interminis adalah majas pertentangan yang memperlihatkan tangan


dengan penjelasan semula
Contoh:
- Semua murid kelas ini hadir, kecuali si Hasan yang sedang ikut jam
- Semua bukunya telah disampul, hanya buku sejarah yang belum.
- Semua anaknya menjadi sarjana, kecuali anaknya yang nomor 2.

5. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian antara peristiwa dengan waktunya.


Contoh :
Sitti Nurbaya digambarkan sosok gadis modern membawa laptop, Hp, bajunya tank top , gaya
rambutnya punk , dan mengendarai Mio pergi ke kampus.

Anda mungkin juga menyukai