Advertisement
Majas-macam majas dalam materi kali ini akan menguraikan berbagai macam contoh majas yang
ada dalam perbendaharaan majas bahasa Indonesia. Secara garis besar, majas terbagi menjadi
beberapa kelompok. Masing-masing kelompok tersebut terbagi lagi menjadi beberapa macam majas.
Sepanjang yang kami amati, terdapat sekitar 59 macam majas yang tersebar dalam masing-masing
kelompok tersebut. Sangat banyak memang dan semuanya memiliki gaya, karakteristik, serta fungsi
yang berbeda ketika diterapkan dalam karya sastra. Nah, pada kesempatan ini semua macam itulah
yang akan uraikan untuk Anda.
Majas terbagi menjadi 4 macam kelompok besar, yaitu; majas perbandingan, sindiran, penegasan,
dan pertentangan. Berikut ini adalah masing-masing penjelasan kelompok majas tersebut:
1. Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah majas yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu dengan menggunakan
ungkapan yang bertentangan dengan makna yang sebenarnya. Berikut ini adalah macam-macam
majas pertentangan dan contohnya:
Majas Paradoks: Majas paradoks adalah ungkapan pernyataan tentang dua hal yang
Majas Antitesis: Majas antitesis adalah majas yang berupa paduan dua kata yang
Majas Kontradiksi Interminus: Majas kontradiksi interminus adalah majas yang berisi
pernyataan yang sifatnya menyangkal hal yang telah disebutkan pada bagian
sebelumnya. Contohnya: Semua benda terselamatkan, kecuali boneka kesayangan Fitri
yang hanyut terbawa banjir.
antara peristiwa dengan waktu. Contohnya: Para Pandawa lupa menyalakan GPS ketika
tersesat di hutan Wanamarta.
2. Majas Penegasan
Majas Penegasan adalah majas yang menggunakan kata-kata kiasan untuk menyatakan penegasan
dengan maksud meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Berikut
ini adalah macam-macam majas penegasan dan contohnya:
Majas Apofasis: Majas Apofasis adalah majas yang menegaskan sesuatu dengan cara
Majas Pleonasme: Majas Pleonasme adalah majas yang menambahkan keterangan pada
Majas Repetisi: Majas Repetisi adalah majas yang berisi perulangan kata, frasa, dan klausa
yang sama pada suatu kalimat yang dianggap penting untuk memberikan
penekanan. Contohnya: dari balik puing itu, dari balik gosong nyeri dari balik abu dan
tulang-tulan ini cepat temukan kata.
Majas Pararima: Majas Pararima adalah majas yang mengulang konsonan di awal dan akhir
kata atau bagian kata yang berlainan. Contohnya: Dari balik bilik, dadaku bergetar getir.
Majas Aliterasi: Majas Aliterasi adalah majas yang mengulang bunyi konsonan pada awal
kata secara berurutan. Contohnya: Cicak itu, cintaku, berbicara tentang kita, yaitu nonsens.
Majas Paralelisme: Majas paralelisme adalah majas perulangan yang disusun dalam baris
yang berbeda. Contohnya: Hati ini biru, Hati ini lagu, Hati ini debu.
Majas Tautologi: Majas Tautologi adalah majas yang terdiri dari pengulangan kata dengan
Majas Antanaklasis: Majas Antanaklasis adalah majas yang cara pengungkapannya dengan
mengulang kata yang sama, namun maknanya berlainan. Contohnya: Tanggal-tanggal yang
tanggal itu kini tinggal berapa?
Majas Klimaks: Majas klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut
Majas Anti Klimaks: Majas Anti Klimaks adalah majas yang berisi pernyataan tentang
beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan urutan kata-kata yang makin lama
bertambah lemah pengertiannya. Contohnya:Jangan seribu atau seratus, serupiah pun aku
tak punya.
Majas Inversi: Majas inversi adalah majas yang di dalamnya terdapat pengubahan susunan
Majas Retoris: Majas Retoris adalah majas yang berupa kalimat tanya yang jawabannya
Majas Elipsis: Majas Elipsis adalah majas yang menghilangkan suatu unsur
Majas Polisindeton: Majas Polisindeton adalah majas yang menyebutkan beberapa hal
Majas Asindeton: Majas Asindeton adalah majas yang menyebutkan beberapa hal secara
Majas Interupsi: Majas Interupsi adalah majas yang menyisipkan keterangan tambahan di
antara unsur-unsur kalimat. Contohnya: Salah seorang mahasiswanya, yang saat itu diberi
tugas menulis cerita pendek, menulis tentang seorang laki-laki yang tidak bisa melupakan
cerita cinta pertamanya dan rela menunggu selama 51 tahun, 9 bulan, dan 4 hari untuk
mendapatkannya lagi.
Majas Eksklamasio: Majas Eksklamasio adalah majas yang menggunakan kata seru untuk
penegas. Contohnya: Wah, tidak kusangka, engkau dapat juga menjadi juara kelas.
Majas Enumerasio: Majas Enumerasio adalah adalah majas yang berisi ungkapan
penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan. Contohnya: Laut
tenang. Di atas permadani biru itu tampak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-
lahan. Angin berhembus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-
bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang harmonis. Itulah
keindahan sejati.
Majas Preterito: Majas Preterito adalah majas yang berupa ungkapan penegasan dengan
Majas Alonim: Majas Alonim adalah majas yang menggunakan varian dari nama untuk
dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.Contohnya: Susah memang berurusan
dengan si kepala batu. ("Kepala Batu" asosiasi tetap "Kepala" dan "Batu").
Majas Silepsis: Majas Silepsis adalah majas berupa penggunaan satu kata yang mempunyai
lebih dari satu makna dan yang berfungsi lebih dari satu konstruksi sintaksis. Contohnya: Ia
telah kehilangan topi dan semangatnya.
Majas Zeugma: Majas Zeugma adalah majas silepsis yang menggunakan kata yang tidak
logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat
yang rancu. Contohnya: Ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat.
3. Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas yang berisi kata-kata berkias sebagai pernyataan sindiran untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Berikut ini adalah
macam-macam majas sindiran:
Majas Innuendo: Majas Innuendo adalah majas sindiran yang bersifat mengecilkan fakta
yang sesungguhnya. Contohnya: Dia menjadi polisi yang sukses dan terhormat berkat uang
sogokan ketika tes masuk.
Majas Satire: Majas Satire adalah majas yang mengungkapkan suatu hal dengan
menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi untuk mengecam atau menertawakan gagasan,
kebiasaan, dan sebagainya. Contohnya: Kalau ada orang yang bermimpi memiliki mobil,
tapi tidak pernah berusaha bagaimana mendapatkan mobil, itulah kamu: Siput yang ingin
berlari seperti kinjang!
Majas Sinisme: Majas sinisme adalah majas sindiran yang menggunakan kata-kata
sebaliknya, seperti ironi tetapi kasar. Contohnya: Tak berkata pun aku sudah bosan
mendengarkan ocehanmu.
Majas Sarkasme: Majas sarkasme adalah majas sindiran yang sangat kasar dan
menyakitkan. Contohnya: Dasar buaya, seenaknya kau perlakukan aku. Dasar gajah, tak
lihat kah kau aku berdiri di depanmu.
Majas Ironi: Majas ironi adalah majas sindiran yang menyatakan sebaliknya dari apa yang
sebenarnya dengan maksud untuk menyindir orang.Contohnya: Indah benar rapormu dihiasi
dengan warna merah.
4. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah adalah majas yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan
kesan dan juga pengaruhnya terhadap pendengar dan pembaca. Berikut ini macam-macam majas
perbandingan:
Majas Asosiasi: Majas asosiasi adalah majas yang membandingkan sesuatu dengan
keadaan lain karena persamaan sifat. Contohnya:Wajahnya bagai pinang dibelah dua.
Majas Simbolik: Majas Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan
Majas Eponim: Majas Eponim adalah majas perbandingan yang dipergunakan seseorang
untuk menyebutkan suatu hal atau nama dengan menghubungkannya dengan sesuatu
berdasarkan sifatnya. Contohnya:Anak tuan rumah yang kecantikannya khas Cleopatra itu
juga mencintai saya.
Majas Perifrasa: Majas Perifrasa adalah majas yang mirip dengan pleonasme, yaitu
mempergunakan kata lebih banyak dari yang diperlukan. Perbedaannya terletak dalam hal
bahwa kata-kata yang berkelebihan itu sebenarnya dapat diganti dengan satu kata
saja. Contohnya: Ia telah beristirahat dengan damai.
Majas Parabel: Majas Parabel adalah majas cerita yang berisi perumpamaan/kiasan yang
Majas Fabel: Majas Fabel adalah majas yang berisi cerita singkat yang mengilustrasikan
Majas Disfemisme: Majas Disfemisme adalah majas yang sengaja menggunakan kata-kata
yang mengandung makna lebih tajam untuk menimbulkan rasa simpati atau antipati bagi
pendengarnya. Contohnya:Bolehkah saya meminta izin untuk kencing sebentar?.
Majas Eufimisme: Majas Eufemisme adalah majas dengan cara menggantikan kata-kata
yang dipandang kurang pantas atau kasar dengan kata-kata yang dianggap lebih pantas atau
halus. Contohnya: Oknum perwira polisi itu diberhentikan dengan tidak hormat dari
kepolisian karena melakukan tindak korupsi.
Majas Totem pro parte: Majas totem pro parte adalah majas yang menyebutkan
Majas Pars pro toto: Majas Pars pro toto adalah majas yang melukiskan sebagian untuk
menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa sebagai manusia. Contohnya: Jika aku
bunga, engkau kumbangnya.
Majas Personifikasi: Majas personifikasi adalah majas perbandingan yang melukiskan suatu
benda mati seolah-olah hidup. Contohnya: Padi menunduk mengucapkan selamat pagi.
Majas Hiperbola: Majas hiperbola adalah ungkapan atau kiasan yang dibesar-besarkan atau
Majas Litotes: Majas litotes adalah majas yang mengandung pernyataan yang dikecil-
Majas Hipokorisme: Majas Hipokorisme adalah penggunaan nama timangan atau kata yang
Majas Metominia: Metonimia adalah sejenis majas yang mempergunakan nama sesuatu
barang untuk sesuatu yang lain yang berkaitan erat dengannya. Contohnya: Umar pergi ke
Bogor memakai Honda.
Majas Aptronim: Majas Aptronim adalah majas dengan cara melekatkan nama khas pada
Majas Antonomasia: Majas Antonomasia adalah majas yang menggunakan nama diri, gelar
resmi, atau jabatan untuk menggantikan nama diri. Contohnya: Menteri PU akan
meresmikan jalan Lingkar Nagreg, Jawa Barat.
Majas Sinestesia: Majas Sinestesia adalah proses perubahan makna yang terjadi sebagai
akibat pertukaran tanggapan antardua indera yang berbeda.Contohnya: Senyuman gadis itu
manis sekali.
Majas Antropomorfisme: Majas Antropomorfisme yang menggunakan kata atau bentuk lain
yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia. Contohnya: Lidah-lidah
lonceng memukul sunyi.
Majas Metafora: Majas Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara
langsung berupa perbandingan analogis. Contohnya: Raja Hutan telah siap untuk
menerkam.
Majas Simile: Majas Simile adalah majas yang membandingkan dua hal yang pada
hakikatnya berbeda namun dianggap sama. Contohnya: Bagai pungguk yang merindukan
bulan.
Majas Alusio: Majas Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada suatu
hal/peristiwa atau suatu tokoh. Contohnya: Jika gempa terjadi, kami teringat bencana
tsunami yang telah memorak-porandakan segalanya
Majas Alegori: Majas alegori adalah majas perbandingan yang memperlihatkan suatu
perbandingan yang utuh. Contohnya: Suami sebagai nahkoda, istri sebagai juru mudi.