Anda di halaman 1dari 4

MAJAS PERSONIFIKASI / DIPERSONIFIKASI

Secara umum, majas personifikasi kemudian memiliki definisi sebagai suatu


gaya bahasa yang indah yang digunakan untuk mengungkapkan maksud tertentu
dari penulis terhadap karya tulisnya dengan memberikan sifat insani (sifat
manusia) terhadap benda mati yang dalam kehidupan atau dunia nyata, benda
tersebut tidak memiliki sifat insani tersebut. 
Contoh :
Selimut memelukku sepanjang malam.
Pohon kelapa melambai mengucap selamat malam.
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang.

MAJAS LITOTES
Menurut Keraf (2010, hlm. 132) Majas lilotes ialah gaya bahas yang digunakan
untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh :
Mana mau dia melirik wajah pas-pasan sepertiku.
Aku hanya punya sepatu jebol ini untuk ke sekolah.
Apalah saya hanya punya handphone kentang.

MAJAS HIPERBOLA
Majas Hiperbola merupakan sebuah majas yang dapat mengekspresikan sesuatu
dengan kesan berlebihan dan bahkan dapat membandingkan sesuatu yang tidak
masuk akal.
Contoh :

 Dia terbiasa menjadi tulang punggung keluarganya.


 Lisa setengah mati senang karena dia mendapat lotre.
 Dodi menangis sampai air matanya habis dan matanya bergemruh karena
telah kehilangan barang berharganya.

MAJAS ASOSIASI
Majas Asosiasi merupakan kerja sama di mana ekspresi digunakan dengan
membandingkan dua objek yang berbeda. Namun, dianggap sama dengan
memberikan kata sambung seperti, suka atau serupa.
Contoh :

 Dia tidak muncul di bumi untuk waktu yang lama.


 Seperti tidak ada gading yang belum retak, tidak ada orang yang
sempurna.
 Nasib Nikita harus berubah seperti roda yang berputar.
MAJAS PARADOKS
Majas Paradoks merupakan sebuah kolaborasi dengan ekspresi yang
membandingkan situasi atau fakta asli dengan situasi yang berlawanan.
Contoh :

 Dia lapar, meskipun dia bekerja di kuliner.


 Dia tersenyum, meskipun hatinya sedih karena kekasihnya.
 Ana masih menangis ketika orang-orang tertawa di sekitarnya.

MAJAS ANTITETIS
Majas Antitesis merupakan yang menggabungkan pasangan kata yang memiliki
makna kontradiktif.
Contoh:

 Ukuran kue yang kecil ini masih terasa enak.


 Tinggi dan rendahnya martabat kita bergantung pada perilaku kita.
 Orang akan menilai yang buruk dan baik dari kita dengan sikap kita
terhadap mereka.

MAJAS EUFINISME
Eufemisme merupakan sebuah bentuk bahasa yang dapat menggantikan kata-
kata dianggap kurang etis atau kurang baik dengan kata-kata halus yang
ekuivalen dan setara yang bermakna.
Contoh :

 Dia adalah seorang cacat pada fisiknya.


 Kita harus membantu orang yang kehilangan tuna grahita.
 Bocah malang itu terlahir tidak memiliki mata.

MAJAS METAFORA
Majas ini merupakan majas yang memakai analogi atau perumpamaan terhadap
dua hal yang berbeda.
Contoh :

 lham ialah bunga desa yang selalu indah.


 Lily selalu menjadi contoh dari perilakunya yang buruk.
 Kita harus tetap waspada dengan dia, karena dia terkenal memiliki sifat
tangan panjang.

MAJAS IRONI
Majas sindiran ini digunakan dengan cara menyembunyikan fakta dan
mengatakan hal yang sebaliknya.
Contoh : Suaranya sangat merdu sekali seperti kaset kusut.

MAJAS SINISME
Majas sinisme ini lebih bersifat mencemooh atas ide atau pemikiran.
Contoh : Kamu sudah pintar ‘kan? Kenapa masih bertanya kepada aku?

MAJAS SARKASME
Majas ini bisa dikatakan sebagai sindiran yang kasar.
Contoh : Putih benar wajah kamu, sampai bisa aku sendoki bedaknya.

MAJAS PLEONASMA
Majas yang menambahkan keterangan pada kalimat yang sudah jelas
(sebenarnya tidak diperlukan).
Contoh: Dia sudah turun ke bawah.

MAJAS REPETISI
Majas ini merupakan pengulangan kata, frasa, atau klausa untuk mempertegas
maksudnya.
Contoh: Awas, tunggu kedatanganku besok! Tunggu!

MAJAS RETORIKA
Retoris adalah majas yang berupa pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu
dijawab. Karena jawaban atau maksud si penanya sudah terkandung dalam
pertanyaan tersebut.
Contoh: Untuk apa kita berperang, bukankah sebaiknya kita berdamai?

MAJAS PARALELISME
Paralelisme adalah majas yang mengulang kata di setiap baris yang sama dalam
satu bait di dalam penggunaan puisi.
Contoh: Kau berkertas putih. Kau bertinta hitam.

MAJAS METONIMIA
Majas Metonimia merupakan majas yang menggunakan gaya bahasa dengan
menggabungkan merek atau untuk merujuk pada hal-hal yang lebih umum.
Contoh :

Saya suka menghisam rokok gudang garam.


 Dulhia menyuruhku untuk membeli rokok Super Djarum.
 Untuk menghindari mabuk perjalanan, minumlah Antimo sebelum
bepergian
MAJAS SIMILE/PERUMPAMAAN
Majas Simile adalah majas yang menggunakan kata pembanding langsung
untuk menyatakan suatu hal lain. 
Contoh :
1. Senyumannya bagaikan bulan sabit yang hadir kala malam yang dingin
menghampiri kita.
2. Aku berjalan seperti kucing yang terinjak kakinya.
3. Ia seakan melayang bebas di angkasa ketika mendengar pengumuman itu.
4. Wajahnya bak rembulan yang menerangi malam.

MAJAS SINEKDADE
a. MAJAS PRO TOTO
Majas yang menggunakan sebagian unsur/objek untuk menunjukkan
keseluruhan objek.
Contoh: Dari tadi pagi, ia tak menampakkan batang hidungnya.
b. MAJAS TOTEM PRO PARTE
Majas yang mengungkapkan keseluruhan objek padahal hanya sebagian
objek saja.
Contoh: Indonesia mengalahkan Malaysia dalam pertandingan sepakbola
tadi malam.

MAJAS ALEGORI
Majas yang menyatakan dengan ungkapan kiasan atau penggambaran.
Contoh: Hidup itu seperti roda berputar, kadang di atas, kadang pula di bawah.

MAJAS KLIMAKS
Majas klimaks adalah jenis majas yang termasuk dalam majas penegasan. Majas
penegasan adalah kata-kata kias yang membuat pembaca mudah diingat karena
kata-katanya mencerminkan penegasan yang jelas.
Contoh :
1. Salah satu syarat masuk di perusahaan tempat ayahku bekerja adalah
berusia 20 sampai 30 tahun.
2. Dari mulai SD, SMP, sampai SMA Aldi dan Bowo bersekolah di sekolah
yang sama.
3. Semua murid dari mulai kelas 1 sampai kelas 6 wajib mengikuti upacara
peringatan hari sumpah pemuda.
4. Agus mempunyai banyak sepatu, dari sepatu yang harganya ratusan ribu,
jutaan, sampai puluhan juta rupiah, dimilikinya.

Anda mungkin juga menyukai