MAJAS LITOTES
Menurut Keraf (2010, hlm. 132) Majas lilotes ialah gaya bahas yang digunakan
untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh :
Mana mau dia melirik wajah pas-pasan sepertiku.
Aku hanya punya sepatu jebol ini untuk ke sekolah.
Apalah saya hanya punya handphone kentang.
MAJAS HIPERBOLA
Majas Hiperbola merupakan sebuah majas yang dapat mengekspresikan sesuatu
dengan kesan berlebihan dan bahkan dapat membandingkan sesuatu yang tidak
masuk akal.
Contoh :
MAJAS ASOSIASI
Majas Asosiasi merupakan kerja sama di mana ekspresi digunakan dengan
membandingkan dua objek yang berbeda. Namun, dianggap sama dengan
memberikan kata sambung seperti, suka atau serupa.
Contoh :
MAJAS ANTITETIS
Majas Antitesis merupakan yang menggabungkan pasangan kata yang memiliki
makna kontradiktif.
Contoh:
MAJAS EUFINISME
Eufemisme merupakan sebuah bentuk bahasa yang dapat menggantikan kata-
kata dianggap kurang etis atau kurang baik dengan kata-kata halus yang
ekuivalen dan setara yang bermakna.
Contoh :
MAJAS METAFORA
Majas ini merupakan majas yang memakai analogi atau perumpamaan terhadap
dua hal yang berbeda.
Contoh :
MAJAS IRONI
Majas sindiran ini digunakan dengan cara menyembunyikan fakta dan
mengatakan hal yang sebaliknya.
Contoh : Suaranya sangat merdu sekali seperti kaset kusut.
MAJAS SINISME
Majas sinisme ini lebih bersifat mencemooh atas ide atau pemikiran.
Contoh : Kamu sudah pintar ‘kan? Kenapa masih bertanya kepada aku?
MAJAS SARKASME
Majas ini bisa dikatakan sebagai sindiran yang kasar.
Contoh : Putih benar wajah kamu, sampai bisa aku sendoki bedaknya.
MAJAS PLEONASMA
Majas yang menambahkan keterangan pada kalimat yang sudah jelas
(sebenarnya tidak diperlukan).
Contoh: Dia sudah turun ke bawah.
MAJAS REPETISI
Majas ini merupakan pengulangan kata, frasa, atau klausa untuk mempertegas
maksudnya.
Contoh: Awas, tunggu kedatanganku besok! Tunggu!
MAJAS RETORIKA
Retoris adalah majas yang berupa pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu
dijawab. Karena jawaban atau maksud si penanya sudah terkandung dalam
pertanyaan tersebut.
Contoh: Untuk apa kita berperang, bukankah sebaiknya kita berdamai?
MAJAS PARALELISME
Paralelisme adalah majas yang mengulang kata di setiap baris yang sama dalam
satu bait di dalam penggunaan puisi.
Contoh: Kau berkertas putih. Kau bertinta hitam.
MAJAS METONIMIA
Majas Metonimia merupakan majas yang menggunakan gaya bahasa dengan
menggabungkan merek atau untuk merujuk pada hal-hal yang lebih umum.
Contoh :
MAJAS SINEKDADE
a. MAJAS PRO TOTO
Majas yang menggunakan sebagian unsur/objek untuk menunjukkan
keseluruhan objek.
Contoh: Dari tadi pagi, ia tak menampakkan batang hidungnya.
b. MAJAS TOTEM PRO PARTE
Majas yang mengungkapkan keseluruhan objek padahal hanya sebagian
objek saja.
Contoh: Indonesia mengalahkan Malaysia dalam pertandingan sepakbola
tadi malam.
MAJAS ALEGORI
Majas yang menyatakan dengan ungkapan kiasan atau penggambaran.
Contoh: Hidup itu seperti roda berputar, kadang di atas, kadang pula di bawah.
MAJAS KLIMAKS
Majas klimaks adalah jenis majas yang termasuk dalam majas penegasan. Majas
penegasan adalah kata-kata kias yang membuat pembaca mudah diingat karena
kata-katanya mencerminkan penegasan yang jelas.
Contoh :
1. Salah satu syarat masuk di perusahaan tempat ayahku bekerja adalah
berusia 20 sampai 30 tahun.
2. Dari mulai SD, SMP, sampai SMA Aldi dan Bowo bersekolah di sekolah
yang sama.
3. Semua murid dari mulai kelas 1 sampai kelas 6 wajib mengikuti upacara
peringatan hari sumpah pemuda.
4. Agus mempunyai banyak sepatu, dari sepatu yang harganya ratusan ribu,
jutaan, sampai puluhan juta rupiah, dimilikinya.