Anda di halaman 1dari 8

JENIS-JENIS MAJAS

Berdasarkan penggolongannya, macam-macam majas atau gaya bahasa kiasan terbagi menjadi
empat kategori di antaranya, majas perbandingan; majas pertentangan; majas sindiran; dan
majas penegasan. Keempat kategori majas tersebut masih dibagi lagi menjadi beberapa majas
turunan yang akan dijelaskan pada ulasan berikut ini :

1. Majas Perbandingan

Majas perbandingan adalah majas (gaya bahasa) yang menyatakan perbandingan. Proses


pembanding tersebut diungkapkan dengan cara yang berbeda, bergantung pada pengguna
bahasa (penutur).

Macam-macam majas perbandingan, diantaranya :

1.1. Majas Asosiasi (perumpamaan)


Majas perumpamaan diungkapkan dengan maksud mengadakan perbandingan terhadap dua
hal yang secara mutlak berbeda, namun dianggap sama. Penggunaan majas ini biasa ditandai
dengan kata bagai; bak; seperti; seumpama; laksana.

Contoh Majas Asosiasi :

 Wataknya keras seperti batu


 Pendiriannya kuat bagaikan batu karang
 Menggapai mimpinya itu, bagai punuk rindukan bulan
 Wajah si kembar Lina-Lani memang seperti pinang dibelah dua
 Mukanya putih bersih seperti susu

1.2. Majas Metafora


Majas metafora adalah gaya bahasa yang memberikan ungkapan perbandingan
analogis. Penggunaan majas metafora ditandai dengan pemakaian kata yang bukan makna
sebenarnya seperti kata tangan kanan; kembang desa; bintang kelas.

Contoh Majas Metafora :

 Beberapa pekerjaan sudah diselesaikan dengan baik oleh tangan kanan Pak Bobi.
 Winda memang kembang desa di kampung ini, wajar banyak pemuda yang ingin
memperistrinya.
 Prestasi Ardi yang selalu menjadi bintang kelas semakin membuat bangga ibunya.
 Singa memang kuat, sehingga pantas kalau ia dijuluki raja hutan.
 Wajar saja semua warga dijadikan kaki tangan Pak Bowo, mereka mudah sekali meminta
bantuan pada orang terkaya itu.
1.3. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang memunculkan karakteristik manusia kepada
benda mati, sehingga benda mati tersebut seolah memiliki nyawa layaknya manusia.
Beberapa kata yang termasuk majas personifikasi diantaranya, angin berbisik; pena menari;
langit menangis.

Contoh Majas Personifikasi :

 Angin yang berbisik seolah menyampaikan pesanmu untukku Ayah.


 Dengan lihainya penulis itu berimajinasi dengan pena yang menari-nari di atas kertas.
 Langit ikut menangis dengan beberapa bencana yang melanda Indonesia beberapa waktu
ini.
 Ombak berlarian semakin menambah eksotisnya pantai Lovina
 Pikirannya pasti melayang kemana-mana karena banyak masalah beberapa waktu
belakangan

1.4. Majas Alegori
Majas alegori adalah majas perbandingan yang berkaitan satu dengan yang lain. Majas
alegori lebih sering ditemukan pada beberapa paragraf dalam karya sastra
seperti cerita pendek atau novel. Penggunaan majas alegori ditandai dengan pengungkapan
dalam cerita yang penuh simbol bermuatan moral.

Contoh Majas Alegori :

 Merawat seorang anak itu ibarat memelihara sebuah pohon. Ketika menyiraminya dengan
pupuk yang baik, maka pertumbuhannya juga akan baik, sehingga berbuah manis.
 Seorang guru adalah nakhoda bagi murid-muridnya. Ketika sang nakhoda tepat jalur, maka
kemudi pun akan tenang-tenang saja
 Menjaga nama baik ibaratnya merawat kertas putih, sedikit saja ada titik di sana pasti
kentara
 Memang cantik rupa si Aisyah, bagaikan mawar pesonanya menyihir kumbang-kumbang
lelaki di sekitarnya
 Ibarat alat dapur, perlakukan otak seperti pisau. Semakin sering diasah ia akan semakin
tajam

1.5. Majas Simbolik


Majas simbolik adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan benda
yang lain, perbandingan hewan atau dengan tumbuhan.

Contoh Majas Simbolik :

 Sebab seringnya Ia berhutang pada lintah darat, alhasil tahun ini dipastikan tokonya
bangkrut.
 Rumah mewah di ujung jalan Surapati semalam ludes dilalap si jago merah.
 Sebutan buaya darat yang menempel pada Andi membuatnya susah mendekati hati
perempuan idamannya
 Semakin kaya saja pengusaha bangunan itu, seluruh pegawainya berotot kuda besi
 tingkah lakunya seperti bunglon saja, tidak pernah punya pendirian

1.6. Majas Metonimia


Majas metonimia adalah majas yang menggunakan label sebuah merk dagang untuk
menggantikan benda tersebut dalam kalimat.

Contoh Majas Metonimia :

 Kakek tua yang berpenyakit asma itu masih saja menghisap Djarum (rokok).
 Biasanya Ayah membawa Aqua sebagai bekal saat olahraga pagi.
 Bibi terbang dengan Garuda ke Surabaya
 Kapal Api memang nikmat jika diseduh sore-sore begini
 Setiap menonton televisi tidak lupa ia siapkan Dua Kelinci favoritnya.

1.7. Majas Sinekdoke


Majas sinekdok adalah majas yang menyebut sebagian untuk menggantikan
keseluruhan, atau sebaliknya. Majas sinekdoke terdiri dari dua kategori yaitu majas pars pro
toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan dan majas totem pro parte, yaitu
majas yang menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.

Contoh Majas Sinekdoke Pars Pro Toto :

 Jumlah bantuan untuk pandemi itu adalah dua ratus lima pulih ribu untuk satu kepala.
“kepala” digunakan untuk merepresentasikan orang.
 Pada idul adha tahun ini, keluarga Rafi Ahmad berkurban sepuluh ekor sapi dan tujuh ekor
kambing.
“ekor” digunakan untuk merepresentasikan sapi dan kambing utuh, bukan ekornya saja.
 Ia berhasil memenangkan kejuaraan papan untuk kategori jalanan pada tahun 2018.
“papan” mewakili papan seluncur (skateboard) bukan hanya papan biasa.
 Para penghuni liar itu terpaksa angkat kaki setelah pemerintah menggusur pemukiman
mereka.
bukan hanya kaki saja yang di angkat, melainkan mereka harus berpindah meninggalkan
rumah.
 Sepucuk surat yang kukirimkan padanya tak kunjung dibalas juga hingga hari ini.
Tentunya sepucuk di atas maksudnya adalah seluruh kertas surat dan amplopnya. Bahkan,
surat sebetulnya tidak memiliki pucuk.

Contoh penggunaan Totem Pro Parte dalam kalimat :


 Para personil POLRI sudah siaga menjaga demonstran yang hendak berunjuk rasa pagi ini.
 Anggota Darmawanita kota Buleleng sedang menyiapkan lomba memasak untuk
memeringati hari Ibu.
 Skuad Jerman berhasil dikalahkan oleh Portugal pada pertandingan semifinal semalam.
 Kampung kami menjuarai lomba panjat pinang se-kelurahan.

1.8. Majas Simile
Majas simile adalah majas yang menggunakan kata depan dan penghubung untuk
menerangkan perbandingan eksplisit.

Contoh Majas Simile :

 Mentalnya tangguh seperti baja, membuatnya semakin idealis.


 Seperti belut saja kelakuannya, gesit kemana-mana.
 Kedekatan mereka seperti sepasang kekasih yang tengah berbahagia.
 Kehadiran sosok Ibu dalam sebuah keluarga seperti cahaya bulan yang menerangi gelapnya
malam.
 Dua kakak beradik itu seperti air dan minyak, bertengkar saja kerjanya.

2. Majas Pertentangan

Gaya bahasa sindiran adalah penggunaan majas sebagai ungkapan untuk menyatakan
suatu hal yang bertolak belakang dengan keadaan yang sebenarnya.

Majas pertentangan dikategorikan menjadi beberapa jenis, diantaranya majas antithesis;


majas paradoks; majas hiperbola; dan majas litotes. Pada ulasan berikut ini akan dijelaskan
mengenai keempat kategori majas pertentangan tersebut.

2.1. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang menggunakan dua kata yang berlawanan untuk
mengungkapkan suatu pertentangan.

Contoh Majas Antitesis :

 Tua atau muda boleh ikut meramaikan gerak jalan peringatan kemerdekaan Republik
Indonesia.
 Bagi wakil Indonesia di ajang Sea Games, menang atau kalah bukan suatu masalah karena
yang utama adalah pengalaman.
 Baik buruk seseorang itu tidak bisa kita nilai dari penampilan saja.
 Cantik atau jelek rupa seorang wanita bisa terlihat dari cara ia menggunakan hatinya.
 Lapang atau sempitnya rezeki itu bergantung pada usaha kita dalam bekerja.
2.2. Majas Paradoks
Paradoks adalah jenis majas yang mengungkapkan pernyataan mengenai dua hal yang
seolah bertentangan, tetapi kadang juga ada benarnya.

Contoh Majas Paradoks :

 Bisa saja tempat yang berbahaya adalah tempat yang paling aman.
 Dia hanya bisa tersenyum, meski hatinya menangis saat kehilangan sahabatnya.
 Meski dalam keramaian kota, masih saja dirinya merasa sendiri usai kehilangan anak semata
wayangnya.
 Tanpa kehadiran buah hati jelas saja rumah tangga akan terasa sepi meski tengah
merayakan kebahagiaan dengan meriah.

2.3. Majas Hiperbola


Majas hiperbola termasuk majas yang sering digunakan oleh beberapa pengguna bahasa
untuk mengungkapkan pertentangan. Majas hiperbola ditandai dengan pernyataan
berlebihan dan melampaui kenyataan yang ada.

Contoh Majas Hiperbola :

 Air matanya mengalir deras saat beradu pandang dengan Ayah kandung yang telah sepuluh
tahun meninggalkannya.
 Hatinya pasti seprti disayat sembilu saat mendengar hinaan itu.
 Suaranya begitu menggelegar saat menjadi personil upacara minggu lalu.
 Usianya yang sudah renta membuat kesehatan kakek menurun, kini tubuhnya tinggal kulit
dan tulang saja.
 Mendengar kabar penipuan itu, Ayahnya mengamuk dan membakar kemarahannya pada
seisi rumah.

2.4. Majas Litotes


Majas litotes adalah majas yang mengungkapkan sesuatu dengan cara merendahkan
diri dari kenyataan yang sesungguhnya. Hal tersebut dikarenakan menghormati lawan tutur.

Contoh Majas Litotes :

 Beruntung sekali Pak Bupati sudi mampir ke gubug saya.


 Saya hanya orang desa, wajar bila merasa bangga bisa bersekolah di kota.
 Hanya air yang bisa kami suguhkan kepada kalian.
 Janganlah Anda bertanya pada orang bodoh seperti kami.

3. Majas Sindiran

Majas sindiran adalah adalah gaya bahasa yang dipakai oleh penutur bahasa dengan
maksud menyindir lawan tutur atau pihak ketiga.
Beberapa yang termasuk dalam kategori macam macam majas sindiran adalah: majas ironi;
majas sinisme; dan sarkasme.

3.1. Majas Ironi


Majas Ironi ditandai dengan munculnya ungkapan sindiran oleh penutur yang
bertentangan dengan keadaan sebenarnya.

Contoh Majas Ironi :

 Rajin sekali kamu, siang bolong begini baru bangun tidur.


 Cantik sekali gaya rambutmu, sampai aku enggan menirunya.
 Sungguh enak makanan ini, sampai anakku tidak habis memakannya.
 Bagusnya kostum yang kau kenakan, pasti harganya murah.

3.2. Majas Sinisme


Majas sinisme adalah majas yang dipakai dengan maksud menyindir secara tidak
langsung. Sinisme diungkapkan menggunakan kosakata yang kurang santun.

Contoh Majas Sinisme :

 Perilakumu tidak mencerminkan pendidikanmu yang sudah sarjana.


 Tidak bisa ya menulis lebih baik lagi, tulisanmu seperti orang yang baru bisa menggunakan
pensil.

3.3. Majas Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran paling kasar. Penggunaan majas ini seringkali
dimaksudkan untuk sengaja menyakiti lawan tutur.

Contoh Majas Sarkasme :

 Buang saja foto lamamu itu, muak aku melihatnya!


 Dasar pemalas, sudah siang begini kau baru bangun.

4. Majas Penegasan

Majas penegasan adalah menegaskan kepada lawan tutur atas sesuatu hal. Majas
penegasan bermaksud memunculkan kesan idealis dan terkadang bersifat provokatif
kepada pendengarnya.
Beberapa majas yang tergolong dalam macam macam majas penegasan antara lain,
pleonasme; repetisi; paralelisme; tautologi; klimaks; antiklimaks; dan retorik.

4.1. Majas Pleonasme


Pleonasme adalah majas penegasan yang ditandai dengan pengunaan kata denotasi (sudah
jelas maknanya), namun dipertegas lagi pada kalimat berikutnya.

Contoh Majas Pleonasme :

 Ayo Ardi, giliranmu maju ke depan untuk baca puisi ini.


 Andai saja dia berani masuk ke dalam ruangan kepala sekolah, pastilah hukumannya bisa
jadi ringan.

4.2. Majas Repetisi
Majas repetisi adalah majas yang menggunakan kata berulang pada satu kalimat.
Pengulangan bisa pada kata, frasa, maupun klausa. Hal tersebut disebabkan majas repetisi
bermaksud untuk memberikan penekanan.

Contoh Majas Repetisi :

 Sekarang, saat ini, detik ini juga aku harus mulai berubah menjadi dewasa.
 Bung Karno adalah contoh, Bung Karno adalah panutan, Bung Karno adalah suri tauladan
kita semua.

4.3. Majas Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan dalam satu kalimat dan tersusun dalam baris kata yang
berbeda. Majas paralelisme biasa ditemukan dalam karya sastra puisi.

Contoh Majas Paralelisme :

 Senja ini begitu manis


Senja ini begitu indah
Senja ini sangat berkesan
 Wajahnya tampan
Wajahnya memang menawan
Wajahnya begitu rupawan

4.4. Majas Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan yang ditandai dengan adanya pengulangan sinonim.
Contoh Majas tautologi :

 Harusnya kau bisa kuat dan tegar menghadapi setiap masalah.


 Ubah pemikiranmu, tidak semestinya hatimu kau biarkan dingin apalagi sampai beku.

4.5. Majas Klimaks


Majas klimaks adalah majas yang mengungkapkan hal secara berturut-turut dan semakin lama
semakin meningkat.

Contoh Majas Klimaks :

 Dari kecil hingga dewasa, hobinya memancing masih saja dipertahankan.


 Dosen, Kajur, bahkan Dekan seharusnya mampu mengatasi masalah intern perselisihan
antar mahasiswanya.

4.6. Majas Antiklimaks


Antiklimaks adalah majas yang berkebalikan dari majas klimaks. Antiklimaks ditandai dengan
munculnya kata yang berturut- turut semakin menurun.

Contoh Majas antiklimaks :

 Kalau saja Camat, Lurah, bahkan RT mampu bersosialisasi dengan baik, pasti acara pentas
seni di wilayah kita bisa berjalan lancar.
 Jangan hanya bicara Negara, seharusnya dari propinsi, kota, hingga kampung adalah
tanggung jawab seluruh warga.

4.7. Majas Retorik


Majas retorik adalah majas yang penggunaannya dapat dilihat pada kalimat pertanyaan yang
tidak memerlukan jawaban.

Contoh Majas Retorik :

 Haruskah Ibu mengajarkan materi SD pada kalian semua yang sudah jadi mahasiswa ?

Sumber :

https://dosenbahasa.com/macam-macam-majas

Anda mungkin juga menyukai