Apa sih yang dimaksud dengan majas perbandingan? Apa saja ya macam-macam majas
perbandingan itu? Bisakah kamu menyebutkan contohnya? Nah, jika kamu belum tahu,
artikel ini akan membahas pengertian, ciri-ciri, jenis, dan contoh majas perbandingan!
Bagi kamu yang sering membaca sebuah karya sastra, seperti puisi, cerpen, dan novel
pasti nggak asing deh dengan majas. Majas merupakan salah satu unsur menarik dan
memiliki kaitan yang erat dengan gaya bahasa dalam sebuah bacaan. Majas adalah salah
satu bentuk gaya bahasa yang digunakan untuk mendapatkan suasana dalam sebuah
kalimat agar semakin hidup.
Mudahnya, majas bisa menjadi ungkapan yang bisa menghidupkan suatu kalimat. Setiap
penulis memiliki gaya atau style yang berbeda-beda dalam menggunakan teknik penulisan
majas. Selain membuat tulisan menjadi indah, majas juga bertujuan membuat penikmat
karya sastra atau pembaca bisa merasakan emosi yang ada dalam setiap karya, terutama
karya yang berupa tulisan. Nah, penggunaan majas ini membuat penyampaian kalimat
menjadi lebih menarik dan tidak membuat bosan orang yang membaca.
Yuk, perhatikan kutipan novel sejarah Langit Kresna Hariadi di bawah ini.
“Daun kering menangis, daun beluntas meranggas. Di antara sesama pepohonan tak lagi
saling menyapa. Sepuluh bulan yang lalu, hujan memang turun menggila di mana-mana
pada bulan Kanem, Kapitu, dan Kawolu, menyebabkan banjir terjadi di banyak tempat.”
Nah, kira-kira dari kutipan tersebut, apakah ada gaya bahasa yang menarik perhatianmu?
Waah, kayaknya kita sama ya! Jawabannya, ada di awal kalimat, “Daun kering menangis,
daun beluntas meranggas. Di antara sesama pepohonan tak lagi saling menyapa.” Gaya
bahasa yang digunakan di awal kalimat tersebut sangat menarik karena seakan
menceritakan daun dan pepohonan yang dapat hidup seperti manusia. Gaya bahasa seperti
itu termasuk ke dalam majas perbandingan, yaitu personifikasi.
“Daun kering gugur, tanah kerontang, rumput kuning, semua menunggumu” salah satu
jenis majas personifikasi (sumber: giphy)
Oh ya, majas terdiri dari banyak jenis lho, ada majas sindiran, majas penegasan, dan majas
perbandingan. Akan tetapi majas yang akan kita bahas kali ini adalah majas perbandingan.
Kamu akan mengetahui pengertian majas perbandingan, macam-macam majas
perbandingan, beserta contohnya.
Pengertian Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah majas yang diungkapkan dengan cara membandingkan atau
menyandingkan antara satu objek dengan objek lainnya secara eksplisit maupun implisit.
Majas perbandingan dapat dibentuk dengan tujuan membandingkan dua hal yang dianggap
mirip atau dua objek yang memiliki persamaan sifat atau memiliki bentuk yang dianggap
sama.
1. Majas Simile
Majas simile adalah majas yang memiliki makna ‘seperti’ atau ‘bagai (kan)’. Majas ini
mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Artinya, langsung menyatakan sesuatu
yang bermakna sama dengan hal yang lain, agar lawan bicara dapat langsung menangkap
maksud yang diucapkan tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Ciri majas simile biasanya
terdapat kata: bak, bagai (kan), laksana, ibarat, dan umpama.
17. Sifatku dengan dia sangat bertolak belakang bagaikan langit dan bumi.
18. Meskipun ucapannya setajam silet, tapi Sophia adalah orang yang baik.
19. Seharian ini Sinta menangis terus, air matanya terus mengalir bak air terjun.
20. Tayangan acara rapat wakil rakyat hari ini sangat lucu sekali seperti atraksi badut.
2. Majas Metafora
Majas metafora adalah majas yang menggunakan analogi atau perumpamaan terhadap dua
hal yang memiliki sifat yang sama, tetapi dalam bentuk yang berbeda. Jadi, kata yang
digunakan pada majas ini bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang
berdasar persamaan atau perbandingan.
3. Majas Alegori
Alegori berasal dari bahasa Yunani, yaitu allegorein yang artinya berbicara secara
kias. Majas alegori adalah gaya bahasa yang menyandingkan sebuah objek dengan
menggunakan beberapa kiasan. Nah, satu kiasan dengan kiasan lainnya ini saling
berhubungan, sehingga mengandung sebuah kesatuan makna. Oh ya, majas alegori ini
biasanya berisi nilai moral untuk tujuan mendidik.
1. Bayi yang baru lahir seperti salju putih yang tidak ada nodanya.
2. Hidup ini bagaikan roda yang berputar. Terkadang kita berada di bawah, kadang
berada di atas.
3. Otak manusia layaknya sebuah pisau, semakin diasah, maka akan semakin tajam
pula.
4. Emosi seseorang itu seperti api, semakin disulut maka akan semakin besar
kemarahannya.
5. Hidup itu ibarat sebuah kotak berisi berbagai jenis cokelat, kita takkan pernah tahu
apa yang ada di dalamnya.
9. Ibu bagaikan malaikat bagi anak-anaknya. Ia memberi kasih sayang yang tulus dan
suci.
11. Dunia ini seperti sebuah panggung sandiwara, setiap orang menjalankan perannya
masing-masing.
12. Mencari wanita yang sempurna seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami.
13. Hidup itu seperti roda berputar, kadang di atas, kadang pula di bawah.
14. Kasih sayang laksana embun pagi yang membasahi tanah kering. Siapa pun yang
mendapatkannya, maka ia mendapatkan kesejukan.
15. Mencintai seseorang ibarat menangkap air, jika terlalu keras akan hilang dan jika
dibiarkan maka tak akan didapatkan.
16. Kebencian adalah pencuri yang paling hebat. Tanpa disadari, ia akan mengambil satu
persatu kebahagiaan yang kita miliki.
17. Usia seseorang bagaikan batang pohon yang akan selalu tumbuh tinggi. Namun
ketika telah tiba masanya, ia akan kering dan mati.
18. Lidah manusia bagaikan pisau yang tajam. Ia bisa menyakiti orang lain lewat tutur
kata.
4. Majas Personifikasi
Personifikasi berasal dari bahasa latin, persona yang artinya orang, pelaku, aktor atau
topeng yang digunakan dalam drama dan fic, yang artinya membuat. Majas personifikasi
adalah majas yang menggambarkan benda mati atau barang yang tidak bernyawa seolah-
olah memiliki sifat seperti manusia. Misalnya, pohon melambai-lambai diterpa angin. Kata
melambai-lambai memiliki arti bergerak-gerak ke kanan ke kiri bahkah sampai seperti akan
roboh.
2. Suara gemuruh pagi tadi membangunkan semua orang yang ada di rumah ini.
10. Bangku sekolahnya masih setia menemaninya jika ia gagal lagi ujian kelulusan tahun
ini.
14. Rimbunan pohon mangga di taman itu memayungi setiap orang yang kepanasan.
15. Album kenangan itu mengingatkan Pak Raffi akan kisah masa mudanya.
16. Dahan pohon itu berayun ayun terbawa arus sungai.
18. Sarung tinju usang itu telah membawa Gusti menjadi juara.
5. Majas Eufemisme
Eufemisme atau euphemizein berasal dari bahasa Yunani yang artinya kata-kata yang
baik. Majas eufemisme adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu
dengan ungkapan yang lebih halus. Eufemisme berguna untuk menggantikan kata-kata yang
dirasa kasar atau dianggap nggak pantas jadi lebih halus, tujuannya agar tidak menyakiti
hati orang lain atau menjaga nama baik orang lain.
2. Mulai hari ini Bu Nia menjadi asisten rumah tangga di rumah kami. (asisten rumah
tangga = pembantu)
4. Jember masih menduduki angka tuna aksara tertinggi di Jawa Timur. (tuna aksara =
tidak bisa membaca)
9. Aji saya lihat agak lambat dalam memahami pelajaran (maksudnya: Tono orangnya
bodoh)
10. Selama kelas berlangsung saya sudah izin buang air sebanyak lima kali. (buang air =
kencing)
12. Ratusan mahasiswa diamankan ke kantor polisi secara paksa tanpa bukti jelas.
(diamankan = ditangkap)
15. Pramusaji menyodorkan menu makanan laut pada kami. (pramusaji = pelayan)
16. Tuna sosial kota Malang bersatu melawan penggusuran. (tuna sosial= pelacur)
18. Aku tidak menemukan kamar kecil di bagian timur rumah ini. (kamar kecil = toilet)
19. Ira kurang pandai dalam pelajaran matematika. (kurang pandai = bodoh)
20. Muncul aroma kurang sedap dari kamar kakak. (aroma kurang sedap = bau)