Anda di halaman 1dari 25

Jenis Majas dengan Pengertian dan

Contohnya !
Majas adalah gaya bahasa yang merupakan perumpamaan untuk menguatkan kesan
dalam kalimat yang bernuansa imajinatif. Dalam bahasa Indonesia banyak sekali macam
majas seperti macam macam majas metafora, macam macam majas personifikasi,
macam macam majas repetisi, macam macam majas sinekdode, macam macam majas
sarkasme, macam macam majas eufemisme, macam macam majas epifora, macam
macam majas pleonasme, macam macam majas hiperbola, macam macam majas
paradoks, macam macam majas tautologi, macam macam majas metonimia, macam
macam majas ironi, macam macam majas asosiasi, macam macam majas antitesis,
macam macam majas antonomasia, macam macam majas simile, macam macam majas
litotes, macam macam majas alusio.

MAJAS PERSONIFIKASI
Majas personifikasi adalah majas yang membandingkan benda mati seakan-akan bersifat
seperti makhluk hidup. Majas ini membuat benda mati seakan-akan dapat melakukan
apa yang dilakukan oleh makhluk hidup atau manusia.
CONTOH MAJAS PERSONIFIKASI :
1) Angin puting beliung datang mengancam sang Negeri
2) Lukisan itu menatap lembut kepadaku
3) Ombak laut itu melambai-lambai kepada sang pengunjung pantai
4) Bulan sedang bersedih di malam hari
5) Bunga mawar itu sedang merayuku untuk membelinnya
6) Awan itu menari-nari di siang yang cerah ini
7) Mendung seakan berbicara kalau hari ini akan terjadi hujan yang sangat deras
8) Pelangi mengatakan padaku bahwa hidup ini sungguh berwarna
9) Kasur itu selalu melambai-lambai ketika aku masih ngantuk
10) Ombak itu menyeretku sampai kembali ke pantai.

MAJAS METAFORA
Majas metafora adalah majas yang mengungkapkan perbandingan dua hal atau obyek
yang tidak sama menjadi paduan persamaan.
CONTOH MAJAS METAFORA
1) Hati seorang wanita memang selembut sutera
2) Rusa itu hilang dimangsa si raja hutan
3) Arman adalah buah hati pak Dias dan bu Sri
4) Membaca merupakan hobi yang menyenangkan bagi si kutu buku
5) Sampah masyarakat itu akhirnya masuk bui juga
6) Hati kecilku mengatakan kau adalah jodohku sampai kapanpun
7) Mata hatiku selalu bersua kalau kau memang baik hati
MAJAS REPETISI
Majas repetisi adalah majas menggunakan pengulangan bahasa, frasa, klausa dan kata
yang dibuat sama dalam suatu kalimat yang berguna untuk memberi penegasan.

CONTOH MAJAS REPETISI


1) Aku menyukaimu, aku merindukanmu, aku memujamu
2) Perjuangan itu sulit, perjuangan itu proses, perjuangan itu indah
3) Cinta itu indah, cinta itu gila, cinta itu buta

MAJAS SINEKDODE
Majas sinekdode adalah majas dengan penulisan bahasa yang yang mengungkapkan
bagian dari keseluruhan atau mengungkapkan keseluruhan untuk suatu bagian. Majas
ini terbagi menjadi 2 yaitu sinekdode pars pro toto dan sinekdode totem pro parte.
1) Majas sinekdode pars pro toto adalah majas yang menjelaskan suatu bagian yang
mewakili dari keseluruhan.
Contoh
a) Tiket nonton konser itu setiap orang dikenai Rp. 50.000
b) Sejak kemaren aku belum melihat batang hidung temanmu yang berkaca mata itu.
2) Majas sinokdade totem pro parte adalah majas yang menjelaskan keseluruhan yang
mewakili suatu bagian.
Contoh
a) Inggris selalu mendominasi pada pertandingan piada dunia
b) Bandung kemaren menjadi juara cabang olahraga voli di PON sepanjang tahun 2017
ini.

MAJAS SARKASME
Majas sarkasme adalah majas sindiran dengan kalimat yang kasar. Biasannya majas ini
disampaikan dalam keadaan sangat marah.
CONTOH MAJAS SARKASME
1) Melihat mukamu saja aku sudah jijik
2) Dasar babu gak berguna sama sekali
3) Pergi sana jadi gembel jalanan
4) Jangan bertingkah seperti orang kere
5) Mengerakan soal seperti ini saja tidak bisa, dasar bahlul
6) Biasakan hemat dasar tikus
7) Sepertinnya kau perlu berkaca
8) Kau memang karyawan yang tidak berguna, tidak becus mengerjaan proyek sekecil
ini
9) Melihatmu seperti kotoran anjing
10) Kau memang pantas jadi sampah jalanan
MAJAS EUFEMISME
Majas eufemisme adalah majas yang digunakan untuk menggantikan suatu ungkapan
kasar menjadi ungkapan yang lebig halus. Dengan ungkapan halus ini diharapkan yang
menengarkannya menjadi tidak tersinggung.

CONTOH MAJAS EUFEMISME


1) Seorang tuna netra menyebrang jalan ditemani oleh anaknya ( tuna netra = buta)
2) Saya baru tahu kalau Andi adalah tuna rungu ( tuna tungu : tuli )
3) Saya tidak mengerti dengan bahasa isyarat tuna wicara itu. ( tuna wicara : bisu)
4) Di kota itu banyak sekali tuna wisma berkeliaran ( tuna wisma = gelandangan)
5) Banyak orang antri ke beakang gara-gara kebanyakan makan pedas ( belakang =
WC)

MAJAS EPIFORA
Majas epifora yaitu majas pengulangan kata pada baris terakhir atau kalimat secara
urut.
CONTOH MAJAS EPIFORA
1) Orang hamil akhirnya melahirkan juga, bayi akhirnya tumbuh besar juga, orang
dewasa akhirnya tua juga.
2) Aku mencintai kamu, aku merindukan kamu, aku memuja kamu.

MAJAS PLEONASME
Majas pleonasme adalah majas yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang sudah
jelas tapi diberikan tambahan kata dengan tujuan untuk mempertegas maksud kalimat
tersebut.
CONTOH MAJAS PLEONASME :
1) Naiklah ke atas untuk mendapat jatah uang saku untuk wisata besok
2) Turunlah ke bawah untuk mendapat jatah makan pagi agar hari-harimu selalu kuat
3) Mundurlah ke belakang sebelum dia menendangmu keluar dari rumah ini.
4) Ketika guru itu datang, mendadak kelas kami menjadi sunyi senyap
5) Aku melihat insiden kecelakaan maut itu dengan mata kepalaku sendiri
6) Aku senang sekali pergi ke pasar bunga melihat keanekaragaman jenis tanaman.
7) Hatiku begitu riang gembira mendapat hadiah darimu
8) Suaramu sungguh cetar membahana terdengar dari kamarku
9) Aku sudah ikhlas lahir batin dengan segala ujian ini
10) Senyummu begitu manis mempesona sehinngga membuat jantunggu berdegup
kencang.

MAJAS PARALELISME
Majas paralelisme yaitu majas dengan perulangan yang digunakan untuk menegaskan
sebuah makna frasa dalam bahasa puisi.
CONTOH MAJAS PARALELISME :
1) Sungguh aku membutuhkanmu
2) Sungguh aku memujamu
3) Sungguh aku membencimu
4) Jujur aku menyukaimu
5) Sungguh aku memikirkanmu selalu

MAJAS HIPERBOLA
Majas hiperbola adalah majas yang menjelaskan sesuatu secara berlebihan dibanding
aslinnya. Pembuatan kata yang dilebih-lebihkan ini digunakan untuk menarik perhatian
pembaca.
CONTOH MAJAS PERTENTANGAN
1) Suaramu yang merdu itu dapat menggemparkan dunia
2) Perjalanmu dari Surabaya sampai disini secepat kilat
3) Dalamnya cintaku akan menenggelamkanmu ke samudra terdalam
4) Otak Marsha secemerlang berlian
5) Kecantikan miss world itu dapat mengalihkan hidupmu

MAJAS PARADOKS
Majas paradioks adalah majas pertentangan yang menjelaskan pertentangan antara
pernyataan dengan realita sesungguhnya. Majas ni sering dinyatakan pada tulisan novel.
CONTOH MAJAS PARADOKS
1) Di tengah keramaian kota metropolitan, kau tetap merasa kesepian.
2) Aku merasakan hangatnya suasana minum kopi ditengah malam yang dingin
menggigit
3) Walaupun banyak yang bilang masakanku sudah pas tetap saja ini kurang asin
menurutku.
4) Ditengah-tengan gaduhnya suasana konser pria itu tetap terlihat tenang.
5) Walaupun sudah tua, nenek itu tetap terlihat semangat bak kaum muda.

MAJAS TAOTOLOGI
Majas tautologi yaitu majas dengan bahasa yang berulang-ulang pada suatu kalimat
dengan tujuan untuk menegaskan makna dari kalimat tersebut.
CONTOH MAJAS TAUTOLOGI
1) Kau memutuskan segala sesuatu dengan luluh lantah tanpa merundingkanya
terlebih dahulu
2) Di malam yang dingin menggigit ini teasa sepi sunyi tanpamu disisiku
3) Aku akan tetap bersamamu dalam suka duka sepanjang hidupku mampai maut
menjemput
4) Melihat dirimu bersamannya membuat hatiku hancur lebur
5) Sedih tawamu adalah bagian dari kehidupanku
MAJAS METONIMIA
Majas metonimia adalah majas yang digunakan untuk menjelaskan suatu kalimat atau
kata yang masih mempunyai hubungan dekat. Biasannya kata yang dipakai adalah merk
barang untuk menggantikan kata yang sudah umum.
CONTOH MAJAS METONIMIA
1) Jalan –jalan ke luar negri dengan pesawat Garuda terasa seperti melayang ke awan
2) Kalau kamu belum sepenuhnya sadar, sini aku kasih air aqua
3) Sekarang para remaja bahkan sampai orang tua setelah asyik berfoto selfie atau
wifie tak lupa untuk diupdate ke instagram
4) Dengan memakai kispray setrikaanku jadi lebih wangi dan rapi
5) Menggosok gigi dengan pepsodent membuat gigi lebih putih dan nafas lebih segar
6) Cucilah bajumu dengan bayclean agar lebih putih dan bersih
7) Minumlah baygon kalau kau ingin tamat segera
8) Makan Taro membuatku terasa lebih ringan dari sebelumnya
9) Dengan Natur E kulit wajah dan tubuhku menjadi lebih halus, lembut dan terasa
kencang seperti dulu
10) Sekarang adalah jamannya apapun bisa dicari dari smartphone kecil ini

MAJAS IRONI
Majas ironi adalah majas yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang bertolak
belakang dengan aslinnya.
CONTOH MAJAS IRONI
1) Senyummu manis sekali sampai ada cabe merah yang tertinggal
2) Pintar sekali kau ini mengerjakan soal kaya gini saja tidak bisa
3) Rapi sekali kamarmu sampai terlihat seperti kapal pecah
4) Beruntung sekali kau dikejar anjing melulu dari kemaren
5) Bajumu mewah sekali belinnya dipasar loak ya.
6) Rambutmu indah sekali sampai terlihat seperti ekor kuda belum disisir
7) Bedakmu lembut sekali seperti tepung beras yang biasa untuk membuat peyek.
8) Rajin sekali dirimu, tugas saja sampai setumpuk gunung begini
9) Aku terkesan dengan bajumu yang terlihat seperti baju nenekku dulu
10) Kulitmu mulus sekali sampai terasa seperti jalan belum diaspal

MAJAS ASOSIASI
Majas asosiasi adalah majas yang membandingkan dua obyek yang berbeda tetapi
mempunyai kemiripan sifat. Ciri majas ini biasannya menggunakan kata penghubung
seperti laksana, bak, bagai, ibarat, juga.
CONTOH MAJAS ASOSIASI :
1) Hati orang itu memang keras ibarat batu
2) Senyumnya sangan menawan laksana bunga yang masih ranum
3) Binar matamu bagai bintang yang menerangi malam
4) Pikirannya encer bak santan kelapa
5) Semangatnya membara bagai api yang menyala-nyala
6) Kulitmu halus dan lembut sekali seperti kapas putih
7) Bibirmu merah merona bagai kelopak mawar yang baru mekar di pagi hari yag
cerah ini
8) Tubuhmu seksi sekali seperti gitar spanyol sehingga membuat para pria terpikat.
9) Kau pandai sekali seperti Albert Enstein
10) Tubuhmu tinggi sekali seperti pohon pinus yang tak pernah ditebang.

MAJAS ANTITESIS
Majas antitesis adalah majas yang menyatakan dua kata yang memiliki arti berlawanan.
Kedua kata ditampilkan secara urut.
CONTOH MAJAS ANTITESIS
1) Kaya miskin semuannya dapat masuk ke acara ulang tahunku
2) Banyak sedikit rezeki yang penting tidak melupakan untuk tetap bersedekah
3) Cantik atau jelek kita tetap harus bersyukur dengan segala pemberianNya
4) Kaya miskin bukanlah alasan untuk bermalas-malasan
5) Tinggi pendek mu sangat menentukan jika ingin masuk akademi militer.
6) Besar kecil pemberianku harus kamu terima dengan senang hari
7) Luas sempitnya tanah akan sangat menentukan harga jualnya di pasaran properti
8) Manis pahit cerita hidupku akan membuatku lebih memahami arti kehidupan
9) Asam manis kehidupan ini tergantung pada jalan pikiranmu sendiri
10) Kental atau encer santan itu tergantung banyak sedikitnya kelapa.

MAJAS ANTONOMASIA
Majas antonomasia adalah majas yang digunakan untuk menyebut suatu benda atau
objek bukan dengan nama aslinnya tetapi menggunakan sifat dari obyek tersebut. Majas
ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari guna memvariasikan kalimat agar
tidak terkesan monoton.
CONTOH ANTONOMASIA
1) Annisa membeli ‘’ si ratu bunga ‘’ untuk memperindah kebunnya. ( ratu bunga =
mawar)
2) Adikku senang sekali ketika melihat ‘’ merpati terbang ‘’ di angkasa. ( merpati
terbang = pesawat)
3) Siapa sangka karena ‘’ si manis diemut’’ itu gigi adikku bisa ompong. ( si manis
diemut = permen)
4) Gak disangka ‘’ si bau menyengat’’ itu enak dibuat lalapan makan bebek goreng. (
si bau menyengat = pete )
5) Si suara emas itu memang cantik dan baik hati, pantas banyak yang suka. ( si suara
emas = penyanyi )
MAJAS SIMILE
Majas simile adalah majas yang membandingkan dua kata atau objek yang jelas secara
eksplisit mempunyai kesamaan sifat. Ciri majas ini memakai kata penghubung layaknya,
ibarat, bagai, bak, umpamannya. Majas ini sedikit mirip dengan asosiasi tetapi tetap
terdapat perbedaan antara keduannya.
CONTOH MAJAS SIMILE
1) Lelaki itu sangat baik dan dermawan ibarat malaikat yang turun dari langit
2) Kata-katamu sangat kasar ibarat pisau yang menusuk jantungku
3) Rio dan Vina ibarat air dan minyak yang tidak dapat dipersatukan
4) Penciuman Rudi sangat tajam ibarat anjing pelacak mayat
5) Es buah ini sangat segar menyembuhkan dahaga ibarat hujan yang membasahi
ladang pasir

MAJAS LITOTES
Majas litotes adalah majas yang menjelaskan suatu ungkapan yang direndahkan jika
dibandingkan dengan realita aslinnya. Majas ini mengungkapkan kepada pembacannya
tentang kerendah hatian penulis.
CONTOH MAJAS LITOTES
1) Saya hanyalah orang biasa tidak sepantasnya dilebih-lebihkan seperti itu.
2) Janganlah bertanya kepada orang bodoh seperti saya ini.
3) Makan nasi sambel teri saja sudah terasa lezat sekali bagi saya
4) Kakak akan membuat pesta kecil-kecilan untuk merayakan kelulusanmu
5) Saya hanyalah orang yang sudah lanjut usia, tidak pantas rasannya memberikan
sambutan di acara itu.
6) Saya hanyalah seorang pedagang kue pinggir jalan
7) Kami bisa bertahan dengan usaha cendol yang sudah turun temurun dari nenek
moyang.
8) Ayahku hanyalah seorang nelayan penangkap ikan di laut
9) Ibuku hanyalah seorang tukang jahit seragam sekolah
10) Kami merasa cukup dengan uang saku seadannya.

MAJAS ALUSIO
Majas alusio yaitu majas yang mempunyai gaya bahasa yang memakai kata-kata dimasa
lalu untuk menjelaskan suatu kejadian. Kata-kata masa lalu yang biasa dipakai pada
majas ini seperti berupa tokoh, legenda, kejadian, cerita.
CONTOH MAJAS ALUSIO
1) Ceritamu dengan Santi mengingatkanku pada cerita bawang merah dan bawang
putih
2) Walaupun miskin jangan sampai kau seperti malin kundang pada ibunnya
3) Jika kau jatuh cinta ada orang salah nasibmu akan seperti cerita gunung tangkuban
perahu
4) Walaupun nilai rupiah semakin menurun, jangan sampai seperti kejadian tahun 90
an.
5) Semoga saja ini hanya getaran biasa tidak seperti tsunami di Aceh dulu
Nah itulah macam macam majas dan contohnya, macam macam majas dan
pengertiannya, macam macam majas perbandingan, macam macam majas
pertentangan, macam macam majas sindirian, macam macam majas penegasan, dll.
IDIOM (UNGKAPAN) DAN PERIBAHASA

1. Idiom (Ungkapan)
Idiom adalah ungkapan bahasa berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah
menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.
Contoh:
(1) selaras dengan, insaf akan, berbicara tentang, terima kasih atas, berdasarkan pada/kepada.
(2) membanting tulang, bertekuk lutut, mengadu domba, menarik hati, berkeras kepala
Pada contoh (1) terlihat bahwa kata tugas dengan, akan, tentang, atas, dan pada/kepada
dengan kata-kata yang digabunginya merupakan ungkapan tetap sehingga tidak dapat diubah atau
digantikan dengan kata tugas yang lain.Demikian pula pada contoh (2). Idiom-idiom tersebut tidak
dapat diubah dengan kata-kata yang lain.

1.1 Idiom dengan Bagian Tubuh


a. hati kecil = maksud yang sebenarnya
kecil hati = agak marah; penakut
besar hati = a) sombong; b) bangga
hati terbuka = senang hati
berat hati = kurang suka melakukan
lapang hati = sabar
tinggi hati = sombong
setengah hati = segan-segan
berkeras hati = a) menurut kemauannya sendiri; b) tidak mau mundur
jatuh hati = menjadi cinta
mendua hati = bimbang
sampai hati = tega
berhati jantung = berperasaan halis
berhati batu = tidak menaruh belas kasihan
berhati tungau = penakut
mengandung hati = a) menaruh dendam; b) merasa cinta
b. darah daging = anak kandung; keluarga
mendarah daging = sudah menjadi kebiasaan
darah panas = pemarah
darah putih = keturunan bangsawan
mengisap darah = terlalu banyak mengambil dari orang lain
mandi darah = berperang hebat sekali sehingga banyak yang luka atau mati
naik darah = marah
tumpah darah = tanah air
c. kepala angin = bodoh
kepala batu = tidak mau menurut perintah orang lain
berat kepala = tidak mudah mengerti
kepala dingin = tenang dan sabar
ringan kepala = mudah belajar
kepala udang = bodoh sekali
tergadai kepala = malu sekali
orang berkepala dua = memihak ke sana ke sini
d. muka masam = rupa muka yang menyatakan perasaan kecewa
tebal muka = tak mempunyai rasa malu
kehilangan muka = mendapat malu
mencari muka = berbuat sesuatu agar dipuji orang
tarik muka dua belas = sangat kecewa
tatap muka (bersemuka) = berhadapan muka
e. melihat dengan mata kepala = secara langsung
memasang mata = melihat baik-baik
membuang mata = melihat-lihat
terbuka matanya = mulai tahu/mengerti
mata telinga = kaki tangan
mata hati = perasaan dalam hati
f. mulut manis = lemah lembut dan sangat menarik hati tutur katanya
berat mulut = tak suka berbicara
besar mulut = suka membual/menyombong
buah mulut = sebut-sebutan; yang selalu dipercakapkan orang
gatal mulut = selalu hendak berkata-kata apa saja
panjang mulut = suka menyampaikan perkataan orang kepada orang lain dan ditambah-tambah
ringan mulut = suka berbicara/bertanya
tutup mulut = diam
cepat mulut = lancang
perang mulut = berbantah
keras mulut = tidak mudah menurut (tentang kuda)
g. berat bibir = tidak peramah; pendiam
tipis bibir = pandai benar berkata-kata; cerewet
menghapus bibir = kecewa; tak berhasil
buah bibir = yang selalu menjadi pembicaraan orang
panjang bibir = suka menyampaikan perkataan orang (mengadu)
h. lidah api = ujung nyala api
keras lidah = tak pandai melafalkan kata-kata asing
lidah bercabang = perkataannya selalu berubah-ubah
pahit lidah = apa yang dikatakan selalu terbukti manjur
panjang lidah = suka mengadu
patah lidah = a) tidak betul mengucapkan kata-kata; pelat
b) tidak pandai berkata-kata
c) terdiam (tak dapat menjawab/berkata-kata lagi)
ringan lidah = lancar dan fasih tutur katanya
cepat lidah = lancang mulut; suka mengeluarkan kata-kata yang kurang baik
mengerat lidah = memenggal/menyela kata orang
tergelincir lidah = salah mengatakan
tergigit lidah = a) tidak mempunyai rasa malu
b) tak berani berkata terus terang karena sudah berhutang budi
terkalang lidah = tak berani membantah/menjawab
berlidah dua = tidak teguh pendirian; mudah berpihak pada orang lain
i. tebal telinga = tak mau mendengarkan kata orang
tipis telinga = lekas marah kalau mendengar kata yang kurang baik
memberi telinga = suka mendengarkannya
terangin-angin ke telinga = kedengaran tentang desas-desus
memasang telinga = mendengar-dengarkan kabar
j. alas perut = sarapan
duduk perut = mengandung
membawa perut= datang ke rumah orang untuk makan
buruk perut = mudah kena penyakit
buta perut = asal makan saja; tak peduli rasa makanan
k. tangan besi = tindakan/kekuasaan keras
tangan kanan = pembantu yang utama
tangan dingin = segala yang ditanam, diobati, dan sebagainya selalu berhasil
tangan baik = selalu menang dalam berjudi
tangan turun = selalu kalah dalam berjudi
berat tangan = malas bekerja
buah tangan = barang yang dibawa dari bepergian
hampa tangan = tidak membawa/mendapat apa-apa
makan tangan = kena tinju; beruntung
ringan tangan = suka bekerja
turun tangan = turut campur tangan
berpangku tangan = tidak bekerja apa-apa
l. kaki lima = lantai di muka pintu/di tepi jalan
kaki seribu = berlari ketakutan
kaki telanjang = tidak bersepatu
kaki tangan = pembantu; orang kepercayaan
cepat kaki, ringan tangan = suka membantu
m. bertukar bulu = bertukar pendapat
tidak memandang bulu = tidak memilih-milih kedudukan seseorang
memperlihatkan bulunya = memperlihatkan keadaan yang sebenarnya
berbulu mata melihat = merasa benci sekali
berbulu hatinya = suka mendengki

1.2 Idiom dengan Kata Indera


dingin hati = tidak bergembira/tidak bersemangat
perang dingin = perang tanpa senjata, hanya saling menggertak
tidak lekang oleh panas = tidak berubah sedikitpun
uang panas = uang pinjaman dengan bunga yang banyak; uang yang tidak halal
panas rezeki = sukar mencari rezeki
tertangkap basah = tertangkap ketika sedang melakukan kejahatan
sepala-pala mandi biarlah basah = melakukan sesuatu janganlah setengah-setengah
kering kerontang = kering sekali
kurus kering = kurus sekali
kabar yang hangat = kabar yang baru terjadi dan sedang menarik perhatian umum (aktual)
sambutan yang hangat = meriah
pengalaman pahit = pengalaman yang tidak menyenangkan
sepahit semanis = bersama-sama dalam suka dan duka
mendapat kopi pahit = mendapat teguran keras/marah
muka manis = menarik hati
kritik yang pedas = keras dan kejam
merasakan asin garam = senang dan susah dalam hidup
tahu asam garamnya = tahu seluk beluknya
panjang akal = tidak picik; pandai mencari akal
menarik napas panjang = mengeluh
pendek permintaan = singkat umurnya
besar kepala = sombong
besar perut = rakus; lahap
besar cakap = suka membual
pakaian kebesaran = kehormatan
orang kecil = rakyat kebanyakan
tinggi rezeki = sukar mencari rezeki
rendah hati = tidak angkuh
rendah budi = hina
luas pengalaman = banyak pengalaman
sempit hati = lekas marah

1.3 Idiom dengan Warna


merah muka = kemalu-maluan
merah telinga = marah sekali
lampu merah = tanda sesuatu yang membahayakan
jago merah = api kebakaran
buku putih = buku yang berisi keterangan pemerintah mengenai suatu peristiwa politik
berputih tulang = mati
berdarah putih = keturunan bangsawan
hitam di atas putih = dengan tertulis; tidak secara lisan
belum tentu hitam putihnya = ketentuannya
masih hijau = belum berpengalaman
naik kuda hijau = mabuk
lapangan hijau = gelanggang olah raga
lampu hijau = sesuatu yang akan membuat menjadi lancar/lebih baik karena sudah
disetujui/diizinkan
kartu kuning = suatu peringatan dalam sepak bola
mengelabui mata = menipu

1.4 Idiom dengan Nama Benda-benda Alam


jadi bumi langit = orang yang selau diharapkan pertolongannya
dibumihanguskan = dimunaskan/dihancurkan sama sekali
tanah tumpah darah = tanah tempat lahir
gerakan di bawah tanah = gerakan rahasia
makan tanah = miskin sekali
kejatuhan bulan = beruntung besar
menjadi bulan-bulanan = sasaran/tujuan
menentang matahari = melawan orang yang berkuasa
terang bintangnya = beruntung
berbintang naik = mulai mujur
bintang lapangan = pemain yang terbaik
salah air = salah didikan
telah jadi air = habis modalnya/uangnya
pandai berminyak air = pandai bermuka-muka
bersuluh minta api = bertanya tentang sesuatu yang sudah diketahui
semangat berapi-api = berkobar-kobar, bersemangat skali
kabar angin = desas-desus
perasa angin = mudah tersinggung
menangkap angin = sia-sia belaka
hujan jatuh ke pasir = kebaikan yang tidak berbalas
seri gunung = tampak elok jika dilihat dari jauh
rendah gunung tinggi harapan = harapan yang sangat besar
tak lari gunung dikejar = tidak usah tergesa-gesa dalam mengerjakan sesuatu yang sudah tentu

1.5 Idiom dengan Nama Binatang


kambing hitam = orang yang dipersalahkan
kelas kambing = kelas paling murah
kuda hitam = pemenang yang tak diduga-duga
mengadu domba = mempertentangkan kita dengan kita sendiri
berkulit badak = tidak tahu malu, tidak berperasaan
tenaga badak = kuat sekali
banteng ketaton = mengamuk dengan hebatnya
akal kancil = tipu muslihat yang sanat licik, sangat cerdik
buaya darat = penjahat; orang laki-laki yang gemar kepada perempuan
ular kepala dua = orang yang munafik, ikut ke sana kemari saja
membebek(membeo) = hanya meniru-niru perkataan/perbuatan orang lain
menantikan kucing bertanduk = menantikan sesuatu yang mustahil
membabi buta = melakukan sesuatu dengan menekat saja
buta ayam = mata kabur pada waktu malam
mati ayam = mati konyol
tidur-tidur ayam = sudah tidur tetapi belum lelap benar
kabar burung = kabar yang tidak boleh dipercaya karena belum pasti kebenarannya
otak udang = bodoh sekali

1.6 Idiom dengan Bagian Tumbuh-tumbuhan


pohon kejahatan = asal mula
batang air = sungai
sebatang kara = hidup seorang diri
bercabang hatinya = tidak hanya satu yang dipirkan
lidah bercabang = kata-katanya tidak dapat dipercaya
lari beranting = lari bersambung(estafet)
berurat berakar = sudah mendalam benar
naik daun = 1) selalu menang/beruntung dalam bermain kartu, judi, dan sebagainya
2) mendapat nasib baik
bunga api = petasan
bunga rampai = kumpulan karangan yang terpilih
bunga kampung = gadis yang tercantik di kampung itu
buah pena = karangan
buah pembicaraan = hasil pembicaraan
biji mata = kekasih

1.7 Idiom dengan Kata Bilangan


bersatu padu = bersatu benar-benar
bersatu hati = seiya sekata
berbadan dua = hamil
tiada duanya = tidak ada bandingannya
telah dua kepalanya = mabuk
mendua hati = ragu-ragu
setengah hati = tidak dengan bersungguh-sungguh
bekerja setengah-setengah = tanggung
jalan tengah = keputusan yang diambil dari dua pendapat secara adil, tidak memihak salah satu
pendapat itu
setengah tiang = pengibaran bendera tanda berduka cita
masuk tiga, keluar empat = membenjakan uang lebih besar dari penghasilannya
pertemuan empat mata = pertemuan hanya dua orang
kaki lima = lantai di muka pinti atau di tepi jalan
tujuh keliling = nama penyakit kepala yang sangat keras
diam seribu bahasa = diam sama sekali, tidak berkata sepatah pun

2. Peribahasa
Peribahasa adalah bahasa berkias berupa kalimat atau kelompok kata yang tetap
susunannya.
2.1 Pepatah
Pepatah ialah sejenis peribahasa yang berisi nasihat atau ajaran dari orang tua.
Contoh :

1. Air tenang menghayutkan.(Orang pendiam tetapi berilmu banyak.)


2. Bermain air basah, bermain api hangus, bermain pisau luka.(Barang siapa yang melakukan
pekerjaan yang berbahaya/jahat, tentu akan kena akibatnya.)
3. Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua.(Budi baik tidak akan dilupakan
orang.)
4. Besar kayu besar bahannya, kecil kayu kecil bahannya.(Jika besar penghasilan, besar juga
pengeluarannya; tetapi jika kecil penghasilannya, kecil juga pengeluarannya.)
5. Bayang-bayang sepanjang badan.(Apa yang dikerjakan hendaklah disesuaikan dengan
kekuatan diri sendiri.)
6. Setinggi-tinggi terbang bangau, hinggapnya ke kubangan juga.(Walupun ke mana juga
seseorang pergi, kelak tentu kembali ke negeri sendiri.)
7. Ringan sama dijunjung, berat sama dipikul.(Orang yang berkaum keluarga/bersahabat
harus seiya sekata.)
8. Tak ada gading yang tak retak.(semua orang/sesuatu itu tentu ada kurang/celanya meskipun
hanya sedikit.)
9. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.(Pelajaran yang tak sempurna
dituntut, tidak ada gunanya.)
10. Ikut hati mati, ikut rasa binasa.(Barang siapa menurutkan hawa nafsu, tentu akan hancur.)
11. Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah.(Dalam sebarang kerja hendaklah selalu ingat
benar.)
12. Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalan.(Kasih ibu kepada anak tidak
ada putus-putusnya, tetapi kasih anak kepada ibu kadang-kadang sedikit.)
13. Biar lambat asal selamat, tak lari gunung dikejar.(Dalam mengerjakan pekerjaan tidak
perlu tergesa-gesa, harus ingat agar selamat.)
14. Barang siapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya.(Siapa yang mencari tipu
daya yang jahat untuk mencelakakan orang lain, biasanya dia jugalah yang mendapatkan
kesusahan karena tipu dayanya itu.)
15. Mati-mati mandi air basah.(Melakukan sesuatu jangan kepalang tanggung.)
16. Murah dimulut, mahal di timbangan.(Banyak janji tetapi tak ditepati.)
17. Nasi sudah menjadi bubut.(Perbuatan salah yang terlanjur.)
18. Sebab nila setitik rusak susu sebelanga.(Karena kesalahan/cela yang sedikit, rusak
kebaikan yang banyak.)
19. Ukur banyak di badan sendiri.(Mengukur kemampuan orang dengan kemampuan sendiri.)
20. Panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari.(Kebaikan yang banyak hilang oleh kesalahan
yang sedikit.0
21. /Besar pasak daripada tiang.(Belanja lebih besar daripada penghasilan.)
22. Pasar jalan karena diturut, lancar kaji karena diulang.(Pekerjaan yang biasa dikerjakan
tentu mahir.)
23. Rambut sama hitam, hati masing-masing.(Kesukaan setiap orang tidak sama.)
24. Tiada rotan akar pun jadi.(Jika tidak ada yang baik, yang kurang baik pun dapat
digunakan.)
25. Mati semut karena gula.(Manusia dapat dikuasai dengan kata-kata manis.)

2.2 Perumpamaan
Perumpamaan ialah sejenis peribahasa yang berisi perbandingan. Biasanya menggunakan kata
seperti kata : seperti, sebagai, laksana, bagai(kan), bak,dan sebagainya.
Contoh :

1. Bagai air di daun talas.(Orang yang tak tetap pendirian.)


2. Seperti anak ayam kehilangan induk.(Suatu kaum/keluarga yang terpecah-pecah karena
ditinggalkan oleh orang yang menjadi tempat bergantung.)
3. Seperti anjing berebut tulang.(Hal orang yang tamak memperebutkan harta.)
4. Bagai air dengan tebing.(Hal orang yang sangat kokoh bersahabat dan bertolong-tolongan.)
5. Seperti bulan dengan matahari.(Hal orang yang sudah sepadan/sejodoh.)
6. Bagai bumi dengan langit.(Hal orang/barang yang jauh sekali bedanya.)
7. Laksana kera dapat bunga.(Hal orang yang tak tahu menghargai barang yang bagus.)
8. Hati bagai baling-baling.(Pikiran yang tidak tetap.)
9. Bagai hujan jatuh ke pasir.(Berbudi baik kepada orang yang tidak tahu membalas guna,
tentu saja tak kehilangan baginya.)
10. Laksana burung dalam sangkar.( Seseorang yang terikat oleh keadaan.)
11. Bagai diiris dengan sembilu.(Hati yang sangat pedih.)
12. Bagai kerakap di atas batu, hidup enggan mati tak mau.(Hal orang yang sudah menderita
sekali.)
13. Bagai api dengan asap. Bagai kuku dengan daging.(Kasih sayang yang sangatn akrab.)
14. Bagai kucing dibawakan lidi.(Hal orang yang dalam ketakutan.)
15. Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan bapak mati.(Serba sulit
dalam menentukan sikap/tindakan.)
16. Bagai menentang matahari.(Melawan pendapat orang yang lebih berkuasa tentu akhirnya
kalah.)
17. Seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk.(Orang yang berilmu tinggi tidak akan
menyombongkan dirinya.)
18. Seperti pinang dibelah dua.(Hal dua orang yang serupa benar.)
19. Seperti pungguk merindukan bulan.(Mengharap-harapkan sesuatu yang tak mungkin
tercapai.)
20. Bagai rambut dibelah tujuh. Bagai rambut dibelah seribu.(Sesuatu yang sangat
sedikit/kecil.)
21. Bagai berumah di tepi tebing.(Selalu dalam kekhawatiran.)
22. Seperti rusa masuk kampung.(Keheran-heranan karena belum pernah melihat.)
23. Seperti api dalam sekam.(Kejahatan yang berlaku deangan diam-diam.)
24. Ditatang bagai minyak penuh.(Sangat dikasihi, dipelihara dengan hati-hati.)
25. Seperti telur di ujung tanduk.(Dalam keadaan yang mengkhawatirkan/berbahaya.)

2.3 Pemeo
Pemeo ialah jenis peribahasa yang dijadikan semboyan.
Contoh :

1. Patah tumbuh, hilang berganti.


2. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
3. Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah.(Daripada hidup
menanggung malu, lebih baik mati.)
4. Tak emas bungkal diasah, tak air talang dipancung.(Segala daya upaya dilakukan, asal yang
dicita-citakan tercapai.)
5. Esa hilang, dua terbilang.(Tetap hati mengerjakan suatu pekerjaan yang berbahaya.)
6. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul.

Laba sama dibagi, rugi sama dirjuni.


(Seiya sekata, senasib sepenanggungan.)

7. Patah sayap, bertongkat paruh.(Tidak berputus asa.)


8. Daripada berputih mata, lebih baik berputih tulang.(Daripada hidup menanggung malu,
lebih baik mati.)
Jenis-Jenis Konjungsi Berdasarkan Fungsinya
dalam Bahasa Indonesia
Konjungsi merupakan suatu kata atau ungkapan yang menghubungkan dua jenis-jenis kata, dua frasa
dalam bahasa Indonesia, dua klausa dalam bahasa Indonesia, dua jenis-jenis kalimat, dan dua jenis-jenis
paragraf. Berdasarkan fungsinya, konjungsi terbagi berdasarkan beberapa jenis. Adapun jenis-jenis
konjungsi berdasarkan fungsinya tersebut akan dibahas khusus di artikel kali ini. Menurut artikel jenis-jenis
konjungsi, jenis-jenis konjungsi berdasarkan fungsinya adalah:

1. Konjungsi Aditif
Merupakan konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung antara duua unsur gramatikal, entah itu kata,
frasa, klausa, kalimat, ataupun paragraf. Kara-kata yang termasuk konjungsi ini adalah dan,
serta, dan lagipula.

2. Konjungsi Pertentangan
Merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua unsur gramatikal yang saling
bertentangan. Kata-kata yang termasuk konjungsi ini adalah tetapi, sedangkan, akan tetapi,
sebaliknya, dan namun.

3. Konjungsi Disjungtif
Merupakan konjungsi yang bersifat disjungsi atau konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua
unsur yang saling berlawanan. Kata-kata yang termasuk ke dalam konjungsi ini antara lain maupun, baik…
baik, entah… entah, dan atau… atau.

4. Konjungsi Waktu
Merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua unsur yang mempunyai hubungan atau
keterangan waktu. Konjungsi ini terbagi lagi menjadi dua jenis yang mana jenis-jenis konjungsi ini antara
lain:

 Konjungsi waktu setara yang terdiri atas kata sebelumnya dan setelahnya.
 Konjungsi waktu bertingkat yang terdiri atas kata ketika, bila, sampai, demi, sementara, semenjak,
tatkala, dan ketika.

5. Konjungsi Final
Merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua unsur yang mengandung hubungan
tujuan. Kata-kata yang termasuk ke dalam konjungsi ini antara lain agar, supaya, dan untuk.

6. Konjungsi Sebab
Seperti namanya, konjungsi ini merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua unsur
yang menyatakan hubungan sebab di dalamnya. Adapun kata-kata yang termasuk konjungsi ini antara
lain karena, sebab, karena itu, dan sebab itu.

7. Konjungsi Akibat
Merupakan konjungsi yang fungsinya adalah untuk menghubungkan dua unsur (kata, frasa, klausa,
kalimat, ataupun paragraf) yang mempunyai hubungan akibat di dalamnya. Kata-kata yang termasuk ke
dalam konjungsi ini adalah sehingga, akibatnya, dan sampai.

8. Konjungsi Syarat
Merupakan konjungsi yang fungsinya adalah untuk menghubungkan dua unsur yang mempunyai
hubungan syarat di dalamnya. Kata-kata yang tergolong ke dalam konjungsi ini adalah asalkan, jika,
apabila, kalau, dan jikalau.
9. Konjungsi Tak Bersyarat
Kebalikan dari konjungsi syarat, konjungsi ini merupakan konjungsi yang fungsinya adalah untuk
menghubungkan dua unsur yang menyatakan hubungan yang tidak bersyarat. Adapun kata-kata yang
termasuk konjungsi ini antara lain walaupun, biarpun, dan meskipun.

10. Konjungsi Perbandingan


Merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua unsur yang saling membandingkan atau
dua unsur yang mempunyai hubungan perbandingan. Kata-kata yang tergolong konjungsi ini
adalah seperti, bagai, bagaikan, ibarat, umpama, seakan-akan, dan sebagaimana.

11. Konjungsi Korelatif


Merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua unsur (khususnya klausa) yang sederajat.
Tidak seperti konjungsi lainnya yang umumnya berbentuk sebuah kata dasar, kata berimbuhan pun, atau
kata ulang, konjungsi korelatif ini bentuknya adalah gabungan dari dua kata/konjungsi atau lebih. Selain
tergolong konjungsi berdasar fungsinya, konjungsi ini juga termasuk ke dalam jenis-jenis konjungsi antar
klausa. Adapun kata-kata yang termasuk konjungsi ini antara lain tidak hanya… tetapi juga, semakin…
semakin, dan baik… maupun.

12. Konjungsi Penegas


Merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua unsur yang mempunyai hubungan
penegasan. Kata-kata yang tergolong konjungsi ini adalah yakni, apalagi, misalnya, yaitu, dan akhirnya.

13. Konjungsi Penjelas


Merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua unsur yang salah satunya merupakan
unsur penjelas bagi unsur lainnya. Kata yang termasuk konjungsi ini adalah kata bahwa.

14. Konjungsi Pembenaran


Merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua unsur yang salah satu unsurnya
merupakan unsur yang membenarkan unsur lainnya. Kata-kata yang termasuk konjungsi ini antara
lain kendatipun, dan sekalipun. Selain dua kata tersebut, kata walaupun dan meskipun yang notabene
termasuk ke dalam konjungsi tak bersyarat juga bisa dimasukkan ke dalam jenis konjungsi pembenaran.

15. Konjungsi Urutan


Merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua unsur yang menerangkan hubungan
urutan peristiwa atau urutan lainnya. Kata-kata yang termasuk konjungsi ini adalah lalu, kemudian, mula-
mula, dan pertama(-tama).

16. Konjungsi Pembatasan


Merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua unsur yang salah satunya merupakan
unsur yang membatasi unsur lainnya. Kata-kata yang termasuk ke dalam konjungsi ini adalah kecuali,
asalkan, dan selain.

17. Konjungsi Penanda


Merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua unsur yang salah satu unsurnya
merupakan penanda bagi unsur lainnya. Kata-kata yang tergolong konjungsi ini diantaranya terutama,
umpama, dan paling utama.

18. Konjungsi Situasi


merupakan konjungsi yang berfungsi untuk menghubungkan dua unsur yang menerangkan adanya
hubungan situasi dianatara keduanya. Kata-kata yang termasuk konjungsi ini adalah padahal,
sedangkan, dan sambil
Pengertian Kata Kerja Mental
Kata Kerja Mental
Kata kerja mental atau di kenal dengan Verba Tingkah Laku ialah kata kerja yang
menyatakan suatu respon atau sikap seseorang tehadap suatu tindakan, keberadaan,
pengalaman,contohnya :

1. Ayah Khawatir karena sudah pukul 10 malam, andi belum juga pulang kerumah
2. Kakek sangat menikmati acara komedi yang tayang di Televisi.
3. Keluarga kami terharu, saat kakak lulus sebagai lulusan terbaik di universitasnya.
4. Adi merasa dia orang paling bahagia di dunia karena mendapatkan beasiswa ke luar
negeri.
5. Udin tidak pernah tersinggung walaupun diejek teman sekelasnya
6. Ucup sedang memikirkan bagaimana nasibnya setelah merantau kejakarta
7. Andi Berfikir bahwa dengan menjadi kaya, ia dapat membahagiakan orang tuanya.
8. Ahmad Yakin dengan kerja kerasnya selama ini, akan ada hasil besar yang
menunggunya.
9. Pak RT menolak uang suap yang diberikan kepadanya
10. Rudi menerima hadiah dari kepala sekolah karena menjadi siswa teladan tahun ini.

Pengertian kata kerja


kata kerja atau verba ialah kata yg menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan.
Dengan nama lain yakni, kata kerja menunjukkan suatu tindakan atau aktivitas yang
dilakukan oleh subjek. Sehingga kata kerja berperan sebagai predikat dalam
penyusunan

Secara umumnya, sangat mudah menemukan kata kerja dalam suatu kalimat.
Penentuan suatu kata termasuk kata kerja atau bukan dapat dilakukan dengan dua
cara. Cara pertama dengan mengujinya. Pengujian dilakukan dengan dua metode yaitu:

 Aturan I, Menambahkan kata “dengan + kata benda” diletakkan setelah kata


yang diuji, contoh: Marni makan dengan tangan (bentuk S + P + “dengan”
+”kata benda”).
 Aturan II, Memberi “dengan + kata sifat” disematkan setelah kata yang diuji,
contoh: Marni bernyanyi dengan merdu ( bentuk S + P + “dengan” + “kata
sifat”).

Ciri ciri kata kerja


1. memiliki arti perbuatan, kegiatan, atau tindakan, contoh: makan, menulis,
membaca
2. memiliki makna proses, contoh: meledak, meletus
3. kata kerja dapat diikuti dengan kata benda, contoh: Marni memetik bunga (
bentuk S – P – O )
4. kata kerja dapat diikuti dengn kata sifat atau keterangan, contoh: Marni menari
dengan lincah (bentuk S – P – kata sifat)
5. kata kerja yang mempunyai makna keadaan atau kondisi tidak dapat
ditambahkan awalan ter- , contoh : suka
6. bisa didasari kata penyangkalan, contoh: Marni tidak bisa membaca

Jenis Kata Kerja(verba)


Kata kerja yang dipergunakan pada kalimat banyak sekali bentuknya. yakni adalah jenis
kata kerja berdasarkan bentuknya, berdasarkan subjek, berdasarkan objek dan bentuk
lainnya. Berikut penjelasannya

A. Berdasarkan bentuknya

Jenis kata kerja berdasarkan bentuknya bisa kita bedakan menjadi dua, yakni kata kerja
dasar dan kata kerja turunan.

1. Kata Kerja Dasar

contoh;

 Sudah hampir sore, Marni masih juga belum bangun


 Adi tidak pernah minum minuman keras
 Erna dan teman-temannya mandi di sungai
 Libur panjang kerjanya hanya makan dan tidur saja

1. Kata kerja Turunan

contoh;

 contoh : melebar, mendarat, bersepeda, mendarat.


 contoh : membaca, berlari, mengambil, bekerja.
 contoh : bersua, berjuang, bertemu, mengungsi.
 contoh : berayun-ayun, berputar-putar, loncat-loncat.
 contoh : tatap muka, temu wicara, naik haji.

B. Berdasarkan Subjek

Berdasarkan bagian dalam subjeknya, kata kerja dibagi menjadi kata kerja aktif dan
kata kerja pasif

1. Kata kerja Aktif

contoh;
 Adi memukul bola dengan kuat
 Mirna mengumpulkan kerang di pantai
 Kuda itu berlari sangat cepat
 Ibuku bertemu bu Lurah di pasar

1. Kata kerja Pasif

contoh;

 Bunga itu disirami oleh Mirna tiap pagi


 Bola ditendang Andi hingga keluar gawang
 Adi terlempar dari sepedanya
 Kami terdampar di sebuah pulau, karena perahu yang kami naiki rusak

C. Berdasarkan Objeknya

Kata kerja berdasarkan objeknya dibagi menjadi: 2

1. Kata kerja Transitif


2. Kata kerja Intransitif

contoh transitif;

 Marni mengambil bunga. (kata “mengambil ” merupakan kata kerja transitif. “


 Adi membuat lukisan pohon. (kata membuat disini ialah kata kerja transitif.
 Erna menggiring para turis untuk berlibur. (kata “menggiring” adalah kata kerja
transitif.

contoh intransitif;

 Adi sedang makan di kantin sekolah


 Erna tidak jadi pergi ke puskesmas
 Mirna sedang tidur pulas
 Keluarga korban kecelakaan itu menangis

D. Bentuk Lain

Kata kerja bisa terdiri menjadi 3 kelompok dalam bentuk lainnya yakni kata kerja
benefaktif, reflektif, dan resiprok

1. Kata kerja Benefaktif


2. Kata kerja Reflektif
3. Kata kerja Resiprok

contoh benefaktif;

 Adi biasanya menyeberangkan nenek itu


 Mirna membuatkan kue ulang tahun untuk adiknya
 Erna membelikan baju baru untuk Ibunya
 Erni memandikan kucing persianya setiap minggu

contoh reflektif;

 Mirna biasa merias diri sebelum berangkat ke kantor


 Adi mencukur kumisnya setiap hari Jum’at
 Erna bersembunyi dibalik batu besar
 Erni berlari di padang rumput

contoh resiprok;

 Adi bersalaman dengan kepala sekolah


 Mirna berpandangan dengan Adi
 Erna dan Erni berpegangan tangan.

Anda mungkin juga menyukai