Gaya
Bahasa:
Pengertian
, 24
Macam
dan
Contoh
PENDIDIKAN • PERGURU
AN TINGGI
0
Shares
Daftar Bab ☰
Pengertian
Majas
Pengertian majas adalah
gaya bahasa yang
digunakan untuk
menyampaikan pesan
dengan cara yang
imajinatif atau berupa
kiasan. Sifat majas
secara umum adalah
tidak pada makna yang
sebenarnya atau kiasan
atau bermakna konotasi.
Penggunaan majas
dalam gaya bahasa ini
bertujuan untuk membuat
pembaca bisa
merasakan efek
emosional tertentu dari
gaya bahasa tersebut.
Berbagai jenis majas
sering digunakan sesuai
dengan arah
pembicaraan atau efek
gaya bahasa yang
diinginkan. Itu sebabnya,
dikenal ada banyak jenis
majas dalam bahasa
Indonesia.
Macam
Macam
Majas dan
Contoh
Ada berbagai jenis majas
yang biasa kita gunakan.
Secara garis besar,
macam macam majas ini
dapat dibagi ke dalam
empat kelompok besar,
meliputi : majas
perbandingan,
pertentangan, sindiran,
dan penegasan.
Pembagian ini
didasarkan pada cara
mengungkapkan makna
kiasan dalam gaya
bahasa yang digunakan.
Majas
Perbandingan
Jenis majas
perbandingan meliputi
majas yang
menggunakan gaya
bahasa ungkapan
dengan cara
menyandingkan atau
membandingkan suatu
objek dengan objek yang
lainnya, yakni melalui
proses penyamaan,
pelebihan, atau
penggantian. Di dalam
majas perbandingan ini
pun masih dapat dibagi
ke dalam beberapa sub
jenis, seperti :
1. Majas Personifik
asi
Majas personifikasi
menggunakan gaya
bahasa yang
ungkapannya seakan
menggantikan fungsi
benda mati yang dapat
bersikap seperti manusia.
Majas ini
membandingkan benda
mati dan manusia. Jadi,
intinya adalah pada
kata ‘person’ yang berarti
orang, atau meng-orang-
kan benda mati.
Contoh: Pensil itu
menari –nari di atas
kertas untuk
menghasilkan gambar
yang begitu indah.
Keterangan: pensil
adalah benda mati yang
sudah pasti tidak bisa
menari, tapi digambarkan
benda mati tersebut bisa
menari layaknya
manusia.
Contoh Majas
Personifikasi:
1. Pena itu menari-nari di
atas kertas.
2. Lia termenung
menatap daun-daun yan
g berjoget diterpa angin.
3. Leptopku sedang kele
lahan karena digunakan
semalam suntuk.
4. Pepohonan di hutan
itu tampak sedih karena
musim kemarau panjang.
5. Lautan biru itu
seolah menatapku dala
m hening.
6. Aku bisa
merasakan dinding-
dinding di
sekitarku mendengar pe
mbicaraan kita.
7. Baju ini memelukku tu
buhku yang kedinginan.
8. Bunga-bunga di
taman bercengkerama ri
ang di bawah terik
hangat mentari.
9. Aku tidak bisa
menemukan jam
tanganku, mungkin
dia melarikan diri.
10. Jam
berjalan dengan sangat
lambat.
2. Majas Metafora
Majas metafora adalah
suatu majas yang
menggunakan sebuah
objek yang bersifat sama
dengan pesan yang ingin
disampaikan, melalui
suatu ungkapan. Jadi,
satu objek dibandingkan
dengan objek lain yang
serupa sifatnya, tetapi
bukan manusia.
Contoh: Lily adalah anak
emas di keluarga besar
Pak Badar.
Keterangan: anak emas
adalah ungkapan bagi
orang yang dianggap
kesayangan.
Contoh Majas
Metafora:
1. Mila adalah bunga
desa yang selalu
mengagumkan.
2. Lia selalu
menjadi buah
bibir karena tingkah
lakunya yang urakan.
3. Kita harus waspada
dengan orang itu karena
ia terkenal panjang
tangan.
4. Raja hutan itu memiliki
suara yang paling
menggelegar.
5. Dodi senang sekali
dengan buah
tangan yang diberikan
paman.
6. Ali berusaha keras
untuk mengasilkan buah
pena ini.
7. Tulisan ini adalah buah
pikiran kawan
sekelasku.
8. Sang Raja
Siang memang selalu
membawa kehangatan.
9. Dinda adalah buah
hati pasangan yang
fenomenal itu.
10. Budi hanya bisa
pasrah dianggap
sebagai sampah
masyarakat.
3. Majas Asosiasi
Majas asosiasi adalah
majas yang
menggunakan ungkapan
dengan membandingkan
dua objek berbeda,
namun dianggap sama,
yang dilakukan dengan
pemberian kata sambung
bagaikan, bak, atau
seperti. Perbandingan
dalam majas ini
disampaikan secara
implisit, sehingga
pembaca harus
menganalisa sendiri arti
dari perumpamaan yang
digunakan.
Contoh: Meskipun bukan
saudara kembar, tapi
kakak beradik itu bak
pinang dibelah dua.
Keterangan: bak pinang
dibelah dua artinya
kedua saudara itu
memiliki wajah sangat
mirip.
Contoh Majas
Asosiasi:
1. Sita dan Siti bak
pinang dibelah dua.
2. Harapan Lina akan
beasiswa bak gayung
bersambut.
3. Pendiriannya
memang seperti air di
daun talas.
4. Dia sudah lama tidak
muncul bagaikan
ditelan bumi.
5. Layaknya tiada
gading yang tak retak,
begitu juga manusia.
6. Nasib kita itu seperti
roda yang berputar.
7. Memberi Heni hadiah
sama saja seperti
menabur garam di
lautan.
8. Menasehati kakak
beradik itu seperti
berbicara dengan
tembok.
9. Aku sangat kecewa
dengan tindakanmu
yang bagaikan duri
dalam sekam.
10. Dia sungguh
mengecewakan,
sikapnya bak pagar
makan tanaman.
4. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah
majas yang
mengungkapkan sesuatu
dengan kesan yang
berlebihan, dan bahkan
membandingkan sesuatu
dengan cara yang hampir
tidak masuk akal.
Contoh: Perusahaan
XYZ mengeluarkan
kebijakan untuk
memberikan kuota
pekerjaan khusus bagi
kaum difabel.
Keterangan: kata difabel
menggantikan frasa yang
dianggap kurang baik,
yakni “orang cacat”.
Contoh Majas
Eufemisme:
1. Dia adalah
seorang tuna daksa.
2. Kita harus menolong
orang yang tuna wisma.
3. Kasihan anak itu, ia
terlahir tuna rungu.
4. Guru itu adalah
seorang difabel, tapi ia
sangat pandai mengajar.
5. Dia terpaksa
mendekam di hotel
prodeo karena
kecelakaan itu.
6. Karena terjerat kasus
korupsi, ia harus
dihadapkan di meja
hijau.
7. Orang tua itu sudah
tidak memiliki sanak
saudara, makanya ia
diletakkan di panti
jompo.
8. Meskipun ia
adalah kaum
marginal, tapi ia memiliki
semangat belajar tinggi.
9. Jika kita bertemu
kaum fakir, kita tidak
boleh menghinanya.
10. Dia
mengalami gangguan
jiwa karena kehilangan
pekerjaan dan keluarga
sekaligus.
6. Majas Metonimi
a
Contoh: Setelah
kehilangan kakaknya,
Dito bagaikan anak ayam
kehilangan induknya,
selalu kebingungan.
Keterangan: bagaikan
anak ayam kehilangan
induknya menunjukkan
adanya kegiatan yang
selalu dalam kebingunan
tanpa arah dan tujuan.
Contoh Majas
Simile:
1. Sering-seringlah
bergaul, agar tidak
kurang wawasan,
seperti kura-kura dalam
tempurung.
2. Dia selalu saja patuh
pada ketua geng itu,
seperti kerbau yang
ditusuk hidungnya.
3. Lili memang sudah
terkenal sebagai
pemalas,
seperti beruang di
musim dingin.
4. Adikmu tampak sangat
lapar, jalannya
seperti singa kelaparan.
5. Rapat hari ini sangat
kacau, seperti hutan
terserang angin ribut.
8. Majas Alegori
Majas alegori adalah
majas dengan gaya
bahasa yang
menyandingkan suatu
objek dengan kata-kata
kiasan bermakna
konotasi atau ungkapan.
Contoh: Dalam bahtera
rumah tangga, suami
adalah nakhodanya.
Keterangan: kata suami
diungkapkan sebagai
nahkoda, yang
bermaksud sebagai
pemimpin keluarga.
Contoh Majas
Alegori:
1. Jika sudah sampai
pada dermaga kehidupa
n, pada anaklah kita
akan berlabuh.
2. Ani sedang
mencari pelabuhan cinta
nya, dan pada Adilah
ia berlabuh.
3. Dalam pertarungan m
encari jati diri, diri kita
sendirilah petarungnya,
dan orang tua
adalah pelatihnya.
4. Pertandingan politik
ini,
membutuhkan kapten ya
ng tepat.
5. Di
dalam perlombaan mem
enangkan
hati, jurinya adalah
perasaan.
9. Majas Sinekdok
Gaya bahasa sinekdok
ini menunjukkan adanya
perwakilan dalam
mengungkapkan
sesuatu. Agar lebih jelas,
kita bisa melihat pada
pembagian majas
sinekdok ini, di mana
majas ini masih terbagi
lagi dalam dua macam,
yaitu sinekdok pars pro
toto dan sinekdok totem
pro parte.
Keterangan: Indonesia
adalah seluruhnya,
padahal yang dimaksud
mendapat medali hanya
beberapa orang yang
mewakili Indonesia saja.
Contoh Majas
Sinekdok Pars Pro
Toto:
1. Kita hanya perlu
mewakilkan
satu kepala saja dalam
rapat ini.
2. Ibu membeli
tiga ekor ayam untuk
pesta nanti malam.
3. Dia hanya
menampakkan batang
hidungnya sebentar
saja, lalu pergi.
Contoh Majas
Sinekdok Totem Pro
Parte :
1. Malaysia berhasil
mengalahkan Thailand d
alam pertandingan bola
itu.
2. Amerika
Serikat menyerang
negara-negara yang
dianggapnya berbahaya.
3. China menyatakan
bahwa negaranya telah
terbuka dalam hubungan
internasional.
4. Jepang berhasil
menerbangkan rudal
tempur terbaru yang
diklaim sangat canggih.
5. Sekolahku memenang
kan lomba cerdas cermat
di Semarang.
10. Majas Simbolik
Majas simbolik
menggunakan gaya
bahasa yang
membandingkan antara
manusia dengan sikap
makhluk hidup lain dalam
bentuk ungkapan.
Contoh: Silvi adalah
bunga desa yang banyak
memiliki kelebihan.
Keterangan: bunga desa
menunjukkan sosok yang
banyak dikagumi.
Contoh Majas
Simbolik:
1. Rian sangat berani
seperti raja hutan.
2. Dina disebut-sebut
sebagai kembang
desa yang dikagumi
semua pria.
3. Lisa seperti ratu
lebah yang dipuja oleh
banyak orang.
4. Dian yang masih
menyendiri hingga
sekarang memang layak
dianggap bunga teratai,
indah tapi susah
dijangkau.
Majas
Pertentangan
Majas pertentangan
merupakan suatu bentuk
gaya bahasa dengan
kata-kata kiasan yang
bertentangan dengan
yang dimaksudkan
sesungguhnya. Jenis
majas pertentangan
dapat dibagi ke dalam
beberapa subjenis,
meliputi :
1. Majas Litotes
Contoh Majas
Kontradiksi
Interminis:
1. Kota – kota besar ini
semakin mewah, kecuali
kota – kota
pinggiran yang
semakin tersisih.
2. Pesta ini
sangat meriah, hanya
saja di sudut kolam itu
terlihat sepi.
3. Burung-burung di sini
sangat cantik, kecuali
burung kecil yang
sedang terluka itu
terlihat buruk.
4. Hewan ternak milik Pak
Sugi sehat –
sehat, hanya saja ada
beberapa ternak
yang sakit – sakitan.
5. Mobil-mobil di dealer ini
sangat modern, kecuali
satu mobil yang ada di
ujung sana terlihat kuno.
Majas Sindiran
Majas sindiran adalah
kelompok macam majas
yang menggunakan kata-
kata kiasan yang
tujuannya adalah untuk
menyindir seseorang
atau perilaku dan kondisi
tertentu. Jenis majas
sindiran terbagi ke dalam
tiga subjenis, meliputi :
1. Majas Ironi
Majas ironi adalah majas
yang menggunakan kata-
kata bertentangan
dengan fakta yang ada
dengan maksud
menyindir. Jadi, seperti
memuji di awal, tapi
menunjukkan maksud
sebenarnya (yakni
menyindir) di akhir
kalimat.
1. Majas Pleonasm
e
Majas ini menggunakan
kata-kata yang
maknanya sama,
sehingga terkesan tidak
efektif, namun hal ini
sengaja dilakukan untuk
menegaskan suatu hal.
Contoh Majas
Repetisi:
1. Dia adalah
pelakunya, dia si pencuri
itu, dialah yang
mengambil jam tangan
milikmu.
2. Saya ingin berubah,
saya ingin rajin
belajar, saya ingin
pintar, saya ingin
menjadi orang sukses.
3. Lili adalah gadis
cantik, Lili adalah gadis
baik, Lili adalah gadis
yang sempurna.
4. Siti begitu
baik, Siti begitu
mulia, Siti-lah yang
selalu menolongku setiap
kali aku ada masalah.
5. Buku ini buku yang
bagus, buku ini sangat
istimewa, buku inilah
yang mampu merubah
sudut pandangku.
6. Di tempat ini aku
pertama kali bertemu
dengannya, di tempat
ini aku berkenalan, di
tempat ini aku selalu
menunggunya, di
tempat ini pula ia
meninggalkanku.
7. Rumah ini adalah
tempat paling
nyaman, rumah
ini adalah tempat paling
istimewa, rumah
inilah tempat tinggalku
satu-satunya.
8. Gadis itu telah
berhasil
merayuku, gadis
itu berhasil memikat
hatiku, gadis itulah yang
selalu mengisi ingatanku.
9. Komputer inilah yang
selalu
menemaniku, komputer
inilah yang
mengatarkanku pada
kesuksesan, komputer
ini sudah seperti
saudaraku.
10. Kota ini adalah
tempat kelahiranku, kota
ini tempatku dibesarkan,
dan di kota ini pula aku
akan mati.
3. Majas Retorika
Majas retorika dilakukan
dengan memberikan
penegasan dalam bentuk
kalimat tanya, yang
sesungguhnya tidak perlu
dijawab.
Contoh Majas
Retorika:
1. Kapan Aku pernah
memintamu untuk
membohongiku?
2. Apa ada orang yang
mau ditipu?
3. Siapa yang rela jika
harus kehilangan orang
yang dikasihinya?
4. Apa kita pernah
meminta mendapatkan
semua keberkahan ini?
5. Kapan Aku memintamu
untuk iri kepadaku?
6. Siapa yang tidak ingin
hidup makmur dan
sejahtera?
7. Siapa yang senang bila
keluarganya berantakan?
8. Siapa yang tidak
berduka bila rumahnya
kebakaran?
9. Apa kita pernah
meminta seorang
pemimpin yang hanya
memikirkan diri sendiri?
10. Siapa yang tidak
ingin mendapat
pemimpin yang amanah?
4. Majas Klimaks
Majas ini mengurutkan
sesuatu dari tingkatan
yang rendah ke tinggi.
Contoh Majas
Klimaks:
1. Bayi, anak kecil,
remaja, hingga orang
tua seharusnya memiliki
kehidupan yang layak
dan sejahtera.
2. PAUD, TK, SD, SMP,
SMA, kita harus bisa
menyisipkan pendidikan
karakter di setiap
tahapannya.
3. Kecil, sedang,
besar, semua buah ini
akan kubeli.
4. S, L, M, XL, XXL, kita
semua memiliki ukuran
pakaian itu.
5. Anak-anak, muda,
tua, bisa menikmati
fasilitas yang kami
berikan ini.
6. Masyarakat
di pelosok, desa,
kota, sudah selayaknya
mendapat kesejahteraan
hidup yang baik.
5. Majas Antiklima
ks
Gaya bahasa ini
berkebalikan dengan
klimaks, yakni gaya
bahasa yang
menegaskan sesuatu
dengan mengurutkan
suatu tingkatan dari tinggi
ke tingkatan yang
rendah.
Contoh Majas
Antiklimaks:
1. Masyarakat modern,
desa, hingga yang
pelosok seharusnya
memiliki akses
kesehatan yang layak.
2. Lansia, dewasa,
remaja, anak-anak, juga
bayi, boleh datang ke
pesta yang kita adakan.
3. Tua, muda, juga anak-
anak punya hak yang
sama untuk bahagia.
4. Ukuran jumbo,
sedang, kecil, tersedia
di toko kami.
5. S3, S2. S1. juga
D3, boleh mendaftarkan
diri di perusahaan ini.
6. Majas Pararelis
me
Gaya bahasa paralelisme
biasanya terdapat dalam
puisi, yang dilakukan
dengan mengulang-ulang
sebuah kata di dalam
berbagai definisi
berbeda. Jika
pengulangan dilakukan di
awal, maka disebut
sebagai anafora. Namun,
jika kata yang diulang
ada pada bagian akhir
kalimat, maka disebut
epifora.
Contoh Majas
Paralelisme:
Cinta itu sabar.
Cinta itu lemah lembut.
Cinta itu memaafkan.
Cinta itu tidak
serakah.
Kasih itu penyabar.
Kasih itu tidak pernah
marah.
Kasih itu selalu mengerti.
Yang terbaik itu cinta.
Yang terkasih itu cinta.
Yang paling sempurna
itu cinta.
Perempuan paling hebat
itulah ibuku.
Perempuan yang penuh
kasih sayang
itulah ibuku.
Perempuan yang penuh
pengertian adalah ibuku.
Perempuan paling
sempurna adalah ibuku.
7. Majas Tautologi
Majas ini menggunakan
kata-kata yang memiliki
sinonim untuk
menegaskan kondisi atau
ujaran tertentu.
Contoh Majas
Tautologi:
1. Hidup akan
terasa aman, damai,
dan tenteram, apabila
kita semua bisa saling
menghormati.
2. Dia adalah gadis yang
penuh dengan kasih,
sayang, dan cinta.
3. Gadis di pelaminan itu
adalah gadis
yang cantik, manis, dan
anggun.
4. Suasana di pesta ini
sangat ramai, meriah,
gegap gempita.
5. Kelas ini terasa
begitu sepi, sunyi,
senyap, tidak ada yang
hadir.
6. Aku menyukai anak
yang ceria, gembira,
riang, dan penuh suka
cita itu.
7. Jika memilih baju, ia
selalu memilih
yang modis, elegan,
modern, dan gaya.
8. Lili itu anak yang
sangat rajin, disiplin,
patuh, tidak pernah
terlambat.
9. Cahaya bulan malam
ini tampak terang
benderang bercahaya.
10. Gerakan tarian itu
tampak lemah lembut,
gemulai, dan begitu
meliuk.
11. Kita tidak bisa
mempercayai penjahat,
perampok, penjambret,
dan pencuri, seperti dia.