Anda di halaman 1dari 23

Kegiatan 2

Membandingkan Penggunaan Bahasa


dalam Cerpen dan Hikayat

Risma Riyani, S.pd


Membandingkan Penggunaan Bahasa dalam
Cerpen dan Hikayat

Sekarang kamu akan mempelajari perbandingan bahasa dalam cerpen dan hikayat. Kaidah bahasa yang
dominan dalam cerpen adalah penggunaan gaya bahasa (majas) dan penggunaan konjungsi yang
menyatakan urutan waktu dan urutan kejadian.

Di antara majas yang sering digunakan dalam cerpen mau pun hikayat adalah majas antonomasia,
metafora, hiperbola, dan majas perbandingan.

Meskipun sama-sama menggunakan gaya bahasa, tetapi gaya bahasa yang digunakan dalam hikayat
berbeda penyajiannya dengan gaya bahasa dalam cerpen. Perhatikan penggunaan majas antonomosia
dalam penggalan hikayat berikut ini.
a. Penggunaan
Majas
Karena penggunaan majas
dalam cerpen dan hikayat berfungsi
untuk membuat cerita lebih menarik
jika dibandingkan menggunakan
bahasa yang bermakna lugas. Mengapa harus
menggunakan majas
Ada berbagai jenis majas yang
digunakan, kita pelajari lebih jauh
dalam cerpen dan
yuk! hikayat?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya
dengan sesuatu yang lain. Sedangkan menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan, majas adalah cara mengungkapkan pikiran
melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Unsur kebahasaan antara lain pilihan
kata, frasa, klausa, dan kalimat.

Majas dapat dikelompokan menjadi lima, yaitu:

Majas Sindiran Majas Pertentangan

Majas Perbandingan
Majas Penegasan

Majas Pertautan
a. Majas Sindiran

1. Ironi 2. Sinisme 3. Sarkasme


Ironi adalah majas sindiran berupa
kata-kata yang bertentangan dengan Sinisme merupakan majas Sarkasme adalah majas sindiran
yang dimkasud. sindiran yang lebih kasar yang sangat kasar, tak layak
daripada ironi. diucapkan, tidak sopan,
menyakitkan telinga.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
▪ Santun sekali ucapanmu, apa tidak
▪ Dasar, kalau bicara tanpa
ada yang lebih kasar? (maksud:
ucapannya terlalu kasar, tidak perhitungan!
▪ Kamu itu tak ubahnya musang
santun) berbulu domba!

▪ Kamu itu memang perut karet,


▪ Rajin benar kamu, siang-siang makan apa pun ludes!
▪ Hai, pergi kamu, bangsat!
begini masih tidur! (maksud: dia
malas karena sudah siang masih
tidur)
b. Majas Penegasan
1. Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menambahkan keterangan atau kata yang sudah jelas sehingga terkesan berlebihan.
Contoh:
-Mereka naik ke atas bukit sambil bernyayi riang
- Air matanya membanjiri pipi

2. Repetisi
Repetisi adalah majas yang mengulang-ulang kata dalam kalimat untuk menegaskan maksud.
contoh:
- Sekali merdeka, tetap merdeka!
- Benar, sungguh benar dia pencurinya!

3. Pararelisme
Pararelisme merupakan majas yang menggunakan kata-kata secara berulang-ulang. Jika yang diulang kata di awal
kalimat dinamakan anafora sedangkan di akhir kalimat dinamakan epifora.
contoh:
Anafora
- Kucari kau dalam foto
Kucari kau karena aku cemas
Kucari kau karena aku sayang
Kucari engkau karena kaya mesti digayang
Contoh Epifora
- Baru ku mengerti indahmu, karena ku cinta dirimu
Ku marah dengan kelakuan nakalmu, karena ku cinta dirimu
Kini ku cemaskan dirimu, karena ku cinta dirimu

4. Tautologi
Tautologi adalah majas yang mengulang suatu hal agar maknanya lebih mendalam. Majas tautologi biasanya menggunakan
kata yang bersinonim.
contoh: - Mereka riang gembira mendengar hasil ujiannya sangat bagus.
- Sebagai sahabat kita harus bisa hidup rukun, akur, dan bersaudara.

5. Klimaks
Klimaks merupakan majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut, makin lama makin meningkat (naik).
contoh: -Pada mulanya ia mengeluh, kemudian merintih, lalu menangis, akhirnya menjerit kesakitan.
- Jangankan seribu atau sepuluh ribu, seratus ribu pun akan kubeli.

6. Antiklimaks
Antiklimaks merupakan majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut, makin lama makin menurun
(lemah). Contoh: - Mulai dari mobil, motor, becak, sampai sepeda harus mengikuti aturan berlalu lintas.

7. Koreksio
Majas koreksio dipakai untuk manarik perhatian dengan cara meralat kesalahan yang sebenarnya disengaja.
contoh: Dia itu pamanku, oh, bukan, maksudku ia itu bapakku.
8. Preterito
Majas Preterito digunakan untuk menarik perhatian dengan menyembunyikan sesuatu yang seolah-olah dirahasiakan.
Contoh: - Saya tidak akan membuka rahasianya kalau sebenarnya ia anggota geng motor.

9. Enumerasio
Enumerasio adalah majas di mana setiap keadaan atau suasana dilukiskan secara terpisah-pisah agar keadaan lebih
terang, bergerak, dan hidup.
Contoh: - Awan tebal bergerak. Angin bertiup kencang. Lambat laun hujan turun. Petir seperti membelah lembah itu.

10. Eksklamasio
Eksklamasio adalah majas yang menggunakan kata seru sebagai penegas.
Contoh: - Wah, indah sekali pemandangannya!

11. Asindenton
Asindenton adalah majas yang menyebutkan beberapa hal secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung.
Contoh: -Kepala sekolah, guru, pegawai TU, siswa harus mengikuti upacara bendera.

12. Polisindenton
Polisindenton adalah majas yang mempergunakan banyak kata penghubung dalam sebuah kalimat.
Contoh: - Ia benar-benar lupa dengan rumah dan ladangnya, istri dan anaknya, hak dan kewajibannya.
- Setelah ia pulang, maka ia mengambil buku dan sepeda, lalu menjenguk neneknya di kampung.
C. Majas Pertautan
1. Alusio
Alusio merupakan majas yang menggunakan kata
yang berkaitan dengan peristiwa umum yang 2. Metonimia
terjadi atau menggunakan peribahasa yang telah Metonimia adalah majas yang menggunakan kata
umum dan diperkirakan semua orang telah memahami yang berkaitan dengan hal-hal pembuat atau merek
maknanya sehingga tidak perlu disesali. dagang sebuah
Contoh:
Contoh:
● Hati-hati jangan sampai peristiwa seperti G 30
S PKI terulang lagi. ● Ia sedang menyedot Cola-cola. (minuman)
● Jangan ditiru perilaku si Malin Kundang ● Ia naik Yamaha ke sekolah. (motor)
3. Pars pro toto
Pars pro toto adalah majas yangs menyebutkan
suatu maksud dengan menyebut sebagian untuk
keseluruhan.
4. Totem pro parte
Contoh: Totem pro parte adalah majas yang menyebutkan
sesuatu maksud dengan menyebut keseluruhan untuk
sebagian.
● Pak Maulana membeli tiga ekor kambing.
● Ia tidak tampak batang hidungnya.
Contoh:

● Indonesia akhirnya menang 3-2 dari Thailand dalam


perebutan mendali emas Sea Games dalam cabang
bulu tangkis beregu.
● SMKN 4 Jakarta menjuarai lomba desai grafis.
6. Antonomia
Antonomia adalah majas yang menyatakan sesuatu
hal menjadi pengganti yang diterangkan/dijulukkan

Contoh:

● Nah, itu dia, Si Cebol datang


● Si Bopeng kini telah tiada.
5. Eufemisme
Eufemisme adalah majas yang menggunakan kata yang
berkaitan dengan kesopanan atau kata-kata pantang.

Contoh:

● Putra Bapak ketinggalan dalam bidang akademik.


(bodoh)
● Mohon Maaf, kami ke belakang sebentar. (toilet)
d. Majas Pertentangan
Hiperbola
1 Hiperbola adalah majas yang Oksimoron
Oksimoron adalah majas yang mengungkapkan dua
3
menyatakan hal dengan cara
berlebih-lebihan. maksud yang berlawanan di salam sebuah kalimat.

Contoh: Contoh:
✔ Suaranya membahana ✔ Setelah menikah mereka berbahagia, tetapi
membelah angkasa juga menderita.
✔ Sejuta kenangan mengusik ✔ Kekayaannya menjadikan ia bahagia, tetapi
pikiranku juga menjadikannya sengsara.

Kontradiksi intermesis

2 Litotes
Litotes adalah majas yang mengungkapkan suatu
Kontradiksi intermesis merupakan majas
yang menunjukkan adanya pertentangan 4
maksud secara berlawanan untuk merendahkan dengan apa yang telah disebut sebelumnya,
diri atau menghormati agar terasa lebih sopan.
Contoh:
Contoh: ✔ Semua warga sudah bertransmigrasi,
✔ Silakan mampir ke gubuk kami kecuali keluarga Bapak Renggo
✔ Terimalah hadiah yang tak berharga ini ✔ Semua undangan telah hadir, selain
Bapak Camat.
Paradoks
Antitesis Paradoks merupakan majas yang
Antitesis adalah majas yang seolah-olah mengandung pertentangan,
5 menggunakan paduan kata yang
berlawanan agar orang memperhatikan
tetapi sebenarnya tidak karena objek
atau keadaan yang dipertentangkan
6
kedua bagian yang dipertentangkan. memang berbeda.

Contoh: Contoh:
✔ Hidup dan mati adalah takdir ✔ Walaupun tinggal di kota besar yang
Tuhan ramai, diriku merasa kesepian.
✔ Susah dan senang kami nikmati ✔ Ayam mati kelaparan di dalam
bersama. lumbung padi.

Anakronisme
Anakronisme adalah majas yang menunjukkan
7 adanya hal yang tidak mungkin terjadi mengingat
perkembangan sejarah (menyatakan sesuatu) yang
tidak sesuai dengan zamannya).

Contoh:
✔ Begitu lahir, ia langsung memanggil ibunya.
✔ Perang nuklir terjadi sejak Perang Paregrek.
d. Majas Perbandingan
2. Simile
1. Asosiasi/perumpamaan
Simile adalah majas yang
Asosiasi adalah majas yang
membandingkan dua hal yang
memberikan perbandingan
hakikatnya berbeda, tetapi
terhadap suatu hal yang sudah
dianggap sama dengan
disebutkan dengan menggunakan
menggunakan kata perbandingan
kata pembanding, yaitu: seperti,
secara eksplisit.
bagaikan, laksana, baik.

Contoh:
Contoh:
✔ Di tengah sunyi menderu 3. Metafora
✔ Mukanya pucat, bagaikan bulan
rinduku Metafora adalah majas yang
kesiangan
✔ Ibarat mencencang air membandingkan dua hal karena adanya
✔ Bibirnya seperti delima merekah
kesamaan sifat.

Contoh:
✔ Padi menguning keemasan
✔ Aku ini binatang jalang
4. Alegori
Alegori adalah majas yang memakai
perbandingan langsung atau utuh,
keduanya bertautan langsung.
5. Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang
Contoh: memberikan perbandingan dengan
✔ Hati-hati Anda berdua dalam cara meletakkan sifat-sifat insan
mengarungi samudra yang penuh (orang) pada benda mati.
bahaya, gelombang, topan, dan 6. Tropen
badai. Tropen merupakan majas yang
✔ Apabila nahkoda dan juru mudi Contoh: menggunakan kata-kata kias secara
senantiasa seiya sekata dalam ✔ Badai mengamuk merobohkan tepat atau sejajar dengan sesuatu
melayarkan bahteranya, niscaya gedung-gedung bertingkat yang dimaksud.
akan mencapai tanah tepi yang ✔ Sinar mentari masuk lewat
menjadi idaman. celah dinding sempat
mencubit hatiku. Contoh:
✔ Pekerjaannya hanya mengukur
jalan saja
✔ Presiden Jokowi akan terbang
menuju Inggris
b. Penggunaan
Konjungsi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai