Anda di halaman 1dari 4

Jenis-jenis Majas

A. Majas Asosiasi

Majas Asosiasi atau ada juga yang menyebutnya sebagai perumpamaan adalah majas yang
membandingkan dua hal yang beda, tapi dianggap sama. Ciri dari majas asosiasi ini, biasanya
terdapat kata-kata berikut ini: laksana, bagai, bak, seumpama, bagaikan, seperti.
Contoh majas asosiasi ini seperti:

1. Sikapnya sangat keras seperti batu.


2. Cintaku padamu seperti telur diujung tanduk.
3. Dina dan Dian bagaikan pinang dibelah dua.
4. Anggota DPR itu seperti kacang lupa akan kulitnya.

B. Majas Metafora

Majas metafora adalah majas membandingkan secara langsung dalam bentuk perbandingan
analogis. Ciri dari majas metafora adalah tidak terdapat konjungsi (kata penghubung) pada
kalimat. Majas ini sering dipakai pada karya sastra seperti syair, puisi, dan sejenisnya.
Contoh dari majas metafora bisa dilihat berikut ini:

1. Cristiano Ronaldo adalah bintang sepakbola kelas dunia.


2. Dia merupakan anak emas juragannya

C. Majas Personifikasi

Majas personifikasi merupakan majas yang mengungkapkan benda yang tidak bernyawa seolah
memiliki sifat seperti manusia. Ciri umum dari majas personifikasi ini adalah digunakan pada
benda mati atau tidak bergerak dan kemudian diberikan sifat seperti manusia.
Contoh dari majas personifikasi ini bisa dilihat seperti berikut ini:

1. Matahari sedang bersedih.


2. Ombak laut berlarian ke tepi pantai.
3. Bulan sedang mengintip dibalik awan.

D. Majas Alegori

Majas alegori adalah majas yang ingin mengungkapkan sesuatu dengan cara kiasan atau
penggambaran. Ciri dari majas alegori ini biasanya:

 cukup panjang kalimat yang dibuat


 terdapat beberapa kiasan namun membentuk suatu kesatuan yang jelas dan tersurat.
Contoh majas alegori seperti berikut ini:
1. Agama merupakan kompas dalam mengarungi samudera kehidupan yang penuh badai
serta gelombang.
2. Al Qur’an adalah rambu yang menjadi pedoman dan penerang untuk menunjuk jalan
menuju Allah. Selama kita patuh dan mengikuti rambu dengan baik, maka insya Allah
akan selamat sampai akhir.

E. Majas Simbolik

Majas simbolik adalah majas yang menggunakan benda, hewan atau tumbuhan sebagai simbol
untuk menjelaskan maksud tertentu.

Ciri dari majas simbolik ini bisa dilihat dari :

 adanya penggunaan kata hewan, benda atau hewan pada majas tersebut.
 maksudnya disampaikan secara tersirat.

Contoh majas simbolik misalnya seperti:

1. Dia akan dibawa ke meja hijau. (maksudnya=pengadilan)


2. Dia seperti bunglon. (maksudnya= sering berubah pendirian)
3. Dosenku adalah kamus berjalan. (maksudnya= menguasai banyak perbendaharaan kata)

F. Majas Metonimia

Majas metonimia adalah majas yang memakai ciri, merk, atau atribut tertentu untuk
menggantikan pengucapan sebuah benda.

Pada majas metonimia ini terselip ciri adanya pemakaian kata tertentu untuk menggantkan nama
general dari benda tersebut.

Contoh majas metonimia bisa disimak sebagai berikut:

1. Setiap malam kakek selalu minum Nescafe. (maksudnya kopi nescafe)


2. Dia datang dengan naik Innova. (maksudnya mobil Toyota Innova)
3. Karena haus, adik minum Aqua. (maksudnya air merk Aqua)

G. Majas Hiperbola

Majas hiperbola adalah kebalikan dari majas litotes. Dengan begitu majas hiperbola ini bisa
diartikan sebagai pengungkapan dengan maksud untuk melebihkan dari kenyataan yang
sebenarnya. Sehingga kemudian terkesan lebay dan tidak masuk akal.
Contoh dari penggunaan majas hiperbola ini misalnya:

1. Sehari diriku tak bertemu denganmu seperti 10 abad kita tak bertemu.
2. Harga BBM kini meroket ke langit angkasa.
3. Suaranya bagus mengguncang dunia.
H. Majas Ironi

Majas ironi adalah majas yang didalamnya terdapat hal yang ironis. Ciri dari majas ironi ini
adalah adanya hal yang seolah meninggikan, tapi setelah itu menjatuhkan orang tersebut.
Contoh dari majas ironi ini bisa Anda lihat di bawah ini:

1. Kamu rajin sekali, selalu telat datang


2. Hebat sekali murid itu, sampai harus tinggal kelas.

I. Majas Paradoks

Majas paradoks adalah majas mengungkapkan dua hal yang berlawanan meski keduanya benar
secara kenyataan. Berbeda dengan oksimoron yang diungkapkan dalam satu frase, pada paradoks
tidak demikian. Contoh dari majas paradoks ini misalnya:

1. Walau berada di ruangan yang dipenuhi orang, aku merasa kesepian.


2. Meski nakal, tapi murid itu rajin dalam mengerjakan PR.
3. Ketika yang kaya semakin kaya, yang miskin kian miskin.

Pengertian Makna Konotatif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Makna konotasi adalah makna kultural atau
emosional yang bersifat subjektif dan melekat dalam suatu frase. Dengan kata lain, makna
konotasi adalah frase atau kata yang memiliki makna kata yang bukan sebenarnya karena
penggunaannya pada kalimat. Konotasi juga memiliki dua jenis yaitu makna konotasi positif dan
makna konotasi negatif. Makna konotasi positif adalah makna sanjungan sedangan makna
konotasi negatif adalah celaan ataupun sindiran.

Contoh Makna Konotatif

1. Budi adalah anak yang ringan tangan kepada semua temannya. (ringan tangan artinya
suka menolong)
2. Ani adalah kembang desa yang sangat ramah dan rendah hati. (kembang desa artinya
gadis pujaan)
3. Ayah selalu banting tulang bekerja demi anak-anaknya. (banting tulang artinya kerja
keras)
4. Matahari tersipu malu siang ini. (tersipu malu artinya mendung)
5. Dewi terlihat seperti rembulan dilangit yang cerah malam ini. (rembulan artinya
cantik/cerah)
6. Budi adalah juara kelas yang kutu buku dan selalu menghabiskan waktunya di
perpustakaan. (kutu buku artinya rajin membaca)
7. Anak itu mendapatkan juara dan menjadi buah bibir orang satu kampung. (buah bibir
artinya bahan pembicaraan)
8. Semua permasalahan ini harus diselesaikan dengan kepala dingin. (kepala dingin artinya
tidak emosi dan sabar)
9. Banyak tikus kantor merajalela di Indonesia. (tikus kantor artinya koruptor)
10. Budi adalah anak yang nakal dan bermuka tembok. (bermuka tembok artinya tidak tahu
malu)
11. Bapak itu hanya dijadikan kambing hitam oleh atasannya yang ingin mengambil
keuntungan. (kambing hitam artinya orang yang disalahkan)
12. Mendengar lagu kemedekaan, para pahlahan seketika berapi-api. (berapi-api artinya
bersemangat)
13. Perusahaan terkenal itu akhirnya gulung tikar akibat rupiah yang melemah. (gulung tikar
artinya bangkrut)
14. Ucup benar-benar pemalas dan berotak udang. (otak udang artinya bodoh)
15. Pujian seluruh orang telah menjadikannya besar kepala. (besar kepala artinya sombong)
16. Komplotan rampok itu merupakan penjahat kelas kakap yang sudah lama dicari polisi.
(kelas kakap artinya penjahat terkenal)
17. Keluarga itu dipaksa angkat kaki dari rumahnya akibat tidak bisa membayar hutang
kepada bank. (Angkat kaki artinya dipaksa keluar/pergi)
18. Sebenarnya para bawahan hanya dijadikan sebagai sapi perah oleh para atasan. (sapi
perah artinya dimanfaatkan)

Pengertian Makna Denotasi 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Makna denotasi adalah makna kata atau
kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau
yang didasarkan atas konvensi tertentu dan bersifat objektif. Dengan kata lain, makna denotasi
adalah makna kata yang sebenarnya dari kata tersebut. Misalnya kata "banting tulang" jika pada
makna konotasi bermakna kerja keras tetapi jika pada makna denotasi berarti membanting tulang
yang berupa organ tubuh.

Contoh Makna Denotasi

1. Otak udang tidak bisa dimakan karena dikepala udang itu berisi kotoran.
2. Setelah acara selesai, Budi dan Adi menggulung tikar.
3. Kambing hitam itu terlihat sangat gagah ketika sedang berdiri.
4. Disini memang sangat banyak tikus kantor, sebaiknya kita beli racun tikus.
5. Pegulat itu membanting tulang lawannya hingga patah.
6. Kebiasaan menggigit jari jika dibiarkan bisa sampai tua.
7. Bunga desa ini memang terkenal sebagai bunga yang langka dan dicari oleh wisatawan.
8. Budi harus berlatih angkat kaki untuk pemulihan cidera kakinya.
9. Pak tani memiliki sapi perah yang sangat banyak dirumahnya.

Anda mungkin juga menyukai