Anda di halaman 1dari 4

GAYA BAHASA/ MAJAS

1) Majas Perbandingan
Dalam jenis majas perbandingan, ada 10 macam majas, yait
a. Personifikasi
Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang digunakan dengan cara mengganti sifat benda mati
dengan sifat seperti sifat manusia.
Contoh:
Pohon bambu di belakang rumah berbisik bisik tertiup angin sore.
Sepasang mata boneka itu bersinar tajam menatapku di kegelapan malam.
Angin sepoi-sepoi membelai lembut bumi dan seluruh isinya agar tertidur lelap.
b. Metafora
Majas metafora adalah gaya bahasa yang digunakan dengan cara menyamakan sifat objek
dengan sifat objek yang lain.
Contoh:
Wanita adalah tulang rusuk lelaki.
Orang yang memakai kacamata sering dijuluki kutu buku.
Senyumannya seindah embun pagi yang menyegarkan.
c. Asosiasi
Majas asosiasi adalah gaya bahasa yang digunakan dengan cara menyamakan dua objek dengan
menggunakan kata penghubung bak, seperti, bagaikan, atau yang semisalnya.
Contoh:
Adi ingin sekali kuliah, tekadnya sudah seperti bara api.
Peralatan elektronik sekarang bagaikan ilmu sihir, apapun bisa dilakukan.
Mencari orang hilang di Jakarta seperti mencari jarum di tumpukan jerami.
d. Hiperbola
Majas hiperbola adalah gaya bahasa yang digunakan dengan cara melebih-lebihkan suatu objek,
bahkan dengan permisalan yang tidak masuk akal.
Contoh:
Yasmin tidak berkutik ketika mendengar amarah ayahnya yang menggelegar.
Kata-katanya begitu menusuk hati.
Pekerjaan ini benar-benar membuatku harus memeras otak.
e. Eufemisme
Majas eufemisme adalah gaya bahasa yang digunakan dengan cara mengganti kata-kata yang
dianggap kurang etis diucapkan dengan kata-kata yang lebih halus yang bermakna sepadan.
Contoh:
Orang tuna netra memiliki hak yang sama dengan orang orang lainnya. (Tuna netra = buta).
Jika malas berusaha dan bekerja, kamu bisa menjadi tuna wisma. (Tuna wisma = gelandangan).
Ayah dari Bapak Guru telah berpulang ke Ilahi. (berpulang = meninggal).
f. Metonimia
Majas metonimia adalah gaya bahasa yang digunakan dengan cara menyebutkan merk atau
istilah yang sudah populer untuk menyebutkan sebuah benda yang umum.
Contoh:
Paman memintaku membeli djarum super.
Jika sedang akhir bulan, aku biasa makan supermi.
Ketua panitia membagikan aqua kepada peserta jalan santai.
g. Simile
Majas simile adalah gaya bahasa yang digunakan dengan cara menyamakan suatu aktivitas
dengan ungkapan yang bermakna sama dengan menggunakan kata penghubung bak,
bagaikan, atau yang semisalnya.
Majas simile mirip dengan majas asosiasi yang menyerupakan sesuatu dengan menggunakan
kata penghubung bak, bagaikan, atau yang semisalnya. Namun bedanya, majas simile tidak
menyandingkan dua objek, tapi menyandingkan suatu aktivitas dengan ungkapan yang
maknanya serupa.
Contoh:
Aku dan dia selalu bertengkar setiap hari seperti anjing dan kucing.
Gadis remaja yang masih belia sama laksana bunga mawar yang baru mekar.
Sejak kau berdiam diri dirumah terus kulitmu menjadi sangat putih seperti dilumuri susu.

h. Alegori
Majas alegori adalah gaya bahasa yang menggunakan sebuah perumpamaan atau kiasan dalam
menjelaskan sesuatu. Majas ini banyak ditemukan dalam karya fiksi seperti puisi, cerpen, atau
novel.
Contoh:
Alquran adalah rambu yang dapat memandu kita ke hadirat Ilahi Rabbi.
Kita hidup di dunia layaknya seorang musafir yang tengah singgah di suatu desa untuk mengisi
bekal.
Seseorang yang bersedekah di jalan Allah itu laksana menanam sebuah biji pada lahan
subur.
i. Sinekdok
Majas sinekdok masih dibagi menjadi dua, yaitu :
Sinekdok pars pro toto, yaitu gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur benda untuk
mewakili keseluruhan benda tersebut.
Contoh:
Seekor ayam yang masuk ke dalam rumah sudah membuat ibu kewalahan.
Keluarga Anton terpaksa angkat kaki dari rumah kontrakan karena tidak membayar uang sewa
selama 5 bulan.
Sepucuk surat dari ayah yang dinanti ibu tak kunjung datang.
Sinekdok totem pro parte, yaitu gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan benda untuk
mewakili sebagian benda tersebut.
Contoh:
Desa Maguwo mengadakan lomba sepak bola kebaya untuk memeriahkan HUT RI ke-71.
Israel masih melanjutkan serangan membabi buta ke Palestina.
Real Madrid berhasil menahan imbang Barcelona pada pertandingan kualifikasi.
j. Simbolik
Majas simbolik adalah gaya bahasa yang memperumpamakan sesuatu dengan suatu simbol,
lambang, benda, hewan, atau tokoh. Simbol yang digunakan biasanya sudah familiar secara
umum.
Contoh:
Merpati adalah lambang kesucian cinta.
Yin dan yang adalah lambang keharmonisan, kesimbangan hidup.
Banyak wanita yang telah menjadi korban lelaki hidung belang itu.

2) Majas Pertentangan
Dalam majas pertentangan, ada beberapa majas , yaitu :
a. Litotes
Majas litotes adalah gaya bahasa yang digunakan dengan cara mengungkapkan pernyataan yang
berkebalikan dengan keadaan yang sebenarnya dengan maksud rendah hati.
Contoh Majas Litotes:
Coba sekali-kali mampir ke gubukku walau hanya sebentar. (Padahal ternyata rumah mewah).
Aku cuma bocah ingusan di devisi ini. (Padahal ia seorang senior).
Maaf cuma ada makanan ala kadarnya, silahkan dinikmati! (Padahal makanannya lebih dari
cukup).
b. Paradoks
Majas paradoks adalah gaya bahasa yang menyandingkan suatu keadaan dengan keadaan yang
berlawanan.
Contoh Majas Paradoks:
Ia mati kelaparan di tengah-tengah kekayaan yang berlimpah-limpah. (Kelaparan di tengah
kekayaan).
Dina merasa kesepian di tengah-tengah keramaian kota. (Kesepian di tengah keramaian).
Dibalik senyumnya yang ramah, ada luka di hatinya. (Luka di hati bertentangan dengan
senyumnya yang ramah).
c. Antitesis
Majas antitesis adalah gaya bahasa yang memadukan sepasang kata yang memiliki arti yang
bertentangan.
Contoh Majas Antitesis:
Moralitas pemuda dapat mempengaruhi tinggi rendahnya angka kriminal suatu bangsa.
Salah satu yang dinilai dalam sebuah artikel adalah panjang pendeknya paragraf.
Jaman gembira, tua muda, miskin kaya selfi bersama.
d. Kontradiksi Interminus
Majas kotradiksi interminus adalah gaya bahasa yang mengungkapkan penyangkalan terhadap
pernyataan sebelumnya. Majas ini umumnya disertai dengan kata penghubung
seperti; kecuali atau hanya saja.
Contoh Majas Kontradiksi Interminus:
Seluruh saudaranya berprofesi sebagai guru, hanya dia saja yang bekerja sebagai pengusaha.
Lowongan kerja itu diperuntukkan bagi siapa saja termasuk bagi yang baru lulus, kecuali yang
sudah menikah.
Dia selalu saja bersikap acuh terhadap semua orang kecuali aku

3) Majas Sindiran
Majas sindiran memiliki 5 macam majas, yaitu :
a. Ironi
Majas ironi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata yang berkebailkan dengan kenyataan
yang sebenarnya dengan maksud menyindir. Majas ini merupakan majas paling halus di antara
majas sindiran yang lain.
Contoh Majas Ironi:
Wah, kamu benar-benar orang yang bersih dan rapi, kamarmu lebih mirip seperti kapal pecah.
Tutur bahasanya sangat sopan, seperti orang yang tidak pernah mengecap dunia pendidikan.
Kau benar-benar siswa teladan, tak ada satupun tugas sekolah yang kau kerjakan.
b. Sinisme
Majas sinisme adalah gaya bahasa yang mengungkapkan sindiran secara langsung tanpa
menggunakan kiasan. Meskipun tidak menggunakan kiasan untuk memperhalus seperti ironi,
sinisme tidak disampaikan dengan cara kasar.
Contoh Majas Sinisme
Sudahlah, jangan kau teruskan gengsimu itu. Nanti kau sendiri yang susah karena kehabisan
uang.
Jika aku jadi dirimu, aku sudah lama meninggalkannya. Ucapan dan perlakuan kasarnya benar-
benar tidak bisa dimaafkan.
Sikapmu tadi sungguh tidak sopan, kau tak pantas bersikap seperti itu kepadanya.
c. Innuedo
Majas innuedo adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sindiran dengan cara
mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh Majas Innuedo
Sudahlah, ini bukanlah kesalahanmu, kok. Ini semua karena kita sedang sial saja saat itu,
Sudahlah, ini kan cuma masalah sepele, bukan masalah politik yang buat kita pusing setengah
mati.
Kau tak perlu menangisi dia terus. Dia hanyalah laki-laki yang tidak pantas untuk menjadi
pendamping hidupmu.
d. Sarkasme
Majas Sarkasme adalah gaya bahasa yang mengungkapkan sindiran secara langsung dengan
konotasi yang kasar. Sarkasme memang diungkapkan oleh seseorang dalam kondisi sangat
marah.
Contoh Majas Sarkasme
Dasar bodoh! Harus berapa kali menjelaskan cara pengerjaan yang sangat mudah ini kepadamu.
Tidak usah belagu! Jangan bersikap seolah kau yang paling hebat seantero negeri ini hanya
karena nilai 100-mu itu, di luar sana masih banyak orang yang jauh lebih pintar darimu.
Dasar sok tau! Gara-gara kecerobohan dan sifat sok taumu itu, hampir saja kita semua tersesat
di dalam hutan rimba ini.
e. Satire
Majas Satire adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sindiran dengan
menggunakan kata-kata kiasan seperti ironi, namun dengan cara yang keras seperti sarkasme.
Contoh Majas Satire
Nuranimu lagi tidur ya? Bisa-bisanya kau mengeroyoki temanmu di depan umum.
Syaraf otakmu sedang putus ya? Bisa-bisanya kau berpikir curang seperti itu!
Tumben sekali kau berpikiran secerdas itu. Jangan-jangan tadi kau salah minum obat ya?
4) Majas Penegasan
a. Pleonasme
Majas pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang bermakna sama yang
sebenarnya kurang diperlukan, namun disengaja dengan maksud untuk menegaskan sesuatu.
Contoh Majas Pleonasme
Bapak naik ke atas genting rumah.
Siswa-siswi masuk ke dalam kelas pagi hari.
Semua penonton mendongak ke atas melihat atraksi terjun payung.
b. Repetisi
Majas repetisi adalah gaya bahasa yang megulang kata, frasa, atau klausa dalam satu kalimat
yang masih terdapat hubungan keterkaitan satu sama lain.
Contoh Majas Repetisi
Mereka yang ku sayang, mereka yang ku cinta, mereka yang rindu.
Dirimu yang kutunggu, dirimu yang kunanti, dirimu yang kuharap.
Sayur lagi, sayur lagi, sayur lagi, aku bosan dengan sayur.
c. Tautologi
Majas tautologi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang bersinonim untuk
menegaskan sesuatu.
Contoh Majas Tautologi:
Jadilah anak yang berbakti, taat, patuh, dan penurut kepada kedua orang tua.
Dalam kehidupan bermasyarakat, hendaknya hidup bersama dengan rukun, akur,
dan berasudara.
Jangan pernah membantah, mengelak, menghilang pergi dari setiap masalahmu.
d. Paralelisme
Majas paralelisme adalah gaya bahasa yang mengulang kata-kata dengan definisi yang berbeda.
Pengulangan dilakukan dalam kata, baris, ataupun dalam kalimat. Anafora yaitu
pengulangan kata di awal kalimat, epifora yaitu pengulangan kata di akhir kalimat
Contoh Majas Paralelisme
Cinta adalah kasih sayang. Cinta adalah kesetiaan. Cinta adalah pengorbanan.
Rindu itu tak dapat dibendung. Rindu tak dapat ditunda. Rindu tak dapat dimusnahkan.
Aku mendengar. Aku melihat. Aku mencium. Aku merasakan.
e. Retorik
Majas retorik adalah gaya bahasa dalam bentuk kalimat tanya yang sebenarnya tidak
memerlukan jawaban lagi, karena hanya bermaksud untuk menegaskan, menyindir, atau
menggugah kesadaran.
Contoh Majas Retorik
Apakah dengan malas-malasan bisa membuat masa depanmu cerah?
Kata siapa jodoh akan datang dengan sendiri tanpa berusaha?
Apakah bisa rezeki datang bila kamu tetap malas bekerja
f. Klimaks
Majas klimaks adalah gaya bahasa yang menyebutkan lebih dari dua hal secara berurutan dari
tingkatan paling rendah menuju tingkatan yang lebih tinggi.
Contoh Majas Klimaks
Acara ulang tahun Universitas dihadiri oleh mahasiswa, karyawan, dosen dan dihadiri oleh
rektor.
Lomba diselenggarakan dari tingkat kabupaten, kota, provinsi, bahkan tingkat nasional.
Proses hidup manusia berkembang biak mulai dari dalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja,
dewasa, dan lanjut usia.
g. Antiklimaks
Berkebalikan dari majas klimaks, majas antiklimaks adalah gaya bahasa yang menyebutkan
lebih dari dua hal secara berurutan dari tingkatan paling tinggi menuju tingkatan yang lebih
rendah.
Contoh Majas Antiklimaks
Rakyat harus pandai memilih. Mulai dari presiden, gubernur, bupati, camat hingga kepala desa
harus memilih orang yang berkompeten.
Semoga menjadi anak yang berguna bagi bangsa, agama, masyarakat, keluarga, dan orang tua
khususnya.
Upacara diikuti oleh kepalas sekolah, guru, karyawan, dan semua siswa-siswi.

Anda mungkin juga menyukai