Anda di halaman 1dari 6

MEMBACA SASTRA

A. Menentukan Kata yang Bermakna Simbolik/Majas/ Kias dalam Karya Sastra


Kata bermakna kias adalah kata yang diungkapkan untuk tujuan makna yang bukan makna
sebenarnya. Bisa juga disebut kata yang memiliki makna tak langsung. Sebagai contoh,
Kembang desa itu dikejar-kejar seluruh pemuda dikampunya. Kata kembang desa itu bukan
bermaksud bunya yang berputik dan berkelopak itu, melainkan perwakilan dari wanita atau gadis
desa. Atau seperti kata pintar dalam kalimat, Anak itu sangat pintar menipu. Pintar di sini
tentu bukan dalam arti positif, melainkan negative.
Selain kata bermakna simbolik, karya sastra juga indah dan lbih hidup karena majasnya.
Majas atau gaya Bahasa adalah pemanfaatan kekayaan Bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk
memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya satra semakin hidup. Secara umum,
terdapat empat jenis majas; majas perbandingan, pertentangan, sindiran dan penegasan.

1. Majas Perbandingan
Majas perbandingan di antaranya yakni; majas asosiasi/perumpamaan, metafora,
metonimia, personifikasi dan sinekdokhe

a. Asosiasi atau Perumpamaan


Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya
berbeda, tetapi sengaja dianngap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai,
bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.
Contoh :
- Wajahnya pucat bagai bulan kesiangan
- Ia memang licin seperti belut
Contoh Pada Novel Sirkus Pohon :
- Lihatlah pohon kampungan itu, ia macam(seperti) kena kutuk. (hal.2)
- Suruhudin diam saja macam(seperti) net pingpong (9)
- Aku terpaku. Hanya bisa berdiri tegak, seprti lebih tegak daripada tiang bendera di
muka Sarpol PP(14)
- Dia besar seperti pintu dan pemalas.(23)
- Kini terkekeh-kekeh macam iblis menggelitiki perut mereka (39)
- Siapa Taripol sebernarnya? Gorong-gorong itulah dia. (40)
- Kaki-kakinya kokoh macam menhir carnac yang memberi kesan ia takkan mudah
dirobohkan.
- Tulangnya besar, dagingnya banyak, mukanya lebar, pipinya gembil, jari-jarinya
seperti baso.
- Aku tertegun macam kena tenung
- Pohon tumbuh laksana rambut, pohon tumbuh setiap tarikan napas.
- Otak geniusnya berputar cepat macam (seperti) gangsing.
- Wajahnya pucat macam (seperti) orang mati

b. Metafora
Majas metafora adalah majas perbandingan yang diungkapakan secara singkat dan padat.
Contoh :
- Ia dikambing hitamkan dalam kejadian itu
- Otak bulusnya menjadikan ia senekat itu
Contoh Pada Novel Sirkus Pohon :
- Kalau kau undang setan, setan akan datang dengan kawan-kawannya
- Buruk rupa buahnya, mengerikan rasanya, tetapi besar faedahnya.
- Yubi si bungsu bulat bundar. (8)
- Dia mengambil sikap kabur babi hutan, yakni berlari lurus, tak bisa balik kucing(29)
- Gravitasi, selalu menjatuhkan!

c. Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah
mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh :

- Bulan berbisik merdu


- Angan tersenyum menyapaku
Contoh Pada Novel Sirkus Pohon :
- Pokoknya berbongkol-bongkol, dahan-dahannya murung, ranting-rantingnya
canggung. (2)
- Kulit kayunya keriput, daun-daunnya kusut.
- Labu siamku yang tekun dan pendiam, kesenangan keluarga jalak. (3)
- Kembang sepatuku berbunga merona-rona dan selalu berteriak
- Pohon gayamku yang misterius, termangu di pojok timur
- Anggrek bulanku telah berbunga rupanya! Pengharum kebun yang emosional itu,
suka menangis tanpa sebab yang jelas, lalu mendadak tertawa gembira, tanpa sebab
yang jelas.
- Tengoklah rambutanku itu! Belum berbuah, tapi sangat ramah, selalu menyapaku tiap
aku melintas
- Burung-burung memusuhinya
- Jangan-jangan rambutanku yang mandul itu telah kena pengaruh buruk delima itu
- Jika berjumpa lagi dengan musim peneduh timur, akan kutanyakan berapa usia pohon
gayam itu (13)
- Lonceng di leher lembu yang menarik kereta berdenting-denting
- Pohon tumbuh senapas

d. Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau label/merk dari sebuah benda untuk
menggantikan benda tersebut.
Contoh :
- Setiap hari ia berangkat ke sekolah dengan naik Honda
- Rasanya tidak segar kalau tidak minum Aqua
Contoh pada Novel :
- Dia memakai kaos polo dengan kerah berdiri (233)
- Rambutnya ditaklukkan dengan likat minyak rambut Tancho hijau (233)

e. Sinekdokhe
Sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara
keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut, yakni
totem proparte dan pars pro toto
1) Totam pro parte, adalah majas yang menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
- malam nanti, Indonesia akan melawan Malaysia memeperebutkan piala AFF
Contoh dari novel sirkus pohon :
- Jika berjumpa lagi dengan musim peneduh timur, akan kutanyakan berapa usia pohon
gayam itu (13)
- Lelaki gempal, bercambang tebal, bermata satu-menutup sebelah matnya bak bajak
laut-asli Sindang Laut. (69)
-
2) Pars pro toto, adalah menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh : Ayamnya dihargai Rp.50.000 per ekor,
Akhirnya dia menunjukkan batang hidungnya.

2. Majas Sindiran
Majas sindiran terdiri atas ironi, sinisme, dan sarkasme
a. Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud
menyindir
Contoh : Wah, bersih sekali kelas ini, seperti kapal pecah
Harum bernar baumu sampai membuat perutku mual.

Contoh novel sirkus pohon :


- Layar telah terkembang, dayung telah terkayuh, takkan aku surut. (45)
- Bisa-bisa rakyat berumur pendek

b. Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan pleh
orang yang sedang marah.
Contoh :
- Mau muntah aku melihat wajahmu,pergi kamu!
- Dasar kebo dungu, kerja begini saja tidak becus!
Contoh Novel sirkus pohon :
- Ingin rasanya ku bekuk batang leher Taripol
- Berkilat matanya memantul sinar sinyal dari layar, saat itu ku kenal mata seorang
pencuri.(15)
- Enyah kau bedebah! Aku tak takut! Tengoklah esok, aku akan menebangmu!
- Baik katamu? Baik ayam tangkapmu, Hob!
- Kau dan Suruhudin itu, setali tiga uang!

3. Majas penegasan
Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut
a. Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat Tanya namun tak memerlukan jawaban.
Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggungah.
Contoh :
- Pedagang mana yang ingin merugi?
- Apa kita ingin hidup sengsara?
Contoh pada Novel :
- Akankah nasib memberiku cinta?(6)
- Perlukah ku buatkan puisi ratap derita dalam hal ini? Supaya kau mengerti? (12)
- Apakah mereka yang berbusa-busa menasihatiku itu datang membantuku ? 17
- Adakah Halaludin dengan nasihat anehnya datang untuk memijat pinggangku yang
kesleo?
- Adakah Baderun menunjukkan simpati ?
- Siapa yang mau menerima seorang maling?(41)

b. Pleonalasme
Pleonalasme adalah majas yang menggunkan kata-kata secara berlebihan dengan
maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh :
- Semua siswa yang dibawah harap segera naik keatas!
- Yang bisa mengerjakan soal ini silahkan maju ke depan !

c. Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata atau frasa sebagai penegasan. Kata atau
frasa tersebut diulang mendatar. Repetisi biasanya dipakai dalam prosa.
Contoh :
Luka, luka, luka yang kurasakan. Bertubi-tubi yang kau berikan. Cintaku bertepuk
sebelah tangan, tapi aku balas seyum keindahan.
Contoh pada Novel :
- Klining sepeda bordering-dering (20)
- Lonceng di leher lembu yang menarik kereta berdenting-denting
- Aku disini!aku disini!
- Tanpa kemauan orang tak dapat terkejut, tak dapat curiga, tak dapat iri, tak dapat
cemburu, tak dapat gembira, mellow, dan golput.
- Tak ada suara tinggi, tak ada rusuh, tak ada tuduh-menuduh, tak ada rebut-meribut
- Sementara orang tua berjibaku, Tarik-menarik urat leher, tuduh-menuduh, tuntut-
menuntut, talak-menalak diruang siding.(26)
- Umbul-umbul berkibar-kibar, buih sabun meliuk-liuk, balon-balon gas menyundul-
nyundul, lelaki sangar menyembur-nyemburkan api. (379)

d. Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada didalam puisi dengan cara
mengulang kata atau frasa. Kata atau frasa diulang secara vertical/parallel. Majas
paralelisme ada dua, yakni anafora dan epifora.
1) Parallelism anafora
Paralelisme adalah majas paralelisme yang mengulang kata atau frasa pada
awal/baris kalimat.
Contoh :
Aku mau makan teringat kamu
Aku mau tidur juga ingat kamu
Aku mau apapun kamu hadir dalam pikiranku

Contoh pada novel :


- Bukan karena dipecat dari pekerjaan,
bukan karena kehilangan harta,
bukan karena mau diciduk polisi,
bukan karena banyak utang,
bukan pula karena pikun.
- Hilang sepeda, Taripol.
Hilang jemuran, Taripol.
Hilang antenna tipi, Taripol.
Hilang di kota, Taripol.
Hilang di desa, Taripol. (16)
- Ayah tak punya harta.
Ayah patuh pada hukum.
Ayah miskin, tapi tak punya utang dan ayah tidak pikun. (5)

2) Paralelisme Epifora
Epifora adalah majas paralelisme yang mengulang kata atau frasa pada akhir
baris/kalimat
Contoh :
Hatiku berbunga karena kamu
Pikiranku jernih karena kamu
Hidupku hancur juga karena kamu

e. Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dan makin lama
makin meningkat.
Contoh :
1) Tidak hanya siswa, guru, kepalas sekolah, dosen bahkan rector pun harus selalu
belajar.
2) Sejak SD, SMP, SMA, bahkan di perguruan tinggi pun diajarkan nilai-nilai budi
pekerti
Contoh pada Novel :
- Wabah itu melanda siapa saja, anak-anak sekolah, pengangguran, penjaga took,
pendulang timah, pedagang, guru-guru, yang berwajib.

f. Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin
lama menurun.
Contoh :
1) Tidak hanya gajah, kuda, singa, kucing, bahkan semutpun tidak rela kasihnya
dicuri. Apalagi aku yang punya mata hati.
2) Preside, meneteri, gubernur, camat, kepala desa, bahkan ketua RT pun harus taat
aturan.
Contoh pada Novel :
- Berupa-rupa serangga, ungags, hewan melata, dan binatang pengerat betah
berlindung, berteduh, berpadu kasih, bernafkah, bersarang di pohon nangka belanda.
- Pengalaman anda pendek! Pikiran anda pendek! Kaki anda pendek! Lidah anda
pendek! Gusi anda pendek! Semua hal pada anda pendek!

4. Majas Pertentangan
Majas pertentangan terdiri atas empat bentuk berikut.
a. Antitesis
Antitesis adalah majas yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh :
1) Cantik jelek, kaya miskin semuanya sama di depan Tuhan. Yang membedakan
hanyalah amal perbuatan
2) Perguruan tinggi swasta ataupun negeri, di kota ataupun di denda, tidak menjamin
serratus persen seseorang menjadi sukses.

b. Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta
yang ada.
Contoh :
DIa merasa miskin di tengah hidup yang bergelimang harta
Contoh novel sirkus pohon :
- Tuhan menciptakan tangan seperti tangan adanya, menciptakan kaki seperti kaki
adanya, untuk memudahkan manusia bekerja (37)
c. Hiperbola
Majas hiperbola adalah yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan
maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh :
1) Karena BBM naik, Harga beraspun mencekik leher
2) Pada bulan September dan Oktober, panas matahai di kawasan Bojonegoro terasa
membakar kulit, mendidihkan darahku.
Contoh pada Novel :
- Adik bungsuku adalah perempuan jahat yang suka menindas suaminya(7)
- Adik perempuanku yang mencekam itu
- Senantiasa menatap macam belati menusuk tajam, garang, nyalang.(34)
- Para penakluk rasa sakit yang selalu di cengkam hukum pertama bumi (72)
- Malam jumat burung kekelong berkaok-kaok di puncaknya, memanggil-manggil
malaikat maut.
- Seekor tokek yang sangat besar,tua, buncit, dan gampang tersinggung
- Barangkali ia bersembunyi di balik Gunung Meranti menunggu hamparan bakung
berbunga di muara Sungai Maharani(14)
-
d. Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari
kenytaannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk
merendahkan diri. Contoh :
1) Kalau kamu berkunjung ke Bojonegoro, sudilah mampir di gubukku
2) Saya hanya orang biasa, tak pantas menolah tawaran bapak.
Contoh pada novel :
- Jilid keduanya adalah rumah reyotku yang seakan mencuat dari dalam sepetak tanah
sempit umpama gubuk orang-orang yang masih berpakaian kulit kayu.(14)

Nama : Vita Ayu Anggraeni

Kelas : XII TKJ 1

No.Abs : 35

Judul Novel : Sirkus Pohon

Karya : Andrea Hirata

Anda mungkin juga menyukai