BAHASA INDONESIA
KELAS VIII
cuplikan tersebut diambil dari puisi “ laut” karya Amal Hamzah. Jika dibaca, cuplikan puisi itu
melukiskan keindahan laut dengan ombaknya yang memecah pantai. Keindahan seperti itu dapat pula kamu
rasakan apabila kamu berdiri di tepi pantai. Kamu akan melihat ombak bergulung-gulung memecah tepi pantai,
pasir-pasir ditepi pantai itu laksana merindukan deburan ombak. Pasir-pasirnya tampak seperti berpegangan
untuk Kembali ke laut.
2. Unsur-unsur Puisi
1) Majas ( figurative language) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya.
Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan.
2) Irama ( musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang. Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah
puisi yang pada akhirnya dapat embangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia.
Majas personifikasi, adalah majas yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Dalam puisi
itu yang dibandingkan adalah hujan. Hujan memiliki sifat tabah, bijak, dan arif. Sifat-sifat itu biasanya memiliki oleh manusia.
Majas paralelisme, adalah majas perulangan yang tersusun dalam baris yang berbeda. Kata yang mengalami perulangan dalam puisi itu adalah
tak ada yang lebih. Kata-kata itu berulang pada setiap baitnya.
Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan
pengelaman, kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair.
Perhatikan kembali puisi “Hujan di Bulan juni”. Kata-kata yang bermakna konotasi dalam puisi tersebut sebagai berikut:
Kata Makna
Dasar Tambahan
3. Pohon berbunga Pohon yang memiliki bunga Kehidupan yang baik, yang
menjanjikan
1. 2.
Gegap gempita Jarum besi
menderam jarum tembaga
mendering Bibir terkatup
bunyi halilintar bibir terkunci
bergerak bumi
bergerak hati
hendak marah.
Unsur Puisi
berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan, puisi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni naratif, lirik, dan deskripsi.
1. Puisi naratif
Puisi naratif yang disusun oleh penyair mengandung suatu cerita. Terdapat unsur-unsur, seperti pelaku, perwatakan, setting, atau rangkaian
peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita. Puisi jenis ini terbagi ke dalam dua macam, yaitu balada dan romansa.
a. Balada
Balada adalah puisi yang menggambarkan perilaku seseorang secara objektif, baik lewat dialog maupun monolog. Puisi ini mengandung
suatu gambaran kisah tertentu. Contoh balada adalah ”Balada Orang-Orang Tercinta” dan ”Blues untuk Bonnie” karya W.S. Rendra.
b. Romansa
Jenis puisi romansa berupa puisi yang mengandung cerita romantik. Puisi ini yang berisi kisah percintaan yang diselingi perkelahian dan
petualangan. Bahasa yang digunakan penyair dalam puisi ini berupa bahasa romantik. Contoh puisi romansa yaitu ”Priangan Si Jelita” karya
Ramadhan K.H., ”Taman” karya Chairil Anwar, dan ”Surat Cinta” karya W.S. Rendra.
2. Puisi Lirik
Puisi lirik adalah puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, dan suasana batin
yang melingkupinya. Puisi lirik terbagi atas beberapa macam, misalnya elegi, serenada, dan ode.
a. Elegi
Elegi adalah puisi ratapan yang mengungkapkan perasaan duka atau sedih. Contoh elegi yaitu ”Elegi Jakarta” karya Asrul Sani dan ”Elegi
buat Zizi” karya Toto Sudarto Bachtiar.
b. Serenada
Serenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Contoh serenada yaitu ”Serenada Biru”, ”Serenada Jambu”, ”Serenada Ungu”,
dan ”Serenada Kelabu” karya W.S. Rendra.
c. Ode
Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, suatu hal, atau suatu keadaan. Contoh ode yaitu ”Teratai” karya Sanusi Pane dan
”Diponegoro” karya Chairil Anwar
4. Puisi Deskriptif
Puisi deskriptif menggambarkan penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan, peristiwa, benda, atau suasana yang
dipandang menarik perhatiannya. Puisi yang termasuk ke dalam jenis puisi deskriptif, yaitu satire, puisi kritik sosial, dan puisi
impresionistik.
a. Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan dengan cara menyindir atau
menyatakan keadaan sebaliknya. Contoh puisi satire adalah ”Negeriku” karya Gus Mus dan ”Pencopet Metropolitan” karya
Malik Abdul.
b. Puisi kritik sosial adalah puisi yang menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap keadaan atau diri seseorang dengan cara
membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan/orang tersebut. Contoh puisi kritik sosial adalah ”Suara dari Rumah-
Rumah Miring” dan ”Peringatan” karya Wiji Thukul.
c. Puisi impresionistik adalah puisi yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu topik. Melalui puisi ini, penyair
menyampaikan kesan terhadap suatu keadaan yang sebenarnya. Contoh puisi impresionistik adalah ”Aku” karya Chairil Anwar.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH