Anda di halaman 1dari 18

MATERI PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA
KELAS VIII

MENEMUKAN UNSUR – UNSUR PEMBENTUK


PUISI
Hujan Bulan Juni
Oleh Sapardi Djoko Darmono

tak ada yang lebih tabah


dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak


dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif


dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
teks tersebut di atas merupakan puisi. Puisi yaitu teks atau
karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan
mengutamakan keindahan kata-kata. Puisi mengungkapkan
berbagai hal. Kerinduan, kegelisaan, atau pengagungan kepada
sang khalik yang kamu ungkapkan dalam bahasa indah. Hanya
saja kamu jarang menyadarinya bahwa itu adalah puisi.
Jika hendak mengungkapkan keindahan alam, kamu dapat
menggunakan pilihan kata yang khas. Kata-kata itu kamu pilih
sehingga dapat mewakili dan memancarkan keindahan alam yang
kamu kagumi itu.
Perhatikan pula contoh cuplikan teks berikut ini!
Berdiri aku di tepi pantai
Memandang lepas ke tengah laut
Ombak pulang memecah berderai
Keribaan pasir rindu berpaut

cuplikan tersebut diambil dari puisi “ laut” karya Amal Hamzah. Jika dibaca, cuplikan puisi itu
melukiskan keindahan laut dengan ombaknya yang memecah pantai. Keindahan seperti itu dapat pula kamu
rasakan apabila kamu berdiri di tepi pantai. Kamu akan melihat ombak bergulung-gulung memecah tepi pantai,
pasir-pasir ditepi pantai itu laksana merindukan deburan ombak. Pasir-pasirnya tampak seperti berpegangan
untuk Kembali ke laut.
2. Unsur-unsur Puisi

• Majas dan irama

1) Majas ( figurative language) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya.
Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan.

2) Irama ( musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang. Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah
puisi yang pada akhirnya dapat embangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia.

perhatikan misalnya, puisi “ Hujan Bulan Juni”.

Majas personifikasi, adalah majas yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Dalam puisi
itu yang dibandingkan adalah hujan. Hujan memiliki sifat tabah, bijak, dan arif. Sifat-sifat itu biasanya memiliki oleh manusia.

Majas paralelisme, adalah majas perulangan yang tersusun dalam baris yang berbeda. Kata yang mengalami perulangan dalam puisi itu adalah
tak ada yang lebih. Kata-kata itu berulang pada setiap baitnya.

b. Penggunaan Kata-kata Konotasi

Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan
pengelaman, kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair.

Perhatikan kembali puisi “Hujan di Bulan juni”. Kata-kata yang bermakna konotasi dalam puisi tersebut sebagai berikut:
Kata Makna
Dasar Tambahan

1. Hujan Air yang turun dari langit Perbuatan baik

2. Rintik Titik percik air Sesuatu yang kecil, tetapi banyak

3. Pohon berbunga Pohon yang memiliki bunga Kehidupan yang baik, yang
menjanjikan

4. Jejak-jejak kaki Tapak Pengalaman hidup

5. Jalan Tempat untuk melintas Alur kehidupan

6. Diserap Masuk kedalam liang kecil Di manfaatkan

7. Akar Bagian terbawah dari pohon Awal kehidupan


C. Kata-kata Berlambang
• Lambang atau simbol adalah sesuatu seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan
maksud tertentu. Misalnya, rantai dan padi kapas dalam Garuda Pancasila, tunas kelapa
sebagai lambang Pramuka. Lambang-lambang itu menyatakan arti tertentu yang bisa
dipahami umum. Rantai bermakna perlunya ‘persatuan dan kesatuan bagi seluruh rakyat
Indonesia’, padi kapas berlambang ‘kesejahteraan dan kemakmuran’, tunas kelapa berarti
‘anggota Pramuka yang diharapkan menjadi generasi yang serbaguna bagi agama, nusa, dan
bangsa’.
• Lambang-lambang seperti itu pula sering digunakan penyair dalam puisinya. Hal itu seperti
yang tampak dalam puisi “Hujan Bulan Juni”. Lambang-lambang yang dimaksud, antar lain,
dinyatakan dengan kata hujan dan bunga. Hujan merupakan perlambang bagi ‘kebaikan’
ataupun ‘kesuburan’. Sementara itu, bungan bermakna ‘keindahan’.
D. Pengimajinasian Dalam Puisi
Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan
khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah
merasa, mendengar, aratau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Dengan
kata-kata yang digunakan penyair, pembaca seolah-olah mendengar suara
(imajinasi auditif), melihat benda-benda (imajinasi visual), atau meraba dan
menyentuh benda-benda (imajinasi taktil).
Contoh puisi imajinasi

1. 2.
Gegap gempita Jarum besi
menderam jarum tembaga
mendering Bibir terkatup
bunyi halilintar bibir terkunci
bergerak bumi
bergerak hati
hendak marah.
Unsur Puisi

Majas dan Pengimajina


Konotasi Lambang
Irama sian
Bahasa kias Gambar, Kata-kata
yang tanda, kata yang
menimbula Bermakna
yang menimbul
kan kesan tidak
menyataka kan
Bunyi yang sebenarnya.
n maksud khayalan,
teratur dan tertentu. imajinasi.
berulangg
Struktur Fisik dan Batin Puisi
Struktur puisi terdiri atas struktur fisik dan batin. Struktur fisik puisi merupakan unsur-unsur pembangun puisi yang dapat diamati secara jelas.
Sementara itu, struktur batin puisi berhubungan dengan perasaan dan pesan yang ingin disampaikan penyair. Berikut pemaparan struktur fisik dan batin
puisi.
1. Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi dapat kamu amati dengan jelas. Struktur ini merupakan unsur pembangun yang bersifat fisik atau tampak dalam susunan kata-kata
puisi. Struktur fisik terdiri atas diksi, imaji, kata konkret, bahasa figuratif (majas), versifikasi (rima, ritme, metrum), dan perwajahan (tipografi).
a. Diksi (Pemilihan Kata)
Diksi merupakan pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Pemilihan kata-kata dalam puisi berkaitan erat dengan makna, rima,
dan urutan kata dalam puisi. Oleh karena itu, kata-kata yang disajikan dalam puisi harus dipilih dengan cermat.
b. Imaji
Imaji merupakan kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji
dalam puisi dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara(auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (taktil). Imaji dapat mengakibatkan
pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan sesuatu yang dialami penyair.
c. Kata Konkret
Kata konkret merupakan kata yang dapat ditangkap dengan indra yang memungkinkan munculnya imaji. Kata konkret merupakan kebalikan dari kata
abstrak. Kata konkret yaitu kata yang mempunyai rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh pancaindra.
Kata konkret memiliki ciri bisa dirasakan, bisa dilihat, diraba, didengar, dan bisa dicium. Kata konkret dalam puisi biasanya menyimbolkan sesuatu.
Contoh penggunaan kata konkret yaitu kata buku yang mewakili ilmu, matahari yang mewakili harapan, dan jabat tangan yang mewakili sikap hormat.
a. Bahasa Figuratif (Majas)
Bahasa figuratif atau majas merupakan bahasa yang mengandung kias. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan cara
menyamakan dengan sesuatu
yang lain atau kiasan. Bahasa majas dapat meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif membuat puisi kaya akan makna. Beberapa majas
yang sering digunakan dalam
penulisan puisi sebagai berikut.
1) Personifikasi atau penginsanan merupakan gaya bahasa yang menggunakan sifat-sifat insani untuk benda atau barang yang tidak bernyawa.
2) Hiperbola merupakan gaya bahasa yang mengandung makna melebih-lebihkan atau membesar besarkan sesuatu.
3) Metonimia merupakan gaya bahasa menggunakan nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan segala sesuatu sebagai pengganti.
4) Metafora adalah perbandingan implisit, tanpa kata pembanding, seperti atau bagai di antara duaunsur berbeda.
5) Simile adalah perbandingan eksplisit, yaitu menyatakan sesuatu dengan hal lain, menggunakan kata pembanding seperti atau bagai.
6) Asosiasi atau perumpamaan merupakan perbandingan dua unsur yang sebenarnya berlainan, tetapi sengaja dianggap sama. Perbandingan ini secara eksplisit
menggunakan kata, seperti, bagai, ibarat, umpama, bak, dan laksana.
7) Pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata mubazir.
8) Ironi adalah gaya bahasa yang berupa sindiran halus, berupa pernyataan yang maknanya bertentangan dengan makna sebenarnya.
9) Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya dengan tujuan untuk merendahkan diri.
10) Antitesis adalah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan dengan menggunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan.
11) Repetisi adalah gaya bahasa berupa pengulangan kata, frasa, atau kalimat dalam larik ataupun
bait puisi.
• b. Versifikasi (Rima, Ritme, dan Metrum)
Versifikasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah struktur puisi. Versifikasi juga berartiseni atau praktik menulis sajak. Versifikasi
menyangkut rima, ritme, dan metrum.
1) Rima merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, maupun akhir baris puisi. Rima dalam puisi menyangkut aspek-aspek
sebagai berikut.
a) Onomatope adalah tiruan bunyi yang ada.
b) b) Bentuk intern pola bunyi terdiri atas aliterasi, asonansi, persamaan akhir, dan repetisi bunyi (kata).
c) Pengulangan kata/ungkapan, pengulangan dalam puisi tidak terbatas pada bunyi, tetapi juga kata dan ungkapan.
2) Ritme/irama adalah alunan yang terjadi karena perulangan dan pergantian kesatuan bunyi pada arus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan,
dan tinggi rendah nada.
3) Metrum adalah ukuran irama yang ditentukan oleh jumlah dan panjang tekanan suku kata dalam setiap baris hingga pergantian naik turun suara
secara teratur.
c. Tata Wajah (Tipografi)
Perwajahan puisi (tipografi) adalah tatanan kata, kalimat, larik, dan bait dalam puisi. Perwajahan puisi memberikan kesan dan suasana tertentu
dalam puisi. Perwajahan juga membedakan puisi dengan prosa dan drama. Larik dalam puisi berbentuk bait, sedangkan prosa berbentuk paragraf.
Setiap bait puisi tidak selalu berawal dari tepi kiri dan berakhir di tepi kanan. Bait puisi dapat saja ditulis di tengah-tengah, tepi kiri, dan kanan
maupun membentuk bentuk tertentu.
2. Struktur Batin Puisi
Struktur batin puisi merupakan unsur pembangun puisi yang tidak tampak langsung dalam penulisan kata-katanya. Struktur batin puisi terdiri
atas tema, perasaan, nada, dan amanat.
a. Tema/Makna (Sense)
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisi. Gagasan pokok tersebut menjadi pedoman utama penyair dalam
mengungkapkan isi puisi. Tema yang terdapat dalam
puisi, antara lain tema ketuhanan, kemanusiaan, patriotisme, perjuangan, kesedihan, alam, sosial,pendidikan, perpisahan, cinta, dan politik.
b. Perasaan (Feeling)
Perasaan penyair dapat diungkapkan melalui puisi. Perasaan penyair akan muncul saat menghadapi sesuatu. Perasaan yang menjiwai puisi, antara
lain perasaan gembira, sedih, terharu, marah, ketakutan, putus asa, dan sombong.
c. Nada (Tone) dan Suasana
Penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca. Sikap penyair terhadap pembaca tersebut diungkapkan dalam nada, sehingga tercipta
suasana puisi. Ada puisi yang bernada sinis, protes, menggurui, takut, mengejek, mengimbau, dan memuji.
d. Amanat
Amanat dapat disebut pesan atau nasihat dalam sebuah puisi. Amanat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Amanat
ditentukan sendiri oleh pembaca yang berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu objek. Meskipun demikian, amanat tidak dapat
lepas dari tema yang dikemukakan penyair.
Jenis puisi

berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan, puisi dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni naratif, lirik, dan deskripsi.

1. Puisi naratif

Puisi naratif yang disusun oleh penyair mengandung suatu cerita. Terdapat unsur-unsur, seperti pelaku, perwatakan, setting, atau rangkaian
peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita. Puisi jenis ini terbagi ke dalam dua macam, yaitu balada dan romansa.

a. Balada

Balada adalah puisi yang menggambarkan perilaku seseorang secara objektif, baik lewat dialog maupun monolog. Puisi ini mengandung
suatu gambaran kisah tertentu. Contoh balada adalah ”Balada Orang-Orang Tercinta” dan ”Blues untuk Bonnie” karya W.S. Rendra.

b. Romansa

Jenis puisi romansa berupa puisi yang mengandung cerita romantik. Puisi ini yang berisi kisah percintaan yang diselingi perkelahian dan
petualangan. Bahasa yang digunakan penyair dalam puisi ini berupa bahasa romantik. Contoh puisi romansa yaitu ”Priangan Si Jelita” karya
Ramadhan K.H., ”Taman” karya Chairil Anwar, dan ”Surat Cinta” karya W.S. Rendra.
2. Puisi Lirik

Puisi lirik adalah puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, dan suasana batin
yang melingkupinya. Puisi lirik terbagi atas beberapa macam, misalnya elegi, serenada, dan ode.

a. Elegi

Elegi adalah puisi ratapan yang mengungkapkan perasaan duka atau sedih. Contoh elegi yaitu ”Elegi Jakarta” karya Asrul Sani dan ”Elegi
buat Zizi” karya Toto Sudarto Bachtiar.

b. Serenada

Serenada adalah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Contoh serenada yaitu ”Serenada Biru”, ”Serenada Jambu”, ”Serenada Ungu”,
dan ”Serenada Kelabu” karya W.S. Rendra.

c. Ode

Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, suatu hal, atau suatu keadaan. Contoh ode yaitu ”Teratai” karya Sanusi Pane dan
”Diponegoro” karya Chairil Anwar
4. Puisi Deskriptif

Puisi deskriptif menggambarkan penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan, peristiwa, benda, atau suasana yang
dipandang menarik perhatiannya. Puisi yang termasuk ke dalam jenis puisi deskriptif, yaitu satire, puisi kritik sosial, dan puisi
impresionistik.

a. Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan dengan cara menyindir atau
menyatakan keadaan sebaliknya. Contoh puisi satire adalah ”Negeriku” karya Gus Mus dan ”Pencopet Metropolitan” karya
Malik Abdul.

b. Puisi kritik sosial adalah puisi yang menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap keadaan atau diri seseorang dengan cara
membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan/orang tersebut. Contoh puisi kritik sosial adalah ”Suara dari Rumah-
Rumah Miring” dan ”Peringatan” karya Wiji Thukul.

c. Puisi impresionistik adalah puisi yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu topik. Melalui puisi ini, penyair
menyampaikan kesan terhadap suatu keadaan yang sebenarnya. Contoh puisi impresionistik adalah ”Aku” karya Chairil Anwar.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai