PEMBANGUN
PUISI
STRUKTUR FISIK
Struktur Batin
Kelas X
TUJUAN
PEMBELAJARAN 1.
Peserta didik memahami (C2) struktur
teks puisi yang dibaca dengan kritis
Teks Puisi memiliki Struktur Fisik dan Struktur Batin.
dan reflektif.
2.
Peserta didik dapat menafsirkan (C5)
makna dan amanat (unsur) teks puisi
secara kritis.
PERTANYAAN PEMANTIK
Imaji/Citraan Amanat
Rima
A. TIPOGRAFI
(PERWAJAHAN)
Bentuk puisi seperti tata letak,
pengaturan baris, hingga pemakaian
huruf kapital yang tidak selalu di
awal baris.
B. DIKSI
(PILIHAN KATA)
Pilihan kata yang cocok untuk menggambarkan isi puisi
yang ditulis oleh penyairnya.
1. Personifikasi 2. Metafora
Personifikasi merupakan bahasa kiasan yang Metafora adalah suatu gaya bahasa atau majas yang
menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya (tidak
yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat setara).
kemanusiaan
Subagio "Dewa Telah Mati"
Contoh: Bumi ini perempuan jalang
Titik hujan mengeroyok
Menghampiri kesedihan Perbandingan yang dilakukan yakni antara bumi dengan
perempuan jalang. Dikiaskan bumi adalah perempuan
2. Simile jalang. Selain itu, juga dikarenakan pada larik tersebut tidak
Perbandingan yang menyamakan suatu hal dengan hal menggunakan kata pembanding. Apabila menggunakan kata
lainnya dengan menggunakan kata pembanding. pembanding maka dinamakan majas Simile
5. Metonimia
Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek atau ciri khas, atau
atribut.
Contoh:
Deni menumpang kijang menuju keramaian
Contoh:
Selau ada saat ketika kita tidak sempat bertanya kepada sepasang kaki sendiri,
kenapa tidak nau berhenti sejak mengawali pengembaraan,
agar kita bisa memandang sekeliling dan bertahan semampu kita,
untuk tidak melepaskan air mata menjelma sungai,
tempat berlayar tukang perahu, yang mungkin saja bisa memberi tahu kita,
kesan saudara, ke sana. (Pingkan melipat jarak – Sapardi Djoko Damono)
7. Ironi
majas ironi menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
Contoh:
Manis kata
Menusuk tak terhingga kata-kata yang diungkapkan tidak sungguhan mengatakan kata-kata yang
baik, indah, dan menyenangkan hati, tetapi kata-kata yang menyakitkan
hingga dapat menyakiti perasaan orang lain.
8. Sarkasme
majas ironi menyatakan makna yang bertentangan, dengan maksud mengolok– olok. Sindiran yang
diberikan lebih terasa kasar.
Contoh:
Doa sakral
Seenaknya kau begal
Disulam tambal
Tak punya moral
Agama diobral Penggalan puisi tersebut merupakan penggalan dari puisi berjudul “Doa yang
Ditukar.”Gaya bahasa ini memiki arti bahwa Fadli Zon mengecam keras seseorang
yang mempermainkan sebuah doa.
Penjelasan:
4. Sinisme
Dalam penggalan puisi tersebut, Fadli Zon
Gaya bahasa sinisme adalah gaya bahasa yang berupa mengkritik pemerintah melalui puisinya,
sindiran berbentuk ejekan terhadap ketulusan diri. karena dianggap belum mampu
Gaya bahasa sinisme lebih lembut dari gaya bahasa menyejahterakan rakyat dalam berbagai
sarkasme. Biasanya disampaikan secara langsung macam persoalan negeri yang melanda.
Munculnya gaya bahasa sinisme biasanya
dicerminkan oleh maraknya ketimpangan
sosial ekonomi suatu daerah
Contoh:
Orang kaget masuk got gorong-gorong
Di kolong ketemu hantu kecebong
Menyampaikan mimpi siang bolong
Ditanya persoalan negeri hanya terbengong
D. IMAJI/ Citraan
CITRAAN PENGLIHATAN
Citraan
PENDENGARAN
Citraan
PENCIUMAN
Citraan
PENGECAPAN
Citraan
PERABA
Citraan
GERAK
E. RIMA