Anda di halaman 1dari 15

STRUKTUR

PEMBANGUN
PUISI
STRUKTUR FISIK
Struktur Batin

Oleh: Puji Lestari, S.Pd.

Kelas X
TUJUAN
PEMBELAJARAN 1.
Peserta didik memahami (C2) struktur
teks puisi yang dibaca dengan kritis
Teks Puisi memiliki Struktur Fisik dan Struktur Batin.
dan reflektif.

2.
Peserta didik dapat menafsirkan (C5)
makna dan amanat (unsur) teks puisi
secara kritis.
PERTANYAAN PEMANTIK

• Apakah kalian mengetahui atau mengenal semua


sosok dalam foto di atas?

• Apakah kalian mengetahui atau pernah mendengar


apa profesi mereka?

• Apakah kalian mengetahui atau pernah membaca


karya yang mereka hasilkan?

• Apakah kalian mengetahui atau pernah mendengar


penghargaan yang mereka peroleh atas karya yang
dihasilkannya?
STRUKTUR STRUKTUR
FISIK PUISI BATIN PUISI

Tipografi Tema (Sense)

Diksi Rasa (Feeling)

Majas/Gaya Bahasa Nada (Tone)

Imaji/Citraan Amanat

Rima
A. TIPOGRAFI
(PERWAJAHAN)
Bentuk puisi seperti tata letak,
pengaturan baris, hingga pemakaian
huruf kapital yang tidak selalu di
awal baris.
B. DIKSI
(PILIHAN KATA)
Pilihan kata yang cocok untuk menggambarkan isi puisi
yang ditulis oleh penyairnya.

Melihat memiliki kata lain yakni memandang, melirik, melotot. Penyair


bebas memilih kata yang paling tepat untuk menggambarkan puisi.
Pengarang memilih kata yang tepat untuk memperkuat makna atau
menyesuaikan dengan tema puisi dsb.
C. MAJAS/GAYA BAHASA

1. Personifikasi 2. Metafora
Personifikasi merupakan bahasa kiasan yang Metafora adalah suatu gaya bahasa atau majas yang
menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya (tidak
yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat setara).
kemanusiaan
Subagio "Dewa Telah Mati"
Contoh: Bumi ini perempuan jalang
Titik hujan mengeroyok
Menghampiri kesedihan Perbandingan yang dilakukan yakni antara bumi dengan
perempuan jalang. Dikiaskan bumi adalah perempuan
2. Simile jalang. Selain itu, juga dikarenakan pada larik tersebut tidak
Perbandingan yang menyamakan suatu hal dengan hal menggunakan kata pembanding. Apabila menggunakan kata
lainnya dengan menggunakan kata pembanding. pembanding maka dinamakan majas Simile

St. Takdir Alisjahbana "Bertemu"


Sebagai kilat nyinar di kalbu
Sebagai itu curahan duka.
4. Hiperbola
gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang melebih– lebihkan dengan maksud memberikan
penekanan pada suatu pernyataan.
Contoh:
Baris yang dicetak tebal merupakan kalimat yang
Sekali lagi kawan, sebaris lagi:
berlebihan. Sebab, tidak mungkin seseorang dapat
Tikamkan pedangmu hingga ke hulu
menusukkan pedangnya hingga ke hulu sungai
Pada siapa yang mengairi kemurnian
madu!!

5. Metonimia
Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek atau ciri khas, atau
atribut.

Contoh:
Deni menumpang kijang menuju keramaian

Pada baris tersebut kata kijang menggantikan mobil.


Penjelasan:
Air mata berubah menjadi sungai dapat
6. Alegori dipahami bahwa sesuatu yang kecil berubah
menjadi semakin besar.
Majas alegori adalah gaya bahasa yang menjelaskan
perbandingan hal-hal dengan kata-kata kiasan. Majas
Pada larik bercetak tebal mengibaratkan
alegori menerangkan sesuatu dengan
bahwa kesedihan tidak boleh sampai menjadi
menggambarkannya atau mengibaratkannya.
berlarut-larut

Contoh:
Selau ada saat ketika kita tidak sempat bertanya kepada sepasang kaki sendiri,
kenapa tidak nau berhenti sejak mengawali pengembaraan,
agar kita bisa memandang sekeliling dan bertahan semampu kita,
untuk tidak melepaskan air mata menjelma sungai,
tempat berlayar tukang perahu, yang mungkin saja bisa memberi tahu kita,
kesan saudara, ke sana. (Pingkan melipat jarak – Sapardi Djoko Damono)
7. Ironi
majas ironi menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.

Contoh:
Manis kata
Menusuk tak terhingga kata-kata yang diungkapkan tidak sungguhan mengatakan kata-kata yang
baik, indah, dan menyenangkan hati, tetapi kata-kata yang menyakitkan
hingga dapat menyakiti perasaan orang lain.

8. Sarkasme
majas ironi menyatakan makna yang bertentangan, dengan maksud mengolok– olok. Sindiran yang
diberikan lebih terasa kasar.
Contoh:
Doa sakral
Seenaknya kau begal
Disulam tambal
Tak punya moral
Agama diobral Penggalan puisi tersebut merupakan penggalan dari puisi berjudul “Doa yang
Ditukar.”Gaya bahasa ini memiki arti bahwa Fadli Zon mengecam keras seseorang
yang mempermainkan sebuah doa.
Penjelasan:
4. Sinisme
Dalam penggalan puisi tersebut, Fadli Zon
Gaya bahasa sinisme adalah gaya bahasa yang berupa mengkritik pemerintah melalui puisinya,
sindiran berbentuk ejekan terhadap ketulusan diri. karena dianggap belum mampu
Gaya bahasa sinisme lebih lembut dari gaya bahasa menyejahterakan rakyat dalam berbagai
sarkasme. Biasanya disampaikan secara langsung macam persoalan negeri yang melanda.
Munculnya gaya bahasa sinisme biasanya
dicerminkan oleh maraknya ketimpangan
sosial ekonomi suatu daerah
Contoh:
Orang kaget masuk got gorong-gorong
Di kolong ketemu hantu kecebong
Menyampaikan mimpi siang bolong
Ditanya persoalan negeri hanya terbengong
D. IMAJI/ Citraan
CITRAAN PENGLIHATAN
Citraan
PENDENGARAN
Citraan
PENCIUMAN

Citraan
PENGECAPAN
Citraan
PERABA

Citraan
GERAK
E. RIMA

Rima adalah pengulangan bunyi yang berselang, baik


dalam larik sajak maupun akhir larik atau bisa juga
ditengah. Rima bisa ditemukan dalam satu baris
STRUKTUR
BATIN PUISI

A. TEMA (SENSE) B. RASA (FEELING)


Menurut Waluyo (1995:106) menyatakan bahwa tema Perasaan merupakan sikap penyair terhadap pokok
merupakan gagasan pokok yang dikemukakan penyair. persoalan yang ditampilkannya.
Pokok pikirane itu sangat kuat dan mendesak dalam
jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama dalam Perasaan penyair dapat diketahui melalui ungkapan-
penyampaian puisinya. ungkapannya. Bisa dilihat dari ekspresi puisi yang
ditemukan melalui pemilihan kata. Contohnya senang,
Misalnya desakan kuat hubungan antara penyair sedih, mengharu biru, marah, benci, dll.
dengan Tuhan, makna temanya adalah ketuhanan.
STRUKTUR
BATIN PUISI

C. NADA (TONE) D. AMANAT


Nada berhubungan dengan suasana yang menimbulkan (INTENTION)
efek psikologis bagi pembaca. Melalui nada penyair
dapat menyajikan suatu puisi dengan nada mendikte, Pesan yang ingin disampaiakan oleh penyair.
menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya.

Contohnya nada berduka menimbulkan suasana iba


hati pada pembaca, nada khusyuk bisa menimbulkan
suasana khusyuk.

Anda mungkin juga menyukai