Membaca teks sastra merupakan Keterampilan memperoleh informasi mengenai isi teks
sastra, baik tersirat maupun tersurat. Dalam memahami teks sastra ini, peserta didik dituntut
untuk mengaktifkan daya imajinasi dan kreativitasnya agar dapat memahami isi teks sastra.
Teks sastra yang menjadi bahan kajian adalah puisi lama dan puisi baru, prosa (hikayat,
cerpen, novel), dan drama. Berikut ini diuraikan kompetensi membaca teks sastra disertai
contoh soal sesuai dengan level membaca teks sastra.
11. Metonimia majas yang memakai nama ciri atau Dia ke Jakarta naik Garuda
hal yang ditautkan dengan
A. Level Aplikasi
A. Level Penalaran
Level penalaran dikategorikan level tinggi dalam keterampilan membaca. Pada level
ini mengharuskan peserta didik untuk melakukan analisis, evaluasi, sintesis apa yang
dibacanya. Pada level ini siswa dituntut mampu :
Di bawah ini akan diuraikan kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam
membaca teks sastra pada level penalaran.
1. Membandingkan Isi, Pola Penyajian, dan Bahasa Karya Sastra
(Berdasarkan Gaya, Tema, Unsur)
Membandingkan isi, pola penyajian, dan bahasa karya sastra artinya
menentukan persamaan dan atau perbedaan antara karya sastra satu dengan
lainnya. Karya sastra yang dibandingkan dapat antara jenis teks yang berbeda
(misalnya antara cerpen dan novel) maupun jenis teks yang sama (misalnya
sama-sama cerpen atau sama-sama pantun).
Contoh perbandingan antara dua teks sastra yang berbeda jenisnya.
2. membuktikan simpulan dengan data pada karya sastra (bukti watak, setting,
nilai)
Membuktikan simpulan data pada karya sastra artinya menyimpulkan unsur-
unsur dalam karya sastra seperti watak tokoh, setting, dan nilai-nilai dalam
karya sastra berdasarkan kata/kalimat/paragraf dalam karya sastra.
3. mengaitkan isi dengan kehidupan saat ini
Isi karya sastra merupakan potret kehidupan masyarakat. Nilai-nilai dalam
karya sastra berhubungan erat dengan nilai-nilai dalam kehidupan nyata di
masyarakat. Bahkan nilai-nilai dalam karya sastra lama (gurindam, hikayat,
dan sebagainya). tetap relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini.
Penilaian terhadap suatu karya dapat disampaikan melalui resensi, kritik, dan esai. Resensi
adalah tulisan berisi ulasan, per-timbangan, atau pembicaraan suatu karya (sastra, nonsastra,
film, dan drama) dengan tujuan untuk menyampaikan informasi kepada pembaca terhadap
sebuah karya, patut mendapat sambutan atau tidak. Resensi buku atau karya sastra berisi
informasiinformasi berikut.
a. Identitas buku (judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal halaman).
b. Sinopsis, unsur ekstrinsik, intrinsik (untuk buku fiksi), dan gambaran isi buku (untuk
nonfiksi).
c. Nilai buku (kelebihan dan kekurangan buku).
d. Keterbacaan atau kecocokan pembacanya.
Kritik sastra merupakan penilaian baik buruk terhadap karya sastra. Kritik sastra mirip
resensi. Akan tetapi, kritik sastra lebih ilmiah daripada resensi. Kritik sastra dapat menilai isi,
bentuk, atau peristiwa yang terdapat dalam sastra. Esai membahas masalah sesuai dengan
pendapat penulis. Jadi, satu masalah dapat ditulis menjadi esai berbeda. Esai cenderung
sederhana, padat, dan fokus kepada masalah. Kalimat-kalimat esai menggunakan kalimat
bersifat pribadi. Kalirnat dalam esai bergantung kepada kekhasan penulis bersangkutan.