Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI UN BAHASA INDONESIA SMA

LINGKUP MATERI MEMBACA SASTRA

Membaca teks sastra merupakan Keterampilan memperoleh informasi mengenai isi teks
sastra, baik tersirat maupun tersurat. Dalam memahami teks sastra ini, peserta didik dituntut
untuk mengaktifkan daya imajinasi dan kreativitasnya agar dapat memahami isi teks sastra.
Teks sastra yang menjadi bahan kajian adalah puisi lama dan puisi baru, prosa (hikayat,
cerpen, novel), dan drama. Berikut ini diuraikan kompetensi membaca teks sastra disertai
contoh soal sesuai dengan level membaca teks sastra.

Tabel Level Kognitif dan Kompetensi Membaca Teks Sastra.

No Level Kognitif Kompetensi


1 Pengetahuan a. mengidentifikasi dan memaknai kata simbolik/majas/kias dalam
dan Pemahaman karya sastra
b. memaknai isi tersurat dalam karya sastra
2 Aplikasi menyimpulkan isi tersirat dalam cerpen/novel (konflik, sebab
konflik, akibat konflik, amanat, nilai-nilai)
3 Penalaran a. membandingkan isi, pola penyajian, dan bahasa karya sastra
(berdasarkan gaya, tema, unsur)
b. menganalisis hubungan antarbagian karya sastra
c. membuktikan simpulan dengan data pada karya sastra (bukti watak,
setting, nilai)
d. mengaitkan isi dengan kehidupan saat ini
e. menilai keunggulan/kelemahan karya sastra
f. meringkas isi karya sastra

A. Level Pengetahuan dan Pemahaman


Level pengetahuan dan pemahaman dikategorikan level rendah dalam Keterampilan
membaca. Pada level ini peserta didik dituntut dapat mengidentifikasi dan memaknai
informasi faktual dan konseptual sederhana.

1. mengidentifikasi dan memaknai kata simbolik/majas/kias dalam karya sastra


Karya sastra merupakan refleksi pemikiran, perasaan, dan keinginan pengarang lewat
bahasa. Penulis mengungkapkan perasaan, pikiran, dan idenya dengan bahasa yang
khas berupa kata simbolik, majas/gaya bahasa, dan kata kias.
Kata simbolik atau kata kias adalah kata yang melambangkan makna tertentu. Sebagai
contoh, bunga melambangkan kecantikan/ gadis, api lambang kemarahan, dan baja
lambang kekuatan atau ketangguhan.
Majas atau gaya bahasa adalah cara khas pengarang dalam mengungkapkan pikiran
dan perasaannya melalui karyanya.
Berikut ini disajikan beberapa contoh gaya bahasa.

NO Jenis Majas Definisi/Ciri Contoh


1. Personifikasi perbandingan yang melukiskan Banjir bandang telah menelan
benda mati seolah-olah hidup korban manusia.

2. Metafora perbandingan yang implisit tanpa Kapan Anda bertemu dengan


kata pembanding. kembang desa itu?

3. Hiperbola majas yang menyatakan sesuatu Suaranya menggelegar


dengan berlebih-lebihan membelah angkasa.

4. Ironi majas yang menyatakan makna Pagi benar engkau datang,


yang bertentangan atau sebaliknya baru pukul delapan
dengan maksud menyindir

5. Pleonasme majas penegasan yang Salju putih sudah mulai turun


menggunakan sepatah kata yang ke bawah.
sebenarnya tidak perlu dikatakan
lagi /mubadzir.
6. Repetisi majas penegasan yang melukiskan Kita junjung dia sebagai
sesuatu dengan mengulang kata pemimpin, kita junjung dia
atau beberapa kata berkali-kali sebagai pelindung, kita
yang biasanya dipergunakan dalam junjung dia sebagai pembebas
pidato. kita.
7. Antitesis majas pertentangan yang Cantik atau tidak, kaya atau
melukiskan sesuatu dengan meng- miskin, bukan-lah suatu
gunakan kepaduan kata yang ukuran nilai seorang wanita.
berlawanan arti.
8. Paradoks majas pertentangan yang Hidupnya mewah, tetapi tidak
melukiskan sesuatu seolah-olah ber bahagia.
tentangan, padahal maksud
sesungguhnya tidak karena
objeknya berlainan.
9. Perumpamaa perbandingan dua hal dengan Gadis itu sangat cantik
n menggunakan kata-kata bagaikan bidadari
perbandingan (bagaikan, seperti,
dsb.)
10. Litotes majas yang menyatakan Terimalah pemberian yang
berlawanan, memperkecil, atau tidak berharga ini.
memperhalus keadaan.

11. Metonimia majas yang memakai nama ciri atau Dia ke Jakarta naik Garuda
hal yang ditautkan dengan

orang, barang sesuai penggantinya


12. Sinekdok penyebutan sebagian untuk maksud Saya tidak melihat batang
Parsprototo keseluruhan hidungnya
13. Sinekdok penyebutan keseluruhan untuk Indonesia meraih medali
Totem maksud sebagian. emas dalam pertandingan itu.
Protaparte
14. Alusio majas yang menunjuk secara tidak Menggantung asap saja
langsung ke suatu peristiwa dengan kerjamu sejak tadi.
menggunakan peribahasa (membual, omong kosong)
15. Eufeumisme majas yang halus sebagai pengganti Pemerintah mengadakan
ungkapan penyesuaian harga BBM,
(menaikkan)

1. Memaknai Isi Tersurat dalam Karya Sastra


Memaknai isi tersurat dalam karya sastra adalah memaknai apa yang secara jelas atau
eksplisit yang terdapat di dalam kalimat-kalimat yang tertulis di dalam teks sastra.
isi tersurat dalam karya sastra dapat dilihat dari unsur-unsur intrinsiknya. Unsur
intrinsik karya sastra merupakan unsur pembangun atau pembentuk karya sastra.
Karya sastra terdiri atas prosa, drama, dan puisi. Karya sastra yang berbentuk prosa
meliputi novel, cerpen, roman, atau novelet.
Unsur intrinsik cerpen yang lain sebagai berikut.
1. Tema : pokok pikiran cerita.
2. Amanat : pesan yang ingin disampaikan penulis.
3. Alur : rangkaian peristiwa yang membentuk cerita.
4. Perwatakan : cara pengarang menggambarkan watak tokoh.
5. Latar : merupakan keterangan tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa
dalam cerita.
6. Gaya bahasa: corak pemakaian bahasa.
7. Sudut pandang: Posisi pengarang dalam cerita.

A. Level Aplikasi

Level aplikasi merupakan Keterampilan penguasaan konsep sastra dan penerapannya


untuk memahami teks sastra. Peserta didik dituntut kemampuan menerapkan konsep
sastra yang dikuasainya untuk memahami teks sastra yang meliputi menyimpulkan isi
tersirat dalam cerpen/novel (konflik, sebab konflik, akibat konflik, amanat, nilai-
nilai).
Menyimpulkan isi tersirat adalah menyimpulkan isi yang tersembunyi atau tidak
tertulis dalam teks sastra (cerpen, novel, dan sebagainya).

1. Menyimpulkan Konflik, Sebab Konflik, dan Akibat Konflik dalam Cerita


Konflik dalam sebuah cerita merupakan bagian yang menunjukkan adanya
pertentangan dalam cerita. Biasanya koflik terjadi karena adanya benturan atau
ketidakserasian, baik dengan dirinya atau dengan tokoh lain.

Ada beberapa jenis konflik dalam sebuah cerita, di antaranya adalah

a. Konflik tokoh dengan tokoh lain.


b. Konflik tokoh dengan dirinya sendiri.
c. Konflik tokoh dengan lingkungan atau budayanya.
Sebelum terjadi koflik dalam cerita, biasanya pengarang akan menyajikan peristiwa
atau hal yang menyebabkan terjadinya konfli atau yang disebut sebab konflik. Konflik
kemudian diikuti oleh peristiwa atau hal yang diakibatkan atau ditimbulkan setelah
terjadinya konflik atau yang disebut akibat konflik.

1. Menyimpulkan amanat cerita


Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.
Tips Menentukan Amanat Cerita:

a. Untuk hal-hal yang baik, pembaca diajak/dihimbau untuk melakukan (biasanya


ditandai dengan kata kerja berpartikel lah). Misalnya, pedulilah, bantulah, dan
sebagainya.
b. Untuk hal-hal negatif, pembaca dihimbau untuk tidak melakukan (biasanya ditandai
dengan penggunaan kata jangan).

1. Menyimpulkan Nilai-Nilai dalam Cerita


Nilai adalah sesuatu yang penting atau hal-hal yang bermanfaat bagi manusia atau
kemanusiaan yang menjadi sumber ukuran dalam sebuah karya sastra.
Macam-macam nilai dalam karya sastra antara lain sebagai berikut.
a. Nilai sosial/kemasyarakatan, yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan hubungan
antar manusia. Misalnya, sifat yang suka memperhatikan kepentingan umum
(menolong, berderma, dan lain-lain).
b. Nilai budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan pikiran, akal budi,
kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat suatu tempat yang menjadi kebiasaan
dan sulit diubah. Misalnya, upacara pernikahan, upacara kematian, dan
sebagainya.
c. Nilai moral/budi pekerti, yaitu nilai yang berkaitan dengan perbuatan yang
baik (positif) dan perbuatan tidak baik (negatif). Misalnya, berbakti pada
orang tua (positif) dan durhaka (negatif), menepati janji (positif) dan ingkar
janji (negatif), dan sebagainya.
d. Nilai religi/keagamaan, yaitu nilai yang berkaitan dengan ajaran-ajaran agama.
Misalnya, melaksanakan ibadah, puasa, zakat, dan sebagainya.

A. Level Penalaran

Level penalaran dikategorikan level tinggi dalam keterampilan membaca. Pada level
ini mengharuskan peserta didik untuk melakukan analisis, evaluasi, sintesis apa yang
dibacanya. Pada level ini siswa dituntut mampu :

1. membandingkan isi, pola penyajian, dan bahasa karya sastra (berdasarkan


gaya, tema, unsur)
2. menganalisis hubungan antarbagian karya sastra
3. membuktikan simpulan dengan data pada karya sastra (bukti watak, setting,
nilai)
4. mengaitkan isi dengan kehidupan saat ini
5. menilai keunggulan/kelemahan karya sastra
6. meringkas isi karya sastra

Di bawah ini akan diuraikan kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam
membaca teks sastra pada level penalaran.
1. Membandingkan Isi, Pola Penyajian, dan Bahasa Karya Sastra
(Berdasarkan Gaya, Tema, Unsur)
Membandingkan isi, pola penyajian, dan bahasa karya sastra artinya
menentukan persamaan dan atau perbedaan antara karya sastra satu dengan
lainnya. Karya sastra yang dibandingkan dapat antara jenis teks yang berbeda
(misalnya antara cerpen dan novel) maupun jenis teks yang sama (misalnya
sama-sama cerpen atau sama-sama pantun).
Contoh perbandingan antara dua teks sastra yang berbeda jenisnya.

Karakteristik cerpen Karakteristik Novel (modern).


1. Struktur ceritanya pendek sehingga dapat 1. Gaya bahasa lebih lugas.
dibaca dalam sekali duduk (setengah 2. Alur yang digunakan umumnya alur
sampai dua jam). campuran.
2. Alur dalam cerpen pada umumnya 3. Amanat tidak secara langsung
tunggal, hanya satu urutan peristiwa yang disampaikan oleh pengarang.
diikuti sampai peristiwa berakhir. 4. Tema yang digunakan lebih luas.
3. Tema dalam cerpen hanya satu.
4. Tokoh-tokoh dalam cerpen diceritakan
terbatas (singkat, tidak detail).
5. Latar dalam cerpen tidak memerlukan
detail-detail khusus, misalnya menyangkut
keadaan tempat dan sosial. Cerpen hanya
memerlukan pelukisan latar secara garis
besar atau secara implisit.

Contoh perbandingan teks sastra yang sejenis

Karakteristik Novel Angkatan 20-an Karakteristik Novel Angkatan 30-an


1. lsi novel menggambarkan 1. Pengarang lebih bebas menentukan
pertentangan paham antara kaum tua nasib karya sastranya sendiri.
dan kaum muda. 2. isi novel menampilkan persoalan yang
dihadapi rnasyarakat kota,
2. lsi novel menampilkan persoalan
kawin paksa. 3. Novel Angkatan 30-an menggambarkan
cara menggunakan kebebasan dan fungsi
3. Isi novel menggambarkan jiwa
kebebasan dalam masyarakat.
kebangsaan belum maju.
4, Novel Angkatan 30-an tidak
4. Gaya bahasa dalam novel lebih
menggunakan pepatah. Bahasa dalam
sering meng-gunakan syair, pantun,
novel lebih sering menggunakan
dan pepatah.
ungkapan.

1. Menganalisis Hubungan Antarbagian Karya Sastra


Menganalisis hubungan antarbagian karya sastra artinya mencari hubungan
antara unsur unsur pembangun karya sastra baik unsur intrinsic maupun
unsur ekstrinsik karya sastra.
Misalnya, hubungan antara watak tokoh dengan setting cerita.

2. membuktikan simpulan dengan data pada karya sastra (bukti watak, setting,
nilai)
Membuktikan simpulan data pada karya sastra artinya menyimpulkan unsur-
unsur dalam karya sastra seperti watak tokoh, setting, dan nilai-nilai dalam
karya sastra berdasarkan kata/kalimat/paragraf dalam karya sastra.
3. mengaitkan isi dengan kehidupan saat ini
Isi karya sastra merupakan potret kehidupan masyarakat. Nilai-nilai dalam
karya sastra berhubungan erat dengan nilai-nilai dalam kehidupan nyata di
masyarakat. Bahkan nilai-nilai dalam karya sastra lama (gurindam, hikayat,
dan sebagainya). tetap relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini.

5. menilai keunggulan/kelemahan karya sastra


Menilai keunggulan karya sastra artinya menentukan kebaikan/kelebihan suatu
karya sastra. Menilai kelemahan karya sastra artinya menilai kelemahan suatu
karya sastra.

Penilaian terhadap suatu karya dapat disampaikan melalui resensi, kritik, dan esai. Resensi
adalah tulisan berisi ulasan, per-timbangan, atau pembicaraan suatu karya (sastra, nonsastra,
film, dan drama) dengan tujuan untuk menyampaikan informasi kepada pembaca terhadap
sebuah karya, patut mendapat sambutan atau tidak. Resensi buku atau karya sastra berisi
informasiinformasi berikut.

a. Identitas buku (judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal halaman).
b. Sinopsis, unsur ekstrinsik, intrinsik (untuk buku fiksi), dan gambaran isi buku (untuk
nonfiksi).
c. Nilai buku (kelebihan dan kekurangan buku).
d. Keterbacaan atau kecocokan pembacanya.

Kritik sastra merupakan penilaian baik buruk terhadap karya sastra. Kritik sastra mirip
resensi. Akan tetapi, kritik sastra lebih ilmiah daripada resensi. Kritik sastra dapat menilai isi,
bentuk, atau peristiwa yang terdapat dalam sastra. Esai membahas masalah sesuai dengan
pendapat penulis. Jadi, satu masalah dapat ditulis menjadi esai berbeda. Esai cenderung
sederhana, padat, dan fokus kepada masalah. Kalimat-kalimat esai menggunakan kalimat
bersifat pribadi. Kalirnat dalam esai bergantung kepada kekhasan penulis bersangkutan.

1. Meringkas Karya Sastra


Meringkas artinya menyajikan secara lebih singkat atau pendek yang berisi hal-hal
penting suatu cerita. Bentuk ringkas dari sebuah cerita (misalnya, novel dan drama)
disebut dengan synopsis.

Anda mungkin juga menyukai