Anda di halaman 1dari 7

Macam-macam Majas dan Contohnya

Pengertian Majas dan Contohnya – Selama masa pandemi, selain menikmati waktu di rumah dengan
menonton film atau drama korea, tidak jarang pula banyak orang yang memilih untuk membaca novel. Lalu,
pernahkah kalian mendengar istilah majas? Bagi pegiat sastra atau orang yang sering membaca novel-novel
karya sastrawan hebat tanah air mungkin tidak asing dengan sebutan ‘majas’. Karena majas memiliki kaitan
yang erat dengan gaya bahasa. Namun, tentu saja masih banyak yang awam dan bertanya-tanya “kira-kira
apa itu majas?” Sebagian dari kalian mungkin telah sering mendengar kalimat sehari-hari yang diungkapkan
menggunakan majas, hanya saja tidak menyadarinya.

“Dia membawakan anak-anak dan istrinya buah tangan yang banyak sekali”.

Nah, istilah “buah tangan” pasti sudah sering kalian dengar, kan? Buah tangan telah menjadi ungkapan yang
umum digunakan pada percakapan sehari-hari. Ternyata “buah tangan” termasuk contoh majas, loh! Untuk
lebih dalam lagi memahami dan mempelajari mengenai majas, kalian dapat menyimak artikel berikut ini.
Karena akan dijelaskan secara komprehensif mulai dari apa itu majas, jenis-jenis majas, macam-macam
majas, hingga contoh pemakaiannya dalam obrolan sehari-hari. Simak terus artikel berikut agar mendapat
wawasan yang baru, ya! Selamat membaca!

Apa Itu Majas?

Menurut Dale & Warriner yang tertuang dalam buku Pradopo halaman 104 tahun 1985, majas merupakan
bahasa yang dipergunakan yaitu bahasa kiasan untuk meningkatkan dan memperbanyak efek melalui cara
memperbandingkan dan memperkenalkan suatu benda dengan yang lain atau hal yang lebih umum.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), majas yaitu cara melukiskan sesuatu dengan
jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain; atau dalam bentuk kiasan. Sehingga apabila disimpulkan
secara sederhana, majas adalah bahasa kiasan yang digunakan untuk membandingkan atau menjelaskan
sesuatu agar kalimat menjadi semakin hidup dan terdengar meyakinkan. Bagi seorang penulis, terutama
penulis karya-karya sastra, menguasai berbagai macam majas dapat membuat karya yang dihasilkan lebih
mengena kepada sang pembaca. Serta menunjukkan pula tingkat intelektualitas dan gaya bahasa dari si
penulis. Majas dapat membuat sebuah kalimat terdengar lebih indah dan dramatis. Namun, tetap tidak
menghilangkan makna asli dari kalimat yang menggunakan majas tersebut.

Fungsi Majas

Menurut para ahli, fungsi utama dari majas adalah untuk membuat ungkapan dalam sebuah kalimat menjadi
lebih anggun, indah, hidup, dan memiliki kesan lebih dalam. Berikut akan disebutkan lebih lengkap tentang
fungsi dari sebuah majas. Silakan disimak!

1. Membuat Kalimat Lebih Mudah Diingat

Dengan menggunakan majas, kalimat yang dilontarkan atau yang dituliskan pada sebuah karya sastra akan
terasa lebih mengena dan meresap. Sebagai contoh, ketika ada yang mengatakan “dia adalah orang
kepercayaan tuan Philips” dan mengatakan “dia adalah kaki tangan tuan Philips”, maka kalimat yang lebih
mudah mengena dan meresap adalah yang menggunakan kiasan ‘kaki tangan’.

2. Mampu Melahirkan Imajinasi

Fungsi selanjutnya dari majas yaitu mampu menciptakan sebuah imajinasi. Majas yang digunakan sering
kali menimbulkan pengertian dan persepsi yang berbeda-beda pada setiap orang. Pengertian yang berbeda
tersebut bergantung pada sudut pandang, cara berpikir, pengalaman, serta wawasan masing-masing orang.
Ketika menemukan penggunaan majas yang mungkin terdengar asing dan belum diketahui maknanya, maka
kita akan berimajinasi dan membayangkan maksud dari kalimat bermajas tersebut.

3. Membuat Kalimat Lebih Bermakna dan Berkesan


Majas mampu membuat sebuah kalimat memiliki makna yang esensial. Sedangkan sesuatu yang esensial
akan menghasilkan kesan yang lebih dalam. Ketika membaca buku atau novel yang memiliki banyak majas,
akan terasa tidak membosankan dan lebih menyenangkan, bukan?

4. Meningkatkan Daya Tarik Sebuah Karya Sastra

Penulis yang memahami berbagai jenis majas cenderung lebih kreatif dan imajinatif. Selain itu, penggunaan
majas dalam karya sastra mampu menarik perhatian serta memberikan nyawa pada karya sastra tersebut.
Novel atau buku yang ditulis bukanlah sebuah film yang digambarkan secara visual melalui adegan-adegan
nyata pemerannya yang direkam. Novel atau karya sastra lainnya hanya tertuang dalam bentuk tulisan. Oleh
karena itu, agar pembaca lebih mudah untuk memahami dan membayangkan cerita pada novel, sering
penulis menggunakan majas.

5. Mendekatkan Antara Penulis dan Pembaca

Majas mampu memperlihatkan karakter, jiwa, dan kepribadian penulisnya secara gamblang. Melalui majas
yang mengalir dengan indah dalam kalimat-kalimat pada karya sastra, pembaca akan lebih mengenal dan
memahami si penulis dilihat dari jenis majas yang sering digunakan. Jenis-jenis majas sangat beragam.
Sehingga pemilihan jenis majas dapat menggambarkan karakter dan kebiasaan si penulis

JENIS-JENIS MAJAS

Jenis majas ada banyak sekali. Namun, yang diajarkan pada siswa melalui pelajaran Bahasa Indonesia hanya
sebagian saja. Nah, pada pembahasan kali ini kalian akan mengetahui jenis-jenis majas secara lengkap.
Jangan sampai ketinggalan, ya!

1. Majas Perbandingan

Majas perbandingan adalah jenis majas yang paling populer dan sering digunakan. Majas ini berfungsi untuk
menyandingkan atau membandingkan dua objek. Yang termasuk ke dalam majas perbandingan antara lain
metafora, personifikasi, asosiasi, hiperbola, alegori, metonimia, pars pro toto, totem pro parte, dan
eufimisme. Banyak sekali, bukan?

2. Majas Pertentangan

Berbeda dengan majas perbandingan, majas pertentangan menggambarkan dua obyek yang saling
berkebalikan dan bertentangan. Majas pertentangan merupakan salah satu jenis majas yang cukup sering
digunakan bahkan dalam percakapan umum sehari-hari.

Yang termasuk ke dalam majas pertentangan yaitu litotes, paradoks, oksimoron, kontradiksi interminus,
anakronisme, dan antithesis.

3. Majas Penegasan

Majas penegasan adalah bahasa kiasan yang digunakan untuk memperjelas dan mempertegas suatu obyek
dalam sebuah kalimat. Gaya bahasa yang digunakan pada majas penegasan dapat mempengaruhi pendapat
dan persetujuan dari pembaca atau pendengar. Contoh macam-macam majas penegasan adalah retorika,
pararima, apofasis, tautology, inversi, enumerasio, ellipsis, koreksio, alonim, kolokasi, paralelisme, dan
aliterasi. Majas penegasan memiliki dua sub majas, yaitu Pleonasme dan Repetisi.

a. Pleonasme
Ciri dari majas pleonasme adalah penggunaan gaya bahasa berupa kata yang berulang-ulang sehingga
terkesan sangat tidak efektif untuk dibaca. Namun, memang kegunaan dari majas pleonasme adalah untuk
memberi penegasan pada suatu obyek melalui kata kiasan yang dituliskan atau diucapkan berulang kali.

Contoh Majas Pleonasme

“Dia sudah masuk ke dalam”.

(Kalimat di atas ketika dibaca terkesan tidak efektif karena tentu saja jika terdapat istilah “masuk” maka
berarti ke dalam tanpa harus menambahkan kata “ke dalam” pada kalimat).

b. Repitisi

Majas repetisi mengulang sebuah makna kata menggunakan kata kiasan berbeda secara terus-menerus.
Tujuannya sama, kata kiasan yang digunakan untuk menegaskan.

Contoh Majas Repetisi

“Ia akan terus banting tulang, ia bekerja dan bekerja, hingga malam ia memeras keringat guna menghidupi
keluarganya”.

(Pada contoh kalimat di atas, penulis ingin menegaskan bahwa subyek kalimat giat bekerja. Sehingga
digunakan istilah bekerja secara berulang-ulang dalam berbagai kiasan yaitu “banting tulang” dan “memeras
keringat”).

4. Majas Sindiran

Majas Sindiran adalah kata kiasan yang digunakan untuk menyindir sebuah obyek kalimat secara halus dan
tersirat. Contoh dari majas sindiran yaitu ironi, sinisme, satire, inuendo, dan sarkasme.

MACAM-MACAM MAJAS

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai jenis-jenis majas. Selanjutnya pada bagian kali ini
akan menerangkan secara detail mengenai macam-macam majas sesuai dengan jenisnya.

1. Majas Metafora

Majas metafora adalah majas yang membandingkan dua obyek berbeda tetapi obyek tersebut memiliki
kemiripan. Perumpamaan yang digunakan pada majas metafora berbentuk analogi berupa pesan ungkapan.
Berikut akan diberikan contoh penggunaan dari majas metafora. Kata yang termasuk majas metafora akan
dicetak tebal.

Contoh Majas Metafora

 Negara perlu membenahi sistem pemerintahannya ketika mulai dikuasai oleh tikus berdasi.
 Ridwan adalah keturunan darah biru.
 Gemericik tawa dari anak-anak memenuhi ruang tamu Buya.
 Ketika mengalami kegagalan, janganlah engkau berkecil hati.

2. Majas Personifikasi

Ciri dari majas personifikasi adalah menggunakan benda mati untuk mengungkapkan analogi perbandingan.
Benda mati yang digunakan dalam majas personifikasi bertindak layaknya makhluk hidup (manusia).
Berikut akan diberikan contoh penggunaan dari majas personifikasi. Kata yang termasuk majas personifikasi
akan dicetak tebal.
Contoh Majas Personifikasi

 Angin berbisik merdu seakan-akan ingin mengajakku bercerita.


 Riuh nyaring kicauan burung camar memecah keheningan pagi.
 Sirine ambulan meraung-raung memecah keheningan malam itu.

3. Majas Asosiasi

Majas asosiasi adalah gaya bahasa yang membandingkan dua obyek berbeda, tetapi dianggap sama dengan
memberi kiasan berupa kata sambung “bagaikan”, “seperti”, “selayaknya”, dan “bak”. Berikut akan
diberikan contoh penggunaan dari majas asosiasi. Kata yang termasuk majas asosiasi akan dicetak tebal.

Contoh Majas Asosiasi

 Rina dan Rani adalah saudara kembar, tetapi memiliki sifat yang jauh berbeda bak langit dan bumi.
 Ibu dan anak itu sangatlah mirip selayaknya pinang dibelah dua.
 Meskipun bersaudara, Rima dan Ranti sering bertengkar dan tidak bisa menyatu bagaikan minyak
dan air.

4. Majas Hiperbola

Majas hiperbola adalah majas yang mengungkapkan sesuatu secara berlebihan hingga terdengar tidak masuk
akal. Berikut akan diberikan contoh penggunaan dari majas hiperbola. Kata yang termasuk majas hiperbola
akan dicetak tebal.

Contoh Majas Hiperbola

 Andri berlari secepat kilat karena takut datang terlambat ke sekolah.


 Akibat terkena penyakit selama bertahun-tahun, tubuh Damar hanya tersisa tulang dan kulit.
 Aku memiliki cita-cita setinggi langit.
 Ayah membanting tulang setiap hari agar dapat menyekolahkan anak-anaknya.

5. Majas Alegori

Majas alegori adalah majas yang membandingkan dua obyek dengan menggunakan kata-kata kiasan. Dalam
sebuah karya sastra, majas ini biasanya ditulis dalam bentuk kalimat atau pun dalam bentuk satu paragraf
penuh. Berikut akan diberikan contoh penggunaan dari majas alegori. Kata yang termasuk majas alegori
akan dicetak tebal.

Contoh Majas Alegori

 Hidup ibarat roda yang selalu berputar.


 Seorang anak yang terlahir di dunia ibarat kertas putih. Orang tua yang bertugas menuliskan dan
melukiskan sesuatu di atasnya.
 Kemajuan teknologi ibarat dua sisi koin yang memiliki sisi positif dan negatifnya.

6. Majas Metonimia

Majas metonimia biasanya menggunakan sebuah merek dagang untuk menggambarkan sesuatu hal dalam
kalimat. Sebagai contoh, mengganti penggunaan kata ‘mobil’ dengan ‘kijang’, mengganti penggunaan kata
‘air mineral’ dengan ‘aqua’, dan lainnya. Berikut akan diberikan contoh penggunaan dari majas metonimia.
Kata yang termasuk majas metonimia akan dicetak tebal.

Contoh Majas Metonimia


 Para jamaah haji berangkat ke tanah suci Makkah menggunakan Garuda.
 Paman diantar ayah menggunakan kijang untuk ke rumah sakit.
 Tante Risa memenangkan hadiah undian dari Kapal Api.

7. Majas Pars Pro Toto

Majas Pars Pro Toto menggunakan sebagian unsur dari suatu obyek untuk menunjukkan dan
menggambarkan keseluruhan bagian dari obyek tersebut. Berikut akan diberikan contoh penggunaan dari
majas pars pro toto. Kata yang termasuk majas pars pro toto akan dicetak tebal.

Contoh Majas Pars Pro Toto

 Mereka sebaiknya segera angkat kaki dari rumah ini.


 Dimas tak kunjung menampakkan batang hidungnya padahal aku telah menunggunya selama
berjam-jam.
 Riswanda telah lama menaruh hati pada Aisyah.

8. Majas Totem Pro Parte

Majas totem pro parte adalah kebalikan dari majas pars pro toto. Di mana majas ini menggunakan
keseluruhan bagian dari sebuah obyek untuk merujuk pada benda atau situasi tertentu. Sebenarnya majas
totem pro parte dan majas pars pro toto adalah termasuk sub majas dari Sinekdok. Berikut akan diberikan
contoh penggunaan dari majas totem pro parte. Kata yang termasuk majas totem pro parte akan dicetak
tebal.

Contoh Majas Totem Pro Parte

 Indonesia berhasil menahan imbang Vietnam pada laga semifinal Piala AFF 2016.
 Djarum Indonesia menganugerahkan beasiswa pendidikan pada insan berprestasi tanah air.
 Perempuan tidak menyukai laki-laki dengan sifat temperamental.

9. Majas Eufimisme

Majas eufimisme digunakan untuk menggantikan istilah kasar atau kurang etis agar lebih terdengar halus
dan sopan. Berikut akan diberikan contoh penggunaan dari majas eufimisme. Kata yang termasuk majas
eufimisme akan dicetak tebal.

Contoh Majas Eufimisme

 Bi Jamilah telah delapan tahun menjadi asisten rumah tangga di rumah keluarga Abdullah. (asisten
rumah tangga = pembantu)
 Masyarakat yang kurang mampu tahun ini memperoleh bantuan sembako dan uang tunai dari
pemerintah. (kurang mampu = miskin)
 Banyak TNI yang gugur demi menjaga batas wilayah NKRI. (gugur = mati)

10. Majas Litotes

Majas litotes merupakan salah satu majas pertentangan yang digunakan sebagai kiasan guna merendahkan
diri. Dengan kata lain, majas litotes adalah kebalikan dari majas hiperbola karena menggunakan gaya bahasa
berupa penurunan kualitas obyek yang dimaksud.

Contoh Majas Litotes

 Silakan mampir ke gubuk tempat tinggalku yang kecil dan kumuh.


 Wajahku sangat buruk rupa dibandingkan orang lain di luar sana.
 Restoran padang ini hanyalah usaha kecil milik saya.

11. Majas Paradoks

Majas paradoks menggunakan gaya bahasa kiasan untuk membandingkan suatu fakta dengan sesuatu yang
sangat berkebalikan. Berikut akan diberikan contoh penggunaan dari majas paradoks. Kata yang termasuk
majas paradoks akan dicetak tebal.

Contoh Majas Paradoks

 Aku selalu merasa kesepian meskipun sedang berada di keramaian ibu kota.


 Bapak itu buta tetapi ia dapat melihat nikmat Allah SWT yang begitu tiada tara.

12. Majas Retorika

Ciri khas dari majas retorika adalah berbentuk kalimat tanya. Majas ini meskipun berbentuk kalimat tanya
tetapi tidak memerlukan jawaban karena digunakan sebagai penegasan.

Contoh Majas Retorika

 Siapa yang tidak merasa sedih ketika tim yang didukung kalah?
 Bagaimana mungkin orang yang telah mati bisa hidup kembali?
 Siapa yang tidak ingin hidup berkecukupan?

13. Majas Aliterasi

Majas aliterasi adalah salah satu jenis majas yang menggunakan pengulangan huruf konsonan pada setiap
awal kata untuk memberi penegasan pada kalimat tersebut.

Contoh Majas Aliterasi

 Rawe rawe rantas.


 Lintasi laut, lewati lembah.
 Sudahi sedihmu, siapkan senyummu.

14. Majas Ironi

Majas ironi termasuk majas sindiran yang menggunakan gaya bahasa sindiran untuk menyembunyikan fakta
dengan menggunakan kata-kata yang bertentangan.

Contoh Majas Ironi

 Makanan ini sangat enak, sampai aku tidak ingin mencicipinya lagi.
 Hari ini Anda sangat tepat waktu, datang ke rapat hanya untuk mendengarkan penutupannya saja.
 Di sini dingin sekali, sampai-sampai aku berkeringat hingga sebesar bulir jagung. 

15. Majas Sarkasme

Hampir sama dengan majas ironi, hanya saja majas sarkasme memiliki gaya bahasa berupa sindiran yang
lebih kasar.

Contoh Majas Sarkasme

 Kau bodoh sekali, pengetahuan dasar seperti ini saja kau tidak paham.
 Kau menyanyi dengan suara sumbang, telingaku sakit sekali.

Anda mungkin juga menyukai