Anda di halaman 1dari 11

BAHAN AJAR 1

A. Pengertian Cerpen
Cerita pendek (cerpen) merupakan karangan pendek yang berbentuk prosa. Cerpen
sebagai sebuah karya sastra merupa

kan tiruan dari kenyataan yang telah diolah dengan pemikiran, gagasan, serta imajinasi
penulisnya.

B. Ciri-ciri Cerpen
1. Terdiri dari 500-5000 kata
2. Selesai dibaca dalam waktu 10-30 menit
3. Bahasa yang digunakan bahasa sehari-hari
4. Mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh
5. Masalah sederhana dan diceritakan secara singkat
6. Tidak mengalami perubahan nasib.

C. Nilai nilai Kehidupan dalam Cerpen


Cerita dalam cerpen mengandung sebuah nilai-nilai kehidupan yang berbeda di sekitar
pengarang cerpen. Pada umumnya penulis cerpen tidak menuliskan nilai-nilai kehidupan secara
langsung, tetapi menuliskannnya secara tersirat dalam cerpen. Nilai dalam cerpen adalah sesuatu
yang dapat diambil atau dipetik dari sebuah cerpen yang bersifat menambah pengetahuan dan
memberikan hiburan.

Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen sebagai berikut.


1.        Nilai Moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan akhlak/budi pekerti/susila atau baik buruk tingkah
laku.
2.        Nilai Sosial/Kemasyarakatan, yaitu nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di dalam
masyarakat.
3.        Nilai Religius/Keagamaan, yaitu nilai yang berkaitan dengan agama.
4.        Nilai Pendidikan/Edukasi, yaitu nilai yang berkaitan dengan perubahan tingkah laku dari yang
buruk ke yang baik.
5.        Nilai Politis, yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan pemerintahan.
6.        Nilai Etika, yaitu nilai-nilai yang berkiatan dengan sopan santun.
7.        Nilai Budaya, yaitu nilai yang berkaitan dengan adat istiadat.
8.        Nilai Kemanusiaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan sifat-sifat manusia.
BAHAN AJAR 2

Unsur-unsur pembangun cerpen ada 2 yaitu

1. Unsur pembangun dari dalam (Unsur Intrinsik)


2. Unsur pembangun dari luar (Unsur Ekstrinsik)

A.        Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur
inilah yang membuat cerpen hadir sebagai sebuah karya sastra. Unsur-unsur intrinsik mencakup
hal-hal berikut.
a.       Tema adalah ide pokok yang mendasari suatu cerita.
b.      Alur adalah susunan peristiwa atas kejadian yang membentuk sebuah cerita. Alur
dibedakan menjadi tiga yaitu

 alur maju,
 alur mundur, dan
 alur campuran.

. Tahapan-tahapan alur adalah sebagai berikut.


1)     Orientasi merupakan tahapan pengenalan situasi cerita, berupa pengenalan
tokoh, latar, dan sebagainya.
2)      Komplikasi merupakan tahapan pemunculan masalah
3)     Konfliks merupakan tahapan peningkatan/perkembangan sampai puncak
(Klimaks)
4)      Evaluasi merupakan tahapan permasalahan mencapai titik terang
5)      Resolusi merupakan tahapan penyelesaian/solusi permasalahan
6) Koda merupakan tahapan penyelesaian happy ending atau sad ending

c. Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter


sifat tokoh dalam cerita. Karakter tokoh dapat dijelaskan secara langsung (analitik)
dan tidak langsung (dramatik).
1)      Metode langsung (analitik)
Analitik merupakan sebuah metode pemberian watak tokoh oleh pengarang
dengan mendeskripsikan wataknya secara langsung.
2)      Metode tidak langsung (dramatik)
Dramatik merupakan sebuah metode pemberian watak tokoh oleh pengarang
dengan menampilkan tokoh secara tidak langsung atau tidak mendeskripsikan
secara eksplisit sifat serta tingkah laku tokoh.
Metode tidak langsung ini dilakukan melalui

 Tindakan tokoh,
 Pikiran dan perasaan tokoh,
 Dialog antar tokoh,
 Deskripsi fisik tokoh,
 Reaksi tokoh,
 Lingkungan sekitar tokoh,
 Tanggapan tokoh lain.
a. Latar atau setting adalah tempat, waktu dan suasana berlangsungnya kejadian
dalam cerita.
b. Sudut pandang (point of view) adalah posisi pengarang dalam membawakan
cerita.

Sudut pandang yang digunakan dalam cerpen meliputi :

 Sudut pandang orang pertama pelaku utama,


 Sudut pandang orang ketiga
 Sudut pandang pengarang serba tahu
 Sudut pandang pengarang di luar karangan/pengamat
c.    Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya.
Amanat cerpen bisa secara tersirat atau secara tersurat.
d. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan pengarang bisa menggunakan gaya bahasan
perbandingan, pertentangan, pertautan atau perulangan
Yang termasuk gaya bahasa perbandingan misalnya Similatif, metafora,
personifikasi, alegori dll.
Yang termasuk gaya bahasa pertentangan misalnya : hiperbola, pleonasme,
paradoks, antithesis, ironi dll
Yang termasuk gaya bahasa pertautan misalnya : metonimia, eufimisme, sinekdok
pars prototo dan totem proparte dll

Majas Perbandingan
1   Majas Metafora adalah majas yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi
dalam bentuk yang singkat atau merupakan Gabungan dua hal yang berbeda
yang dapat membentuk suatu pengertian baru. Contoh :
a) Dia dianggap anak emas majikannya.
b) Perahu itu menggergaji ombak.
c) Perpustakaan adalah gudang ilmu.

2  Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ) adalah Suatu perbandingan dua hal yang
berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh :
a) Bagaikan harimau pulang kelaparan
b) Semangatnya keras bagaikan baja.
c) Seperti menyulam di kain yang lapuk

3  Majas Alegori adalah Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan


yang utuh. Contoh :
a) Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
b) Cerita Kancil dengan Buaya
c) Kancil dengan Burung Gagak.

4  Majas Metonimia adalah Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh :
a) Kami ke rumah nenek naik kijang (Mobil)
b) Di kantongnya selalu terselib gudang garam (Rokok)
c) Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api (Kopi)

5   Majas Hiperbola adalah Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan. Contoh :
a) Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
c)  Suaranya menggelegar membelah angkasa.

6  Majas Personifikasi adalah Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan
sifat-sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup.
Contoh :
a) Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai
b) Awan menari-nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk –
batuk
c)  Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.

7  Majas Antonomasia adalah Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang
yang berdasarkan ciri / sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh :
a) Si pincang
b) Si jangkung
c) Si kribo

8. Majas Simile atau Persamaan, Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat
eksplisit. Yang dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah
langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia
memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yaitu kata-
kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya. Contoh Majas
Persamaan atau simile :
a) Mukanya merah laksana kepiting rebus
b) irnya seperti kepiting batu

9 Majas Alusio adalah Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya
diketahui umum. Contoh :
a) Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945
b) Orang bilang ayahnya tua-tua keladi

10. Majas Simbolik adalah Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan


membandingkan dengan benda – benda lain. Contoh :
a) Dia menjadi lintah darat
b) Ki Hajar Dewantara adalah teratai yang tumbuh di negeri pertiwi
c) Dasar bunglon, janjinya kemarin mau insaf ehh malah makin menjadi.

11  Sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda


secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk
berikut:
  Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.Contoh:
(a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
(b) Per kepala mendapat Rp 300.000,00

Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuksebagian.Contoh:


(a) Dalam pertandingan final bulu tangkis RT 03 melawan RT 07.
(b) Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.

Majas Pertentangan

1.  Majas Antitesis adalah Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan.
Contoh : Air susu dibalas air tuba
2. Majas Litotes adalah Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan
tujuan untuk merendahkan hati.
Contoh :Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )

3.  Majas Oksimoron adalah Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang


bertentangan.
Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis

4. Majas Kiasmus adalah Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung
inverse. Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya

2. Majas Antanaklasis adalah Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan
makna yang berbeda.
Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah

3. Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta
yang ada.
Contoh; Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.

Majas Sindiran

1.  Majas Ironi adalah Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus.
a). Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca
b). Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan kita melintas
c). Kamu pintar sekali, nilai raport mu merah semua

2.  Majas Sinisme adalah Majas yang menyatakan sindiran secara langsung.


Contoh ; Perilakumu membuatku kesal

3. Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas inibiasanya diucapkan oleh
orang yang sedang marah.
Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!

Majas Penegasan

1.  Majas Tautologi adalah Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata
– kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti.
Contoh :
a). Saya khawatir dan was – was dengannya
b). Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.

2.   Majas Repetisi adalah Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan. 


Contoh :
a). Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku
b).Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita
sambut putra bangsa.

3 Majas Retoris adalah Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah
diketahui.
Contoh :
a). Siapakah yang tidak ingin hidup ?
b). Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?

4. Majas Antiklimaks adalah Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang
makin lama makin menurun. 
Contoh :
a). Para bupati, para camat, dan para kepala desa
b). Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.

5.  Majas Klimaks adalah Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang
makin lama makin mendebat. 
Contoh :
a).   Semua anak-anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek
b). Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak
mencampuri urusan pribadi seseorang.

6. Majas Paralelisme adalah Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun


dalam baris yang berbeda, biasanya ada dalam puisi. 
Contoh :
a). Hati ini biru
     Hati ini lagu
     Hati ini debu
b). Cinta adalah pengertian
     Cinta adalah kesetiaan
     Cinta adalah rela berkorban

7.  Majas Pleonasme adalah Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan
dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata. 
Contoh :
a). Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan
b). Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
c). Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.

8.  Majas Aliterasi adalah Majas yang memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya
sama. Contoh :
a). Inikah Indahnya Impian ?
b). Apakah Akan Akrab ?
9.   Majas Eufimisme adalah Majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang
lebih halus.
Contoh:
a) Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu merumahkan sebagian  
    karyawannya. (mem-PHK).
b)Untuk menjaga kesetabilan ekonomi, pemerintah menetapkan kebijakan
penyesuaian harga 
    BBM. (kenaikan harga).

10. Majas Elipsis adalah Majas yang manghilangkan suatu unsur kalimat.
Contoh :
a)  Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
b)  Aku kerja

11.  Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun takmemerlukan jawaban.
Tujuannya memberikan penegasan, sindiran,atau menggugah.
Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?

B.       Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berasal dari luar karya sastra, tetapi secara
tidak langsung memengaruhi penciptaan karya sastra tersebut. Unsur ekstrinsik meliputi latar
belakang kehidupan pengarang, dan situasi sosial budaya ketika karya sastra itu diciptakan.
Di dalm unsur ekstrinsik terdapat nilai-nilai kehidupan yang mempengaruhi pengarang
diantaranya :

A. Nilai Moral, contoh kutipan "Awalnya, aku mau berteman dengan siapa saja, namun
setelah mengetahui kelebihanku, aku mulai memilih teman yang bisa dekat denganku.
Apalagi dengan otakku yang pandai, semakin banyak teman yang menyukaiku. Maka,
aku pun mulai memilih teman dari golongan menengah ke atas. Aku tidak lagi mau
berteman dengan anak yang setara padaku" (Kutipan Cerpen "Penyesalanku" karya Dian
Indria Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai moral yang diambil. Nilai moral tersebut
adalah aku yang berotak pandai dan hanya ingin berteman dari golongan menengah ke
atas menggambarkan kesombongan yang merupakan sifat buruk.
B. Nilai Sosial, contoh kutipan "Dua penumpang laki-laki, saat melihat Lail dan ibunya
masuk, berdiri memberikan tempat duduk, "Terimakasih". Lail dan ibunya segera duduk"
(Kutipan Novel "Hujan" karya Tere Liye) Pada kutipan novel diatas, terdapat nilai sosial
yang diambil. Nilai sosial tersebut digambarkan oleh perilaku sopan santun dua
penumpang laki-laki yang memberikan tempat duduknya kepada Lail dan ibunya yang
baru masuk. Kemudian Lail dan ibunya mengucapkan terimakasih, yang menggambarkan
bahwa Lail dan ibunya menghargai sopan santun kedua laki-laki itu.
C. Nilai Religus/Keagamaan, contoh kutipan "Sebenarnya sangat banyak kejadian seperti itu
yang terjadi kepadaku, sangat sering. Terkadang aku bingung dengan orang-orang yang
tak peduli untuk menutup aurat mereka. Sungguh, sebenarnya apa arti jilbab bagi
mereka?" (Kutipan Cerpen "Apa Arti Jilbab Bagimu" karya Lamia N S) Pada kutipan
cerpen diatas, terdapat nilai religius yang diambil. Nilai religius tersebut meliputi jilbab
yang merupakan penutup aurat yang dipakai perempuan muslim untuk menutupi kepala
dan leher sampai ke dada.
D. Nilai Budaya, contoh kutipan "Iyaa, kita mau. Asalkan kamu mau janji akan nerusin tari
jaipong ini. Kan asik kalo kita bisa ngewakilin Indonesia ke berbagai negara" (Kutipan
Cerpen "Jaipong" karya Aldizza Aurelia) Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai
budaya yang diambil. Nilai budaya tersebut adalah tari jaipong yang merupakan tarian
tradisional (kebudayaan) khas Jawa Barat.
E. Nilai Pendidikan, contoh kutipan "Agaknya selama turun menurun keluarga laki-laki
cemara angin itu tak mampu terangkat dari endemik kemiskinan komunitas Melayu yang
menjadi nelayan. Tahun ini beliau menginginkan perubahan dan ia memutuskan anak
lelaki tertuanya Lintang, tak akan menjadi seperti dirinya" (Kutipan Novel "Laskar

Pelangi" karya Andrea Hirata) Pada kutipan novel diatas terdapat nilai pendidikan, yaitu
Ayah Lintang yang memutuskan untuk mendidik anak lelaki tertuanya Lintang agar tidak
menjadi seperti dirinya, agar kelak dapat mengubah nasib keluarganya.
F. Nilai Etika, contoh kutipan "Zahra... masuk nak, kita sarapan dulu" suara ibuku yang
sontak membuyarkan lamunanku. "Dan setelah sarapan tolong belikan bahan-bahan
untuk membuat kue ya nak, ibu tidak enak badan" "Baik bu", singkatku. (Kutipan Cerpen
"Harapan Seorang Ibu" karya Lutaful Kafifah) Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai
etika yang diambil. Nilai etika tersebut adalah kita menuruti perintah orangtua dengan
membelikan bahan membuat kue untuk ibunya yang tidak enak badan.
G. Nilai Estetika, contoh kutipan "Karyamin melangkah pelan dan sangat hati-hati. Beban
yang menekan pundaknya adalah pikulan yang digantungi dua keranjang batu kali. Jalan
tanah yang sedang didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes dari tubuh Karyamin
dan kawan-kawan" (Kutipan Cerpen "Senyum Karyamin" karya Ahmad Tohari) Pada
kutipan cerpen diatas, terdapat nilai estetika yang diambil. Nilai estetika tersebut terdapat
pada penggunaan kalimat "Beban yang menekan pundaknya adalah pikulan yang
digantungi dua keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang didakinya sudah licin
dibasahi air yang menetes dari tubuh". Menurut penulis, penggunaan kata beban,
menekan, dan pikulan merupakan bentuk permainan bahasa yang indah. Gambaran
lingkungan sekitar pelaku juga menjadikan cerpen ini semakin jelas dan hidup.
H. Nilai Politik, contoh kutipan "Bukan hanya itu. Para pemilih kadang-kadang terpengaruh
uang. Terpengaruh praktek-praktek money politics," sahut Rita (Kutipan Cerpen
"Bajingan-Bajingan Politik" karya Harimanto Imadha) Pada kutipan cerpen diatas,
terdapat nilai politik yaitu money politics yang merupakan suatu bentuk pemberian uang
terhadap seseorang agar dapat mempengaruhi orang tersebut untuk memilihnya pada saat
pemilihan umum.
I. Nilai Patriotik, contoh kutipan "Jika malam, mataku sulit terpejam membayangkan diriku
berdiri di barisan sebelas pemain PSSI, membela tanah air. Kubekapkan tangan di dada,
menekan lambang Garuda di sana. Indonesia Raya membahana" (Kutipan Novel "Sebelas
Patriot" karya Andrea Hirata) Pada kutipan cerpen diatas terdapat nilai patriotik, yaitu
antusiasme anak-anak kecil dalam menunjukkan dukungannya bagi tim nasional
Indonesia, sebagai salah satu bentuk kesetiaan (semangat yang membara), sebagai wujud
nyata patriotisme.
J. Nilai Psikologi, contoh kutipan "...aku mulai Shock, dan bertanya-tanya ada apa dengan
diriku? Terutama dengan kedua mataku ini? Keluargaku secara perlahan memberitahuku,
bahwa aku mengalami kebutaan, karena kornea mataku rusak dan harus mencari
pendonor kornea mata" (Kutipan Cerpen "Cinta yang Tak Tergantikan" karya Fenny
Marsella) Pada kutipan cerpen diatas terdapat nilai psikologi yang diambil. Nilai
Psikologi tersebut adalah karakter aku yang mengalami Shock, yang merupakan sebuah
keadaan psikologis dimana dia terkejut atas apa yang terjadi pada matanya.
K. Nilai Ekonomi, contoh kutipan "Kalau ada, mengapa biarkan dirimu melarat, hingga anak
cucumu teraniaya semua? Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya
untuk anak cucu mereka..." (Kutipan Cerpen "Robohnya Surau Kami" karya A.A Navis)
Pada kutipan cerpen diatas, terdapat nilai ekonomi yang diambil, yaitu melarat yang
merupakan kondisi dalam perekonomian dimana tidak memiliki harta alias sengsara.
I.
II. Nilai Historis, contoh kutipan "...Jangankan mendengar nama Sukarno, Hatta, Sjahrir,
dan Tan Malaka. Jangan pula menyebut peristiwa berdarah 30 September 1965,..."
(Kutipan Novel "Pulang" karya Leila S. Chudori) Pada kutipan novel diatas, terdapat
nilai historis yang diambil. Nilai historis tersebut adalah menyinggung tentang 30
September 1965 yang merupakan permulaan dari sejarah gelap bangsa Indonesia yang
sampai ini masih didebatkan terkait kisah sesungguhnya mengenai peristiwa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai