Anda di halaman 1dari 6

Mengidentifikasi Unsur Pembangun Karya

Sastra dalam Teks Cerpen


Cerita pendek (cerpen) adalah karangan dalam genre prosa tulis yang berbentuk naratif
dan bersifat fiktif. Dan Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang memaparkan kisah
maupun cerita mengenai manusia berserta seluk-beluknya, yang dituangkan melalui
kisahan singkat.
Cerita pendek bisa juga merupakan bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil
dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada
konflikatau pertikaian, tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahannasib tokohnya.

Cerpen ditulis pengarang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari yang dialaminya.


Pengalaman hidup ini kemudian diekspresikan ke dalam cerpen. Proses penciptaannya
bukan semata-mata menggambarkan kehidupan nyata itu, melainkan didasari oleh
pandangan pengarang.

Ciri ciri cerpen ini itu bisa berbentuk prosa naratif fiktif. Atau cerpen ini berbentuk cerita
yang padat dan langsung pada tujuan dibandingkan dengan karya karya lainnya. Yang
biasanya karya fiksi lainnya itu panjang nah itu cerpen pendek.

Ciri Cerpen:

 Alurnya lebih sederhana


 Tokohnya hanya sedikit
 Latar hanya dilukiskan sesaat dan dalam lingkup terbatas
 hanya terdiri atas 3-10 halaman
 Habis dibaca dalam satu kali duduk
 Hanya ada satu plot atau alur
 Watak tokoh diterangkan secara singkat
 Banyak tokoh terbatas atau kurang
Mengidentifikasi cerpen adalah kegiatan untuk menguraikan, menelaah, atau
menjelaskan unsur-unsur yang membangun sebuah cerpen. Sedangkan, unsur-unsur
pembangun cerpen itu ada unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Mengidentifikasi Unsur Pembangun Karya Sastra dalam Teks


Cerpen

A. Unsur Intrinsik Cerpen


Unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang membangun cerpen dari dalam cerpen itu
sendiri.
Dan, unsur intrinsik meliputi: tema, amanat, latar, sudut pandang, alur, tokoh dan
karakternya, dan gaya bahasa.

1.Tema
Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga ide cerita. Dan Tema
dapat berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan ini.
Kita dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah membaca cerita tersebut secara
keseluruhan.

2. Amanat
Melalui amanat, pengarang dapat menyampaikan sesuatu, baik hal yang bersifat positif
maupun negatif. Dengan kata lain, amanat adalah pesan yang ingin disampaikan
pengarang berupa pemecahan masalah atau jalan keluar terhadap persoalan yang ada
dalam cerita.

3. Latar (setting)
Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Dan Latar
memberikan pijakan cerita secara konkret (nyata) dan jelas.

Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana
tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. Latar dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.

Latar: menggambarkan tempat, waktu, suasana peristiwa dalam cerita.

4. Sudut pandang (point of view)


Sudut pandang adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa dalam cerita.
Untuk mengetahui sudut pandang, kita dapat mengajukan pertanyaan kepada siapakah
yang menceritakan kisah tersebut?

Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya sudut pandang orang pertama (gaya
bahasa dengan sudut pandang “aku”), sudut pandang peninjau (orang ketiga), dan sudut
pandang campuran. Sudut pandang ada 2 yaitu sudut pandang pertama dan sudut
pandang ketiga.

Mengidentifikasi Unsur Pembangun Karya Sastra dalam Teks Cerpen


5. Alur (plot)
Alur adalah urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Dan Alur tidak hanya
mengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi.
Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan.

Oleh karena itu, alur biasanya disebut juga susunan cerita atau jalan cerita. Ada dua cara
yang dapat digunakan dalam menyusun bagian-bagian cerita, yakni sebagai berikut.
a. Pengarang menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan sampai
penyelesaian.

o Urutan peristiwa tersebut meliputi:


o Mulai melukiskan keadaan (situation);
o Peristiwa-peristiwa mulai bergerak (generating circumtanses);
o Keadaan mulai memuncak (rising action);
o Mencapai titik puncak (klimaks);
o Pemecahan masalah/penyelesaian (denouoment);
b. Pengarang menyusun peristiwa secara tidak berurutan. Pengarang dapat memulai dari
peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah, kemudian menegok kembali pada
peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya. Susunan yang demikian disebut alur mundur.

Alur: jalur cerita atau rangkaian jalannya cerita. Pententangan atau konflik.

Alur ada 3 yaitu alur maju, alur mundur dan alur campuran.

Ada lima tahapan dalam alur:

o Perkenalan
o Penanjakan
o Klimaks
o Puncak klimaks
o Anti klimaks atau penyelesaian
Mengidentifikasi Unsur Pembangun Karya Sastra dalam Teks Cerpen
6. Tokoh dan karakter tokoh
Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan karakter adalah watak.
Karakter atau perwatakan menunjukkan pada sifat dan sikap para tokoh yang
menggambarkan kualitas pribadi seseorang tokoh.

Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat,
atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan kepada pembaca.

Secara umum, kita mengenal tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis yang
merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh
protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca.

Adapun tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh
antagonis merupakan penentang tokoh protagonis.

Tokoh: pemeran atau orang yang memerankan tokoh. Ada 3 tokoh yaitu:
Protagonis (atau disebut juga sebagai tokoh utama). Tokoh protagonis merupakan tokoh
yang biasanya berperilaku baik.

Antagonis (tokoh yang menentang tokoh utama). Tokoh antagonis merupakan tokoh yang
biasanya berperilaku jahat.

Tritagonis (tokoh yang mendukung tokoh utama). Tokoh tritagonis merupakan tokoh yang
biasanya membantu tokoh protagonis dan biasanya berperilaku baik.

Penokohan/perwatakan: penentuan sifat  tokoh dalam cerita.

Ada 2 teknik untuk memperlihatkan penokohan perwatakan yaitu: teknik analitik


(menyebutkan secara langsung), dan teknik dramatik (secara tidak langsung).

Mengidentifikasi Unsur Pembangun Karya Sastra dalam Teks Cerpen


7. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara khas penyusunan dan penyampaian dalam bentuk tulisan dan
lisan. Ruang lingkup dalam tulisan meliputi penggunaan kalimat, pemilihan diksi (pilihan
kata), penggunaan majas, dan penghematan kata. Jadi, gaya merupakan seni
pengungkapkan seorang pengarang dalam karyanya.

B. Unsur Ekstrinsik Cerpen


Unsur ekstrinsik cerpen merupakan sebuah unsur yang membentuk cerpen dari luar,
berbeda dengan unsur intrinsik cerpen yang membentuk cerpen dari dalam.

Terdapat tiga hal utama dalam unsur ekstrinsik cerpen, yaitu latar belakang masyarakat,
latar belakang pengarang, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.

1. Latar Belakang Masyarakat.


Latar belakang masyarakat berkaitan denga kondisi masyarakat yang meliputi kondisi
sosial, ekonomi, dan pilotik.

2. Latar Belakang Pengarang.


Bagian ini berkaitan dengan riwayat hisupcpenulis cerpen, meliputi pendidikan, agama,
kondisi psikologis, aliran sastra yang dianutnya.

3. Nilai-nilai yang Terkandung dalam Cerpen.


Hal ini berkaitan dengan agama, sosial, moral, dan budaya.

a. Nilai agama: Berkaitan dengan pelajaran agama yang dapat dipetik dalamteks
cerpen.
b. Sosial: Berkaitan dengan pelajaran yang dapat dipetik dari interaksisosial antara
para tokoh dan lingkungan masyarakat dalam teks cerpen.
c. Moral: Nilai ini berkaitan dengan nilai yang dianggap baik atau burukdalam
masyarakat. Dalam cerpen nilai moral bisa berupa nilai moralnegatif (buruk) atau nilai
moral positif (baik).
d. Budaya: Nilai yang berkaitan erat dengan kebudayaan, kebiasaan,serta tradisi adat
istiadat.
Mengidentifikasi Unsur Pembangun Karya Sastra dalam Teks Cerpen
C. Contoh Mengidentifikasi Unsur Pembangun Karya Sastra dalam Teks Cerita
Pendek
 

Kebaikan Membawa Keberuntungan

Meskipun dia harus berjualan di sekolah, dia sama sekali tidak merasa malu. Padahal
banyak teman-temannya yang selalu mengejek dirinya.

Bahkan ada sebagian guru yang tidak menyukai perbuatanya tersebut, tetapi itu semua
tidak menjadi masalah bagi Doni. Dia telah kebal dengan itu semua karena dia memiliki
cita-cita yang lebih kuat dari ejekan-ejekan yang menghampirinya.

“Kamu masih membeli makanan kotor itu Aisyah?” kata Anjar dengan nada menghina.

“Kenapa kamu berbicara seperti itu”

Apa kamu tidak malu makan makanan seperti itu. Donat itu mengandung kuman yang
sangat banyak. Kalau kamu mau nanti aku belikan Pizza,” Anjar menjawab sambil
merampas donat yang ada di tangan Aisyah dan membuangnya ke tanah.

Melihat perbuatan Anjar, Aisyah menjadi marah. Dia pun hendak menampar wajah Anjar,
tetapi Doni menghalanginya.

“Sudahlah Aisyah, nanti aku ganti yang baru. Jangan dipermasalahkan”

“Apa kamu tidak tersinggung dengan perbuatannya?”

 “Sudah, tidak apa-apa kok?” jawab Anton.

Kau dengar sendiri kan, dia pun mengakui kalau kue yang dia jual tidak sehat?” ejek Anjar.

Mengidentifikasi Unsur Pembangun Karya Sastra dalam Teks Cerpen


Identifikasi unsur pembangun karya sastra cerpen “Kebaikan Membawa Keberuntungan”

 Tema                                         : Perekonomian
 Amanat                                     : Jangan mengejek orang lain yang keadaan
ekonominya kurang.                                                       hargai usaha orang lain.
 Latar : Waktu                             : Siang hari
             tempat                            : Di Sekolah
              Suasana                          : Menegangkan
 Sudut pandang                        : Orang Ketiga
 Alur                                            : Maju, dengan rincian kejadian sebagai berikut:
1. Doni berjualan donat sambil sekolah, sering diejek tapi tetap
2.  Doni kebal dengan ejekan.
3. Anjar menyalahkan Aisyah yang membeli donat Doni. Anjar merebut donat Aisyah
dan membuangnya dengan mengatakan donatnya banyak kumannya.
4. Aisyah marah dan hendak menampar wajah Anjar tapi dihalangi Doni, dan akan
mengganti donat yang dibuang Anjar.
5. Anton melerai peristiwa tersebut, tapi Anjar tetep mengejek
 Tokoh dan karakternya  :  Anjar (suka mengejak), Aisyah (lekas marah), Doni
(sabar), Anton (suka Damai)
 Gaya Bahasa                    : bahasa yang digunakan adalah bahasa gaul anak
remaja dengan banyak menggunakan dialog.

Anda mungkin juga menyukai