Anda di halaman 1dari 6

MENGANALISIS ISI DAN KEBAHASAAN NOVEL

Unsur-unsur Pembangun Novel


Oleh: Priyanto, M.Pd.

A. Unsur Instrinsik
<

Unsur Intrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra yang berasal dari dalam karya itu
sendiri. Pada novel  unsur intrinsik itu berupa, tema, plot, penokohan, latar, sudut pandang,
gaya bahasa, dan amanat. Berikut ulasan unsur-unsur intrinsik novel.

a.  Tema
Tema merupakan dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah novel (Nurgiyantoro, 2009: 70).
Stanton (via Nurgiyantoro, 2009: 70) menjelaskan bahwa tema dapat juga disebut ide utama
atau tujuan utama. Berdasarkan dasar cerita atau ide utama, pengarang akan mengembangkan
cerita. Oleh karena itu, dalam suatu novel akan terdapat satu tema pokok dan sub-subtema.
Pembaca harus mampu menentukan tema pokok dari suatu novel. Tema pokok adalah tema
yang dapat memenuhi  atau mencakup isi dari keseluruhan cerita. 

b. Plot
Plot merupakan hubungan antarperistiwa yang bersifat sebab akibat, tidak hanya jalinan
peristiwa secara kronologis (Nurgiyantoro, 2009: 112). Stanton (via Nurgiyantoro, 2009: 113)
juga berpendapat bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian yang di dalamnya
terdapat hubungan sebab akibat. Suatu peristiwa disebabkan atau menyebabkan terjadinya
peristiwa yang lain. Plot juga dapat berupa cerminan atau perjalanan tingkah laku para tokoh
dalam bertindak, berpikir, berasa, dan mengambil sikap terhadap masalah yang dihadapi.

c. Penokohan
Penokohan dalam novel adalah unsur yang sama pentingnya dengan unsur-unsur yang lain.
Penokohan adalah teknik bagaimana pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam cerita
sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh (Siswandarti, 2009: 44). Unsur
penokohan mencakup pada tokoh, perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya
dalam cerita (Nurgiyantoro, 2009: 166). Berikut ulasan tentang unsur-unsur penokohan.

d. Tokoh
Tokoh rekaan dalam sebuah karya fiksi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan
tersebut didasarkan pada sudut pandang dan tinjauan seperti, tokoh utama, tokoh protagonis,
tokoh berkembang, dan tokoh tipikal.

e. Latar
Latar menurut Abrams (1981: 175 via Nurgiantoro, 2009: 216) adalah landasan atau tumpuan
yang memiliki pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Siswandarti (2009: 44) juga menegaskan bahwa latar
adalah pelukisan tempat, waktu, dan situasi atau suasana terjadinya suatu peristiwa.
Berdasarkan pengertian tersebut latar dapat disimpulkan sebagai pelukisan tempat, waktu, dan
suasana pada suatu peristiwa yang ada di cerita fiksi.

f. Sudut Pandang
Unsur intrinsik karya fiksi berikutnya adalah sudut pandang. Nurgiyantoro (2009: 246)
berpendapat bahwa sudut pandang adalah cara penyajian cerita, peristiwa-peristiwa, dan
tindakan-tindakan pada karya fiksi berdasarkan posisi pengarang di dalam cerita. Siswandarti
(2009: 44) juga sependapat bahwa sudut pandang adalah posisi pengarang dalam cerita fiksi.
Sudut pandang menurut Nurgiyantoro (2009: 256) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sudut
pandang persona ketiga: dia dan sudut pandang persona pertama: aku. Berikut penjabaran
tentang sudut pandang tersebut.

g. Amanat
Amanat atau nilai moral merupakan unsur isi dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-nilai,
sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-
tokoh di dalamnya (Kenny, 1966: 89 via Nurgiyantoro, 2009: 321).

B. Unsur Kebahasaan Novel

Kebahasaan dalam novel meliputi Majas, berikut pengertian dan macam-macam majas!
Pengertian Majas adalah Gaya Bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam
suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran si pengarang. Yap, seperti
itulah garis besar pengertian dari Majas. Adapun Majas-majas ini terdiri dari Majas
Perbandingan, Majas Pertentangan,Majas Sindiran, dan Majas Penegasan.

a. Majas Perbandingan
1   Majas Metafora adalah majas yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam
bentuk yang singkat atau merupakan Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk
suatu pengertian baru. Contoh :
a) Dia dianggap anak emas majikannya.
b) Perahu itu menggergaji ombak.
c) Perpustakaan adalah gudang ilmu.

2  Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ) adalah Suatu perbandingan dua hal yang berbeda,
namun dinyatakan sama. Contoh :
a) Bagaikan harimau pulang kelaparan
b) Semangatnya keras bagaikan baja.
c) Seperti menyulam di kain yang lapuk

3  Majas Alegori adalah Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh.
Contoh :
a) Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
b) Cerita Kancil dengan Buaya
c) Kancil dengan Burung Gagak.
4  Majas Metonimia adalah Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh :
a) Kami ke rumah nenek naik kijang (Mobil)
b) Di kantongnya selalu terselib gudang garam (Rokok)
c) Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api (Kopi)

5   Majas Hiperbola adalah Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih-lebihkan. Contoh :
a) Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
c)  Suaranya menggelegar membelah angkasa.

6  Majas Personifikasi adalah Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat
manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup. Contoh :
a) Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai
b) Awan menari-nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk –batuk
c)  Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.

7  Majas Antonomasia adalah Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang
berdasarkan ciri / sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh :
a) Si pincang
b) Si jangkung
c) Si kribo

8. Majas Simile atau Persamaan, Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang
dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah langsung menyatakan sesuatu
sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan
kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan
sebagainya. Contoh Majas Persamaan atau simile :
a) Mukanya merah laksana kepiting rebus
b) irnya seperti kepiting batu

9 Majas Alusio adalah Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya diketahui
umum. Contoh :
a) Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945

10. Majas Simbolik adalah Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan
dengan benda – benda lain. Contoh :
a) Dia menjadi lintah darat
b) Teratai, lambang pengabdian
c) Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian

11  Sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara
keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut:
·      Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.Contoh:
(a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
(b) Per kepala mendapat Rp 300.000,00

·      Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuksebagian.Contoh:


(a) Dalam pertandingan final bulu tangkis RT 03 melawan RT 07.
(b) Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.

b. Majas Pertentangan
1.  Majas Antitesis adalah Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan. Contoh :
Air susu dibalas air tuba

2.   Majas Litotes adalah Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk
merendahkan hati. Contoh :Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )

3.  Majas Oksimoron adalah Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan.
Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis

4. Majas Kiasmus adalah Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse.
Contoh :
a). Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya

5.  Majas Antanaklasis adalah Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna
yang berbeda. Contoh :
a). Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah

6. Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.

c. Majas Sindiran
1.  Majas Ironi adalah Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh :
a). Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca
b). Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan kita melintas
c). Kamu pintar sekali, nilai raport mu merah semua

2.  Majas Sinisme adalah Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh :
a). Perilakumu membuatku kesal

3. Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas inibiasanya diucapkan oleh orang yang
sedang marah.Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
d. Majas Penegasan
1.  Majas Tautologi adalah Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata – kata
yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti. Contoh :
a). Saya khawatir dan was – was dengannya
b). Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.

2.   Majas Repetisi adalah Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan. Contoh :


a). Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku
b).Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra
bangsa.

3. Majas Retoris adalah Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah
diketahui.Contoh :
a). Siapakah yang tidak ingin hidup ?
b). Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?

4.  Majas Antiklimaks adalah Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin
lama makin menurun. Contoh :
a). Para bupati, para camat, dan para kepala desa
b). Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.

5.  Majas Klimaks adalah Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama
makin mendebat. Contoh :
a).   Semua anak-anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek
b). Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri
urusan pribadi seseorang.

6. Majas Paralelisme adalah Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris
yang berbeda, biasanya ada dalam puisi. Contoh :
a). Hati ini biru
     Hati ini lagu
     Hati ini debu
b). Cinta adalah pengertian
     Cinta adalah kesetiaan
     Cinta adalah rela berkorban

7.  Majas Pleonasme adalah Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan
maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh :
a). Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan
b). Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
c). Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.

8.  Majas Aliterasi adalah Majas yang memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama. Contoh :
a). Inikah Indahnya Impian ?
b). Apakah Akan Akrab ?
9.   Majas Eufimisme adalah Majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang lebih halus.
Contoh Majas Eufimisme :
a) Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu merumahkan sebagian  
    karyawannya. (mem-PHK).
b) Untuk menjaga kesetabilan ekonomi, pemerintah menetapkan kebijakan penyesuaian harga 
    BBM. (kenaikan harga).

10.   Majas Elipsis adalah Majas yang manghilangkan suatu unsur kalimat. Contoh :
a)  Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
b)  Aku kerja

11.  Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun takmemerlukan jawaban. Tujuannya
memberikan penegasan, sindiran,atau menggugah. Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?

Anda mungkin juga menyukai