(CERITA PENDEK)
Mengidentifikasi Nilai-Nilai Kehidupan dalam
Cerita Pendek
Cerpen tidak hanya diciptakan untuk hiburan atau
bacaan semata. Akan tetapi jika kita mendalaminya
sebuah cerpen pasti mengandung sebuah nilai-nilai
kehidupan yang bisa kita ambil hikmahnya. Cerpen
disususn berdasarkan unsur pembentuk yang
berupa tema, tokoh, karakter tokoh, alur, latar,
serta pesan/amanat. Selain unsur intrinsik tersebut
cerpen juga memuat nilai-nilai yang merupakan
amanat dari cerpen tersebut.
1. Nilai moral
1. Majas perbandingan
Majas perbandingan ini cukup banyak muncul di
pelajaran sekolah, lho. Majas perbandingan
adalah majas yang membandingkan atau
menyandingkan antara satu objek dengan objek
lainnya. Ada pun majas yang termasuk ke dalam
majas perbandingan, antara lain alegori,
metafora, metonimia, litotes, hiperbola, pars pro
toto, totem pro parte, dan eufimisme.
2. Majas sindiran
Majas sindiran adalah majas yang
ditujukan untuk menyatakan sesuatu
dengan maksud menyindir. Untuk
jenis majas sindiran yang paling sering
muncul di buku sekolah, seperti ironi,
sarkasme, dan sinisme.
3. Majas penegasan
Majas penegasan adalah majas
yang digunakan untuk menyatakan
suatu hal secara tegas. Nah, kalau
untuk majas penegasan, di artikel
ini nanti akan diberikan contoh dari
pleonasme, repetisi, dan aliterasi.
Contoh Macam-Macam Majas
1. Majas Alegori
Majas alegori adalah majas yang menyatakan dengan
ungkapan kiasan atau penggambaran.
Contoh: Hidup itu seperti roda berputar, kadang di atas,
kadang pula di bawah.
2. Majas Metafora
Majas metafora ini merupakan majas yang memakai analogi
atau perumpamaan terhadap dua hal yang berbeda.
Contoh: Anak itu dikenal sebagai kutu buku di kelasnya.
3. Majas Metonimia
Majas metonomia ini menyatakan suatu hal dengan memakai
kata lain yang punya keterkaitan (misalnya sebuah merek
dagang).
Contoh: Jamaah haji Indonesia pergi ke Makkah menggunakan
Garuda.
4. Majas Litotes
Majas litotes merupakan majas yang menggunakan ungkapan
penurunan kualitas untuk merendahkan diri.
Contoh: Silakan datang ke gubukku yang kumuh.
5. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang menggunakan ungkapan yang
berlebihan dan tidak masuk akal.
Contoh: Dentuman itu menggelegar membelah angkasa.
6. Majas Pars Pro Toto
Majas pars pro toto adalah majas yang menggunakan sebagian unsur/objek
untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh: Dari tadi pagi, ia tak menampakkan batang hidungnya.
7. Majas Totem Pro Parte
Majas totem pro parte adalah majas yang mengungkapkan keseluruhan
objek padahal hanya sebagian objek saja.
Contoh: Indonesia mengalahkan Malaysia dalam pertandingan sepakbola tadi
malam.
8. Majas Eufimisme
Majas eufinisme adalah majas yang menggunakan ungkapan
lebih halus terhadap ungkapan yang dirasa kasar atau
merugikan.
Contoh: Saat ini sedang dibahas penyesuaian tarif tol.
9. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang membandingkan antara
manusia dengan benda mati, seolah-olah benda tersebut
memiliki sifat layaknya manusia.
Contoh: Deburan ombak memecah karang.
10. Majas Ironi
Majas sindiran ini digunakan dengan cara menyembunyikan fakta
dan mengatakan hal yang sebaliknya.
Contoh: Suaranya sangat merdu sekali seperti kaset kusut.
11. Majas Sarkasme
Majas sarkasme ini bisa dikatakan sebagai majas sindiran yang kasar.
Contoh: Putih benar wajah kamu, sampai bisa aku sendoki bedaknya.
12. Majas Sinisme
Majas sinisme ini lebih bersifat mencemooh atas ide atau pemikiran.
Contoh: Kamu sudah pintar ‘kan? Kenapa masih bertanya kepada aku?
13. Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah majas yang menambahkan
keterangan pada kalimat yang sudah jelas (sebenarnya
tidak diperlukan).
Contoh: Dia sudah turun ke bawah.
14. Majas Repetisi
Majas repetisi ini merupakan majas pengulangan kata,
frasa, atau klausa untuk mempertegas maksudnya.
Contoh: Awas, tunggu kedatanganku besok! Tunggu!
15. Majas Retorika
Majas retorika ini berbentuk kalimat tanya, namun tidak
memerlukan jawaban. Tujuan kalimat tanya tersebut sebagai
penegasan akan suatu hal.
Contoh: Siapa yang tidak ingin terlahir kaya raya?