Anda di halaman 1dari 35

CERPEN

(CERITA PENDEK)
Mengidentifikasi Nilai-Nilai Kehidupan dalam
Cerita Pendek
Cerpen tidak hanya diciptakan untuk hiburan atau
bacaan semata. Akan tetapi jika kita mendalaminya
sebuah cerpen pasti mengandung sebuah nilai-nilai
kehidupan yang bisa kita ambil hikmahnya. Cerpen
disususn berdasarkan unsur pembentuk yang
berupa  tema, tokoh, karakter tokoh, alur, latar,
serta pesan/amanat. Selain unsur intrinsik tersebut
cerpen juga memuat nilai-nilai yang merupakan
amanat dari cerpen tersebut.
1. Nilai moral

Nilai moral yaitu nilai yang


berkaitan dengan
akhlak/budi pekerti/susila
atau baik buruk tingkah laku.
2. Nilai sosial/kemasyarakatan

Nilai sosial yaitu nilai yang


berkaitan dengan norma-
norma yang terdapat dalam
masyarakat.
3. Nilai religius/keagamaan

Nilai keagamaan yaitu


nilai yang berkaitan
dengan agama
4. Nilai pendidikan/edukasi

Nilai pendidikan yaitu nilai


yang berkaitan dengan
pendidikan/pelajaran hidup
5. Nilai estetis/keindahan

Nilai estetis yaitu nilai yang


berkaitan dengan hal-hal yang
menarik/menyenangkan/keinda
han (nilai seni).
6. Nilai etika

Nilai etika yaitu nilai yang


berkaitan dengan sopan
santun dalam kehidupan.
7. Nilai politis

Nilai politis yaitu nilai


yang berkaitan dengan
situasi politik
(pemerintahan).
8. Nilai budaya

Nilai budaya yaitu nilai


yang berkaitan dengan
kebudayaan (adat
istiadat)
9. Nilai kemanusiaan

Nilai kemanusiaan yaitu nilai yang


berhubungan dengan sifat-sifat
manusia. Nilai-nilai kemanusiaan
dapat berupa ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, edukasi,
dan sebagainya
UNSUR-UNSUR PEMBANGUN
CERITA PENDEK
Karya sastra seperti cerpen, novel, dan dongeng
memiliki unsur pembentuk dan pembangunnya.
Unsur-unsur yang berperan dalam pembentukan
cerpen terdiri dari unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik.
1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam


cerpen. Unsur intrinsik adalah unsur penting yang
tidak boleh dilewatkan dalam karya sastra.
Komponen-komponennya terdiri dari tema, tokoh
atau penokohan, alur cerita, latar, gaya bahasa, sudut
pandang, dan amanat.
a. Tema

Tema merupakan ide dasar cerita, yang


melatarbelakangi keseluruhan isi cerpen. Dalam
cerpen, biasanya tema jarang dituliskan secara
tersurat oleh pengarangnya. Tema memiliki sifat
umum, oleh karena itu tema banyak diambil dari
lingkungan sekitar, kisah pribadi seseorang,
sejarah, dan lain-lain.
b. Tokoh dan Penokohan
Tokoh merupakan orang yang berperan dalam cerita.
Sedangkan, pengertian penokohan adalah teknik atau
cara pengarang dalam menggambarkan dan
mengembangkan karakter tokoh dalam cerita.
Penokohan tokoh dalam cerita biasanya terbagi
menjadi tiga karakter, yakni protagonis (baik),
antagonis (kurang baik/ buruk), dan tritagonis (netral).
c. Alur (Plot)
Alur adalah jalan pola pengembangan atau
rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita.
Adanya alur menjadikan cerita akan menjadi
kesatuan yang utuh. Pola pengembangan cerita
suatu cerpen haruslah menarik, sehingga
pembaca dapat terdorong untuk membaca
cerita sampai akhir
d. Latar
Latar atau setting dalam cerpen meliputi
tempat, waktu, dan peristiwa. Latar digunakan
untuk memperkuat keyakinan pembaca
terhadap jalanya suatu cerita. Latar dalam suatu
cerita bisa bersifat faktual, maupun imajinatif
e. Gaya Bahasa
Penggunaan gaya bahasa adalah cara mengungkapkan
perasaan atau pikiran dengan tujuan memberikan efek pada
para pembacanya. Selain itu, gaya bahasa juga digunakan
salam menciptakan suatu nada, dan suasana persuasif, serta
dialog supaya mampu memperlihatkan interaksi sekaligus
hubungan antar tokoh. Gaya bahasa disebut dengan majas.

Banyak sekali macam-macam majas, contohnya adalah


majas alegori, hiperbola, personifikasi, dan lain sebagainya
f. Sudut Pandang
Sudut pandang adala ciri khas atau strategi yang
digunakan oleh pengarang dalam
menyampaikan cerita. Sudat pandang terdiri dari
orang pertama, kedua, dan ketiga. Tidak
menutup kemungkinan juga, pengarang
menggunakan sudut pandang orang yang berada
di luar cerita
g. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembacanya. Umumnya, amanat
dalam cerpen bersifat tersirat. Misalnya, tema cerita
tentang perjuangan pahlawan akan berisi amanat
tentang menumbuhkan sifat pantang menyerah, dan
semangat mempertahankan kemerdekaan.
2. Unsur Ektrinsik

Unsur ektrinsik adalah unsur yang berada di luar


cerpen, meliputi norma yang berlaku di
masyarakat untuk memenuhi hidupnya. Unsur
ekstrensik menjadi bagian penting bagi
pengarang, dalam membuat suatu cerita.
a. Latar Belakang Masyarakat

Latar belakang masyarakat


merupakan pandangan ideologi
suatu masyarat pada negara,
seperti kondisi politik, kondisi
ekonomi, dan kondisi sosial.
b. Latar Belakang Penulis

Latar belakang penulis


merupakan riwayat hidup
penulis atau pengarang cerita
tersebut, misalnya psikologis,
dan aliran sastranya.
c. Nilai-nilai

Nilai yang dimaksudkan adalah


nilai yang merupakan unsur
ekstrinsik. Nilai tersebut meliputi
nilai moral, nilai agama, nilai sosial,
dan nilai budaya
Pengertian Majas

Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa


untuk mendapatkan suasana dalam sebuah
kalimat agar semakin hidup. Mudahnya bisa
kita pahami bahwa majas itu bisa menjadi
ungkapan yang bisa menghidupkan suatu
kalimat. Majas melakukan penyimpangan dari
makna dari suatu kata yang biasa digunakan.
Jenis-Jenis Majas

1. Majas perbandingan
Majas perbandingan ini cukup banyak muncul di
pelajaran sekolah, lho. Majas perbandingan
adalah majas yang membandingkan atau
menyandingkan antara satu objek dengan objek
lainnya. Ada pun majas yang termasuk ke dalam
majas perbandingan, antara lain alegori,
metafora, metonimia, litotes, hiperbola, pars pro
toto, totem pro parte, dan eufimisme.
2. Majas sindiran
Majas sindiran adalah majas yang
ditujukan untuk menyatakan sesuatu
dengan maksud menyindir. Untuk
jenis majas sindiran yang paling sering
muncul di buku sekolah, seperti ironi,
sarkasme, dan sinisme.
3. Majas penegasan
Majas penegasan adalah majas
yang digunakan untuk menyatakan
suatu hal secara tegas. Nah, kalau
untuk majas penegasan, di artikel
ini nanti akan diberikan contoh dari
pleonasme, repetisi, dan aliterasi.
Contoh Macam-Macam Majas

1. Majas Alegori
Majas alegori adalah majas yang menyatakan dengan
ungkapan kiasan atau penggambaran.
Contoh: Hidup itu seperti roda berputar, kadang di atas,
kadang pula di bawah.

2. Majas Metafora
Majas metafora ini merupakan majas yang memakai analogi
atau perumpamaan terhadap dua hal yang berbeda.
Contoh: Anak itu dikenal sebagai kutu buku di kelasnya.
3. Majas Metonimia
Majas metonomia ini menyatakan suatu hal dengan memakai
kata lain yang punya keterkaitan (misalnya sebuah merek
dagang).
Contoh: Jamaah haji Indonesia pergi ke Makkah menggunakan
Garuda.
 
4. Majas Litotes
Majas litotes merupakan majas yang menggunakan ungkapan
penurunan kualitas untuk merendahkan diri.
Contoh: Silakan datang ke gubukku yang kumuh.
5. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang menggunakan ungkapan yang
berlebihan dan tidak masuk akal.
Contoh: Dentuman itu menggelegar membelah angkasa.
 
6. Majas Pars Pro Toto
Majas pars pro toto adalah majas yang menggunakan sebagian unsur/objek
untuk menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh: Dari tadi pagi, ia tak menampakkan batang hidungnya.
 
7. Majas Totem Pro Parte
Majas totem pro parte adalah majas yang mengungkapkan keseluruhan
objek padahal hanya sebagian objek saja.
Contoh: Indonesia mengalahkan Malaysia dalam pertandingan sepakbola tadi
malam.
8. Majas Eufimisme
Majas eufinisme adalah majas yang menggunakan ungkapan
lebih halus terhadap ungkapan yang dirasa kasar atau
merugikan.
Contoh: Saat ini sedang dibahas penyesuaian tarif tol.
 
9. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang membandingkan antara
manusia dengan benda mati, seolah-olah benda tersebut
memiliki sifat layaknya manusia.
Contoh: Deburan ombak memecah karang.
10. Majas Ironi
Majas sindiran ini digunakan dengan cara menyembunyikan fakta
dan mengatakan hal yang sebaliknya.
Contoh: Suaranya sangat merdu sekali seperti kaset kusut.
 
11. Majas Sarkasme
Majas sarkasme ini bisa dikatakan sebagai majas sindiran yang kasar.
Contoh: Putih benar wajah kamu, sampai bisa aku sendoki bedaknya.
 
12. Majas Sinisme
Majas sinisme ini lebih bersifat mencemooh atas ide atau pemikiran.
Contoh: Kamu sudah pintar ‘kan? Kenapa masih bertanya kepada aku?
13. Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah majas yang menambahkan
keterangan pada kalimat yang sudah jelas (sebenarnya
tidak diperlukan).
Contoh: Dia sudah turun ke bawah.
 
14. Majas Repetisi
Majas repetisi ini merupakan majas pengulangan kata,
frasa, atau klausa untuk mempertegas maksudnya.
Contoh: Awas, tunggu kedatanganku besok! Tunggu!
15. Majas Retorika
Majas retorika ini berbentuk kalimat tanya, namun tidak
memerlukan jawaban. Tujuan kalimat tanya tersebut sebagai
penegasan akan suatu hal.
Contoh: Siapa yang tidak ingin terlahir kaya raya?

16. Majas Aliterasi


Majas aliterasi adalah majas yang menggunakan pengulangan
huruf konsonan pada awal kata.
Contoh: Beli baju biru bersama Budi.

Anda mungkin juga menyukai