Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Teks Anekdot

Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena mengandung kalimat-kalimat yang lucu
dan mengesankan. Namun, tidak semua cerita lucu bisa dikategorikan sebagai anekdot.
Menurut KBBI, teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan
mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang
sebenarnya.
Anekdot bersifat lucu, menghibur, dan biasanya terjadi pada kehidupan sehari-hari. Kelucuan
dalam anekdot biasanya disampaikan dengan bahasa yang singkat, tapi mengena. Kadang-
kadang, anekdot mengangkat cerita dari kejadian nyata yang ditambahkan unsur rekaan.
Perbedaan Anekdot dan Humor
Teks anekdot dan humor memiliki perbedaan pada fungsinya. Humor hanya berfungsi untuk
menghibur, sementara anekdot berfungsi untuk menyampaikan makna tersirat berupa kritik.
Struktur Teks Anekdot
Teks anekdot memiliki struktur yang membedakannya dengan teks lainnya yaitu abstrak,
orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Simak penjelasannya.
1. Abstrak
Abstraksi adalah bagian pendahuluan atau bagian pembuka teks anekdot. Bagian ini
berfungsi untuk menggambarkan isi teks secara singkat agar pembaca mengetahui arah cerita
yang dimaksudkan.
Orientasi adalah bagian awal suatu kejadian atau saat cerita mulai bergulir. Penulis juga
biasanya akan menggambarkan latar belakang peristiwa di bagian ini. Orientasi memiliki
peran penting untuk menjelaskan penyebab timbulnya krisis, konflik, atau masalah utama
pada teks anekdot.
3. Krisis
Krisis adalah puncak cerita yang berisi konflik atau masalah yang terjadi pada karakter.
Krisis juga dapat ditandai dengan adanya ketidakpuasan atau kejanggalan.
4. Reaksi
Reaksi adalah respon atau reaksi yang dilakukan oleh karakter setelah mengalami krisis.
Respon yang digambarkan bisa berupa sikap mencela atau permusuhan. Bagian ini juga
sering kali memiliki efek kejutan atau tidak terduga.
5. Koda
Koda adalah bagian penutup teks yang berisi amanat atau kritik. Namun, kode teks anekdot
bersifat opsional, bisa ada atau tidak.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
Seperti juga teks lainnya, anekdot memiliki unsur kebahasaan yang khas yaitu:
1. menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
2. menggunakan kalimat retoris (kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan
jawaban)
3. menggunakan konjungsi (kata penghubung) yang menyatakan hubungan waktu
seperti kemudian, lalu
4. menggunakan kata aksi kerja seperti menulis, membaca, dan berjalan
5. menggunakan kalimat perintah ( kalimat imperatif )
6. menggunakan kalimat seru
7. menggunakan kalimat langsung (khusus untuk anekdot yang disajikan dalam
bentuk dialog)
Ciri-Ciri Teks Anekdot
 Bersifat lucu
 Bersifat menyindir
 Mengandung unsur kritik
 Bersifat menggelitik, artinya bisa menghibur pembaca dengan kelucuan yang ada
pada teks
 Bisa berdasarkan pengalaman pribadi atau tokoh penting
 Memiliki tujuan tertentu
 Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng
 Kadang-kadang menceritakan tentang karakter hewan dan manusia yang saling
terhubung secara umum dan realistis
Tujuan Teks Anekdot
Ada tiga tujuan utama dari teks anekdot, yaitu sebagai berikut.
1. Sarana untuk membangkitkan tawa pembaca
2. Sarana hiburan
3. Sarana untuk mengkritik
Manfaat Teks Anekdot
Selain sebagai sarana hiburan atau kritik, teks anekdot juga memiliki manfaat lain bagi para
pembacanya. Teks anekdot mampu menyampaikan pesan atau makna dengan cara yang
ringan dan mudah dicerna. Cerita-cerita yang dibawakan juga kerap membuat pembaca
berpikir, tertawa, dan memikirkan aspek-aspek kehidu
Pengertian Hikayat
Layaknya cerpen maupun novel, hikayat juga termasuk prosa atau karya sastra berupa
karangan yang berbentuk narasi dan tidak terikat oleh rima. Hikayat adalah cerita Melayu
klasik yang menonjolkan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian para
tokohnya.
Karakteristik Hikayat
1. Kemustahilan
Baik cerita, tokoh, dan latar dalam hikayat mengandung kemustahilan. Dengan kata lain,
hikayat tidak logistik serta tidak bisa diterima oleh nalar.
2. Tokoh Sakti
Tokoh-tokoh yang terkandung dalam hikayat biasanya mempunyai kemampuan seperti di
film superhero .
3. Anonim
Kebanyakan penulis cerita hikayat tidak diketahui secara pasti (anonim) . Hikayat
disampaikan melalui lisan dan turun-temurun.
4. Istanasentris
Latar belakang Hikayat yaitu kehidupan istana seperti cerita para raja ,ratu,pangeran hingga
prajurit
5. Alur Berbingkai
Artinya, suatu hikayat dapat memiliki lebih dari satu cerita .
6. Statistik
Hikayat adalah karya sastra yang statis atau tetap. Artinya, gambaran dan penulisan antara
satu hikayat dengan hikayat lainnya tidak terlalu berbeda.
7. Edukatif
Walaupun bercerita tentang hal-hal di luar nalar, kenyataannya hikayat mengandung amanat
yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kaidah Kebahasaan Hikayat
1. Kata Arkais
Kata arkais adalah kata yang berhubungan dengan masa dahulu, kuno, dan tidak lazim
digunakan di zaman sekarang . Contoh kata arkais seperti jangat, langis , atau maharana .
Jangat artinya keranjang, langis artinya punah, dan maharana artinya perang besar.
2. Konjungsi Duniawi
Konjungsi temporal atau konjungsi kronologis adalah kata penghubung untuk menandakan
urutan waktu , Contohnya: sebelum. sesudahnya, lalu, setelahnya, hingga, sampai, sejak,
kemudian, dan akhirnya .
3. Majas
Majas adalah gaya bahasa agar kalimat menjadi lebih hidup . Dalam hikayat, ada dua jenis
majas yang sering digunakan, yaitu majas simile, antonomasia, dan hiperbola.
A. Perumpamaan Majas
Majas simile adalah majas pertautan yang membandingkan dua hal yang berbeda, tetapi
dianggap mengandung segi yang serupa. Ditandai dengan kata bagai, bagaikan, bak, laksana,
seperti, serupa, dan semisal .
Contoh: “ Puan mencari-cari Tuan bak kesetanan ,”
B. Majas Antonomasia
Majas antonomasia adalah majas yang menyebutkan sesuatu bukan dengan nama aslinya,
tetapi dari sifat yang melekat pada seseorang atau benda tersebut.
Contoh: “Si Kecil bermain dengan riang,”
C. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang menggunakan ungkapan berlebihan dan terkesan tidak
masuk akal.
Contoh: “ Tangisan sang puteri terdengar hingga langit ke tujuh ,”
Nilai-Nilai Hikayat
1. Nilai Religius
Nilai religius atau agama mengajarkan kita untuk meyakini keberadaan Tuhan, selalu
meminta bantuan kepada-Nya, dan meningkatkan keimanan.
2. Nilai Moral
Nilai moral mengajarkan kita untuk bertindak hati-hati, tidak merugikan orang lain, dan
mematuhi norma yang berlaku di masyarakat. Tokoh yang melanggar aturan moral biasanya
mendapat balasan yang setimpal.
3. Nilai Sosial
Nilai sosial mengajarkan kita untuk berbuat baik pada sesama tanpa melihat perbedaan status,
ras, suku, dan agama. Nilai ini menjadi pedoman untuk berinteraksi dengan orang lain yang
memiliki latar belakang berbeda.
4. Nilai Budaya
Nilai budaya berhubungan dengan adat istiadat masyarakat tertentu. Nilai budaya dalam
hikayat bisa berbeda-beda tergantung darimana hikayat tersebut berasal.
5. Nilai Pendidikan
Nilai pendidikan berhubungan dengan kewajiban mengenyam pendidikan sejak kecil. Baik
itu ilmu agama, pengetahuan, kesenian, dan sebagainya.
Bentuk Hikayat
Hikayat dapat dibagi menjadi 5 bentuk berdasarkan cara penggambarannya.
1. Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah hikayat yang menceritakan asal muasal suatu tempat atau benda. Bentuk
hikayat ini dijelaskan dengan jenaka.
2. Epos
Epos adalah hikayat yang mengisahkan tentang kepahlawanan seseorang.
3. Tambeh
Tambeh adalah hikayat yang banyak mengandung amanat sebagai pedoman kehidupan.
4. Chara
Chara adalah hikayat yang mirip dengan biografi. Chara fokus menceritakan seseorang yang
dianggap sebagai figur terpuji.
5. Romawi
Roman adalah hikayat yang menceritakan masalah asmara dan rumah tangga.
Jenis-Jenis Hikayat
Selain bentuk, hikayat juga terbagi menjadi dua jenis, yaitu aspek isi dan aspek hitoris.
Aspek Isi
Jenis hikayat berdasarkan aspek isi artinya hikayat dibedakan berdasarkan tema cerita yang
dipilih. Ada Hikayat Biografi, Hikayat Peristiwa, Hikayat Agama, Hikayat Sejarah, dan
Hikayat Cerita (Romansa Percintaan).
Aspek Historis
Jenis hikayat berdasarkan aspek historis artinya hikayat dibedakan berdasarkan bahasa, latar
belakang agama, dan negara yang berbeda. Ada Hikayat Melayu, Hikayat Jawa, Hikayat
Arab-Persia, dan Hikayat Hindu.

Anda mungkin juga menyukai