Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HIKAYAT

      PENGERTIAN
Hikayat adalah salah satu jenis cerita rakyat yang disajikan dengan menonjolkan
unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian tokoh-tokohnya.

KARAKTERISTIK/CIRI-CIRI HIKAYAT
Hikayat merupakan sebuah teks narasi yang berbeda dengan narasi lain.
Adapun karakteristik/ciri-ciri  hikayat antara lain (a) terdapat kemustahilan dalam cerita,
(b) kesaktian tokoh-tokohnya, (c) anonim, (d) istana sentris, dan (e) menggunakan alur
berbingkai/cerita berbingkai.
a.       Kemustahilan
Salah satu ciri hikayat adalah kemustahilan dalam teks, baik dari segi bahasa maupun
dari segi cerita. Kemustahilan berarti hal yang tidak logis atau tidak bisa dinalar.
b.       Kesaktian
Selain kemustahilan, seringkali dapat kita temukan kesaktian para tokoh dalam hikayat.
c.        Anonim
Anonim berarti tidak diketahui secara jelas nama pencerita atau pengarang. Hal
tersebut disebabkan cerita disampaikan secara lisan. Bahkan, dahulu masyarakat
mempercayai bahwa cerita yang disampaikan adalah nyata dan tidak ada yang sengaja
mengarang.
d.       Istana Sentris
Maksudnya hikayat seringkali bertema dan berlatar kerajaan.

STRUKTUR HIKAYAT
1. Abstraksi
Abstraksi yaitu ringkasan atau inti dari cerita yang akan dikembangkan
jadi rangkaian-rangkaian peristiwa atau bisa juga gambaran awal dalam
cerita.
Abstrak ini mempunyai sifat orsional, yang artinya sebuah teks hikayat boleh gak
memakai abstrak.

2. Orientasi
Orientasi adalah bagian teks yang berkaitan dengan waktu, tempat, atau
suasana yang berkaitan dengan hikayat tersebut.
3. Komplikasi
Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara
sebab dan akibat.
Pada bagian komplikasi ini, kamu bisa mendapatkan karakter atau watak dari
tokoh cerita sebab kerumitan mulai bermunculan.

4. Evaluasi
Evaluasi adalah konflik yang terjadi dan mengarah ke klimaks mulai
mendapatkan penyelesaiannya dari konflik tersebut didalam hikayat.
5. Resolusi
Pada bagian resolusi ini, si pengarang mengungkapkan solusi terhadap
permasalahan yang dialami tokoh atau pelaku didalam hikayat tersebut.
6. Koda
Koda merupakan nilai atau pelajaran yang bisa kamu ambil dari suatu
teks cerita oleh pembacanya.

       UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK DALAM HIKAYAT

1. Unsur Intrinsik Hikayat


Unsur Intrinsik dalam hikayat merupakan unsur yang membangun
cerita dari dalam.
1. Tema, merupakan suatu gagasan yang mendasari sebuah cerita.
2. Latar, adalah tempat, waktu, serta situasi/suasana yang tergambar
dalam suatu cerita.
3. Alur, merupakan sebuah jalinan peristiwa dalam sebuah cerita.
4. Amanat, merupakan sebuah pesan yang disampaikan oleh pengarang
dengan melalui sebuah cerita.
5. Tokoh, merupakan pemeran pada cerita. Penokohan merupakan
penggambaran watak dari sang tokoh.
6. Sudut pandang, merupakan pusat pengisahan darimana sebuah cerita
dikisahkan oleh pencerita.
7. Gaya, untuk gaya ini berhubungan dengan bagaimana cara penulis
menyajikan sebuah cerita dengan menggunakan bahasa serta juga
unsur-unsur keindahan lainnya.

2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik merupakan suatu unsur yang membangun cerita
tersebut dari luar.

Unsur ekstrinsik juga berkaitan dengan nilai atau norma kehidupan dalam cerita.
Contohnya: Seperti nilai moral, nilai agama, nilai budaya, nilai sosial, dan lain
sebagainya.

1. Nilai Religius
Nilai religius merupakan nilai kepercayaan terhadap Sang Maha
Pencipta.
2. Nilai Sosial
Nilai sosial merupakan nilai yang mencerminkan norma-norma
berinteraksi terhadap sesama.
3. Nilai Budaya
Nilai budaya merupakan nilai yang berkaitan dengan adat istiadat dan
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tertentu.
4. Nilai Pendidikan
Nilai pendidikan merupakan nilai yang berkaitan dengan hal-hal yang
menyangkut kegiatan belajar mengajar baik di sekolah atau di luar
sekolah.
5 Nilai Ekonomi
Nilai ekonomi merupakan segala hal yang berhubungan dengan usaha
manusia buat memenuhi kebutuhannya.
6. Nilai Politik
Nilai politik yaitu nilai yang berkaitan dengan segala hal yang
berhubungan dengan tujuan tertentu buat meraih kemenangan pada diri
seseorang dan berkaitan dengan usaha buat mengatur kelangsungan
hidup.
7. Nilai Moral
Nilai moral atau etika merupakan nilai yang berkaitan dengan baik
buruknya suatu perbuatan yang berlaku dalam masyarakat.

Kaidah Kebahasaan Teks Hikayat


1. Penggunaan Majas
Kaidah kebahasaan hikayat yang pertama adalah penggunaan majas. Dalam cerita hikayat,
banyak dijumpai jenis-jenis majas untuk menambah gaya bahasa kisah hikayat. Misalnya,
bagaikan, laksana, bak, seperti (majas simile) dan juga majas-majas lainnya, seperti majas
metafora, perbandingan, hiperbola, antonomasia, dan sebagainya.

Ada beberapa gaya bahasa (majas) yang sering digunakan dalam hikayat yaitu:
1)       Antonomasia
Antonomasia adalah penggunaan sebuah epiteta untuk menggantikan nama diri, gelar resmi, dan
jabatan. Contoh: Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan ini.
2)       Metafora
Metafora adalah analogi yang membandingkandua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang
singkat. Contoh: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya.
3)       Hiperbola
Hiperbola merupakan gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan.
Contoh: Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir meledak aku.
4)       Perbandingan atau Simile
Perbandingan atau Simile adalah gaya bahasa (majas) yang membandingkan suatu hal dengan hal
lainnya menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Contoh: seperti, laksana,
bak dan bagaikan.
b.       Konjungsi (Kata Penghubung)

2. Penggunaan Konjungsi

Kaidah bahasa hikayat yang kedua adalah penggunaan konjungsi. Sebagaimana yang
kita tahu, konjungsi adalah kata sambung atau ungkapan yang digunakan untuk
menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, seperti kata dengan kata, frasa
dengan frasa, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.

3. Penggunaan Kata Arkais


Kaidah bahasa hikayat yang ketiga penggunaan kata-kata arkais. Dalam bahasa
Indonesia, kata arkais diartikan sebagai kata-kata kuno yang tak lazim digunakan oleh
kita sekarang ini, berasal dari zaman dahulu. Contohnya, titah (kata, perintah), beroleh
(mendapat), buluh (tanaman berumpun, berongga, keras), dan sebagainya.

Contoh Hikayat

Cerita Rakyat Hang Tuah

Dikisahkan ada sepasang suami istri. Sang suami bernama Hang


Mahmud, dan si istri berjuluk Dang Merdu.

Keduanya dikaruniai seorang putra bernama Hang Tuah. Pasangan itu,


tinggal bersama anak mereka di sebuah desa bernama Sungai Duyung.

Sungai Duyung dipimpin oleh seorang raja Bintan yang terkenal bijak
dan sangat disegani. Pada suatu malam, sang suami berkeluh pada si
istri ingin merubah nasib ke Bintan.
Malamnya, saat semua tertidur, Sang Suami Hang Mahmud bermimpi.
Dalam mimpinya tersebut dirinya melihat bulan turun dari langit.

Bulan tersebut bersinar tepat di atas kepala anaknya Hang Tuah. Hang
Mahmud terbangun dan langsung menemui anaknya yang ternyata
berbau wangi.

Esok paginya, dirinya membuat pesta selamatan sebagai bentuk doa


atas mimpinya malam kemarin.

Suatu hari Hang Tuah pergi bersama ayahnya buat pergi membelah
kayu sebagai bahan bakar. Tapi, tiba-tiba datang kawanan
pemberontak.

Semua orang udah kabur, selain Hang Tuah. Para pemberontak


mencoba membunuhnya, tapi malah mereka yang mati terkena kapak
Hang Tuah. Sejak saat itu, Raja Bintan percaya padanya.

Tapi, Para Tumenggung justru iri dan mencoba memfitnah Hang Tuah.
Para Tumenggung menuduh Hang Tuah yaitu pemberontak yang
sebenarnya.

Mereka menghasut raja Bintan buat segera membunuh Hang Tuah.

Tapi Hang Tuah selalu dilindungi Allah SWT dan gagal terbunuh. Hang
Tuah akhirnya lebih memilih mengasingkan diri.

Anda mungkin juga menyukai