Anda di halaman 1dari 15

Bahasa Indonesia Handbook

Fabel
Composed by Ms. Fika

1. Pengertian Fabel

Fabel adalah salah satu jenis dongeng mengenai dunia binatang, di mana
binatang-binatang bahkan makhluk-makhluk yang tidak bernyawa bertindak
seolah-olah sebagai manusia. Tokoh-tokoh cerita di dalam fabel semuanya
binatang. Binatang tersebut diceritakan mempunyai akal, tingkah laku, dan
dapat berbicara seperti manusia. Watak dan budi manusia juga digambarkan
sedemikian rupa melalui tokoh binatang tersebut.

2. Tujuan Fabel

Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral dengan menunjukkan sifat-


sifat jelek manusia melalui simbol binatang-binatang. Melalui tokoh binatang,
pengarang ingin mempengaruhi pembaca agar mencontoh yang baik dan
tidak mencontoh yang tidak baik.

3. Ciri-ciri Fabel

Untuk membedakan dengan teks cerita lainnya, fabel memiliki ciri-ciri khusus:

a. Tokoh utama dalam cerita adalah hewan.


b. Tokoh utama memiliki karakter dan bertingkah seperti manusia.
c. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga.
d. Mengandung nilai moral dan kritik tentang kehidupan.
e. Alur cerita cukup pendek dan sederhana.
f. Lebih banyak menggunakan kalimat langsung yang digambarkan
melalui dialog antartokoh.
g. Memiliki latar tempat berupa alam, misal hutan belantara, sungai,
pegunungan, dan sawah.

1
h. Ciri bahasa yang digunakan dalam fabel bersifat naratif atau
berurutan, dimana berupa dialog yang mengandung kalimat
langsung dan menggunakan bahasa informal sehari-hari.
i. Mengandung amanat atau pesan bagi pembacanya.

4. Unsur Unsur Fabel

Identifikasi sebuah fabel dapat dilakukan dengan mengamati beberapa unsur


berikut:

Tema, yang menggambarkan ide atau gagasan pokok sebuah cerita.

Tokoh, dalam fabel tokoh yang dimaksud adalah pelaku (hewan)


yang terlibat dalam cerita.

Latar, pada unsur ini meliputi tempat, waktu, sosial, dan emosional.

Watak dari tokoh meliputi sifat yang mirip manusia.

Konflik, permasalahan yang ada dalam cerita.

Penceritaan, meliputi sudut pandang yang digunakan dalam cerita


(sering menggunakan orang ketiga).

Amanat, berisi pesan moral yang terkandung dalam cerita.

Alur atau jalan cerita yang banyak diantaranya menggunakan alur


maju.

Tujuan fabel, mulai dari menghibur, mendidik, atau sekadar


menginspirasi.

Pesan, memuat pesan yang ingin disampaikan


penulis kepada pembaca.

2
5. Jenis-jenis Fabel

Berdasarkan asal dan ruang lingkupnya, fabel dibagi menjadi:

a. Fabel lokal/kedaerahan, fabel yang berasal dari daerah dan


penyebarannya terbatas pada ruang lingkup daerah itu sendiri.
b. Fabel Nusantara, fabel yang berasal dari daerah dan telah menyebar
ke seluruh pelosok nusantara.
c. Fabel internasional, fabel yang berasal dari suatu negara dan telah
menyebar ke seluruh dunia.

Berdasarkan penggunaan latar dan perwatakan, fabel terbagi menjadi:

a. Fabel alami, fabel yang menyandarkan sifat para tokoh sesuai dengan
karakter aslinya.
b. Fabel adaptasi, fabel yang menyandarkan sifat para tokoh berbeda
dengan aslinya.

Berdasarkan kemunculan pesan, fabel terbagi menjadi:

a. Fabel koda, fabel yang menampilkan pesan secara jelas (eksplisit) di


akhir cerita.
b. Fabel tanpa koda, fabel yang tidak menampilkan pesan yang jelas di
akhir cerita namun hanya tersirat (implisit) dalam cerita.

Berdasarkan isi dan kandungan cerita, fabel terbagi menjadi:

a. Fabel jenaka, fabel yang mengandung cerita lucu dan mengundang


tawa pembaca.
b. Fabel tragedi, fabel yang mengandung cerita sedih dan mengundang
keprihatinan pembaca.
c. Fabel romantika, fabel yang mengandung kisah romantis dan
percintaan.
d. Fabel heroik, fabel yang mengandung cerita kepahlawanan dan
perjuangan

3
6. Struktur Fabel

Adapun struktur teks cerita fabel adalah antara lain


seperti orientasi, komplikasi, resolusi serta koda. Berikut penjelasan lebih
lengkapnya :

a. Orientasi

Orientasi adalah Bagian awal yang biasanya berupa pengenalan tokoh


yang meliputi tempat tinggal, suasana lingkungannya dan karakter tokoh
(latar tempat dan waktu). Bagian orientasi adalah bagian yang sangat
penting. Hal yang harus diperhatikan adalah, orientasi harus dibuat
semenarik mungkin supaya tidak menimbulkan kesan monoton, sehingga
pembaca akan terus mengikuti alur ceritanya.

b. Komplikasi

Komplikasi adalah bagian yang merupakan pertemuan tokoh dengan


konflik-konflik yang terdapat dalam cerita. Konflik-konflik inilah yang akan
membuat cerita semakin menegangkan dan menarik untuk terus
mengikuti alurnya hingga akhir cerita. Konflik yang dialami tokoh hewan
dalam fabel biasanya seperti konflik yang dialami oleh manusia.

c. Resolusi

Resolusi merupakan bagian yang merupakan penyelesaian masalah yang


dialami tokoh pada bagian komplikasi. Resolusi merupakan bagian yang
biasanya penuh dengan kejutan-kejutan yang sangat menarik untuk
dibaca.

d. Koda

Koda adalah bagian yang paling akhir dari cerita fabel biasanya berisi
pesan-pesan moral yang terkandung dalam cerita tersebut. Pesan moral
tersebut disampaikan secara ringan, namun mudah untuk dimengerti.

4
Bahasa yang digunakan fabel cenderung bersifat tidak terlalu formal,
seperti bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fabel

Kaidah kebahasaan (dengan kata lain unsur kebahasaan) adalah ciri-ciri


berdasarkan dari bahasa yang digunakan pada sebuah teks cerita fabel.
Berikut ini adalah 4 unsur kebahasaan (kaidah kebahasaan) pada teks cerita
fabel yaitu sebagai berikut :

1. Kata kerja

Kata kerja adalah satu dari beberapa unsur (kaidah) kebahasaan pada
teks cerita fabel. Adapun di dalam kata kerja pada teks cerita fabel dibagi
menjadi dua bagian. Adapun 2 bagian kata kerja yang dimaksud yakni:

a. Kata kerja aktif transitif

Kata kerja aktif transitif adalah kata kerja aktif yang memerlukan objek
dalam kalimat. Contoh kata kerja aktif transitif adalah memegang,
mengangkat, memikul, mengendarai mendorong dan lain sebagainya.

b. Kata kerja aktif intransitif

Kata kerja aktif intransitif adalah kata kerja aktif yang tidak
memerlukan objek dalam kalimat. Contoh kata kerja aktif intransitif
adalah diam, merenung, berfikir dan lain sebagainya.

2. Penggunaan kata sandang si dan sang

Didalam teks cerita fabel sangat sering dijumpai dan ditemukan


penggunaan kata sandang si dan kata sandang sang. Adapun penjelasan
mengenai penggunaan kata sandang si dan kata sandang sang di dalam
teks cerita fabel akan dijelaskan secara lengkap dengan contohnya
sebagai berikut :

5
Contoh kata sandang Si dan Sang:

a. Sang kerbau berkeliling hutan sambil menyapa binatang-binatang


lain yang berada dihutan tersebut.
b. “Aku adalah kepompong yang pernah kau ejek,” kata si kupu-
kupu.

Berdasarkan contoh diatas maka kaidah pada penulisan si dan sang


yakni secara terpisah dengan kata-kata yang mengikuti ataupun kata-
kata yang diikuti serta ditulis dengan menggunakan huruf kecil.
Setelah kalian menyimak dan memperhatikan contoh seperti yang
telah dijelaskan diatas, maka coba kalian bedakan dengan beberapa
contoh dibawah:

a. “Mengapa si kecil menjadi sangat pemalu?” tanya ayah.


b. Kedua orang itu, si Kecil dan si Kancil adalah orang yang
terpandang di kampungnya.

Perhatikan pada kata “kecil” di dalam kalimat nomor 1 di atas yang


dituliskan dengan menggunakan huruf kecil saja, hal tersebut
dikarenakan bukan sebuah nama. Dan kemudian perhatikan pada
kalimat kedua dalam kata “Kecil dan Kancil” yang dituliskan
dengan menggunakan huruf kapital (besar), hal tersebut
dikarenakan guna sebagai sebuah panggilan dan atau dengan
kata lain disebut juga nama julukan.

3. Penggunaan kata keterangan tempat dan waktu

Untuk menghidupkan suasana pada teks cerita fabel, biasanya selalu


menggunakan kata keterangan tempat dan juga kata keterangan waktu.
Pada keterangan tempat sering menggunakan kata depan “Di” dan pada
keterangan waktu sering menggunakan kata depan “Pada, Informasi
waktu dan lain-lain”.

6
Contoh kata keterangan tempat dan waktu:

a. Diceritakan pada suatu malam yang gelap gulita, ada seekor


harimau berburu di hutan.
b. Pada suatu malam sang harimau kembali berburu ke hutan
tersebut. Karena cuaca sedang turun hujan, di mana-mana
terdapat genangan lumpur dan air.
c. Si kelinci mengangkat wortel tersebut dan menaruhnya di tempat
yang tinggi yang lebih aman.
d. Kamu hanya bisa menaruh wortel tersebut di pohon itu.

4. Penggunaan kata hubung lalu, kemudian dan akhirnya

Kata dari “lalu” dan “kemudian” mempunyai arti yang sama, dimana kata-
kata tersebut sering digunakan sebagai kata penghubung antar-kalimat
dan juga sebagai penghubung intra-kalimat. Berbeda dengan kata
“akhirnya” yang sering digunakan dalam penyimpulan serta pengakhiran
informasi pada paragraf maupun pada teks, baik itu teks cerita fabel
ataupun teks cerita lainnya.

a. Setelah melihat dengan mata kepalanya sendiri, Aisyah berlari


dengan cepat, kemudian menghampirinya, lalu memeluk ibunya
dengan erat karena telah lama tidak berjumpa.
b. Lalu, sang gajah menginjak ranting pohon tersebut.
c. Kemudian, sang semut berlari tanpa arah karena takut dipijak.
d. Akhirnya, sang semut memanjat sebuah pohon besar
yang sekiranya aman.

7
Contoh Analisis Fabel Berdasarkan Strukturnya

Singa dan Beruang

Orientasi

Suatu hari singa mengajak beruang untuk berburu bersama. Beruang setuju
karena dia juga sedang lapar. Mereka segera menuju padang rumput karena
di sana banyak mangsa.

Tiba di padang rumput, singa dan beruang bersembunyi di antara semak-


semak. Masing-masing mengincar mangsa yang akan mereka kejar.

Komplikasi

Setelah mengamati mangsa yang ada, singa dan beruang keluar dari tempat
persembunyian secara bersamaan. Mereka mulai mengejar mangsa. Tanpa
disadari, mereka mengejar mangsa yang sama, seekor anak rusa.

Dengan mudah, anak rusa itu bisa tertangkap. Singa dan beruang langsung
bertengkar memperebutkan anak rusa itu.

“Ini Mangsaku. Aku menangkapnya dengan gigitanku yang kuat,” kata singa.

Beruang tidak mau kalah, “Tidak, ini rusaku. Aku juga menangkapnya .”

Mereka terus memperebutkan anak rusa itu. Saat hari sudah sore, singa dan
beruang akhirnya berhenti berebut. Mereka lelah dan hanya duduk tanpa bisa
menggerakan badan.

Rupanya, dari tadi serigala mengamati pertengkaran mereka. Mengetahui


kalau saat ini singa dan beruang sudah lelah.

“Ah, ini kesempatanku untuk merebut anak rusa itu,” pikir serigala.

Serigala segera berlari dan merebut anak rusa. “Terima kasih ya. Kalian baik
sekali memberiku anak rusa yang lezat ini,” kata serigala sambil tersenyum.

8
Resolusi

Dengan sisa tenaga, singa dan beruang berusaha merebut kembali mangsa
mereka. Namun, mereka sudah telalu lelah. Akhirnya, anak rusa itu dibawa
kabur serigala.

Koda

“Semua salah kita. Kalau saja kita mau berbagi, pasti kita sama-sama
kenyang sekarang,” kata mereka dengan wajah yang terlihat menyesal.

9
5 Contoh Cerita Fabel Terbaru

Tupai Yang Sombong

Di hutan, Tupai adalah binatang yang sangat terkenal karena


kesombongannya. Ia selalu memamerkan ketangkasannya pada saat
meloncat. Setiap ia bertemu dengan binatang lainnya, ia selalu mengejek
mereka.‘’ Hei kalian, aku sungguh sangat kasih melihat kalian berjalan-jalan
dalam cuaca seperti ini.’’ Ujar Tupai tertawa.

Pada suatu hari, Kura-kura dan Kancil sedang asik bermain menangkap bola.
Karena Kancil sangat bersemangat, bola yang ia lemparkan tersangkut
hingga dedaunan pohon tepat di samping mereka. Namun, mereka berdua
kebingungan bagaimana mengambil bola tersebut.‘’ Hahaa, kasihan sekali
kalian !’’ ujar Tupai

Tiba-tiba Tupai keluar dari balik pohon dan meloncat dengan sangat gembira
diantara satu pohon ke pohon yang lainnya. Ia pun mengambil bola yang
tersangkut pada dedaunan tersebut.‘’ Tupai, cepat lemparkan bola kami.’’
Seru Kura-kura.‘’ Hahaa, tidak! Makannya, kalian jangan menjadi binatang
yang hanya bias berjalan dan belajarlah untuk nak ke atas pohon dan
melompat ke sana kemari sepetiku!’’ ujar Tupai dengan sombong.

Kancil dan Kura-kura hanya menatap Tupai yang sedang meloncat kesana
kemari. Tupai melemparkan bola tersebut ke arah pohon yang berada di
depannya. Sehingga, bola tersebut memantul kembali ke arahnya. Selain itu,
Tupai pun dapat menangkapnya kembali. Berulang-ulang kali ia melakukan
hal yang sama beberapa kali pada bola tersebut.‘’ Sudahlah Kura-kura,

10
sebaiknya kita berdua pulang saja. Biarkan dia bermain dan bersenang-
senang sendirian dengan bola tersebut.’’ ujar Kancil.

Akhirnya, Kura-kura pun setuju dengan ajakkan Kancil.‘’ Baiklah Tupai,


sepertnya kau menyukai bola kami. Sekarang kau boleh memilikinya. Kami
akan pulang, kami sudah lelah bermain sepanjang hari.’’ Seru Kancil.
Sementara Tupai terkejut mendengar teriakkan Kancil dan kehilangan
konsentrasinya hilang. Sehingga ia tergelincir batang pohon sampai terjatuh,
sangat disayangkan ia terjatuh ke dalam kubangan lumpus sisa hujan
semalam.

‘’ Byyyyur!’’

Akhirnya, Tupai terjatuh kedalam kubangan dan bola yang di pegangnya di


ambil oleh Kura-kura dan Kancil. Sementara, Kura-kura dan Kancil tidak bias
menahan dirinya untuk tertawa melihat tubuh Tupai di penuhi dengan lumpur‘’
Hahaa, kasihan sekali kau Tupai. kami tertawa karena melihat tingkahmu.
Kau terlalu menyombongkan diri karena memiliki kemampuan meloncat tapi
sekarang, kau jath juga.’’ Ujar Kancil menertawakan.‘’ Itulah Cil akibatnya
untuk orang yang selalu menyombongkan dirinya. Tupai pasti akan malu
karena sudah mengalami kejadian ini.’’ Tambah Kura-kura.

Mendengar ejekkan dari Kancil dan Kura-kura, Tupai merasa sangat kesal.
Namun, apa yang mereka katakan memang benar. Ia pun berjanji tidak akan
bertingkah sombong lagi.

Akhirnya, Tupai kembali pulang kerumah dengan menahan rasa malunya. Ia


tidak lagi menyombongkan dirinya. Bahkan, ia malu untuk keluar dari
rumahnya. Ia menyadari bahwa, kesombongannya tersebut sudah merugikan
dirinya sendiri dan membuat ia tidak di senangi binatang-binatang lainnya.

11
Gajah dan Semut

Gajah dikenal sebagai binatang yang besar. Suatu hari, kawanan gajah yang
besar datang ke hutan untuk mencari makan.Kehadiran gajah ini
mengganggu kawanan semut yang tinggal di sana. Banyak rumah semut
hancur karena diinjak gajah yang mencari makan.

"Pergilah dari sini, gajah! Ini daerah tempat kami tinggal," kata salah satu
semut.

Mendengar ucapan itu, gajah hanya tertawa. Ia tak peduli dan menganggap
semut adalah binatang kecil yang tidak berbahaya. Kawanan semut merasa
kesal dan berencana untuk mengusir gajah-gajah itu dari hutan tempat
mereka tinggal. Keesokan harinya, semut-semut mencoba bicara pada
kawanan gajah dan meminta mereka meninggalkan hutan.

Gajah menolak untuk meninggalkan hutan dan hal ini membuat kawanan
semut semakin marah. Semut-semut itu pun menyerang kawasan gajah
dengan menggigit kulit dan masuk ke dalam telinga hingga gajah-gajah
terjatuh. Kawanan gajah akhirnya menyerah dan meninggalkan hutan.
Mereka sadar bahwa semut-semut itu tidak bisa diremehkan hanya karena
memiliki badan kecil.

Dibalik kisah gajah dan semut ini, tersimpan pesan moral yang bisa diajarkan
pada anak-anak. Bunda bisa menjelaskan bahwa kita tidak boleh
meremehkan orang lain dan merasa kuat karena memiliki tubuh besar.

12
Kancil Cerdik dan Buaya

Dongeng ini menceritakan kisah kancil kelaparan yang bertemu buaya di tepi
sungai. Kancil berteriak dan mengganggu tidur buaya-buaya. "Hai kancil,
diam kau! Kalau tidak, aku makan nanti kamu," kata salah satu buaya.

Kancil mengatakan bahwa dia datang ke tepi sungai untuk menyampaikan


pesan dari raja hutan. Ia mengatakan bahwa raja hutan ingin memberikan
hadiah pada mereka. Kancil lalu meminta buaya-buaya di sungai berkumpul.
Ia mulai menghitung buaya di sungai lalu kabur. Berkat kecerdikannya, dia
berhasil lolos dari buaya-buaya yang lapar.

Cerita kancil dan buaya ini mengajarkan kita tentang kecerdikan yang
disalahgunakan. Bunda bisa mengajarkan si kecil untuk tidak berbohong dan
menyalahgunakan kecerdikan yang bias merugikan orang lain.

Bau Mulut Sang Raja Hutan

Di sebuah hutan, Singa adalah penguasa hutan. semua binatang sangat


menghormatinya. Ia adalah Raja yang sangat bijak dan perkasa. Sehingga,
tidak ada binatang yang berani kepadanya. Suatu hari, sang Raja hutan
mendapatkan sebuah kiriman daging dari hutan sebelah. daging tersebut
sangat lezat dan Raja pun melahapnya. Namun, setelah selesai makan. Ia
merasa mulutnya sangat bau dan ternyata daging tersebut dicampuri dengan
petai. Sang Raja pun terdiam di dalam rumah dan tidak pergi kemana pun
karena merasa sangat malu. Namun, tidak lama kemudian. Ia pun
mendapatkan sebuah ide dan ingin menguji seluruh rakyatnya tentang
bagaimana ia memimpin selama ini. Akhirnya, ia pun memanggil tiga binatang
dari hutan yaitu, Katak, Kuda, dan Kancil.

‘’ Hai Katak, apakah kau tahu mengapa. Aku panggil kesini?’’ Tanya sang
Raja. Katak pun hanya menggelengkan kepalanya. ‘’ Mendekatlah. Ada hal
yang ingin aku tanyakan.’’ Ujar sang Raja. ‘’ Apakah mulutku bau? Bisik Raja
kepada Katak. Bau yang keluar dari mulut Raja tidak dapat Katak

13
sembunyikan dan dengan jujur namun takut. ‘’ Benar sekali Tuanku.’’ Ujar
Katak ketakutan.

Mendengar hal tersebut membuat sang Raja sangat marah dan menganggap
Katak tidak sopan. Raja pun memanggil Kuda dan menanyakan hal yang
sama. Namun, Kuda karena ketakutan menjawab tidak bau dan murkalah
sang Raja. Raja sangat marah karena Kuda sudah berbohong. Kuda pun
dimarahi oleh sang Raja.

Akhirnya, tibalah giliran Kancil dan memberikan pertanyaan yang sama.


Kancil memang mencium bau yang tidak sedap dari mulut sang Raja. Namun,
ia sangat bimbang jika menjawab ia dan tidak karena jawabnya pasti akan
disalahkan. Tidak beberapa lama kemudian, ia mendapatkan sebuah ide. ‘’
Maaf Raja, kebetulan hari ini saya sedang pilek sehingga tidak dapat
mencium bau apapun.’’ Jawab Kancil berbohong. Sementara, sang Raja
hutan hanya tertawa mendengar jawaban Kancil dan tidak jadi memarahinya.

‘’ Kancil, kamu memang sangat cerdik. Jawaban mu itu sudah lolos dari
kemarahanku. Sebagai hadiahnya aku akan memberikan sayuran dari
kebunku. Ambillah sepuasnya.’’ Ujar sang Raja Singa. Kancil pun senang
mendengar jawaban sang Raja dan pulang dengan membawa sayuran yang
sangat banyak. Ia pun tidak lupa membagikan sayuran tersebut kepada dua
temannya Katak dan Kuda.

Kelinci Sombong dan Kura-Kura

Dongeng ini menceritakan Kelinci yang sombong. Ia selalu membanggakan


dirinya yang bisa berlari cepat. Suatu hari, kelinci bertemu dengan kura-kura.
Ia kaget karena kura-kura begitu lambat dalam berjalan. Ia pun mulai
menyombongkan diri dan mengolok-olok kura-kura.

Kura-kura berusaha tidak memedulikan ucapan kelinci. "Setiap hewan


bergerak dengan langkahnya sendiri. Saya mungkin lambat, tetapi saya bisa
pergi kemana saka yang saya mau. Saya bahkan bisa mencapai tujuan lebih

14
cepat dari pada kamu," kata si kura-kura. Kelinci tidak percaya dengan
perkataan kura-kura. Dia pun menantang kura-kura lomba lari. Keduanya pun
setuju untuk lomba lari.

Saat lomba, kelinci berlari kencang, memimpin, dan meninggalkan kura-kura


jauh di belakang. Ia yakin bisa menang, sehingga berhenti lari dan beristirahat
sejenak. Tanpa disadari, kelinci justru tertidur lelap dan tak mengetahui
bahwa kura-kura sudah membalapnya.

Saat dia bangun, kelinci begitu kaget karena kura-kura sudah sampai di garis
finish. Si kelinci menghela napas, sementara kura-kura tersenyum ke arahnya.
Dongeng kura-kura dan kelinci ini memiliki pesan moral agar anak tak
menganggap remeh orang lain. Kita juga bisa mengajarkan mereka untuk
tidak sombong dan selalu rendah hati.

15

Anda mungkin juga menyukai