Anda di halaman 1dari 8

Social Handbook

Masa Praaksara di Indonesia

Composed by Ms. Fika

Mengenal Masa Praaksara di Indonesia

Praaksara terdiri dari dua kata yaitu Pra yang


berarti sebelum dan Aksara yang berarti tulisan. Masa pra
aksara adalah masa manusia belum mengenal tulisan. Pada masa pra
aksara tidak ada peninggalan manusia yang berupa informasi tertulis, yang
dapat menjelaskan peristiwa-peristiwa pada masa tersebut. Masa pra aksara
berlangsung sejak ada kehidupan manusia sampai manusia mengenal
tulisan.

Periodisasi Masa Praaksara


Periodisasi berarti pembabakan waktu. Dalam sejarah, periodisasi sangat
penting untuk membedakan setiap periode atau masa. Praaksara
merupakan masa awal dalam kehidupan manusia. Masa praaksara
berlangsung cukup panjang dan terdapat corak kehidupan manusia yang
senantiasa berkembang. Oleh karena itu, kehidupan manusia pada masa
praaksara juga dibedakan dalam beberapa kurun waktu. Berikut ini
merupakan periodisasi masa praaksara:

a. Periodisasi Berdasarkan Geologi


Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan.
Adapun periodisasi masa praaksara berdasarkan geologi dilakukan melihat
umur lapisan bumi.

1. Zaman Arkeozoikum atau Azoikum (4,5-2,5 miliar tahun lalu)


Arkeozoikum atau azoikum berarti masa kehidupan purba. Masa
arkeozoikum merupakan awal pembentukan batuan kerak bumi yang
kemudian berkembang menjadi protokontinen. Batuan pada masa ini
ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton/perisai benua.
Pada masa ini merupakan awal terbentuknya hidrosfer dan atmosfer.
Kehidupan primitif di dalam samudra berupa mikroorganisme (bakteri dan
ganggang) juga mulai terbentuk.

2. Zaman Paleozoikum (2,5 miliar-245 juta tahun lalu)


Paleozoikum artinya masa kehidupan awal. Zaman paleozoikum
berlangsung ketika di bumi terdapat kehidupan makhluk yang pertama atau
tertua. Zaman ini ditandai dengan perkembangan atmosfer dan hidrosfer,
serta kehidupan mikroorganisme dibagi menjadi cambrium (mulai ada
kehidupan primitif), silur (mulai ada kehidupan hewan bertulang belakang
tua), devon (mulai ada kehidupan binatang jenis amfibi tertua), carbon (mulai
ada binatang merayap), dan perm (mulai ada hewan darat).

3. Zaman Mesozoikum (245-65 juta tahun lalu)


Mesozoikum atau zaman sekunder sering disebut zaman kehidupan
pertengahan. Zaman mesozoikum ditandai dengan aktivitas tektonik, iklim,
dan evolusi. Kehidupan di bumi pada zaman mesozoikum semakin
berkembang ditandai dengan munculnya hewan-hewan reptil besar seperti
dinosaurus dan atlantosaurus, ikan-ikan besar, dan beberapa binatang
mamalia. Periode ini dibagi menjadi trias (terdapat kehidupan ikan, amfibi,
dan reptil), jura (terdapat reptil dan sebangsa katak), dan calcium (terdapat
burung-burung pertama dan tumbuhan berbunga).
4. Zaman Nesozoikum dan Kenozoikum (65-1,8 juta tahun lalu)
Zaman nesozoikum disebut juga zaman kenozoikum yang berarti zaman
kehidupan baru. Pada zaman ini keadaan bumi telah membaik,
perubahan cuaca tidak begitu besar, dan kehidupan berkembang pesat.
Pada zaman ini binatang-binatang raksasa mulai punah. Sementara itu,
muncul jenis kehidupan baru yang mirip dengan makhluk hidup saat ini.

b. Periodisasi Berdasarkan Arkeologi


Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda peninggalan
masa lampau untuk merekonstruksi kehidupan manusia pada masa
lampau. Bukti yang dapat digunakan dalam kajian arkeologi meliputi artefak,
ekofak, dan bekas permukiman. Periodisasi masa praaksara secara
arkeologis didasarkan pada alat atau benda yang dihasilkan dan
digunakan pada masa praaksara.

1. Zaman Batu
Zaman batu merupakan zaman dimana pada masa tersebut manusia
menciptakan alat-alat untuk membantu kehidupannya dari batu.
Kemampuan manusia dalam menghasilkan alat dari batu berkembang mulai
dari alat-alat yang masih kasar menjadi alat-alat yang sudah halus. Benda
tersebut merupakan peninggalan manusia pada masa praaksara yang biasa
digunakan untuk berburu dan mengumpulkan makanan.

Sumber: sejarah.id

Zaman Logam
Zaman logam disebut dengan masa perundagian. Periode Zaman Logam ini,
manusia sudah menggunakan logam sebagai bahan pembuat alat kehidupan
dan sudah tinggal menetap. Pada zaman ini manusia telah mengenal teknik
melebur dan mencetak logam. Mata pencahariannya adalah bercocok
tanam dan memelihara binatang ternak.

Manusia Purba di Indonesia

Fosil adalah tulang sisa makhluk hidup yang berasal dari manusia, hewan
dan tumbuhan. Sementara itu melalui fosil-fosil yang ditemukan kita dapat
memperkirakan bentuk fisik manusia yang hidup pada masa tersebut.
Manusia yang hidup pada masa Praaksara disebut dengan Manusia
Purba. Berikut ini merupakan manusia purba yang pernah hidup di
Indonesia:

1. Meganthropus Palaeojavanicus
Fosil Meganthropus Palaeojavanicus ditemukan pada 1941 oleh Von
Koenigswald di Desa Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Fosil yang
ditemukan oleh Koenigswald berupa fragmen rahang bawah sebelah kanan
(dengan kedua geraham muka dan geraham bawah), rahang atas
sebelah kiri (dengan geraham kedua dan ketiga), dan gigi lepas. Fosil ini
dinamakan Meganthropus Palaeojavanicus yang berarti manusia raksasa
dari Jawa. Meganthropus Palaeojavanicus ini diperkirakan hidup 1-2 juta
tahun lalu. Ciri-ciri fisiknya adalah tulang pipi tebal, kening menonjol, tidak
memiliki dagu, dan otot kunyahnya sangat kukuh.
Sumber: perpustakaan.id

2. Pithecanthropus
Fosil Pithecanthropus pertama kali ditemukan oleh Eugene Dubois pada
tahun 1891 di Desa Trinil, Solo, Jawa Tengah. Fosil yang pertama kali
ditemukan berupa rahang, gigi, dan sebagian tulang tengkorak. Fosil
Pithecanthropus paling banyak ditemukan di Indonesia dan terdapat di daerah
Perning, Kedungbrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan dan Ngandong.
Pithecanthropus dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Pithecanthropus
mojokertensis, Pithecanthropus erectus (Homo erectus), dan
Pithecanthropus soloensis.

Sumber: kumparan.com

3. Homo Sapiens
Homo sapiens artinya manusia cerdas. Dikatakan sebagai manusia cerdas
karena mampu membuat peralatan dari batu dan tulang untuk berburu
dan meramu. Homo sapiens memiliki ciri fisik dan kehidupan berbeda
dibandingkan dengan manusia purba sebelumnya. Kemampuan Homo
sapiens terus meningkat dalam menggunakan peralatan dan interaksi sosial
dengan manusia purba lainnya. Homo sapiens dibedakan menjadi tiga jenis
oleh para ahli yaitu Homo wajakensis, Homo soloensis, dan Homo
floresiensis. Ketiga manusia purba tersebut ditemukan di wilayah yang
berbeda tetapi memiliki corak kehidupan yang mirip.

Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Suku bangsa yang


mendiami wilayah Indonesia antara lain suku Nias, Dayak, Bugis, Madura,
Jawa, Sunda, dan Asmat. Keragaman masyarakat Indonesia tersebut
terbentuk melalui sebuah proses sejarah yang panjang. Sama halnya dengan
keragaman, keberadaan nenek moyang bangsa Indonesia pun tidak seketika
ada. Banyak teori yang berkembang mengenai teori-teori asal-usul nenek
moyang bangsa Indonesia. Nenek moyang bangsa Indonesia berdasarkan
teori yang berkembang adalah sebagai berikut:

1. Bangsa Melanesia/Papua Melanosoide


Bangsa Melanesia dianggap sebagai bangsa pertama yang bermigrasi ke
Kepulauan Indonesia. Menurut para arkeolog, bangsa ini berasal dari Teluk
Tonkin. Hal tersebut didasarkan pada penelitian terhadap benda peninggalan
seperti pebble dan kapak pendek. Bangsa Melanesia masuk ke
dalam rumpun Veddoid-Austroloid yang memiliki ciri-ciri fisik kulit
berwarna gelap, badan kekar, rambut keriting, mulut lebar dan hidung
mancung. Keturunan bangsa Melanesia saat ini masih dapat ditemukan
di pedalaman Malaya, penduduk Aeta di pedalaman Filipina, Papua, dan
Kepulauan Melanesia.

2. Bangsa Proto Melayu/Melayu Tua


Bangsa Proto Melayu termasuk rumpun ras Mongoloid yang berasal dari
daerah Yunan, Cina Selatan. Proses migrasi bangsa Proto Melayu ke
wilayah Asia Selatan dikarenakan peperangan antar suku, desakan suku-
suku liar yang datang dari Asia Tengah, bencana banjir yang
disebabkan sering meluapnya Sungai Yangtze dan sungai-sungai lain di
wilayah Cina Selatan. Ciri-ciri fisik Bangsa Proto Melayu adalah kulit sawo
matang, rambut lurus, badan tinggi ramping, mulut dan hidung sedang.
Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan setingkat lebih tinggi daripada
bangsa Melanesia. Suku bangsa yang termasuk keturunan Bangsa Proto
Melayu adalah Suku Toraja, Suku Sasak, Suku Dayak, Suku Nias, Suku
Batak, dan Suku Kubu.

3. Bangsa Deutro Melayu/Melayu Muda


Bangsa Deutro Melayu merupakan percampuran antara bangsa Proto
Melayu dan bangsa Arya. Bangsa ini berasal dari Indocina bagian utara
dan sekitarnya. Migrasi bangsa Deutro Melayu ke Indonesia mendorong
bangsa Proto Melayu yang sebelumnya hidup di sekitar aliran sungai dan
pantai terdesak ke pedalaman karena bangsa Deutro Melayu memiliki
kebudayaan yang lebih maju daripada bangsa Proto Melayu. Ciri-ciri fisik
bangsa Deutro Melayu tidak berbeda dengan mayoritas penduduk Indonesia
saat ini yaitu memiliki tinggi badan sekitar 135-180cm, memiliki berat
badan 35-70 kg, kulit berwarna kuning langsat dan coklat hitam, rambut
berwarna coklat dan hitam, bentuk rambut keriting dan lurus. Keturunan
bangsa Deutro Melayu di Indonesia antara lain orang Aceh, orang
Minangkabau, orang Jawa, orang Bali, orang Bugis, dan orang
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai