Anda di halaman 1dari 49

PENJELASAN

Paket 18 : Sejarah
Pembahasan 1
Pembabakan zaman praaksara
1. Pembabakan Zaman Praaksara
berdasarkan Geologi
Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi
secara keseluruhan. Berdasarkan geologi,
terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke
dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut
merupakan periodisasi atau pembabakan
Praaksara yang terdiri dari:
a. ARKAEKUM/zaman tertua
Zaman ini berlangsung kira-kira 2500 juta
tahun, pada saat itu kulit bumi masih panas,
sehingga tidak ada kehidupan. Dari penjelasan
ini tentu Anda ingin bertanya kapan muncul
kehidupan? Untuk itu simak uraian
berikutnya.
b. PALEOZOIKUM/zaman primer atau zaman
hidup tua.
Zaman ini berlangsung 340 juta tahun.
Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini
seperti mikro organisme, ikan, ampibi, reptil
dan binatang yang tidak bertulang punggung.
Untuk lebih mengenal bintang-binatang
tersebut amatilah gambar berikut ini.
c. MESOZOIKUM/zaman sekunder atau
zaman hidup pertengahan
Zaman ini berlangsung kira-kira 140 juta
tahun. Pada zaman pertengahan ijenis reptil
mencapai tingkat yang terbesar sehingga pada
zaman ini sering disebut juga dengan zaman
reptil.
d. NEOZOIKUM/zaman hidup baru
Zaman ini dibedakan menjadi 2 zaman, yaitu:
1) Tersier/zaman ketiga
Zaman ini berlangsung sekitar 60 juta tahun.
Yang terpenting dari zaman ini ditandai
dengan berkembangnya jenis binatang
menyusui seperti jenis primat, contohnya
kera.
2) Kuartier/zaman keempat
Zaman ini ditandai dengan adanya kehidupan
manusia sehingga merupakan zaman
terpenting. Dan zaman ini dibagi lagi menjadi
dua zaman yaitu yang disebut dengan zaman
Pleistocen dan Holocen
Pembahasan 2
Zaman Kuartier dapat dibedakan atas dua
masa yaitu
Kala Pleistosen (DILUVIUM)
Zaman ini dinamakan juga zaman Es atau
zaman Glasial. Keadaan permukaan bumi
semakin membaik ,daerah yang jauh dari
Kutup terjadi hujan lebat yang terus menerus
sepanjang tahun . Es dari kutup Utara mencair
hingga menutupi sebagian Eropa Utara,Asia
Utara, dan Amerika
Kala Holosen (ALLUVIUM)
Sebagian Es di kutub Utara sudah mencair
mengakibatkan permukaan air laut naik.
Muncul pulau pulau di Nusantara dan dataran
rendah di paparan Sunda dan paparan Sahul
tergenang air dan menjadi laut Transgresi.
Pada Zaman ini mulai hidup jenis manusia
Homo Sapiens yaitu jenis manusia seperti
sekarang.
Pembahasan 3
Perkembangan jenis manusia purba di
Indonesia ditentukan dari penemuan para ahli
palaeoantropologi di Indonesia, Jenis manusia
purba yang ditemukan di Indonesia meliputi :
1. Meganthropus
Jenis manusia purba ini ditemukan oleh Van
Koenigswalds eorang ahli paleoantropologi
dari Belanda di desa Sangiran, lembah
Bengawan Solo. Fosil ini karena ukurannya
sangat besar maka dinamakan Meganthropus
Palaeojavanicus ( manusia raksasa dari Jawa)
dan jenis ini dianggap manusia praaksara
paling tua yang hidup diperkirakan 1 juta- 2
juta tahun yang lalu.
2. Pithecanthropus ( Manusiakera)
Jenis ini merupakan fosil manusia purba yang
paling banyak ditemukan di Indonesia. Sisa-
sisa kehidupan manusia purba ini banyak
ditemukan di Mojokerto, Kedung brutus,
Trinil, Sangiran, Sambung macan dan
Ngandong. Jenis manusia ini memiliki tubuh
tegap dengan tinggi badan antara 165-180
Cm, dengan volume otak 750-1300cc. mereka
diperkirakan hidup antara 2,5 Jt-200 ribu
tahun yang lalu.
Jenis Pithecanthropus yang di temukan di
Indonesia yaitu:
Pithecanthropus Mojokertensis
(ManusiakeradariMojokerto)
Jenis manusia purba ini merupakan jenis
manusia pithecanthropus tertua di Indonesia
yang hidup sekitar 2,5 1,5 jt tahun yang lalu.
Pithecanthropus Erectus / Homo Erectus
(Manusia purba yang berjalant egak)
Jenis manusia purba ini merupakan manusia
purba yang persebarannya paling luas, pada
tahun 1890 Eugene Oebois menemukan di
kedung brubus, trinil dan ngawi .
Pithecanthropus Erectus atau Homo Erectus
di percaya para ahli berasal dari afrika yang
berimigrasi pada masa pleistosen 1 sekitar 2
juta tahun yang lalu, dan diperkirakan jenis
manusia ini telah memiliki intelegensia yang
tinggi, dimana mereka sudah mampu
menggunakan api .
3. Homo Sapiens
Setelah manusia purba mengalami proses
evolusi selama ribuan tahun, muncul manusia
jenis homo sapiens (manusia cerdas). Disebut
cerdas karena mampu menbuat peralatan
sederhana dari batu maupun tulang yang
digunakan untuk berburu dan mengolah
makanan. Homo sapiens sudah menggunakan
akal dan memiliki sifat seperti manusia
sekarang, hidup mereka sederhana, hidup
mengembara (nomaden) dan merupakan jenis
manusia purba yang tangguh dalam
beradaptasi dengan lingkungan
Jenis Homo sapiens yang ditemukan di
Indonesia yaitu:
Homo Wajakensis
Jenis manusia purba ini ditemukan di lembah
sungai Brantas, Wajak dan Tulung Agung.
Mereka hidup diperkirakan 40- 25 rb tahun
yang lalu. Jenis manusia ini sudah mengenal
upacara penguburan.
Homo Soloensis
Fosil jenis ini pertama kali ditemukan oleh van
Koenigswald di daerah Ngandong tepi
Bengawan Solo, jenis manusia ini sudah bisa
berdiri dan berjalan sempurna, diperkirakan
mereka hidup antara 900-200 rb tahun yang
lalu.
Homo Floresiensis
Jenis manusia ini ditemukan oleh ilmuan
Australia dan indonesia di gua LiongBua,
Flores. Jenis ini bertubuh mungil seperti
hobbit. Menurut ilmuan yang menemukan
fosil tersebut di perkirakan mereka hidup
sekitar 1 juta tahun yang lalu.
Pembahasan 4
Zaman Megalitikum
Megalitikum berasal dari kata mega yang
berarti besar, dan lithos yangberarti batu.
Zaman Megalitikum biasa disebut dengan
zaman batu besar,karena pada zaman ini
manusia sudah dapat membuat dan
meningkatkankebudayaan yang terbuat dan
batu-batu besar. kebudayaan ini berkembang
dari zaman Neolitikum sampai
zamanPerunggu. Pada zaman ini manusia
sudah mengenal kepercayaan.
Walaupunkepercayaan mereka masih dalam
tingkat awal, yaitu kepercayaanterhadap roh
nenek moyang, Kepercayaan ini muncul
karena pengetahuanmanusia sudah mulai
meningkat.
Menurut Von Heine Geldern, kebudayaan
Megalithikum menyebar ke Indonesia melalui
2 gelombang yaitu :
1. Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada
zaman Neolithikum (2500-1500 SM) dibawa
oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi
(Proto Melayu). Contoh bangunan
Megalithikum adalah menhir, punden
berundak-undak, Arca-arca Statis.
2. Megalith Muda menyebar ke Indonesia
pada zaman perunggu (1000-100 SM) dibawa
oleh pendukung Kebudayaan Dongson
(Deutro Melayu). Contoh bangunan
megalithnya adalah peti kubur batu, dolmen,
waruga Sarkofagus dan arca-arca dinamis.
Apa yang dinyatakan dalam uraian di atas,
dibuktikan dengan adanya penemuan
bangunan batu besar seperti kuburan batu
pada zaman prasejarah, banyak ditemukan
manik-manik, alat-alat perunggu dan besi.
Hasil kebudayaan megalithikum biasanya
tidak dikerjakan secara halus, tetapi hanya
diratakan secara kasar dan terutama hanya
untuk mendapatkan bentuk yang diperlukan.
Peninggalan kebudayaan megalithikum
ternyata masih dapat Anda lihat sampai
sekarang, karena pada beberapa suku-suku
bangsa di Indonesia masih memanfaatkan
kebudayaan megalithikum tersebut.
Contohnya seperti suku Nias.

Adapun beberapa hasil-hasil kebudayaan
pada zaman megalitikum adalah sebagai
berikut:
menhir : tugu batu digunakan untuk
menghormati roh nenek moyang
punden berundak : terbuat dari batu untuk
meletakan sesaji
dolmen : meja batu yang digunakan untuk
meletakan sesaji
waruga : kubur batu yang berbentuk kubus
kubur batu : tempat menyimpan mayat
sarkofagus : kubur batu yang berbentuk
lesung

Pembahasan 5
Kehidupan Sosial, Kebudayaan dan Teknoogi
Masa Prasejarah di Indonesia
1. Masa Berburu dan Meramu (Food
Gathering)/Mengumpulkan Makanan
a) Kehidupan Sosial
1. Pada masyarakat food gathering, mereka
sangat menggantungkan diri pada alam.
Dimana daerah yang mereka tempati harus
dapat memberikan persediaan yang cukup
untuk kelangsungan hidup. Oleh karena itu
mereka selalu berpindah-pindah.
Sebab mereka hidup berpindah-pindah adalah
sebagai berikut:
a. Binatang buruan dan umbi-umbian
semakin berkurang di tempat yang mereka
diami.
b. Musim kemarau menyebabkan binatang
buruan berpindah tempat untuk mencari
sumber air yang lebih baik.
c. Mereka berusaha menemukan tempat
dimana kebutuhan mereka tersedia lebih
banyak dan mudah diperoleh.

2. Mereka masih hidup mengembara. Tempat
tinggal sementara di gua-gua. Ada pula
kelompok yang tinggal di daerah pantai
3. Mencari makanan berupa binatang buruan
dan tumbuh-tumbuhan liar di tepi sungai atau
danau. Mereka mencari kerang sebagai
makanannya.
4. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok
kecil untuk memudahkan pergerakan dalam
mengikuti binatang buruan atau
mengumpulkan makanan.
5. Dalam kelompok-kelompok tersebut
terdapat pembagian tugas kerja, laki-laki pada
umumnya melakukan perburuan. Sementara
itu, para wanita mengumpulkan bahan
makanan seperti buah-buahan dan merawat
anak. Mereka yang memilih dan meramu
makanan yang akan di makan.
6. Hubungan antar anggota sangat erat,
mereka bekerjasama untuk memenuhi
kebutuhan hidup serta mempertahankan
kelompok dari serangan kelompok lain
ataupun dari binatang buas.
7. Populasi pertumbuhan penduduk sangat
kecil karena situasi yang berat, dengan
peralatan yang masih sangat primitif
membuat mereka tidak dapat selamat dari
berbagai bahaya.
b) Kehidupan Budaya
1. Dengan peralatan yang masih sangat
sederhana, mula-mula bisa membuat rakit,
lama kelamaan mereka membuat perahu.
2. Mereka belum mampu membuat gerabah,
oleh karena itu, mereka belum mengenal cara
memasak makanan, salah satunya yaitu
dengan cara membakar.
3. Mereka sudah mengenal perhiasan yang
sanagat primitif yaitu dengan cara merangkai
kulit-kulit kerang sebagai kalung.
4. Untuk mencukupi kebutuhan hiudup
mereka membuat alat-alat dari batu, tulang,
dan kayu.
5. Pada masa itu mereka memilih untuk
tinggal di gua-gua, dari tempat tersebut
ditemukan peninggalan berupa alat-alat
kehidupan yang digunakan pada masa itu,
seperti:
- Kapak perimbas, Kapak Penetak, Kapak
genggam, Pahat genggam, Alat serpih, Alat-
alat dari tulang, dll.

c) Teknologi
Teknologi masa food gathering masih sangat
rendah. Hampir semua alat-alat yang
digunakan masih sangat sederhana sekedar
untuk membantu pekerjaan mereka.
2. Masa Bercocok Tanam (Food Producing)
dan Beternak
a) Kehidupan Sosial
1. Kehidupan bercocok tanamnya dikenal
dengan berhuma, yaitu teknik bercocok
tanam dengan cara membersihkan hutan dan
menanaminya. Setelah tanah tidak subur
maka mereka akan berpindah ke tempat lain
yang masih subur dan melakukan hal yang
sama seperti sebelumnya. Hal ini dilakukan
secara berulang-ulang. Pada
perkembangannya mulai menetapkan
kehidupan bercocok tanam pada tanah-tanah
persawahan
2. Telah tinggal menetap di suatu tempat,
mereka tinggal di sekitar huma tersebut,
dengan cara bercocok tanam dan memelihara
hewan-hewan jenis tertentu. Hal ini
menunjukkan bahwa mereka telah hidup
menetap Hal ini juga menunjukkan bahwa
manusia telah dapat menguasai alam
lingkungan.
3. Dengan hidup menetap, merupakan titik
awal dan perkembangan kehidupan manusia
untuk mencapai kemajuan. Dengan hidup
menetap, akal pikiran manusia mulai
berkembang dan mengerti akan perubahan-
perubahan hidup yang terjadi.
4. Jumlah anggota kelompoknya semakin
besar sehingga membuat kelompok-kelompok
perkampungan, meskipun mereka masih
sering berpindah-pindah tempat tinggal.
5. Populasi penduduk meningkat, usia rata-
rata manusia masa ini 35 tahun.
6. Muncul kegiatan kehidupan
perkampungan, oleh karena itu di buat
peraturan, untuk menjaga ketertiban
kehidupan masyarakat.
7. Diangkat seorang pemimpin yang
berwibawa, kuat, dan disegani untuk
mengatur para anggotanya.
8. Mereka hidup bergotong royong, sehingga
mereka saling melengkapi, saling membantu,
dan saling berinteraksi dalam upaya
memenuhi kebutuhan hidupnya.
b) Kehidupan Budaya
1. Kebudayaan semakin berkembang pesat,
manusia telah dapat mengembangkan dirinya
untuk menciptakan kebudayaan yang lebih
baik
2. Peninggalan kebudayaan manusia pada
masa bercocok tanam semakin banyak dan
beragam, baik yang terbuat dari tanah liat,
batu maupun tulang
3. Hasil kebudayaan pada masa bercocok
tanam:
Beliung Persegi, Kapak Lonjong, Mata panah,
Gerabah, Perhiasan, Bangunan Megalitikum
seperti menhir, dolmen, sarkofagus, kubur
batu, punden berundak, waruga, arca.
c) Teknologi
Pada masa bercocok tanam, kebudayaan
orang-orang purba mengalami perkembangan
yang luar biasa. Pada masa ini terjadi revolusi
secara besar-besaran dalam peradaban
manusia yaitu dari kehidupan food gathering
menjadi food producing. Sehingga terjadi
perubahan yang sangat mendalam dan
meluas dalam seluruh penghidupan umat
manusia.
3. MASA PERTANIAN
Ketika ditemukan tanaman padi maka sistem
pertanian menjadi semakin meningkat dan
berkembang menjadi sistem persawahan.
Mereka juga mulai memelihara binatang
ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka.
a) Kehidupan Sosial
1. Bertani adalah mata pencahariannya. Mulai
membudidayaakan tanaman dan hewan
peliharaan tertentu seperti membudidayakan
tanaman padi dan memelihara kerbau sebagai
hewan ternak;
2. Mereka sudah berladang/ bersawah, dalam
bekerja mereka melakukan secara bersama-
bersama/ secara gotong royong. Dengan alat
pendukung kapak perunggu yang berfungsi
sebagai pacul;
3. Untuk mengisi waktu menunggu musim
panen tiba mereka membuat anyaman dari
bambu/ rotan;
4. Mendiami tempat-tempat kecil dengan
tujuan untuk menghindari serangan binatang
buas;
5. Mulai mendirikan rumah sebagai tempat
berteduh dengan cara bergotong-royong yang
disertai dengan upacara tradisional. Mulai
menetap dalam waktu yang cukup lama.
Mereka sudah mengenal pertukangan dengan
alat pendukung berupa kapak beliung yang
berfungsi sebagai alat pemotong kayu.
Dengan alat-alat tersebut digunakan untuk
mendirikan rumah dengan cara gotong-
royong pula;
6. Muncul ikatan sosial antara masyarakat
dan keluarga;
7. Muncul struktur kepemimpinan di
kampung;
8. Mulai digunakan bahasa sebagai alat
komunikasi;
9. Mereka telah memiliki aturan dalam
kehidupan masyarakat guna ketertiban dan
rapinya kerjasama dengan cara pembagian
kerja;
10. Mereka memiliki kebiasaan untuk
menyelenggarakan upacara secara teratur
yang melibatkan orang lain.
b) Kehidupan Budaya dan Teknologi
1. Mereka sudah menetap, dan tinggal di
rumah-rumah, membentuk perkampungan
dan hidup sebagai petani;
2. Mereka telah mengenal musim sehingga
dapat dipastikan mereka telah menguasai
ilmu perbintangan (ilmu falak);
3. Mereka telah menggunakan alat-alat
kehidupan yang halus seperti kapak persegi,
dan kapak lonjong, selain itu juga
menggunakan kapak perunggu, nekara,
gerabah serta benda-benda megalitik;
4. Alat-alat yang dibuat dari batu, seperti
kapak batu halus dengan beragai ukuran
kapak batu dengan ukuran kecil yang indah
digunakan sebagai mas kawin, alat penukar,
atau alat upacara;
5. Kapak-kapak dari logam berupa perunggu
memunculkan budaya megalitik berupa
menhir, dolmen, punden berundak,
pandhusa, dll;
6. Alat-alat yang dibuat dari tanah liat sangat
berhubungan erat dengan adanya proses
kimia, yaitu proses pencampuran tanah liat,
penjemuran, dan teknik-teknik
pembakarannya. Gerabah sudah dibuat
dengan warna-warni dan dengan hiasan yang
beraneka ragam. Seperti hiasan dari anyaman
kain yang menunjukkan bahwa nenek moyang
kita sudah mengenal tulisan.
4. MASA PERUNDAGIAN
a) Kehidupan Sosial
1. Jumlah penduduk semakin bertambah.
Kepadatan penduduk bertambah, pertanian
dan peternakan semakin maju, mereka
memiliki pengalaman dalam bertani dan
berternak mereka mengenal cara bercocok
tanam yang sederhana;
2. Mereka memiliki pengetahuan tentang
gejala alam dan musim, mereka mulai dapat
memperkirakan peristiwa alam dan
memperhitungkan musim tanam dan musim
panen;
3. Dengan diterapkan sistem persawahan
maka pembagian waktu dan kerja semakin
diketatkan;
4. Dalam masyarakat muncul golongan
undagi, mereka merupakan golongan yang
terampil untuk melakukan perkerjaan seperti
pembuatan rumah kayu, gerobak, maupun
benda logam. Pertanian tetap menjadi usaha
utama masyarakat;
5. Dari segi sosial, kehidupan masyarakat
zaman ini semakin teratur. Contohnya : ada
pembagian kerja yang baik berdasarkan
kemampuan yang dimiliki masing-masing
individu;
6. Pembagian kerja semakin komplek dimana
perempuan tidak hanya bekerja di rumah
tetapi juga berdagang di pasar.
b) Kehidupan Budaya
1. Masyarakat zaman ini telah menunjukkan
tingkat budaya yang tinggi terlihat dari
berbagai bentuk benda seni dan upacara yang
ditemukan menunjukkan keterampilan
masyarakat perundagian yang tinggi;
2. Zaman ini ditandai dengan pesatnya
kemampuan membuat alat-alat akibat
perkembangan teknologi. Mereka
menemukan teknologi peleburan biji logam.
Oleh karena itu, semakin banyak manusia
yang menggunakan logam untuk memenuhi
perkakas hidupnya;
3. Pada zaman perunggu, orang dapat
memperoleh jenis logam yang lebih keras
daripada tembaga, sebab perunggu
merupakan logam campuran dari tembaga
dan timah. Sehingga dapat dikatakan bahwa
kebudayaan manusia pada zaman ini jauh
lebih tinggi. Terbukti masyarakatnya sudah
mengenal teknologi peleburan dan
pencampuran logam.;
4. Pada zaman besi, manusia telah
menemukan logam yang jauh lebih keras lagi
dimana harus dileburkan pada titik lebur yang
cukup tinggi. Sehingga alat-alat pada zaman
ini telah lebih sempurna daripada
sebelumnya. Kemampuan membuat benda-
benada jauh lebih tinggi tingkatannya
dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Teknologi peleburan logam yang digunakan
adalah dengan sistem pemanasan,
pencetakan logam, pencampuran logam dan
penempaan logam;
5. Pada zaman Perundagian peralatan
gerabah masih ditemukan dengan teknologi
yang semakin maju. Hal ini menunjukkan
bahwa peranan alat-alat dari gerabah
tersebut tidak dapat digantikan dengan
mudah oleh alat-alat dari dari logam.
c) Teknologi
1. Teknologi dapat dilihat dari pembuatan
alat-alat pada masa itu. Terlebih lagi teknologi
tersebut terlihat pada masa penggunaan alat-
alat dari logam. Hal ini disebabkan karena
teknik yang digunakan untuk membuat alat-
alat dari logam tersebut diadopsi dari teknik
membuat logam di daratan Cina;
2. Logam digunakan sebab penggunaan alat
bercocok tanam dari logam lebih efisien selain
itu memiliki nilai artistik yang lebih tinggi jika
dibandingkan alat-alat dari batu;
3. Zaman logam disebut juga zaman
perundagian dimana masyarakat telah
mampu membuat peralatan dengan teknologi
sederhana dengan bahan baku logam;
4. Teknik yang digunakan pada masa itu
adalah teknik a cire perdue. Caranya sebagai
berikut :
1. Benda yang hendak dibuat, terlebih dulu
dibuat dari lilin lengkap dengan segala
bagiannya;
2. Model lilin tersebut kemudian ditutup
dengan tanah;
3. Dengan cara dipanaskan maka tanah
tersebut akan menjadi keras, sedangkan
lilinnya akan cair dan mengalir keluar dari
lubang yang ada dalam selubung;
4. Jika lilin telah habis maka logam cair
dapat dituang ke tempat lilin tadi;
5. Setelah dingin, selubung tanah dipecah
dan jadilah benda yang kita kehendakai yang
terbuat dari logam.
Budaya Masa Pra-Sejarah Indonesia
Berbicara perkara kehidupan manusia,
khususnya dalam arena prasejarah, tentu
tidak akan terlepas dari perkara yang lain
yaitu lingkungan alam dan budaya. Aspek
lingkungan ini merupakan salah satu unsur
penting pembentuk suatu budaya
masyarakat. Manusia masa prasejarah masih
sangat menggantungkan hidupnya pada alarn,
oleh karena itu hubungan yang begitu dekat
antara manusia dengan lingkungan membawa
konsekuensi bahwa manusia hams senantiasa
beradaptasi dengan lingkungan yang
ditempati, salah satunya tercermin dari hasil
budaya. Untuk mendapatkan penjelasan
tentang kehidupan manusia masa prasejarah
maka perlu mengintegrasikan antara
tinggalan manusia, tinggalan budaya, dan
lingkungan alamnya. Dengan demikian studi
tentang hubungan antara manusia, budaya,
dan lingkungan alam masa prasejarah
merupakan topik yang tetap aktual menarik,
dan perlu dikembangkan dalam disiplin ilmu
arkeologi. Nilai-nilai budaya masa prasejarah
artinya, konsep-konsep umum tentang
masalah-masalah dasar yang sangat penting
dan bernilai bagi kehidupan masyarakat
prasejarah di Indonesia. Konsep-konsep
umum dan penting itu hingga kini masih
tersebar luas di kalangan masyarakat
Indonesia. Nilai-nilai budaya masa prasejarah
Indonesia itu masih terlihat dalam bentuk
kegiatan-kegiatan berikut:
1. Mengenal Astronomi
Pengetahuan tentang astronomi sangat
penting dalam kehidupan mereka terutama
pada saat berlayar waktu malam hari.
Astronomi juga, penting artinya dalam
menentukan musim untuk keperluan
pertanian.
2. Mengatur Masyarakat
Dalam kehidupan kelompok masyarakat yang
sudah menetap diperlukan adanya aturan-
aturan dalam masyarakat. Pada masyarakat
dari desa-desa kuno di Indonesia telah
memiliki aturan kehidupan yang demokratis.
Hal ini dapat ditunjukkan dalam musyawarah
dan mufakat memilih seorang pemimpin.
Seorang pemimpin yang dipilih itu diharapkan
dapat melindungi masyarakat dari gangguan
masyarakat luar maupun roh jahat dan dapat
mengatur masyarakat dengan baik. Bila
seorang pemimpin meninggal, makamnya
dipuja oleh penduduk daerah itu.
3. Sistem Macapat
Sistem macapat ini merupakan salah satu
butir dari 10 butir penelitian J.L.A. Brandes
tentang keadaan Indonesia menjelang
berakhirnya zaman prasejarah. Sistem
macapat merupakan suatu tatacara yang
didasarkan pada jumlah empat dan pusat
pemerintah terletak di tengah-tengah wilayah
yang dikuasainya. Pada pusat pemerintahan
terdapat tanah lapang (alun-alun) dan di
empat penjuru terdapat bangunan-bangunan
yang penting seperti keraton, tempat
pemujaan, pasar, penjara. Susunan seperti itu
masih banyak ditemukan pada kota-kota
lama.
4. Kesenian Wayang
Munculnya kesenian wayang berpangkal pada
pemujaan roh nenek moyang. Jenis wayang
yang dipertunjukkan adalah wayang kulit,
wayang orang dan wayang golek (boneka).
Cerita dalam pertunjukkan wayang
mengambil tema tentang kehidupan pada
masa itu dan setelah mendapat pengaruh
bangsa Hindu muncul cerita Mahabarata dan
Ramayana.
5. Seni Gamelan
Seni gamelan digunakan untuk mengiringi
pertunjukkan wayang dan dapat mengiringi
pelaksanaan upacara.
6. Seni Membatik
Seni membatik merupakan kerajinan untuk
menghiasi kain dengan menggunakan alat
yang disebut canting. Hiasan gambar yang
diambil sebagian besar berasal dari alam
lingkungan tempat tinggalnya. Di samping itu
ada seni menenun dengan beraneka ragam
corak.
7. Seni Logam
Seni membuat barang-barang dari logam
menggunakan teknik a Cire Perdue. Teknik a
Cire Perdue adalah cara membuat
barangbarang dari logam dengan terlebih
dulu membentuk tempat untuk mencetak
logam sesuai dengan benda yang dibutuhkan.
Tempat untuk mencetak logam sesuai dengan
benda yang dibutuhkan. Tempat untuk
mencetak logam itu ada yang terbuat dari
batu, tanah liat, dan sebagainya. Pada tempat
cetakan itu dituang logam yang sudah
dicairkan dan setelah dingin cetakan itu
dipecahkan, sehingga terbentuk benda yang
dibutuhkannya. Barang-barang logam yang
ditemukan sebagian besar terbuat dari
perunggu.
Pembahasan 7

Mesolithikum (Zaman Batu Tengah)
Setelah pleistosen berganti dengan holosen,
kebudayaan paleolithikum tidak begitu saja
lenyap melainkan mengalami perkembangan
selanjutnya. Di Indonesia, kebudayaan
paleolithikum itu mendapat pengaruh baru
dengan mengalirnya arus kebudayaan baru
dari daratan Asia ygna membawa coraknya
sendiri. Kebudayaan baru yang timbul itu
dinamakan Mesolithikum.
Kebudayaan mesolithikum ini banyak
ditemukan bekas-bekasnya di Sumatra, Jawa ,
Kalimantan, Sulawesi dan di Flores. Dari
peninggalan-peninggalan tersebut dapat
diketahui bahwa jaman itu manusia masih
hidup dari berburu dan menangkap ikan
(Food-Gathering). Akan tetapi sebagian sudah
mempunyai tempat tinggal tetap, sehingga
bisa dimungkinkan sudah bercocok tanam
walau masih sangat sederhana dan secara
kecil-kecilan.
Bekas-bekas tempat tinggal mereka
ditemukan di pinggir pantai
(Kjokkenmoddinger) dan di dalam gua-gua
(Abris Sous Roche). Disitulah pula banyak
didapatkan bekas-bekas kebudayaannya.

Penelitian di bukit kerang menghasilkan
banyak penemuan kapak genggam yang
ternyata berbeda dengan chopper (kapak
genggam Paleolithikum). Kapak genggam yang
ditemukan di dalam bukit kerang tersebut
dinamakan pebble / kapak Sumatra. Bentuk
pebble dapat dikatakan sudah cukup
sempurna dan buatannya agak halus. Hal ini
membuktikan bahwa alat-alat pada zaman
mesolithikum merupakan pengembangan
dari alat-alat zaman paleolithikum, dimana
cara pembuatannya lebih baik dan lebih halus
dari zaman paleolithikum.
A. HASIL KEBUDAYAAN MESOLITHIKUM
1. Kebudayaan Pebble (Pebble Culture)
a. Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)

Kjokkenmoddinger adalah istilah yang
berasal dari bahasa Denmark yaitu
kjokken artinya dapur dan modding
artinya sampah jadi
Kjokkenmoddinger arti sebenarnya
adalah sampah dapur. Dalam
kenyataan Kjokkenmoddinger adalah
timbunan atau tumpukan kulit kerang
dan siput yang mencapai ketinggian
7 meter dan sudah membatu atau
menjadi fosil. Kjokkenmoddinger
ditemukan disepanjang pantai timur
Sumatera yakni antara Langsa dan
Medan. Dari bekas-bekas penemuan
tersebut menunjukkan bahwa
manusia purba yang hidup pada
zaman ini sudah menetap. Tahun
1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels
melakukan penelitian di bukit kerang
tersebut dan hasilnya banyak
menemukan kapak genggam yang
ternyata berbeda dengan chopper
(kapak genggam Palaeolithikum).
b. Pebble (kapak genggam
Sumatera = Sumateralith)

Tahun 1925, Dr. P.V. Van
Stein Callenfels melakukan
penelitian di bukit kerang
tersebut dan hasilnya
menemukan kapak genggam.
Kapak genggam yang
ditemukan di dalam bukit
kerang tersebut dinamakan
dengan pebble/kapak
genggam Sumatra
(Sumatralith) sesuai dengan
lokasi penemuannya yaitu
dipulau Sumatra. Bahan-
bahan untuk membuat kapak
tersebut berasal batu kali
yang dipecah-pecah.

c. Hachecourt (kapak pendek)
Selain pebble yang
diketemukan dalam bukit
kerang, juga ditemukan
sejenis kapak tetapi
bentuknya pendek (setengah
lingkaran) yang disebut
dengan hachecourt/kapak
pendek.

d. Pipisan

Selain kapak-kapak yang
ditemukan dalam bukit
kerang, juga ditemukan
pipisan (batu-batu penggiling
beserta landasannya). Batu
pipisan selain dipergunakan
untuk menggiling makanan
juga dipergunakan untuk
menghaluskan cat merah.
Bahan cat merah berasal dari
tanah merah. Cat merah
diperkirakan digunakan untuk
keperluan religius dan untuk
ilmu sihir.




2. Kebudayaan Tulang dari Sampung
(Sampung Bone Culture)

Berdasarkan alat-alat kehidupan yang
ditemukan di goa lawa di Sampung (daerah
Ponorogo - Madiun Jawa Timur) tahun 1928 -
1931, ditemukan alat-alat dari batu seperti
ujung panah dan flakes, kapak yang sudah
diasah, alat dari tulang, tanduk rusa, dan juga
alat-alat dari perunggu dan besi. Oleh para
arkeolog bagian terbesar dari alat-alat yang
ditemukan itu adalah tulang, sehingga disebut
sebagai Sampung Bone Culture.

3. Kebudayaan Flakes (Flakes Culture)
Abris Sous Roche (Gua tempat tinggal)

Abris Sous Roche adalah goa-goa yang
yang dijadikan tempat tinggal
manusia purba pada zaman
Mesolithikum dan berfungsi sebagai
tempat perlindungan dari cuaca dan
binatang buas. Penyelidikan pertama
pada Abris Sous Roche dilakukan oleh
Dr. Van Stein Callenfels tahun 1928-
1931 di goa Lawa dekat Sampung
Ponorogo Jawa Timur. Alat-alat yang
ditemukan pada goa tersebut antara
lain alat-alat dari batu seperti ujung
panah, flakes, batu pipisan, kapak
yang sudah diasah yang berasal dari
zaman Mesolithikum, serta alat-alat
dari tulang dan tanduk rusa.Di antara
alat-alat kehidupan yang ditemukan
ternyata yang paling banyak adalah
alat dari tulang sehingga oleh para
arkeolog disebut sebagai Sampung
Bone Culture / kebudayaan tulang
dari Sampung. Karena goa di
Sampung tidak ditemukan Pebble
ataupun kapak pendek yang
merupakan inti dari kebudayaan
Mesolithikum. Selain di Sampung,
Abris Sous Roche juga ditemukan di
daerah Besuki dan Bojonegoro Jawa
Timur. Penelitian terhadap goa di
Besuki dan Bojonegoro ini dilakukan
oleh Van Heekeren. Di Sulawesi
Selatan juga banyak ditemukan Abris
Sous Roche terutama di daerah
Lomoncong yaitu goa Leang Patae
yang di dalamnya ditemukan flakes,
ujung mata panah yang sisi-sisinya
bergerigi dan pebble. Di goa tersebut
didiami oleh suku Toala, sehingga
oleh tokoh peneliti Fritz Sarasin dan
Paul Sarasin, suku Toala yang sampai
sekarang masih ada dianggap sebagai
keturunan langsung penduduk
Sulawesi Selatan zaman prasejarah.
Untuk itu kebudayaan Abris Sous
Roche di Lomoncong disebut
kebudayaan Toala. Kebudayaan Toala
tersebut merupakan kebudayaan
Mesolithikum yang berlangsung
sekitar tahun 3000 sampai 1000 SM.
Selain di Jawa Timur dan Sulawesi
Selatan, Abris Sous Roche juga
ditemukan di daerah Timor dan Rote.
Penelitian terhadap goa tersebut
dilakukan oleh Alfred Buhler yang di
dalamnya ditemukan flakes dan ujung
mata panah yang terbuat dari batu
indah.
Pembahasan 8
Pengaruh Budaya Vietnam (Bacson-Hoabinh,
Dongson, Sa Huynh-Kalanay) dan India di
Indonesia

Diperkirakan pada zaman pra sejarah,
kebudayaan asli Indonesia telah mempunyai
hubungan dengan kebudayaan luar sehingga
kebudayaan luar membawa dampak dan
pengaruh terhadap budaya Indonesia. Bukti
yang menguatkan dugaan ini adalah
ditemukannya kesamaan alat-alat yang
digunakan oleh masyarakat pada zaman itu.
Kebudayaan luar yang memiliki kesamaan
dengan budaya Indonesia antara lain budaya
Vietnam (Bacson-Hoabinh, Dongson, Sa
Huynh-Kalanay) dan budaya India. Adapun
budaya Bacson-Hoa binh, Dongson dan Sa
Huynh-Kalanay berasal dari daerah Vietnam
bagian utara dan selatan.
A. Kebudayaan Bacson-Hoabinh (16000
1000 SM)
Sejak tahun 1920-an istilah Bacson-Hoabinh
merupakan nama sebuah tempat pembuatan
alat-alat yang terbuat dari batu yang
dipangkas satu atau dua sisi permukaannya.
Hal ini bermula ketika ditemukannya alat-alat
batu berbentuk lonjong, segitiga, segiempat,
batu bertangkai serta tulang-belulang
manusia pada saat penggalian di pegunungan
kapur HoaBinh daerah Bacson, Vietnam
bagian utara. Di wilayah Indonesia sendiri,
alat-alat batu kebudayaan Bacson-Hoabinh
ditemukan di daerah Papua, Pulau Sumatra
(Lhokseumawe dan Medan), Pulau Jawa
(sekitar Bengawan Solo), Pulau Sulawesi dan
Pulau Nusa Tenggara. Adapun hasil
kebudayaan Bacson-Hoabinh antara lain
Kapak Dari Tulang dan Tanduk, Kapak
Genggam dan Flakes (alat alat kecil terbuat
dari batu yang berfungsi sebagai pisau).
Kebudayaan Bacson-Hoabinh berkembang di
Indonesia seiring adanya migrasi yang
dilakukan melalui dua jalur yakni jalur barat
dan jalur utara. Mereka datang ke bumi
nusantara menggunakan perahu bercadik
dengan mendiami daerah Sumatra dan Jawa
bagian timur. Lambat laun keberadaan
mereka terdesak dengan hadirnya Bangsa
Melayu yang datang dikemudian hari. Hal ini
menyebabkan mereka melakukan pelayaran
menuju Indonesia bagian timur dan kita
mengenalnya sebagai ras Papua. Pada saat itu
ras Papua menganut atau berlangsung
kebudayaan Mesolitikum sehingga dinamakan
sebagai Papua Melanesoid. Mereka hidup
setengah menetap di gua-gua dengan
meninggalkan bukti sejarah berupa sampah
dapur (kjokkenmoddinger) dan bukit-bukit
kerang. Mata pencaharian masyarakatnya
pada saat itu didominasi dengan aktivitas
perburuan dan bercocok tanam secara
sederhana. Masyarakat mesolitikum telah
mengenal kesenian. Mereka meninggalkan
jejak sejarah berupa lukisan mirip babi dan
cap tangan di dinding-dinding gua, kita bisa
menjumpainya di Gua Leang-Leang, daerah
Sulawesi.
B. Kebudayaan Dongson (2000 300 SM)
Kebudayaan Dongson berasal dari daerah
Tonkin, Vietnam. Mereka handal dalam
pertanian, berternak kerbau dan babi serta
memiliki kemampuan berlayar yang sangat
hebat di zamannya. Adapun benda-benda
peninggalan kebudayaan Dongson memiliki
karakter yang khas dengan motif yang
mengisyaratkan adanya suatu pengaruh atau
aliran-aliran tertentu seperti motif geometri,
arsiran, spiral, segitiga dan jalinan. Mereka
juga mampu mengolah perunggu sebagai
bahan untuk membuat berbagai macam alat
dan di Indonesia sendiri kita dapat
menemukan alat-alat peninggalan
kebudayaan Dongson ini di daerah Kerinci dan
Madura.
Kebudayaan Dongson telah mempengaruhi
perkembangan budaya logam di Indonesia.
Ada beberapa daerah penting di Indonesia
yang mengembangkan budaya ini, antara lain:
1. Budaya logam awal di Jawa
Di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta, terdapat
peninggalan logam berupa peti kubur batu
(sarkofagus). Diperkirakan ini merupakan
bekal kubur yang berupa peralatan dari besi.
2. Budaya logam awal di Sumatra
Di temukannya kubur batu yang dihiasi
dengan manik-manik kaca serta sejumlah
benda logam seperti peniti emas dan tombak
besi di daerah Pasemah, Sumatra Barat.
3. Budaya logam awal di Sumba, Nusa
Tenggara
Kita bisa menjumpai kebudayaan masyarakat
Sumba, Nusa Tenggara Timur dimana mereka
memberi bekal berupa benda-benda logam
yang diletakkan disebelah peti mati. Selain itu
ditemukan pula alat-alat rumah tangga yang
terbuat dari logam seperti bejana dan
tembikar kecil.
4. Budaya logam awal di Bali
Di Bali kita juga menemukan kebudayaan
bekal kubur seperti daerah Sumba. Mereka
percaya bahwa ini merupakan cara mereka
untuk menghormati roh leluhur yang telah
meninggal.
C. Kebudayaan Sa huynh-kalanay (750 SM-
200 SM)
Sa huynh merupakan daerah di dekat pantai
sekitar 140 km ke arah selatan dari Kota
Tourane, Vietnam sedangkan Kalanay
merupakan daerah di Filipina. Kebudayaan ini
berkembang di Indonesia pada zaman
perundagian dengan memberi dampak dalam
pembuatan gerabah. Sangat sulit bagi kita
untuk mengukur seberapa besar pengaruh
pembuatan gerabah yang berasal dari
kebudayaan Sa huynh-kalanay karena di
Indonesia sendiri telah mengenal tradisi
gerabah sejak zaman neolithikum (masa
bercocok tanam). Ciri khas gerabah dari
peninggalan kebudayaan Sa huynh-kalanay
terdapat pada pola motif dimana biasanya
berpola anyama, keranjang atau gulungan tali.
D. Kebudayaan India (500 SM ke atas)
Sejak jaman pra aksara, masyarakat Indonesia
telah memiliki kemampuan dalam berlayar
terutama menggunakan perahu bercadik. Di
India juga ditemukan perahu bercadik
tepatnya pada peninggalan suku Thanar
dimana mereka telah melakukan perdagangan
kelapa dengan masyarakat Indonesia sehingga
diperkirakan adanya perahu bercadik di India
disebabkan adanya pengaruh kebudayaan
Indonesia. Kegiatan perdagangan seperti ini
memberi dampak atau pengaruh kebudayaan
dan kepercayaan Bangsa India kepada
masyarakat Indonesia juga. Adapun bukti
pengaruh budaya India di Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Adanya arca Buddha dari perunggu di
daerah Sempaga (Sulawesi), Kutai
(Kalimantan), Jember (Jawa) dan Sumatera
Selatan,
2. Ditemukan prasasti di Kerajaan Kutai dan
Tarumanegara yang berbahasa sanskerta dan
berhuruf Pallawa,
3. Adanya candi hindu-budha di Indonesia,
4. Adanya prasasti kerajaan Sriwijaya yang
berhuruf Pallawa,
5. Adanya budaya India yang menjadi budaya
Indonesia,
6. Adanya sistem kerajaan hindu-budha.
Pembahasan 9
Bangsa Proto Melayu dan Bangsa Deutero
Melayu

a. Bangsa Proto Melayu (Bangsa Melayu Tua)
Kira-kira pada tahun 1500 SM bangsa Proto
Melayu masuk ke
Indonesia. Bangsa Proto Melayu memasuki
Indonesia melalui dua jalur/
jalan, yakni jalan barat, yaitu melalui Malaya -
Sumatra dan jalan timur, yaitu
melalui Pilipina - Sulawesi Utara.
Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan
yang setingkat lebih tinggi
daripada kebudayaan Homo Sapiens
Indonesia. Kebudayaan mereka adalah
kebudayan batu-baru atau Neolitikum (neo =
baru, lithos = batu). Meskipun
barang-barang hasil kebudayaan mereka
masih terbuat dari batu, tetapi telah
dikerjakan dengan baik. Barang-barang hasil
kebudayaan yang terkenal ialah
kapak persegi dan kapak lonjong.
Kebudayaan kapak persegi dibawa oleh
bangsa Proto Melayu yang
melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan
kapak lonjong dibawa melalui
jalan timur. Bangsa Proto Melayu akhirnya
terdesak dan bercampur dengan
bangsa Deutero Melayu yang kemudian
menyusul masuk ke Indonesia.
Bangsa Indonesia sekarang yang termasuk
keturunan bangsa Proto Melayu,
misalnya suku bangsa Batak, Dayak, dan
Toraja.

b. Bangsa Deutero Melayu (Bangsa Melayu
Muda)
Kira-kira tahun 500 SM, nenek moyang kita
gelombang ke dua mulai
memasuki Indonesia. Bangsa Deutero Melayu
memasuki Indonesia melalui
satu jalan saja, yaitu jalan barat (yakni melalui
Malaya - Sumatera ). Menurut
N. Daldjoeni (1984), bangsa Deutero Melayu
atau Melayu Muda ini berasal
dari Dongson di Vietnam Utara, sehingga
mereka ini kadang kala disebut
orang-orang Dongson. Mereka telah memiliki
kebudayaan yang lebih tinggi
daripada bangsa Proto Melayu. Peradaban
mereka ditandai dengan
kemampuan mengerjakan logam dengan
sempurna. Barang-barang hasil
kebudayaan mereka telah terbuat dari logam.
Mula-mula dari perunggu dan
kemudian dari besi. Hasil kebudayaan logam
di Indonesia yang terpenting
ialah kapak corong atau kapak sepatu dan
nekara. Di bidang pengolahan
tanah, mereka telah sampai pada usaha irigasi
atas tanah-tanah pertanian
yang berhasil mereka wujudkan, yakni dengan
membabad hutan terlebih
dahulu. Sudah selayaknya mereka mencari
daerah-daerah seperti di Jawa
dan pantai-pantai Sumatra untuk digarap
seperti di negeri asal mereka.
Mereka juga telah mengenal perikanan laut
dan pelayaran, sehingga rute
perpindahan ke Nusantara juga
memanfaatkan jalan laut. Bangsa Indonesia
sekarang yang termasuk keturunan bangsa
Deutero Melayu, misalnya sukubangsa Jawa,
Madura, Menado dan Melayu (Sumatra,
KalimantandanMalaka).

Selanjutnya berdasarkan perbedaan ras,
manusia ( penduduk ) Indonesia
awal paling tidak ada 4 (empat) ras, yaitu
Manusia Purba, Ras Weddid
(Wedda), Ras Papua - Melanesoida (Negrito),
dan Ras Melayu (Austronesia).
Pembahasan 10
Kebudayaan perunggu
Perunggu merupakan perpaduan bahan
tembaga dengan timah. Cara pembuatan alat
dari perunggu ada dua.
a. Cara bivalve, dilakukan dengan
menggunakan cetakan batu yang terdiri atas
dua buah bagian, kemudian diikat menjadi
satu, lelehan logam dituangkan, dan tunggu
hingga beku. Setelah beku, cetakan dapat
dibuka. Alat ini dapat digunakan beberapa
kali.
b. Cara a cire perdue atau cara tuangan lilin,
yaitu dengan membuat model benda dari lilin,
kemudian dibungkus dengan tanah liat dan
bagian atasnya diberi lubang, kemudian
dibakar sehingga lapisan lilin meleleh dan
keluar melalui lubang. Dari bagian lubang itu
juga dituangkan lelehan logam hingga penuh.
Setelah logam lelehan membeku, model dari
tanah liat dipecahkan dan hasil cetakan dari
logam tinggal dirapikan
Beberapa Contoh Barang :
a. Nekara
Nekara merupakan alat bunyi-bunyian yang
digantungkan secara mendatar dan dipukul
dari atas. Ada nekara yang ukurannya besar,
dengan tinggi 186 cm dan lebar 160 cm, yakni
Nekara Bulan Pejeng yang terdapat di Bali.
Nekara yang ukurannya kecil disebut moko,
banyak ditemukan di Alor, Nusa Tenggara
Timur. Daerah temuan nekara yang lain
adalah Sumatra, Jawa, Sumbawa,Roti, Selayar,
dan Kei.
b.Kapak corong
Kapak corong adalah kapak yang bentuknya
menyerupai corong. Terdapat lubang di
bagian atas dan di dalamnya digunakan untuk
memasukkan tangkai kapak. Oleh karena itu
disebut kapak sepatu, fungsinya sebagai
kapak biasa. Kapak corong yang panjang
disebut candrasa. Kapak corong untuk
upacara dihiasi dengan bermacam pola hias.
Kapak corong berukuran besar ditemukan di
Makassar, Roti, Sentani (Papua), Tuban (Jawa
Timur), dan Jawa Barat.
c. Arca perunggu
Bentuknya bermacam-macam, ada yang
berbentuk manusia dan hewan yang
bentuknya sederhana. Patung perunggu kecil
ditemukan di daerah Bangkinang (Riau) dan
Limbangan (Bogor).
d. Perhiasan perunggu
Antara lain, gelang, cincin, dan bandul kalung
yang bisa ditemukan di seluruh Nusantara.
e. Bejana perunggu
Semacam periuk yang ditemukan di Kerinci,
Sumatra
Pembahasan 11
Dr. Von Koenigswald membagi lapisan
Diluvium lembah Sungai Bengawan Solo
menjadi tiga, yaitu :
1) Lapisan Jetis (Pleistosen Bawah) ditemukan
jenis Pithecanthropus robustus.
2) Lapisan Trinil (Pleistosen Tengah)
ditemukan jenis Pithecanthropus erectus.
3) Lapisan Ngandong (Pleistosen Atas)
ditemukan jenis Homo soloensis.

Pembahasan 12
Teori Tentang Masuk dan Menyebarkan
Hindu-Buddha Ke Kepulauan Riau
Untuk penyiaran Agama Hindu ke Indonesia,
terdapat beberapa Teori yaitu antara lain:
1. Teori Waisya, diutarakan oleh Dr.N.J.Krom,
berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke
Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang
datang untuk berdagang ke Indonesia, bahkan
diduga ada yang menetap karena menikah
dengan orang Indonesia.

2. Teori Ksatria, diutarakan oleh F.D.K Bosch
berpendapat bahwa yang membawa agama
Hindu ke Indonesia adalah kaum
ksatria.Adanya raja-raja dari India yang datang
menaklukan daerah-daerah tertentu di
Indonesia dan menghindukan penduduknya.
3. Teori Brahmana, diutarakan oleh
J.C.Vanleur berpendapat bahwa agama Hindu
masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum
Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana
yang berhak mempelajari dan mengerti isi
kitab suci Weda. Kedatangan Kaum Brahmana
tersebut diduga karena undangan
Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau
sengaja datang untuk menyebarkan agama
Hindu ke Indonesia.
4. Teori Sudra ,teori ini menyatakan bahwa
agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh
kasta sudra. Mereka yang datang ke Indonesia
bertujuan untuk mengubah kehidupan
mereka karena di India hanya hidup sebagai
budak.

5. Teori Gabungan ,Teori ini beranggapan
bahwa kaum brahmana,bangsawan,dan para
pedagang bersama-sama menyebarkan
agama Hindu sesuai dengan peranan masing-
masing
Pembahasan 13
Silpasastra
1. Kitab Vastusastra atau Silpasastra yang
dikerjakan oleh silpin yaitu seniman yang
membuat candi (arsitek zaman dahulu).
2. Salah satu bagian dari kitab Vastusastra
adalah Manasara yang berasal dari India
Selatan, yang tidak hanya berisi patokan-
patokan membuat kuil beserta seluruh
komponennya saja, melainkan juga arsitektur
profan, bentuk kota, desa, benteng,
penempatan kuil-kuil di kompleks kota/desa,
dll.
3. Beberapa ketentuan dari kitab selain
Manasara namun sangat penting di Indonesia
adalah syarat bahwa bangunan suci sebaiknya
didirikan di dekat air, baik air sungai
(terutama di dekat pertemuan 2 buah sungai,
danau, laut, bahkan kalau tidak ada harus
dibuat kolam buatan atau meletakkan sebuah
jambangan berisi air di dekat pintu masuk
bangunan suci tersebut. Selain di dekat air,
tempat terbaik mendirikan sebuah candi yaitu
di puncak bukit, di lereng gunung, di hutan, di
lembah,dsb. Seperti kita ketahui, candi-candi
pada umumnya didirikan di dekat sungai,
bahkan candi Borobudur terletak di dekat
pertemuan sungai Opak dan sungai Progo.

Pembahasan 14
Kitab Terkenal di Sejarah Indonesia

1) Mahabharata
Mahabharata adalah epik India yang
menceritakan pertikaian antara keturunan
Raja Bharata dari Hastinapura, yakni Pandawa
sebagai pihak kebaikan melawan pihak
Kurawa sebagai pihak kebatilan. Pandawa
(lima bersaudara) dan Kurawa (seratus
bersaudara: 99 laki-laki, 1 wanita) adalah
saudara sepupu dari garis ayah. Peperangan
antara mereka dikenal dengan Bharatayudha
(Peperangan antara keturunan Bharata), yang
berlangsung di lapang Kurusetra dan
dimenangkan pihak Pandawa. Meski menang,
banyak saudara dan raja pembantu dari
Pandawa yang gugur dalam perang.

Kitab Mahabharata dianggap sebagai kitab
suci Weda ke-5 setelah Rigweda, Yajurweda,
Samaweda, dan Atharwaweda. Mahabharata
asli terdiri atas 100.000 seloka yang terbagi
dalam 18 parwa (jilid atau buku).

Selain 18 parwa, adapula tambahan yang
berjudul Hariwangsa yaitu cerita asal-usul
Kresna (Krishna), sepupu Pandawa yang
menjadi penasehat Pandawa dalam perang
Bharatayudha. Kresna pula yang
menyemangati Arjuna yang patah semangat
untuk berperang melawan Kurawa karena ia
harus berhadapan dan membunuh guru,
leluhur, dan sanak-saudaranya sendiri.
Nasihat Kresna kepada Arjuna ini termuat
dalam episode Bhagawad Gita.

Di dalam Mahabharata ini banyak terdapat
nama kerajaan yang memang ada di India
secara historis, di antaranya Magadha dan
Kalingga. Sebagai karya sastra tentunya karya
ini berkaitan dengan kenyataan sehari-hari
rakyat India ketika itu. Di dalam kitab tersebut
tersimpan ajaran moral, etika politik,
persaingan antarkeluarga dalam
memperebutkan takhta, akibat keserakahan
dan peperangan, hingga kisah asmara.
Ditekankan pula bahwa seseorang harus
berbakti kepada orangtua dan Negara meski
untuk itu ia harus mengorbankan kepentingan
pribadinya (seperti kisah Bisma). Dan yang
pasti bahwa kasta ksatria adalah mereka yang
dipilih dewa untuk menegakkan keadilan dan
kemanusiaan di muka bumi.

2) Ramayana
Selain Mahabharata, adapula kitab lain yang
dianggap suci oleh umat Hindu, yaitu
Ramayana (Pengembaraan Rama), ditulis oleh
Valmiki sekitar tahun 400 SM. Mungkin saja,
Valmiki hanya menulis cerita intinya yang
kemudian dikembangkan oleh para penulis
lain hingga mencapai 24.000 bait puisi. Maka
dari itu, tak heran bila ada tiga versi cerita
Ramayana ini yang saling berbeda. Konon
kisah Ramayana berlangsung dari tahun 500
SM hingga tahun 200 M.

Oleh orang Jawa, Ramayana digubah menjadi
Kakawin Ramayana. Isi kakawin ini lebih
pendek dari karya Valmiki. Nama tokoh-tokoh
dan tempatnya ada yang berbeda, seperti
Walin diganti menjadi Subali, Sita menjadi
Sinta, Lanka menjadi Alengka, Rawana
menjadi Rahwana atau Dasamuka (Kepala
Sepuluh). Yang pertama menggubah
Ramayana menjadi kakawin adalah para
pujangga Mataram, yaitu pada masa Dyah
Balitung abad ke-9 dan 10 M. Ada ahli yang
berpendapat bahwa kakawin ini digubah
pertama kali pada abad ke-11 hingga 13 M,
pada masa Kediri.

Menurut tradisi lisan, kakawin ini ditulis oleh
seorang pujangga istana bernama Yogiswara.
Selanjutnya pada masa Kediri dituliskan kitab-
kitab lainnya, di antaranya Hariwangsa dan
Gatotkaca Sraya karya Mpu Panuluh,
Smaradhana karya Mpu Dharmaja, Lubdaka
dan Wrtasancaya karya Mpu Tanakung, dan
Kresnayana karya Mpu Triguna. Pada masa
Majapahit ditulis sejumlah kitab, yaitu
Negarakretagama karya Mpu Prapanca,
Sutasoma karya Mpu Tantular, kitab
Pararaton yang menceritakan riwayat raja-
raja Singasari dan Majapahit, Kidung Sunda
yang menceritakan Peristiwa Bubat,
Ranggalawe yang menceritakan
pemberontakan Ranggalawe, Sorandaka
menceritakan pemberontakan Sora, serta
kitab Usana Jawa yang menceritakan
penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Arya
Damar dari Majapahit.

3) Pararaton
Pararaton ditafsir selesai ditulis pada tahun
1287 Saka (1365 M). Pararaton menceritakan
keadaan Jawa pada zaman Hindu hingga
datangnya Islam. Disebutkan bahwa ada masa
yang disebut zaman kaluthuk, yaitu masa jauh
sebelum kedatangan orang India ke
Nusantara (zaman prasejarah). Lalu,
datanglah orang-orang dari negeri Kalingga,
Celong (Sailan atau Sri Lanka), dan pesisir
pantai Semenanjung Malaka dan Kamboja.
Dituliskan pula bahwa pada zaman kuno telah
terdapat bandar-bandar ramai, di antaranya
Tunsun yang kemudian pindah ke Kalah
(Kerah) di Malaka. Kedatangan orang-orang
ke Jawa banyak dicatat dalam kronik- kronik
Cina, yang ternyata banyak kesamaannya
dengan isi Pararaton. Orang Hindu (India)
datang ke Indonesia mengikuti arah angin
yang ke tenggara. Dijelaskan pula rute-rute
pelayaran dagang pada masa itu, dimulai dari
Ambon, Banda, Kepulauan Sunda Kecil (Nusa
Tenggara), pantai utara Jawa, lalu menyusuri

Sumatera sebelah timur hingga di pesisir
Semenanjung Malaya. Dari Malaka ini rute
dilanjutkan dan bertemu dengan jalur
pelayaran dari Cina, yaitu Kanton (Katogara),
Pulau Kondor, Lahore, Sanggora (Pattani).
Bangsa India maupun Cina bila hendak pergi
ke Molokus (Maluku atau Moluska) dari
Bandar Kalah yang jaraknya cukup jauh, harus
beristirahat dulu di Sumatera atau Jawa.
Kedatangan orang Hindu ke Indonesia, begitu
Pararaton menyebutkan, pertama kali sekitar
abad ke-7 M. Selain masalah ekonomi,
Pararaton menguraikan masalah keagamaan
Hindu Siwa, Waisnawa, dan Brahma; serta
menjelaskan bahwa Hindu pun berkembang di
Madura, Bali, Sumatera, Kalimantan, Maluku,
Sumbawa, selain di Tanah Jawa. Pararaton
menerangkan jatuh-bangun kerajaan-kerajaan
di Jawa, dari mulai Raja Sanjaya Mataram,
kehidupan Ken Arok dalam mencapai takhta
Singasari, usaha Raden Wijaya menipu tentara
Kubilai Khan yang hendak menyerang
Tumapel, raja-raja Majapahit, peperangan
antara Majapahit melawan Blambangan,
hingga kedatangan orang-orang Islam di Jawa
yang mulai merongrong kewibawaan
Majapahit.

4) Negarakretagama
Negarakretagama ditulis Mpu Prapanca pada
1365 M. Oleh Prapanca kitab berbentuk
kakawin ini disebut Desawarnana (Cacah
Desa-Desa). Naskah Negarakretagama
ditemukan di Lombok pada tahun 1894, yang
oleh Brandes diterbitkan tahun 1902. Naskah
ini cukup istimewa dibanding naskah-naskah
Jawa Kuno lainnya yang selalu memakai
bahasa yang indah. Negarakretagama banyak
mengandung data sejarah secara eksplisit
terutama tentang Majapahit. Kakawin
Negarakretagama terdiri atas 98 pupuh
(sejenis sajak yang dilagukan). Kebanyakan
menceritakan keagungan Raja Hayam Wuruk
sebagai penjelmaan Siwa dan Buddha. Juga
terdapat keterangan mengenai kota, istana,
keluarga istana Majapahit; perjalanan Hayam
Wuruk ke Lumajang; kegiatan Raja berburu
binatang di hutan, kehidupan Gajah Mada,
silsilah rajaraja Singasari dan Majapahit, dan
juga riwayat sang penulis kitab, Prapanca.

Prapanca mengakui bahwa ia pun menulis
kitab-kitab lain seperti Parwasagara,
Bhismasaranantya, Sugataparwa, dan dua
karyanya yang belum selesai, Saba Abda dan
Lambang. Namun, tak satu pun karya-karya
tersebut berhasil diketemukan. Menurut
Slamet Mulyana, sejarawan Indonesia yang
juga mengalihbahasakan Pararaton yang
berbahasa Kawi ke bahasa Indonesia,
Prapanca sebenarnya nama samaran dari
seorang dharmadyaksa ring kasogatan (rahib
Buddha penasihat raja) di Majapahit yang
bernama asli Dang Acarya Nalendra.

5) Arjuna Wiwaha
Kakawin lainnya adalah Arjuna Wiwaha karya
Mpu Kanwa yang ditulis dalam bahasa Kawi
pada zaman Airlangga Raja Medang Kamulan.
Kakawin ini ditulis sekitar tahun 941-964 Saka
atau 1019-1042 Masehi. Dalam Arjuna
Wiwaha ini, sosok Arjuna diibaratkan sebagai
Airlangga. Karena populernya, cerita ini
berkali-kali ditulis ulang dengan berbagai
judul berbeda, misalnya Mintaraga atau
Bagawan Ciptaning.

Arjuna Wiwaha (Perkawinan Arjuna)
mengisahkan perjalanan Arjuna bersama
Pandawa lainnya yang tengah menjalani
hukuman pengasingan selama 12 tahun
karena kalah bermain judi dadu dengan
Kurawa. Di tengah perjalanan, Arjuna pergi
sendirian untuk menjalani tapa-brata. Ketika
bertapa, Arjuna didatangi oleh Dewa Indra,
atas saran Dewa Siwa dari kahyangan, yang
bertujuan meminta bantuan Arjuna untuk
mengalahkan raja raksasa Niwatakawaca dari
Kerajaan Manimantaka. Niwatakawaca
sebelumnya berhasil menyerang kahyangan
(swarga; tempat tinggal para dewa) karena ia
menginginkan Dewi Supraba, seorang bidadari
yang cantik, untuk diperistri.

Sebelum didatangi oleh Dewa Indra, mulanya
Arjuna didatangi oleh tujuh bidadari
kahyangan (di antaranya Dewi Supraba sendiri
dan Nilotama) untuk menggoda tapanya.
Karena tak berhasil dirayu para bidadari,
akhirnya Dewa Indralah yang turun tangan.
Singkat cerita, Arjuna yang telah dibekali
panah Pasopati oleh Dewa Siwa mampu
mengalahkan Raja Niwatakawaca. Setelah
berhasil, Arjuna dinikahkan dengan Dewi
Supraba dan enam bidadari lainnya. Oleh
Dewa Indra, Arjuna diperbolehkan berbulan
madu selama tujuh hari di kahyangan.

6) Kidung Sunda
Sementara itu, Kidung Sunda adalah karya
sastra buatan Jawa Tengah berbentuk puisi
(kidung). Isinya menceritakan lamaran Hayam
Wuruk kepada puteri Raja Sunda-Pajajaran
(Sri Baduga Maharaja), bernama Dyah
Pitaloka. Hayam Wuruk mengirim utusan
bernama Madhu yang berlayar selama 6 hari.
Surat lamaran itu diterima oleh Raja Sunda
dengan senang hati, meski sang puteri
menerimanya biasa-biasa saja. Kemudian Raja
Sunda beserta puteri dan keluarga berangkat
menuju Majapahit bersama rombongan,
dipimpin oleh Patih Anepaken. Sampai di Desa
Bubat, mereka beristirahat; akuwu Bubat
melaporkan kedatangan tamu itu ke istana.
Namun, Gajah Mada tak senang bila rajanya
menyambut rombongan Sunda, ia ingin agar
Raja Sundalah yang menghampiri Hayam
Wuruk. Mendengar keputusan Gajah Mada
tersebut, Patih Anekapen marah karena
Kerajaan Sunda dilecehkan Majapahit.

Terjadilah peperangan di Desa Bubat pada
tahun 1357 M. Bersama 300 tentaranya, Patih
Anekapen berjuang mati-matian melawan
tentara Majapahit yang jumlahnya lebih
besar. Semua rombongan, termasuk Raja dan
Puteri Sunda, tewas, kecuali seorang menteri
Sunda bernama Pitar. Ia berhasil meloloskan
diri dan pergi ke Majapahit memberitahukan
tragedi Bubat. Hayam Wuruk sangat terpukul
jiwanya.

7) Sutasoma
Kitab lainnya, Sutasoma karya Mpu Tantular,
berbahasa Kawi, diperkirakan ditulis pada
masa Hayam Wuruk. Dalam kitab ini
dikisahkan bahwa Sang Buddha menitis
sebagai Raden Sutasoma putera Prabu
Mahaketu, Raja Hastina. Sutasoma
merupakan penganut Mahayana yang saleh.
Karena tak ingin dipaksa kawin, ia kabur dari
istana. Dalam pelariannya menuju Gunung
Himalaya, ia berhenti di sebuah candi di
dalam hutan dan memutuskan untuk bertapa.
Para pendeta di sekitarnya kemudian
mengadu kepada Sutasoma bahwa ada raja
raksasa bernama Purusada yang selalu
mengganggu mereka. Namun Sutasoma
menolak untuk membunuh raksasa tersebut.

Selanjutnya Sutasoma melihat seekor harimau
hendak memakan anaknya sendiri. Ia lalu
menawarkan diri untuk menggantikan anak
harimau. Alhasil, Sutasoma mati dimakan
harimau, namun kemudian hidup kembali
berkat pertolongan Batara Indra. Lalu
Sutasoma, menjelma menjadi Buddha
Wairocana. Ketika hendak pulang ke Hastina,
ia melihat saudara sepupunya, Prabu
Dasabahu dikejar-kejar pasukan raksasa
Purusada. Singkat cerita, Sutasoma menjadi
raja di Hastina.

Sementara itu, Purusada yang berjanji akan
mengirimkan 100 orang raja kepada Batara
Kala untuk dimakan, telah berhasil menawan
99 orang raja. Batara Kala telah berjanji
bahwa bila keinginannya terkabulmaka luka di
kaki Purusada akan diobati olehya. Setelah
tawanan berjumlah genap 100 orang, Batara
Kala menolaknya karena ia ingin memakan
daging Sutasoma. Sutasoma kemudian
menyanggupi permintaan Kala dengan syarat
agar ke-100 tawanan dibebaskan semuanya.
Pengorbanannya ini menimbulkan rasa haru
dalam diri Batara Kala dan Purusada. Sejak
saat itu, Purusada bertobat dan berjanji tidak
akan menangkap manusia lagi.

Kisah Sutasoma menjelaskan nilai
pengorbanan dan belas kasih antarsesama
yang sepatutnya dijalankan oleh seorang
Boddhisattva guna mencapai kesempurnaan
sejati yang menjadi ciri ajaran Mahayana.
Oleh karena itu, Mpu Tantular membuat
ajaran Siwa dan Buddha menjadi satu
(tunggal), seperti terungkap dalam kalimat:
Hyang Buddha tanpahi Siwa rajadewa,
mangka Jinatwa lawan Siwatatwa tunggal,
bhinneka tunggal ika tanhana dharmma
mangrwa, yang artinya adalah Hyang
Buddha tak ada bedanya dengan Siwa, raja
para dewa., karena hakikat Jina (Buddha)
dan Siwa adalah satu, berbeda-beda namun
satu, tiada kebenaran bermuka dua.

8) Kesusastraan Melayu Kuno Masa Hindu-
Buddha
Selain Jawa, kesusastraan Melayu bercorak
Hindu-Buddha pun berkembangmeski tidak
secepat di Jawa. Tema-temanya pun tak jauh
berbeda dengan yang berkembang di Jawa:
seputar dunia pewayangan. Kitab-kitab
saduran tersebut di antaranya: Hikayat Seri
Rama (saduran dari Ramayana); Hikayat
Pandawa, Hikayat Pandawa Panca Kelima,
Hikayat Pandawa Jawa (semuanya saduran
dari epos Mahabharata), serta Hikayat Sang
Boma. Namun, para ahli masih berselisih
paham: apakah kisah-kisah tersebut disadur
langsung dari India atau dari kakawin-kakawin
Jawa yang dialhihbahasakan atau
diparafrasakan ke dalam bahasa Melayu?

Selain kisah pewayangan, adapula kisah-kisah
panji Jawa yang dimelayukan, contohnya
Hikayat Panji Kuda Semirang, Hikayat Cekel
Weneng Pati, Hikayat Misa Gumitar, Carita
Wayang Kinudang, Surat Gambuh, Raden
Saputra. Pengalihbahasaan ini mungkin terjadi
ketika ekspedisi Pamalayu yang dilancarkan
Singasari ke daerah Melayu, di mana Singasari
sebagai penguasa memberikan pengaruh
budaya terhadap wilayah jajahannya. Adapula
sejumlah hikayat yang oleh Winstedt dan
Chmabert-Loir dimasukkan ke dalam periode
Hindu, di antaranya Hikayat Maharaja Puspa
Wiraja, Hikayat Parang Putting, Hikayat
Inderaputera, Hikayat Langlang Buana,
Hikayat Marakarma atau Hikayat Si Miskin,
dan
Hikayat Dewa Madu.

Sebenarnya, sebelum pengaruh Hindu-
Buddha masuk, di Melayu telah lahir
kesusastraan tutur yang bersifat legenda dan
mitos, contohnya: Si Kelembai, Harimau
Jadian, Gerhana Bulan, Cerita Nakhoda
Ragam, Cerita Si Kantan, dan lain-lain.

Pembahasan 14
Sumpah Palapa. Gajah Mada adalah seorang
panglima besar pada jaman Kerajaan
Majapahit. Kariernya makin bersinar saat
pemberontakan Ra Kuti di masa
pemerintahan Jayanegara. Saat diangkat
menjadi Amangkubhumi (perdana menteri)
pada tahun 1258 saka atau 1336 Masehi saat
masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi,
Mahapatih tersebut mengucap sumpah
sekarang menjadi bagian dari sejarah
Kerajaan Majapahit.

Sumpah Palapa ini ditemukan pada teks Jawa
Pertengahan Pararaton. Didalam sumpahnya,
Gajah Mada tidak akan menikmati palapa
atau rempah-rempah, namun juga bisa
diartikan, tidak akan menikmati kenikmatan
dunia sebelum bisa mempersatukan
Nusantara. Sebuah cita-cita yang sangat luhur.

Saking terkenalnya sumpah ini, sampai-
sampai salah satu satelit yang dimiliki negara
kita Indonesia, dinamai Satelit Palapa. Berikut
isi dari Sumpah Palapa tersebut :

Sira Gajah Mada pepatih Amangkubhumi
tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada:
"Lamun huwus kalah nusantara isun amukti
palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran,
Tajung Pura, ring Haru, ring Pahang,
Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang,
Tumasik, samana isun amukti palapa".

Bila diartikan dalam bahasa Indonesia, kira-
kira begini artinya :

Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi
tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah
Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara,
saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika
mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura,
Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda,
Palembang, Tumasik, demikianlah saya
(baru akan) melepaskan puasa".

Pembahasan 15
Penyebab runtuhnya Majapahit adalah:
a. Tidak ada pemimpin yang cakap
sepeninggal Hayam Wuruk dan Patih Gajah
Mada
b. Lemahnya pemerintahan pusat akibat
pertentangan antara kerabat istana
c. Terjadinya perang saudara (Perang
Paregreg)
d. Ekspansi Kerajaan Demak

Pembahasan 16

Isi prasasti tugu : "Raja Purnawarman
memerintahkan kepada para brahmana untuk
membangun saluran air / irigasi yang disebut
Sungai Gomati yang panjangnya 11 km
dikerjakan selama 21 hari. Setelahnya raja
memberi hadiah berupa 1.000 ekor sapi."

Pembahasan 17
Nama para Walisongo
Dari nama para Walisongo tersebut, pada
umumnya terdapat sembilan nama yang
dikenal sebagai anggota Walisongo yang
paling terkenal, yaitu:
Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan ke-
22 dari Nabi Muhammad. Ia disebut juga
Sunan Gresik, atau Sunan Tandhes, atau
Mursyid Akbar Thariqat Wali Songo . Nasab
As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim Nasab
Maulana Malik Ibrahim menurut catatan Dari
As-Sayyid Bahruddin Ba'alawi Al-Husaini yang
kumpulan catatannya kemudian dibukukan
dalam Ensiklopedi Nasab Ahlul Bait yang
terdiri dari beberapa volume (jilid). Dalam
Catatan itu tertulis: As-Sayyid Maulana Malik
Ibrahim bin As-Sayyid Barakat Zainal Alam bin
As-Sayyid Husain Jamaluddin bin As-Sayyid
Ahmad Jalaluddin bin As-Sayyid Abdullah bin
As-Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin As-
Sayyid Alwi Ammil Faqih bin As-Sayyid
Muhammad Shahib Mirbath bin As-Sayyid Ali
Khali Qasam bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid
Muhammad bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid
Ubaidillah bin Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin
Al-Imam Isa bin Al-Imam Muhammad bin Al-
Imam Ali Al-Uraidhi bin Al-Imam Jafar Shadiq
bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Al-Imam
Ali Zainal Abidin bin Al-Imam Al-Husain bin
Sayyidah Fathimah Az-Zahra/Ali bin Abi
Thalib, binti Nabi Muhammad Rasulullah
Ia diperkirakan lahir di Samarkand di Asia
Tengah, pada paruh awal abad ke-14. Babad
Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya
Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah
orang Jawa terhadap As-Samarqandy.
[2]
Dalam
cerita rakyat, ada yang memanggilnya Kakek
Bantal.
Isteri Maulana Malik Ibrahim
Maulana Malik Ibrahim memiliki, 3 isteri
bernama: 1. Siti Fathimah binti Ali Nurul Alam
Maulana Israil (Raja Champa Dinasti
Azmatkhan 1), memiliki 2 anak, bernama:
Maulana Moqfaroh dan Syarifah Sarah 2. Siti
Maryam binti Syaikh Subakir, memiliki 4 anak,
yaitu: Abdullah, Ibrahim, Abdul Ghafur, dan
Ahmad 3. Wan Jamilah binti Ibrahim
Zainuddin Al-Akbar Asmaraqandi, memiliki 2
anak yaitu: Abbas dan Yusuf. Selanjutnya
Sharifah Sarah binti Maulana Malik Ibrahim
dinikahkan dengan Sayyid Fadhal Ali
Murtadha [Sunan Santri/ Raden Santri] dan
melahirkan dua putera yaitu Haji Utsman
(Sunan Manyuran) dan Utsman Haji (Sunan
Ngudung). Selanjutnya Sayyid Utsman Haji
(Sunan Ngudung) berputera Sayyid Jafar
Shadiq [Sunan Kudus].
Maulana Malik Ibrahim umumnya dianggap
sebagai wali pertama yang mendakwahkan
Islam di Jawa. Ia mengajarkan cara-cara baru
bercocok tanam dan banyak merangkul rakyat
kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa
yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit.
Malik Ibrahim berusaha menarik hati
masyarakat, yang tengah dilanda krisis
ekonomi dan perang saudara. Ia membangun
pondokan tempat belajar agama di Leran,
Gresik. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat.
Makamnya terdapat di desa Gapura Wetan,
Gresik, Jawa Timur.
Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat,
keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad,
menurut riwayat ia adalah putra Ibrahim
Zainuddin Al-Akbar dan seorang putri Champa
yang bernama Dewi Condro Wulan binti Raja
Champa Terakhir Dari Dinasti Ming. Nasab
lengkapnya sebagai berikut: Sunan Ampel bin
Sayyid Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Sayyid
Jamaluddin Al-Husain bin Sayyid Ahmad
Jalaluddin bin Sayyid Abdullah bin Sayyid
Abdul Malik Azmatkhan bin Sayyid Alwi Ammil
Faqih bin Sayyid Muhammad Shahib Mirbath
bin Sayyid Ali Khali Qasam bin Sayyid Alwi bin
Sayyid Muhammad bin Sayyid Alwi bin Sayyid
Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin
Sayyid Isa bin Sayyid Muhammad bin Sayyid
Ali Al-Uraidhi bin Imam Jafar Shadiq bin Imam
Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal
Abidin bin Imam Al-Husain bin Sayyidah
Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad
Rasulullah. Sunan Ampel umumnya dianggap
sebagai sesepuh oleh para wali lainnya.
Pesantrennya bertempat di Ampel Denta,
Surabaya, dan merupakan salah satu pusat
penyebaran agama Islam tertua di Jawa. Ia
menikah dengan Dewi Condrowati yang
bergelar Nyai Ageng Manila, putri adipati
Tuban bernama Arya Teja dan menikah juga
dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang
Kuning. Pernikahan Sunan Ampel dengan
Dewi Condrowati alias Nyai Ageng Manila
binti Aryo Tejo, berputera: Sunan Bonang,Siti
Syariah,Sunan Derajat,Sunan Sedayu,Siti
Muthmainnah dan Siti Hafsah. Pernikahan
Sunan Ampel dengan Dewi Karimah binti Ki
Kembang Kuning, berputera: Dewi
Murtasiyah,Asyiqah,Raden Husamuddin
(Sunan Lamongan,Raden Zainal Abidin (Sunan
Demak),Pangeran Tumapel dan Raden Faqih
(Sunan Ampel 2. Makam Sunan Ampel teletak
di dekat Masjid Ampel, Surabaya.
Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel, dan
merupakan keturunan ke-23 dari Nabi
Muhammad. Ia adalah putra Sunan Ampel
dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati
Tuban bernama Arya Teja. Sunan Bonang
banyak berdakwah melalui kesenian untuk
menarik penduduk Jawa agar memeluk agama
Islam. Ia dikatakan sebagai penggubah suluk
Wijil dan tembang Tombo Ati, yang masih
sering dinyanyikan orang. Pembaharuannya
pada gamelan Jawa ialah dengan
memasukkan rebab dan bonang, yang sering
dihubungkan dengan namanya. Universitas
Leiden menyimpan sebuah karya sastra
bahasa Jawa bernama Het Boek van Bonang
atau Buku Bonang. Menurut G.W.J. Drewes,
itu bukan karya Sunan Bonang namun
mungkin saja mengandung ajarannya. Sunan
Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525.
Ia dimakamkan di daerah Tuban, Jawa Timur.
Sunan Drajat
Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel, dan
merupakan keturunan ke-23 dari Nabi
Muhammad. Nama asli dari sunan drajat
adalah masih munat. masih munat nantinya
terkenal dengan nama sunan drajat. Nama
sewaktu masih kecil adalah Raden Qasim.
Sunan drajat terkenal juga dengan kegiatan
sosialnya. Dialah wali yang memelopori
penyatuan anak-anak yatim dan orang sakit.
Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai
Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama
Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah
kepada masyarakat kebanyakan. Ia
menekankan kedermawanan, kerja keras, dan
peningkatan kemakmuran masyarakat,
sebagai pengamalan dari agama Islam.
Pesantren Sunan Drajat dijalankan secara
mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat
di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan.
Tembang macapat Pangkur disebutkan
sebagai ciptaannya. Gamelan Singomengkok
peninggalannya terdapat di Musium Daerah
Sunan Drajat, Lamongan. Sunan Drajat
diperkirakan wafat pada 1522.
Sunan Kudus
Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung
atau Raden Usman Haji, dengan Syarifah Ruhil
atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom
Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti
Sunan Ampel. Sunan Kudus adalah keturunan
ke-24 dari Nabi Muhammad. Sunan Kudus bin
Sunan Ngudung bin Fadhal Ali Murtadha bin
Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Jamaluddin Al-
Husain bin Ahmad Jalaluddin bin Abdillah bin
Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih
bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali
Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin
Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin
Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Jafar
Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal
Abidin bin Al-Husain bin Sayyidah Fathimah
Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah.
Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki
peran yang besar dalam pemerintahan
Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima
perang, penasehat Sultan Demak, Mursyid
Thariqah dan hakim peradilan negara. Ia
banyak berdakwah di kalangan kaum
penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang
pernah menjadi muridnya, ialah Sunan
Prawoto penguasa Demak, dan Arya
Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu
peninggalannya yang terkenal ialah Mesjid
Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya
campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus
diperkirakan wafat pada tahun 1550.
Sunan Giri
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Sunan
Giri adalah keturunan ke-23 dari Nabi
Muhammad, merupakan murid dari Sunan
Ampel dan saudara seperguruan dari Sunan
Bonang. Ia mendirikan pemerintahan mandiri
di Giri Kedaton, Gresik; yang selanjutnya
berperan sebagai pusat dakwah Islam di
wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan
sampai ke kepulauan Maluku. Salah satu
keturunannya yang terkenal ialah Sunan Giri
Prapen, yang menyebarkan agama Islam ke
wilayah Lombok dan Bima.
Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban
yang bernama Tumenggung Wilatikta atau
Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur
(Syekh Subakir). Ia adalah murid Sunan
Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan
kesenian dan kebudayaan sebagai sarana
untuk berdakwah, antara lain kesenian
wayang kulit dan tembang suluk. Tembang
suluk lir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul
umumnya dianggap sebagai hasil karyanya.
Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan
menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana
Ishaq, menikahi juga Syarifah Zainab binti
Syekh Siti Jenar dan Ratu Kano Kediri binti
Raja Kediri.
Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria
Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah
putra Sunan Kalijaga. Ia adalah putra dari
Sunan Kalijaga dari isterinya yang bernama
Dewi Sarah binti Maulana Ishaq. Sunan Muria
menikah dengan Dewi Sujinah, putri Sunan
Ngudung. Jadi Sunan Muria adalah adik ipar
dari Sunan Kudus.
Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah
adalah putra Syarif Abdullah Umdatuddin
putra Ali Nurul Alam putra Syekh Husain
Jamaluddin Akbar. Dari pihak ibu, ia masih
keturunan keraton Pajajaran melalui Nyai
Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga
Maharaja. Sunan Gunung Jati
mengembangkan Cirebon sebagai pusat
dakwah dan pemerintahannya, yang
sesudahnya kemudian menjadi Kesultanan
Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana
Hasanuddin, juga berhasil mengembangkan
kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di
Banten, sehingga kemudian menjadi cikal-
bakal berdirinya Kesultanan Banten.


PENJELASAN
Paket 20 : Umum
Pembahasan 1
Merkantilisme
Paham yang ditandai dengan adanya campur
tangan pemerintah secara ketat dan
menyeluruh dalam kehidupan perekonomian
guna memupuk kekayaan logam mulia
sebanyak-banyakanya sebagai standard dan
ukuran kekayaan yang dimiliki, kesejahteraan
dan kekuasaan Negara tersebut.
Kaptitalisme
Sebuah system ekonomi dimana individu
secara privat melakukan kegiatan produksi,
pertukaran barang, dan jasa pelayanan
melalui sebuah jaringan pasar dan harga yang
kompleks.
Kapitalisme menurut Karl Marx ,
adalah sebuah sistem dimana pemilik modal
menjadi penentu dari seluruh kebijakan pasar
dan harga barang dengan meminimalisir
kerugian dan memaksimalkan keuntungan.
Kolonialisme
Merupakan penjajahan atau penguasaan
terhadap suatu daerah atau suatu bangsa
oleh bangsa lainnya. Kolonialisme adalah
suatu sistem dimana suatu negara menguasai
rakyat dan sumber daya negara lain tetapi
masih tetap berhubungan dengan negeri asal.
Liberalisme
Sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan
tradisi politik yang didasarkan pada
pemahaman bahwa kebebasan dan
persamaan hak adalah nilai politik yang
utama.

Secara umum, liberalisme mencita-
citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para
individu. Paham liberalisme menolak adanya
pembatasan, khususnya dari pemerintah dan
agama.

Dalam masyarakat modern,
liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem
demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya
sama-sama didasarkan pada kebebasan
mayoritas
Perdagangan bebas
Kebijakan di mana pemerintah tidak
melakukan diskriminasi terhadap impor atau
ekspor. Perdagangan bebas dicontohkan oleh
Area Ekonomi Eropa/Uni Eropa dan Perjanjian
Perdagangan Bebas Amerika Utara, yang telah
mendirikan pasar terbuka dengan sangat
sedikit pembatasan perdagangan. Sebagian
besar negara-negara adalah anggota saat ini
adalah dari Organisasi Perdagangan Dunia
(WTO) perjanjian perdagangan multilateral.
Namun, sebagian besar pemerintah masih
memberlakukan beberapa kebijakan
proteksionis yang dimaksudkan untuk
mendukung kerja lokal, seperti penerapan
tarif impor atau subsidi untuk ekspor.
Pemerintah juga dapat membatasi
perdagangan bebas untuk membatasi ekspor
sumber daya alam. Hambatan lain yang dapat
menghambat perdagangan termasuk impor
kuota, pajak, dan hambatan non-tarif, seperti
undang-undang peraturan.



Paket 19 : Sejarah
Pembahasan 1
KONGRES PEMUDA
Organisasi kepemudaan yang
terbentuk pada masa kebangkitan nasional
merupakan akibat langsung berdirinya Budi
Utomo, sehingga menyadarkan para pemuda
untuk ikut memperjuangkan nasib bangsa
Indonesia, namun organisasi kepemudaan ini
masih bersifat kedaerahan. Ada beberapa
organisasi yang berdiri di Indonesia antara lain
:
A. Tri Koro Dharmo
Organisasi kepemudaan yang pertama
muncul adalah Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan
Mulia), yang didirikan oleh R. Satiman Wiryo
Sandjojo, Kadarman, dan Sunardi pada 7
maret 1915 di Jakarta. Tujuan didirikannya Tri
Koro Dharmo ialah agar pemuda Jawa ikut
berjuang mewujudkan kemerdekaan
Indonesia.
Asas perjuangan Tri Koro Dharmo
yaitu :
1. Menimbulkan pertalian antara murid-
murid bumi putera pada sekolah menengah,
kursus perguruan sekolah guru, dan sekolah
kejuruan.
2. Menambah pengetahuan bagi anggotanya.
3. Membangkitkan dan mempertajam
perasaan buat segala bahasa dan budaya
Indonesia, khususnya Jawa.
Karena Jawa yang sifatnya sentries, Tri Koro
Dharmo kurang berkembang maka Tri Koro
Dharmo diubah menjadi Jong Java pada tahun
1918. Berdirinya Jong Java maka lahirlah
organisasi kepemudaan daerah lainnya di
Indonesia, seperti Jong Sumatera, Jong
Ambon, Jong Minahasa, dan sebagainya.
B. Perhimpunan Pelajar-Pelajar
Indonesia (PPPI)
Semakin banyaknya organisasi
kepemudaan yang berdiri pada masa
kebangkitan nasional, mengilhami para
mahasiswa di Bandung membentuk
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
pada tahun 1925. Anggota-anggotanya terdiri
atas para pelajar di Bandung dan Jakarta
untuk bersama-sama memerdekakan tanah
air Indonesia.
C. Jong Indonesia
Jong Indonesai berdiri di Bandung
pada tahun 1927. Organisasi oni merupakan
perkumpulan dari organisasi-organisasi
kepemudaan yang ada di Indonesia. Tujuan
dibentuknya Jong Indonesia untuk
menyatukan seluruh pamuda di Indonesia dan
yang memelopori penyelenggaraan Kongres
Pemuda di Jakarta yang di ikuti oleh seluruh
organisasi kepemudaan di Indonesia yang
menghasilkan Sumpah Pemuda.
a. Kongres Pemuda I
Kongres Pemuda I diadakan di Jakarta
pada tanggal 30 April 1926, diketuai oleh
Muh. Tabrani dari PPKI
Hasil Kongres Pemuda I yaitu :
1. Mengusulkan agar semua perkumpulan
pemuda bersatu dalam organisasi pemuda
Indonesia, baik secara fusi maupun federasi.
2. Mempersiapkan diselenggaranya Kongres
Pemuda ke II.
b. Kongres Pemuda II
Kongres Pemuda II diadakan
di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928,
dihadiri oleh wakil-wakil organisasi pemuda di
seluruh daerah, dan diketuai oleh Seogondo
Djojopeospito dari PPPI.
Hasi Kongres Pemuda II yaitu :
1. Menyepakati seluruh organisasi
kepemudaan di Indonesia berfusi atau
meleburkan ke dalam Indonesia Muda.
2. Para pemuda yang hadir dalam
kongres, mengikrarkan Sumpah Pemuda yang
berisi suatu kesepakatan : satu tanah air,
Indonesia; satu bangsa, Indonesia; dan
menjujung tinggi bahasa persatuan,
Indonesia.

Pembahasan 2
Romusha
Romusha adalah panggilan bagi orang
Indonesia yang dipekerjakan secara paksa
pada masa penjajahan Jepang di indonesia
dari tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan
romusha adalah petani, dan sejak Oktober
1943 pihak Jepang mewajibkan para petani
menjadi romusha. Jumlah orang-orang yang
menjadi romusha tidak diketahui pasti -
perkiraan yang ada bervariasi dari 4 hingga 10
juta. Dalam sidangnya yang pertama, Chuo
Sangi In mengusulkan beberapa syarat antara
lain supaya dibentuk badan-badan yang
memotivasi rakyat menjadi tenaga sukarela,
melalui kerja sama dengan bupati, wedana,
camat dan kepala
desa untuk pengerahan tenaga kerja (buruh)
sekarela di perusahaan-perusahaan bala
tentara Jepang.
Namun dalam pelaksanaannya persyaratan
yang disampaikan oleh Chuo Sangi In itu
diabaikan. Pada hakikatnya mereka tidak lebih
dari pekerja paksa. Seperti halnya di
Yogyakarta, tepatnya di desa Timbul Harjo,
Bantul, pengerahan romusha dilakukan oleh
perangkat desa dengan cara
medatangi keluarga-keluarga yang memiliki
tenaga potensial untuk dijadikan romusha.
Keluarga yang menolak, mereka takut-takuti
akan dikucilkan. Jika anak yang diminta itu
tidak berada dirumah, mereka biasanya
mencari ke sawah dan kalau sudah ketemu
dibawa secara paksa ketempat pengerahan

Selama berada ditempat kerja sampai pulang
ke kampong halamannya, ternyata romusha
mendapat fasilitas sangat minim dan banyak
yang tidak diberi upah, tetapi tidak dapat
menuntut karena memang tidak ada
perjanjian kerja tertulis. Mereka dikerahkan
menjadi tenaga kerja paksa dan buruh yang
diberi upah selayaknya.Sebelum penyerahan
Belanda kepada Jepang tanggal 8 Maret 1942,
Jepang telah memperhitungkan bahwa Pulau
Jawa akan mampu menyediakan tenaga
manusia dalam jumlah yang memadai untuk
memenangkan perang. Perhitungan itu
didasarkan atas kenyataan bahwa jumlah
penduduk di Pulau Jawa sangat banyak,
ditambah lagi dengan pertumbuhannya yang
begitu pesat. Sehingga Jepang tidak bakal
mengalami kesulitan dalam hal kebutuhan
tenaga kerja romusha, karena disamping itu
jumlah persediaan manusia cukup juga biaya
murah. Tenaga diambil secara paksa, dan
tidak perlu banyak pengeluaran biaya baik
untuk makan maupun pengobatan. Begitu
pula untuk mencari pengganti bagi tenaga
romusha yang mati, karena di Jawa terdapat
persediaan manusia cukup banyak.
Berdasarkan pola pemikiran itulah maka
Jepang denga leluasa memanfaatkan tenaga
manusia yang ada di Pulau Jawa dan dengan
matinya beribu-ribu romusha seakan-akan
tidak menjadi beban moral.
Mereka meninggal karena kekurangan makan,
kelelahan, malaria dan terjangkit penyakit.
Selain itu juga karena kerasnya pengawasan
dan siksaan Jepang yang kejam dan tidak
berperi kemanusiaan. Dibarak-barak romusha
tidak tersedia perawatan dan tenaga
kesehatan. Seakan-akan telah menjadi rumus
bahwa siapa yang tidak lagi kuat bekerja maka
akan mati. Sebagai mana alam pemikiran
jepang, bahwa bukan manusianya yang
diperhitungkan melainkan tujuannya yaitu
menang perang.
Para tenaga kerja yang disebut romusha atau
jepang menyebutnya prajutit pekerja,
diperlukan untuk membangun prasarana
perang seperti kubu-kubu pertahanan,
gudang senjata, jalan raya dan lapangan
udara. Selain itu, mereka diperkejakan di
pabrik-pabrik seperti pabrik garam dan pabrik
kayu di Surabaya dan di Sumatera Selatan,
mereka diperkejakan di pabrik pembuatan
dinamit di Talangbetutu atau dipertambangan
batu bara serta penyulingan minyak. Mereka
diperkejakan pula dipelabuhan- pelabuhan
antara lain memuat dan membongkar barang-
barang dari kapal-kapal. Bahkan di desa
Gendeng, dekat Badug, Yohyakarta misalnya
romusha menanam sayuran dan palawija
guna memenuhi kebutuhan makan Jepang
dan romusha itu sendiri.
Pada umumnya mereka diperdapat di desa-
desa, terdiri dari pemuda petani dan
penganggur. Pulau Jawa sebagai pulau yang
padat penduduknya memungkinkan
pengerahan tenaga tersebut secara besar-
besaran. Pada mulanya tugas-tugas yang
dilakukan bersifat sukarela dan pengerahan
tenaga tersebut tidak begitu sukar dilakukan,
karena orang masih terpengaruh propaganda
intik kemakmuran bersama Asia Timur Raya.
Bahkan, dibeberapa kota terdapat barisan-
barisan romusha untuk bekerja ditempat-
tempat dan pada waktu-waktu tertentu.
Misalnya, dalam bulan September 1944
sejumlah 500 orang romusha sukarela, yang
terdiri dari pegawai tinggi dan menengah
serta golongan terpelajar di bawah pimpinan
Ir Soekarno berangkat dari kantor besar Jawa
Hokokai dengan berjalan kaki ke stasiun tanah
abang, Jakarta diiringi orkes suling Maluku. Di
antara mereka juga terdapat pula orang Cina,
Arab, dan India. Rombongan diikuti pula oleh
anggota yang sudah berumur 60 tahun,
sehingga Soekarno memuji mereka sebagai
masih kuat seperti orang muda.
Lama-kelamaan karena kebutuhan yang terus
meningkat di seluruh Asia Tenggara,
pengerahan tenaga yang bersifat sukarela
seperti yang telah diteladani oleh Soekarno
itu, berubah manjadi paksaan. Pemerintah
Tentara Ke-16 membentuk suatu badan kusus
yang melaksanakan pengerahan romusha
secara besar-besaran pada tahun 1944. Badan
ini disebut Romukyoku
Romukyoku membuat peraturan sebagai
berikut : orang atau badan yang
membutuhkan tenaga romusha lebih dari 30
orang diharuskan mengajukan permohonan
kepada kepala daerah setempat. Sipemohon,
baik orang maupun badan, harus memiliki
perusahaan atau pabrik yang bermanfaat
untuk kepentingan perang. Bahkan, banyak di
antara petugas pengerahan romusha bersikap
curang, seperti mencoret nama yang sudah
terdaftar dan menggantikan dengan nama lain
karena menerima suap sejumlah uang.
Sebaliknya, ada pula kepala desa yang
menunjuk seorang yang menjadi romusha
sebagai tindakan balas dendam atau rasa
tidak suka. Dengan uang pula, seseorang yang
sudah terdaftar sebagai romusha dapat
menunjuk
orang lain sebagai penggantinya.

Romusha yang diperkejakan di proyek-proyek,
antara lain pembuatan jalan, jembatan, barak-
barak militer, berlangsung selama satu sampai
tiga bulan. Lebih dari tiga bulan merupakan
masa kerja romusha yang
diperkejakan di proyek-proyek diluar
keresidenan mereka. Tidak hanya keluar Jawa,
bahkan eomusha dikirim ke luar Indonesia,
seperti Birma, Muang, Tgai, Vietnam dan
Malaysia.

Tidak sesuai dengan usul yang disampaikan
oleh anggota Chuo Sangi In agar para
romusha diperlakukan secara layak, ternyata
mereka diperlakukan sangat buruk. Sejak pagi
buta sampai petang hari mereka
dipaksa melakukan pekerjaan kasar tanpa
makan dan perawatan cukup, membuat
kondisi fisik mereka menjadi sangat lemah
dan mereka gampir tidak punya sisa kekuatan.
Jika ada diantara mereka yang beristirahat
sekalipun hanya sebentar, hal itu akan
mengundang maki-makian dan pukulan-
pukulan dari pengawas mereka orang Jepang.
Hanya pada malam hari mereka
berkesempatan melepaskan lelah. Dalam
keadaan demikian, mereka tidak punya daya
tahan lagi terhadap penyakit. Karena tidak
sempat memasak air minum, sedangkan
buang air di sembarang tempat, berjangkitnya
wabah disentri, karena tidak dapat
menghindari diri dari serangan nyamuk,
banyak diantara mereka yang diserang
malaria.
Pembahasan 3
Deklarasi Juanda
Indonesia mempunyai luas wilayah 7.8 juta
Km
2
, dimana luas laut 5,8 juta Km
2
dengan
jumlah pulau 17.504. Dengan kondisi
kewilayahan tersebut, Indonesia disebut
sebagai negara kepulauan. Namun pengakuan
Indonesia sebagai negara kepulauan melewati
jalan yang cukup panjang. Kesadaran akan
pentingnya pengukuhan Indonesia sebagai
negara kepulauan dimulai dengan Deklarasi
Djuanda.
Deklarasi Djuanda merupakan pengukuhan
diri Bangsa Indonesia mengenai jati dirinya
sebagai negara yang terdiri dari beribu pulau.
Pulau-pulau Indonesia yang dipisahkan oleh
laut mengacu kepada pasal 1 ayat (1) angka 1
s/d 4 Ordonansi Laut Teritorial dan
Lingkungan Maritim 1939 stb No. 442
(TZMKO Teritoriale Zeen en Maritieme
Kringen Ordonantie 1939) dimana setiap
pulau Indonesia hanya memiliki perairan 3 mil
dari garis pantai. Dengan demikian, kapal-
kapal asing dengan mudahnya berlalu lalang
di laut pedalaman Indonesia. Hal ini
dipandang sangat riskan bagi keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk
itulah Ir. H. Djuanda Kartawijaya yang pada
saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri
berusaha menyatukan seluruh pulau-pulau
yang puncaknya dideklarasikan pada tanggal
13 Desember 1957, laut tidak lagi pemisah,
namun pemersatu.
Secara prinsip Deklarasi Djuanda menyatakan
hal hal dibawah ini :
1. Bahwa Indonesia menyatakan sebagai
negara kepulauan yang mempunyai
corak tersendiri
2. Bahwa sejak dahulu kala kepulauan
nusantara ini sudah merupakan satu
kesatuan
3. Ketentuan ordonansi 1939 tentang
Ordonansi, dapat memecah belah
keutuhan wilayah Indonesia
Dari deklarasi tersebut mengandung suatu
tujuan :
1. Untuk mewujudkan bentuk wilayah
Kesatuan Republik Indonesia yang
utuh dan bulat
2. Untuk menentukan batas-batas
wilayah NKRI, sesuai dengan azas
negara Kepulauan
3. Untuk mengatur lalu lintas damai
pelayaran yang lebih menjamin
keamanan dan keselamatan NKRI
Deklarasi tersebut menjadi tonggak bagi
Indonesia sebagai negara kepulauan dimana
laut dan segala isinya merupakan satu
kesatuan geografi, ekonomi dan politik
yang tak terpisahkan. Selanjutnya menjadi
landasan hukum yang merubah bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun
dunia internasional tidak serta merta
mengakui deklarasi tersebut. Pada
perjalanannya, Deklarasi tersebut sempat
ditentang oleh negara negara kuat seperti
Amerika Serikat, Australia dan negara lain
yang berlandaskan kontinen (daratan).
Perjalanan panjang menyakinkan negara lain
yang dilakukan oleh para diplomat kita
akhirnya membuahkan pengakuan dengan
dimasukkannya konsep negara kepulauan
dalam United Nations Convention on the Law
of The Sea (UNCLOS) atau Konvensi Hukum
Laut PBB pada tahun 1982.
Bagi Bangsa dan Negara Republik Indonesia,
Konvensi ini mempunyai arti yang penting
karena untuk pertama kalinya asas Negara
Kepulauan yang selama dua puluh lima tahun
secara terus menerus diperjuangkan oleh
Indonesia, telah berhasil memperoleh
pengakuan resmi masyarakat internasional.
Pengakuan resmi asas Negara Kepulauan ini
merupakan hal yang penting dalam rangka
mewujudkan satu kesatuan wilayah sesuai
dengan Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957,
dan Wawasan Nusantara yang menjadi dasar
perwujudan bagi kepulauan Indonesia sebagai
satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan keamanan. Kemudian,
setelah Indonesia meratifikasi Konvensi PBB
tentang Hukum Laut III (UNCLOS III) tahun
1982 melalui UU Nomor 17 tahun 1985, PBB
resmi mengakui Indonesia sebagai negara
kepulauan.
Pembahasan 4
Surat Perintah Sebelas Maret atau Surat
Perintah 11 Maret yang disingkat menjadi
Supersemar adalah surat perintah yang
ditandatangani oleh Presiden Republik
Indonesia Soekarno pada tanggal 11 Maret
1966.
Surat ini berisi perintah yang
menginstruksikan Soeharto, selaku Panglima
Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban
(Pangkopkamtib) untuk mengambil segala
tindakan yang dianggap perlu untuk
mengatasi situasi keamanan yang buruk pada
saat itu.
Surat Perintah Sebelas Maret ini adalah versi
yang dikeluarkan dari Markas Besar Angkatan
Darat (AD) yang juga tercatat dalam buku-
buku sejarah. Sebagian kalangan sejarawan
Indonesia mengatakan bahwa terdapat
berbagai versi Supersemar sehingga masih
ditelusuri naskah supersemar yang
dikeluarkan oleh Presiden Soekarno di Istana
Bogor.
Keluarnya Supersemar


Supersemar
Menurut versi resmi, awalnya keluarnya
supersemar terjadi ketika pada tanggal 11
Maret 1966, Presiden Soekarno mengadakan
sidang pelantikan Kabinet Dwikora yang
disempurnakan yang dikenal dengan nama
"kabinet 100 menteri". Pada saat sidang
dimulai, Brigadir Jendral Sabur sebagai
panglima pasukan pengawal presiden'
Tjakrabirawa melaporkan bahwa banyak
"pasukan liar" atau "pasukan tak dikenal"
yang belakangan diketahui adalah Pasukan
Kostrad dibawah pimpinan Mayor Jendral
Kemal Idris yang bertugas menahan orang-
orang yang berada di Kabinet yang diduga
terlibat G-30-S di antaranya adalah Wakil
Perdana Menteri I Soebandrio.
Berdasarkan laporan tersebut, Presiden
bersama Wakil perdana Menteri I Soebandrio
dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh
berangkat ke Bogor dengan helikopter yang
sudah disiapkan. Sementara Sidang akhirnya
ditutup oleh Wakil Perdana Menteri II Dr.J.
Leimena yang kemudian menyusul ke Bogor.
Situasi ini dilaporkan kepada Mayor Jendral
Soeharto (yang kemudian menjadi Presiden
menggantikan Soekarno) yang pada saat itu
selaku Panglima Angkatan Darat
menggantikan Letnan Jendral Ahmad Yani
yang gugur akibat peristiwa G-30-S/PKI itu.
Mayor Jendral (Mayjend) Soeharto saat itu
tidak menghadiri sidang kabinet karena sakit.
(Sebagian kalangan menilai ketidakhadiran
Soeharto dalam sidang kabinet dianggap
sebagai sekenario Soeharto untuk menunggu
situasi. Sebab dianggap sebagai sebuah
kejanggalan).
Mayor Jendral Soeharto mengutus tiga orang
perwira tinggi (AD) ke Bogor untuk menemui
Presiden Soekarno di Istana Bogor yakni
Brigadir Jendral M. Jusuf, Brigadir Jendral
Amirmachmud dan Brigadir Jendral Basuki
Rahmat. Setibanya di Istana Bogor, pada
malam hari, terjadi pembicaraan antara tiga
perwira tinggi AD dengan Presiden Soekarno
mengenai situasi yang terjadi dan ketiga
perwira tersebut menyatakan bahwa Mayjend
Soeharto mampu mengendalikan situasi dan
memulihkan keamanan bila diberikan surat
tugas atau surat kuasa yang memberikan
kewenangan kepadanya untuk mengambil
tindakan. Menurut Jendral (purn) M Jusuf,
pembicaraan dengan Presiden Soekarno
hingga pukul 20.30 malam.
Presiden Soekarno setuju untuk itu dan
dibuatlah surat perintah yang dikenal sebagai
Surat Perintah Sebelas Maret yang populer
dikenal sebagai Supersemar yang ditujukan
kepada Mayjend Soeharto selaku panglima
Angkatan Darat untuk mengambil tindakan
yang perlu untuk memulihkan keamanan dan
ketertiban.
Supersemar2
Surat Supersemar tersebut tiba di Jakarta
pada tanggal 12 Maret 1966 pukul 01.00
waktu setempat yang dibawa oleh Sekretaris
Markas Besar AD Brigjen Budiono. Hal
tersebut berdasarkan penuturan
Sudharmono, dimana saat itu ia menerima
telpon dari Mayjend Sutjipto, Ketua G-5 KOTI,
11 Maret 1966 sekitar pukul 10 malam.
Sutjipto meminta agar konsep tentang
pembubaran PKI disiapkan dan harus selesai
malam itu juga. Permintaan itu atas perintah
Pangkopkamtib yang dijabat oleh Mayjend
Soeharto. Bahkan Sudharmono sempat
berdebat dengan Moerdiono mengenai dasar
hukum teks tersebut sampai Supersemar itu
tiba.
Pembahasan 4
Perjanjian Tordesillas dan Perjanjian
Saragosa
Diposkan oleh Adi Kurnia Rabu, 17 Oktober
2012 Bangsa Portugis dan Spanyol sama-sama
ingin menguasai dunia. Hal ini membuat Paus
Yulis II turun tangan untuk menyelesaikan
perseteruan Portugis dan Spanyol. Akhirnya,
tercapailah suatu kesepakatan yang
dinamakan Perjanjian Tordesillas pada tahun
1494.

Isi Perjanjian Tordesillas adalah membagi
dunia ke dalam dua wilayah kekuasaan yang
dibatasi oleh garis tordesillas yang
membentang dari Kutub Utara ke Kutub
Selatan melalui Kepulauan Verde di sebelah
barat Benua Afrika. Spanyol diberi hak untu
melayari dan menguasai negeri-negeri di
sebelah barat, sedangkan Portugis menguasai
negeri-negeri di sebelah timur.

Pada tahun 1512 Portugis berhasil menguasai
Ternate. Pada saat yang sama Spanyol sudah
bersekutu dengan Tidore. Terjadilah
perseteruan dan perselisihan di antara
mereka. Kemudian Paus turun tangan kembali
menengahi perseteruan tersebut melalui
Perjanjian Saragosa pada tahun 1528. Isi
Perjanjian Saragosa adalah menetapkan
bahwa garis saragosa membagi dunia menjadi
dua wilayah kekuasaan yang dibatasi oleh
meridian Jailolo di Irian (Papua). Dengan
demikian, Spanyol harus kembali ke Filipina.

Bangsa Portugis dan Spanyol datang ke
Indonesia dengan tujuan sebagai berikut: (1)
Gold, yaitu mencari emas dan mencari
kekayaan; (2) Glory, yaitu mencari keharuman
nama, kejayaan, dan kekuasaan; (3) Gospel,
yaitu tugas suci menyebarkan agama Kristen.

Romo Tambak 16 Oktober jam 5:24
Perjanjian Tourdesillas dan Saragosa tahun
1512 sebagai tanda Sirna Ilang Kertaning Bumi
....1400 saka.....sekitar 498 tahun lalu....tepat
runtuhnya dinasti Majapahit....tourdesillas
dan saragosaa era kediri....JayaKatwang.........,
ken arok era kediri., gajah mada era
Majapahit .lalu apa yang terjadi setelah
500 tahun telah terlewati kontrak perjanjian
itu, tepat 2012 mendatang......masa peralihan
perjanjian. Artinya kita tunggu masa peralihan
jaman tersebut.
PERJANJIAN
SARAGOSA
PENGARUHI
WILAYAH
TIMUR
INDONESIA
Negara
Eropa,
khususnya
Portugal
dan Spanyol
sudah
mengatur sejak tahun 1500-an cara menjajah
negara di muka bumi. Tetapi Eropa
menggunakan bahasa lebih halus lagi dengan
sebutan membagi wilayah eksplorasi Timur
dan Barat.
Eropa mengenalkan perjanjian Saragosa (tapi
lebih dikenal Perjanjian Saragossa atau
Perjanjian Zaragoza) yang ditandatangani
pada 22 April 1529 oleh Spanyol dan
Portugal.
Kedua negara membagi belahan bumi bagian
timur dengan batas garis bujur melalui 297,5
legua atau 17 sebelah timur Kepulauan
Maluku. Perjanjian ini adalah kelanjutan dari
Perjanjian Tordesillas membagi belahan bumi
barat di antara Spanyol dan Portugal dihadiri
Raja John III dan Kaisar Charles V di Kota
tempat perjanjian dilaksanakan Kota
Zaragoza. .
Perjanjian itu diprakarsai Paus melihat
persaingan perebutan koloni dilakukan
Portugis dan Spanyol kian tidak terkendali dan
saling menyerang. dan klaim terhadap pulau-
pula di Samudera Pasifik khususnya Maluku.
Ketika itu, Spanyol dan Portugis Sali4ng
menyatakan menguasai pulau-pulau di
wilayah Timur. Akhirnya, ditemukan
kesepakatan dan isi tentang pengaruh dan
batas. Kesepakatan yang dicapai dua point
yakni: pertama, bumi dibagi atas dua
pengaruh, yaitu pengaruh bangsa Spanyol dan
Portugis.
Kedua, wilayah kekuasaan Spanyol
membentang dari Mexico ke arah barat
sampai kepulauan Filipina dan wilayah
kekuasaan Portugis membentang dari Brazillia
ke arah timur sampai kepulauan Maluku.
Itulah penyebabnya, pengaruh budaya
wilayah Timur Indonesia seperti Manado atau
Ambon masih kental budaya Portugis
Pembahasan 5
Kongsi Perdagangan Hindia Timur
(Vereenigde Oostindische Compagnie atau
VOC) yang didirikan pada tanggal 20 Maret
1602 adalah persekutuan dagang asal Belanda
yang memiliki monopoli untuk aktivitas
perdagangan di Asia. Disebut Hindia Timur
karena ada pula VWC yang merupakan
persekutuan dagang untuk kawasan Hindia
Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai
perusahaan multinasional pertama di dunia
[2]

sekaligus merupakan perusahaan pertama
yang mengeluarkan sistem pembagian
saham.
[3]

Meskipun sebenarnya VOC merupakan
sebuah badan dagang saja, tetapi badan
dagang ini istimewa karena didukung oleh
negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri
yang istimewa. Misalnya VOC boleh memiliki
tentara dan boleh bernegosiasi dengan
negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah
negara dalam negara.
VOC memiliki enam bagian (Kamers) di
Amsterdam, Middelburg (untuk Zeeland),
Enkhuizen, Delft, Hoorn, dan Rotterdam.
Delegasi dari ruang ini berkumpul sebagai
Heeren XVII (XVII Tuan-Tuan). Kamers
menyumbangkan delegasi ke dalam tujuh
belas sesuai dengan proporsi modal yang
mereka bayarkan; delegasi Amsterdam
berjumlah delapan.
Di kalangan orang Indonesia VOC memiliki
sebutan populer Kompeni atau Kumpeni.
Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam
nama lengkap perusahaan tersebut dalam
bahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara lebih
mengenal Kompeni sebagai tentara Belanda
karena penindasannya dan pemerasan
kepada rakyat Nusantara yang sama seperti
tentara Belanda.
Daftar isi
1 Latar belakang
2 Hak istimewa
3 Garis waktu
4 Tujuan VOC
5 Pembubaran VOC
6 Kapal VOC
7 Lihat pula
8 Referensi
9 Pranala luar
Latar belakang
Datangnya orang Eropa melalui jalur laut
diawali oleh Vasco da Gama, yang pada tahun
1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke
India melalui Tanjung Pengharapan (Cape of
Good Hope) di ujung selatan Afrika, sehingga
mereka tidak perlu lagi bersaing dengan
pedagang-pedagang Timur Tengah untuk
memperoleh akses ke Asia Timur, yang
selama ini ditempuh melalui jalur darat yang
sangat berbahaya. Pada awalnya, tujuan
utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur
dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah
untuk perdagangan, demikian juga dengan
bangsa Belanda. Misi dagang yang kemudian
dilanjutkan dengan politik pemukiman
(kolonisasi) dilakukan oleh Belanda dengan
kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera dan
Maluku, sedangkan di Suriname dan Curaao,
tujuan Belanda sejak awal adalah murni
kolonisasi (pemukiman). Dengan latar
belakang perdagangan inilah awal
kolonialisasi bangsa Indonesia (Hindia
Belanda) berawal.
Selama abad ke 16 perdagangan rempah-
rempah didominasi oleh Portugis dengan
menggunakan Lisbon sebagai pelabuhan
utama. Sebelum revolusi di negeri Belanda
kota Antwerp memegang peranan penting
sebagai distributor di Eropa Utara, akan tetapi
setelah tahun 1591 Portugis melakukan
kerjasama dengan firma-firma dari Jerman,
Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg
sebagai pelabuhan utama sebagai tempat
untuk mendistribusikan barang-barang dari
Asia, memindah jalur perdagangan tidak
melewati Belanda. Namun ternyata
perdagangan yang dilakukan Portugis tidak
efisien dan tidak mampu menyuplai
permintaan yang terus meninggi, terutama
lada. Suplai yang tidak lancar menyebabkan
harga lada meroket pada saat itu. Selain itu
Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol (yang
sedang dalam keadaan perang dengan
Belanda pada saat itu) pada tahun 1580,
menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi
Belanda. ketiga faktor tersebutlah yang
mendorong Belanda memasuki perdagangan
rempah-rempah Interkontinental. Akhirnya
Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de
Houtman menemukan "jalur rahasia"
pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran
pertama Cornelis de Houtman ke Banten,
pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595-
1597.
Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi
dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlayar
menuju Indonesia, dan merupakan kontak
pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi
ini mencapai Banten, pelabuhan lada utama di
Jawa Barat, disini mereka terlibat dalam
perseteruan dengan orang Portugis dan
penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke
arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat
diserang oleh penduduk lokal di Sedayu
berakibat pada kehilangan 12 orang awak,
dan terlibat perseteruan dengan penduduk
lokal di Madura menyebabkan terbunuhnya
seorang pimpinan lokal. Setelah kehilangan
separuh awak maka pada tahun berikutnya
mereka memutuskan untuk kembali ke
Belanda namun rempah-rempah yang dibawa
cukup untuk menghasilkan keuntungan.


Kamar Dagang VOC di Amsterdam
Adalah para pedagang Inggris yang memulai
mendirikan perusahaan dagang di Asia pada
31 Desember 1600 yang dinamakan The
British East India Company dan berpusat di
Kalkuta. Kemudian Belanda menyusul tahun
1602 dan Perancis pun tak mau ketinggalan
dan mendirikan French East India Company
tahun 1604.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda
mendirikan Verenigde Oost-Indische
Compagnie - VOC (Perkumpulan Dagang India
Timur). Di masa itu, terjadi persaingan sengit
di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis,
Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan
Belanda, untuk memperebutkan hegemoni
perdagangan di Asia Timur. Untuk
menghadapai masalah ini, oleh Staaten
Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang
memiliki tentara yang harus mereka biayai
sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak,
atas nama Pemerintah Belanda -yang waktu
itu masih berbentuk Republik- untuk
membuat perjanjian kenegaraan dan
menyatakan perang terhadap suatu negara.
Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa
suatu perkumpulan dagang seperti VOC,
dapat bertindak seperti layaknya satu negara.
Perusahaan ini mendirikan markasnya di
Batavia (sekarang Jakarta) di pulau Jawa. Pos
kolonial lainnya juga didirikan di tempat
lainnya di Hindia Timur yang kemudian
menjadi Indonesia, seperti di kepulauan
rempah-rempah (Maluku), yang termasuk
Kepulauan Banda di mana VOC manjalankan
monopoli atas pala dan fuli. Metode yang
digunakan untuk mempertahankan
monompoli termasuk kekerasan terhadap
populasi lokal, dan juga pemerasan dan
pembunuhan massal.
Pos perdagangan yang lebih tentram di
Deshima, pulau buatan di lepas pantai
Nagasaki, adalah tempat satu-satunya di
mana orang Eropa dapat berdagang dengan
Jepang.
Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten
untuk mendirikan kantor perwakilan, dan
pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi
Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-1614),
namun ia memilih Jayakarta sebagai basis
administrasi VOC. Sementara itu, Frederik de
Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon
(1605 - 1611) dan setelah itu menjadi
Gubernur untuk Maluku (1621 - 1623).
Hak istimewa
Hak-hak istimewa yang tercantum dalam
Oktrooi (Piagam/Charta) tanggal 20 Maret
1602 meliputi:
Hak monopoli untuk berdagang dan
berlayar di wilayah sebelah timur
Tanjung Harapan dan sebelah barat
Selat Magelhaens serta menguasai
perdagangan untuk kepentingan
sendiri;
Hak kedaulatan (soevereiniteit)
sehingga dapat bertindak layaknya
suatu negara untuk:
1. memelihara angkatan perang,
2. memaklumkan perang dan
mengadakan perdamaian,
3. merebut dan menduduki daerah-
daerah asing di luar Negeri Belanda,
4. memerintah daerah-daerah tersebut,
5. menetapkan/mengeluarkan mata-
uang sendiri, dan
6. memungut pajak.


Sebuah saham Perusahaan Hindia Timur
Belanda, tertanggal 7 November 1623, untuk
jumlah 2.400 florin
Garis waktu
Pada 1652, Jan van Riebeeck mendirikan pos
di Tanjung Harapan (ujung selatan Afrika,
sekarang ini Afrika Selatan) untuk
menyediakan kapal VOC untuk perjalanan
mereka ke Asia Timur. Pos ini kemudian
menjadi koloni sungguhan ketika lebih banyak
lagi orang Belanda dan Eropa lainnya mulai
tinggal di sini. Pos VOC juga didirikan di Persia
(sekarang Iran), Benggala (sekarang
Bangladesh) dan sebagian India), Ceylon
(sekarang Sri Lanka), Malaka (sekarang
Malaysia), Siam (sekarang Thailand), Cina
daratan (Kanton), Formosa (sekarang Taiwan)
dan selatan India. Pada 1662, Koxinga
mengusir Belanda dari Taiwan.
Pada 1669, VOC merupakan perusahaan
pribadi terkaya dalam sepanjang sejarah,
dengan lebih dari 150 perahu dagang, 40
kapal perang, 50.000 pekerja, angkatan
bersenjata pribadi dengan 10.000 tentara,
dan pembayaran dividen 40%.
Perusahaan ini hampir selalu terjadi konflik
dengan Inggris; hubungan keduanya
memburuk ketika terjadi Pembantaian Ambon
pada tahun 1623. Pada abad ke-18,
kepemilikannya memusatkan di Hindia Timur.
Setelah peperangan keempat antara Provinsi
Bersatu dan Inggris (1780-1784), VOC
mendapatkan kesulitan finansial, dan pada 17
Maret 1798, perusahaan ini dibubarkan,
setelah Belanda diinvasi oleh tentara
Napoleon Bonaparte dari Perancis. Hindia
Timur diserahkan kepada Kerajaan Belanda
oleh Kongres Wina di 1815.
Tujuan VOC
Tujuan utama dibentuknya VOC seperti
tercermin dalam perundingan 15 Januari 1602
adalah untuk menimbulkan bencana pada
musuh dan guna keamanan tanah air. Yang
dimaksud musuh saat itu adalah Portugis dan
Spanyol yang pada kurun Juni 1580
Desember 1640 bergabung menjadi satu
kekuasaan yang hendak merebut dominasi
perdagangan di Asia. Untuk sementara waktu,
melalui VOC bangsa Belanda masih menjalin
hubungan baik bersama masyarakat
Nusantara.
Pembubaran VOC
Pada pertengahan abad ke-18 VOC
mengalami kemunduran karena beberapa
sebab sehingga dibubarkan. Alasannya adalah
sebagai berikut:
Banyak pegawai VOC yang curang dan
korupsi
Banyak pengeluaran untuk biaya
peperangan contoh perang melawan
Hasanuddin dari Gowa
Banyaknya gaji yang harus dibayar
karena kekuasaan yang luas
membutuhkan pegawai yang banyak
Pembayaran Devident (keuntungan)
bagi pemegang saham turut
memberatkan setelah pemasukan
VOC kekurangan
Bertambahnya saingan dagang di Asia
terutama Inggris dan Perancis
Perubahan politik di Belanda dengan
berdirinya Republik Bataaf 1795 yang
demokratis dan liberal menganjurkan
perdagangan bebas.
Berdasarkan alasan di atas VOC dibubarkan
pada tanggal 31 Desember 1799 dengan
hutang 136,7 juta gulden dan kekayaan yang
ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang,
benteng, kapal serta daerah kekuasaan di
Indonesia.
Pembahasan 6
Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai
1. Faktor Interen Kemunduran Kerajaan
Samudra Pasai
a. Tidak Ada Pengganti yang Cakap dan
Terkenal Setelah Sultan Malik At Thahrir
Kerajaan Samudera Pasai mencapai
puncak kejayaan pada masa pemerintahan
Sultan Malik At Tahrir, sistem pemerintahan
Samudera Pasai sudah teratur baik, Samudera
Pasai menjadi pusat perdagangan
internasional. Pedagang-pedagang dari Asia,
Afrika, China, dan Eropa berdatangan ke
Samudera Pasai. Hubungan dagang dengan
pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin
erat. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan
lada.
Setelah Sultan Malik At Tahrir wafat
tidak ada penggantinya yang cakap dalam
meminmpin kerajaan Samudra Pasai dan
terkenal, sehingga peran penyebaran agama
Islam diambil alih oleh kerajaan Aceh.
Kerajaan Samudera Pasai semakin
lemah ketika di Aceh berdiri satu lagi kerajaan
yang mulai merintis menjadi sebuah
peradaban yang besar dan maju.
Pemerintahan baru tersebut yakni Kerajaan
Aceh Darussalam yang didirikan oleh Sultan
Ali Mughayat Syah. Kesultanan Aceh
Darussalam sendiri dibangun di atas puing-
puing kerajaan-kerajaan yang pernah ada di
Aceh pada masa pra Islam, seperti Kerajaan
Indra Purba, Kerajaan Indra Purwa, Kerajaan
Indra Patra, dan Kerajaan Indrapura. Pada
1524, Kerajaan Aceh Darussalam di bawah
pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah
menyerang Kesultanan Samudera Pasai.
Akibatnya, pamor kebesaran Kerajaan
Samudera Pasai semakin meredup sebelum
benar-benar runtuh. Sejak saat itu,
Kesultanan Samudera Pasai berada di bawah
kendali kuasa Kesultanan Aceh Darussalam.

b. Terjadi Perebutan kekuasaan
Pada tahun 1349 Sultan Ahmad
Bahian Syah malik al Tahir meninggal dunia
dan digantikan putranya yang bernama Sultan
Zainal Abidin Bahian Syah Malik al-Tahir.
Bagaimana pemerintahan Sultan Zainal Abidin
ini tidak banyak diketahui. Rupanya
menjelang akhir abad ke-14 Samudra Pasai
banyak diliputi suasana kekacauan karenaa
terjadinya perebutan kekuasaan, sebagai
dapat diungkap dari berita-berita Cina.
Beberapa faktor yang menyebabkan
runtuhnya kerajaan Samudra Pasai, yaitu
pemberontakan yang dilakukan sekelompok
orang yang ingin memberontak kepada
pemerintahan kerajaan Samudra Pasai.
Karena pemberontakan ini, menyebabkan
beberapa pertikaian di Kerajaan Samudra
Pasai. Sehingga terjadilah perang saudara
yang membuat pertumpahan darah yang sia-
sia. Untuk mengatasi hal ini, Sultan Kerajaan
Samudra Pasai waktu itu melakukan sesuatu
hal yang bijak, yaitu meminta bantuan kepada
Sultan Malaka untuk segera menengahi dan
meredam pemberontakan. Namun Kesultanan
Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah
ditaklukkan oleh Portugal tahun1521 yang
sebelumnya telah menaklukan Malaka
tahun 1511, dan kemudian
tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi
bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.

2. Faktor Eksteren kemunduran Kerajaan
Samudra Pasai
a. Serangan dari Majapahit Tahun 1339
Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai
mulai mengalami ancaman dari Kerajaan
Majapahit dengan Gajah Mada sebagai
mahapatih. Gajah Mada diangkat sebagai
patih di Kahuripan pada periode 1319-1321
Masehi oleh Raja Majapahit yang kala itu
dijabat oleh Jayanegara. Pada 1331, Gajah
Mada naik pangkat menjadi Mahapatih ketika
Majapahit dipimpin oleh Ratu Tribuana
Tunggadewi. Ketika pelantikan Gajah Mada
menjadi Mahapatih Majapahit inilah keluar
ucapannya yang disebut dengan Sumpah
Palapa, yaitu bahwa Gajah Mada tidak akan
menikmati buah palapa sebelum seluruh
Nusantara berada di bawah kekuasaan
Kerajaan Majapahit.
Mahapatih Gajah Mada rupanya
sedikit terusik mendengar kabar tentang
kebesaran Kerajaan Samudera Pasai di
seberang lautan sana. Majapahit khawatir
akan pesatnya kemajuan Kerajaan Samudera
Pasai. Oleh karena itu kemudian Gajah Mada
mempersiapkan rencana penyerangan
Majapahit untuk menaklukkan Samudera
Pasai. Desas-desus tentang serangan tentara
Majapahit, yang menganut agama Hindu
Syiwa, terhadap kerajaan Islam Samudera
Pasai santer terdengar di kalangan rakyat di
Aceh. Ekspedisi Pamalayu armada perang
Kerajaan Majapahit di bawah komando
Mahapatih Gajah Mada memulai aksinya pada
1350 dengan beberapa tahapan.
Serangan awal yang dilakukan
Majapahit di perbatasan Perlak mengalami
kegagalan karena lokasi itu dikawal ketat oleh
tentara Kesultanan Samudera Pasai. Namun,
Gajah Mada tidak membatalkan serangannya.
Ia mundur ke laut dan mencari tempat lapang
di pantai timur yang tidak terjaga. Di Sungai
Gajah, Gajah Mada mendaratkan pasukannya
dan mendirikan benteng di atas bukit, yang
hingga sekarang dikenal dengan nama Bukit
Meutan atau Bukit Gajah Mada.
Gajah Mada menjalankan siasat
serangan dua jurusan, yaitu dari jurusan laut
dan jurusan darat. Serangan lewat laut
dilancarkan terhadap pesisir di Lhokseumawe
dan Jambu Air. Sedangkan penyerbuan
melalui jalan darat dilakukan lewat Paya
Gajah yang terletak di antara Perlak dan
Pedawa. Serangan dari darat tersebut
ternyata mengalami kegagalan karena
dihadang oleh tentara Kesultanan Samudera
Pasai. Sementara serangan yang dilakukan
lewat jalur laut justru dapat mencapai istana.
Selain alasan faktor politis, serangan
Majapahit ke Samudera Pasai dipicu juga
karena faktor kepentingan ekonomi.
Kemajuan perdagangan dan kemakmuran
rakyat Kerajaaan Samudera Pasai telah
membuat Gajah Mada berkeinginan untuk
dapat menguasai kejayaan itu. Ekspansi
Majapahit dalam rangka menguasai wilayah
Samudera Pasai telah dilakukan berulangkali
dan Kesultanan Samudera Pasai pun masih
mampu bertahan sebelum akhirnya perlahan-
lahan mulai surut seiring semakin
menguatnya pengaruh Majapahit di Selat
Malaka.
Hingga menjelang abad ke-16,
Kerajaan Samudera Pasai masih dapat
mempertahankan peranannya sebagai bandar
yang mempunyai kegiatan perdagangan
dengan luar negeri. Para ahli sejarah yang
menumpahkan minatnya pada perkembangan
ekonomi mencatat bahwa Kerajaan Samudera
Pasai pernah menempati kedudukan sebagai
sentrum kegiatan dagang internasional di
nusantara semenjak peranan Kedah berhasil
dipatahkan.
Namun, kemudian peranan Kerajaan
Samudera Pasai yang sebelumnya sangat
penting dalam arus perdagangan di kawasan
Asia Tenggara dan dunia mengalami
kemerosotan dengan munculnya bandar
perdagangan Malaka di Semenanjung Melayu
Bandar Malaka segera menjadi primadona
dalam bidang perdagangan dan mulai
menggeser kedudukan Pasai. Tidak lama
setelah Malaka dibangun, kota itu dalam
waktu yang singkat segera dibanjiri perantau-
perantau dari Jawa.
Akibat kemajuan pesat yang diperoleh
Malaka tersebut, posisi dan peranan Kerajaan
Samudera Pasai kian lama semakin tersudut,
nyaris seluruh kegiatan perniagaannya
menjadi kendor dan akhirnya benar-benar
patah di tangan Malaka sejak tahun 1450.
Apalagi ditambah kedatangan Portugis yang
berambisi menguasai perdagangan di
Semenanjung Melayu. Orang-orang Portugis
yang pada 1521 berhasil menduduki
Kesultanan Samudera Pasai.

b. Berdirinya Bandar Malaka yang Letaknya
Lebih Strategis
Tercatat, selama abad 13 sampai awal
abad 16, Samudera Pasai dikenal sebagai
salah satu kota di wilayah Selat Malaka
dengan bandar pelabuhan yang sangat sibuk.
Pasai menjadi pusat perdagangan
internasional dengan lada sebagai salah satu
komoditas ekspor utama.
Letak geografis kerajaan samudera
pasai terletak di Pantai Timur Pulau Sumatera
bagian utara berdekatan dengan jalur
pelayaran internasional (Selat Malaka). Letak
Kerajaan Samudera Pasai yang strategis,
mendukung kreativitas mayarakat untuk
terjun langsung ke dunia maritim. Samudera
pasai juga mempersiapkan bandar - bandar
yang digunakan untuk:
1) Menambah perbekalan pelayaran
selanjutnya
2) Mengurus masalah masalah
perkapalan
3) Mengumpulkan barang barang
dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
4) Menyimpan barang barang dagangan
sebelum diantar ke beberapa daerah di
Indonesia.
Namun Setelah kerajaan Samudra
Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka pusat
perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.
Dengan beralihnya pusat perdagangan ke
Bandar Malaka maka perekonomian di Bandar
Malaka menjadi ramai karena letaknya yang
lebih strategis dibanding bandar-bandar di
Samudra Pasai.

c. Serangan Portugis
Orang-orang Portugis memanfaatkan
keadaan kerajaan Samudra Pasai yang sedang
lemah ini karena adanya berbagai perpecahan
(kemungkinan karena politik / kekuasaan)
dengan menyerang kerajaan Samudra Pasai
hingga akhirnya kerajaan Samudra Pasai
runtuh. Sebelumnya memang orang-orang
Portugis telah menaklukan kerajaan Malaka,
yang merupakan kerajaan yang sering
membantu kerajaan Samudra Pasai dan
menjalin hubungan dengan kerajaan Samudra
Pasai.
Orang-orang Portugis datang ke
Malaka, karena telah mengetahui bahwa
pelabuhan Malaka merupakan pelabuhan
transito yang banyak didatangi pedagang dari
segala penjuru angin. Malaka dikenal sebagai
pintu gerbang Nusantara. Julukan itu
diberikan mengingat peranannya sebagai
jalan lalu lintas bagi pedagang-pedagang asing
yang hendak masuk dan keluar pelabuhan-
pelabuhan Indonesia. Malaka pada akhir abad
ke-15 dikunjungi oleh para saudagar yang
datang dari Arab, India, Asia Tenggara dan
saudagar-saudagar Indonesia. Hal ini sangat
menarik perhatian orang-orang Portugis.
Maksud Portugis untuk menduduki
Malaka adalah untuk menguasai perdagangan
melalui selat di bawah pimpinan Diego Lopez
de Squeira ke Malaka atas perintah raja
Portugis, bertujuan untuk membuat
perjanjian-perjanjian dengan penguasa-
penguasa di Malaka. Perjanjian-perjanjian ini
dimaksudkan untuk memperoleh suatu izin
perdagangan yang menguntungkan kedua
belah pihak. Jadi semboyan orang-orang
Portugis untuk meluaskan daerah
pengaruhnya tidak hanya bermotif
penyebaran agama akan tetapi terutama
motif ekonomi.

Pembahasan 7
KAA
Konferensi Tingkat Tinggi AsiaAfrika
(disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang
juga disebut Konferensi Bandung) adalah
sebuah konferensi antara negara-negara Asia
dan Afrika, yang kebanyakan baru saja
memperoleh kemerdekaan. KAA
diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar
(dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon),
India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh
Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario.
Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24
April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung,
Indonesia dengan tujuan mempromosikan
kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-
Afrika dan melawan kolonialisme atau
neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet,
atau negara imperialis lainnya.
Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari
setengah total penduduk dunia pada saat itu
mengirimkan wakilnya. Konferensi ini
merefleksikan apa yang mereka pandang
sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan
Barat untuk mengkonsultasikan dengan
mereka tentang keputusan-keputusan yang
memengaruhi Asia pada masa Perang Dingin;
kekhawatiran mereka mengenai ketegangan
antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika
Serikat; keinginan mereka untuk
membentangkan fondasi bagi hubungan yang
damai antara Tiongkok dengan mereka dan
pihak Barat; penentangan mereka terhadap
kolonialisme, khususnya pengaruh Perancis di
Afrika Utara dan kekuasaan kolonial perancis
di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk
mempromosikan hak mereka dalam
pertentangan dengan Belanda mengenai Irian
Barat.
Sepuluh poin hasil pertemuan ini kemudian
tertuang dalam apa yang disebut Dasasila
Bandung, yang berisi tentang "pernyataan
mengenai dukungan bagi kerusuhan dan
kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini
memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam
PBB dan prinsip-prinsip Nehru.
Konferensi ini akhirnya membawa kepada
terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961.
23 Agustus 1953 - Perdana Menteri
Ali Sastroamidjojo (Indonesia) di
Dewan Perwakilan Rakyat Sementara
mengusulkan perlunya kerjasama
antara negara-negara di Asia dan
Afrika dalam perdamaian dunia.
25 April2 Mei 1954 - Berlangsung
Persidangan Kolombo di Sri Lanka.
Hadir dalam pertemuan tersebut para
pemimpin dari India, Pakistan, Burma
(sekarang Myanmar), dan Indonesia.
Dalam konferensi ini Indonesia
memberikan usulan perlunya adanya
Konferensi Asia-Afrika.
2829 Desember 1954 - Untuk
mematangkan gagasan masalah
Persidangan Asia-Afrika, diadakan
Persidangan Bogor. Dalam
persidangan ini dirumuskan lebih rinci
tentang tujuan persidangan, serta
siapa saja yang akan diundang.
1824 April 1955 - Konferensi Asia-
Afrika berlangsung di Gedung
Merdeka, Bandung. Persidangan ini
diresmikan oleh Presiden Soekarno
dan diketuai oleh PM Ali
Sastroamidjojo. Hasil dari persidangan
ini berupa persetujuan yang dikenal
dengan Dasasila Bandung. INDONESIA
Untuk memperingati lima puluh tahun sejak
pertemuan bersejarah tersebut, para Kepala
Negara negara-negara Asia dan Afrika telah
diundang untuk mengikuti sebuah pertemuan
baru di Bandung dan Jakarta antara 19-24
April 2005. Sebagian dari pertemuan itu
dilaksanakan di Gedung Merdeka, lokasi
pertemuan lama pada 50 tahun lalu. Sekjen
PBB, Kofi Annan juga ikut hadir dalam
pertemuan ini.
Pembahasan 8
Isi Dasasila Bandung
1. Menghormati hak-hak dasar manusia
dan tujuan-tujuan serta asas-asas
yang termuat di dalam piagam PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa)
2. Menghormati kedaulatan dan
integritas teritorial semua bangsa
3. Mengakui persamaan semua suku
bangsa dan persamaan semua
bangsa, besar maupun kecil
4. Tidak melakukan intervensi atau
campur tangan dalam soalan-soalan
dalam negeri negara lain
5. Menghormati hak-hak setiap bangsa
untuk mempertahankan diri secara
sendirian ataupun kolektif yang sesuai
dengan Piagam PBB
6. Tidak menggunakan peraturan-
peraturan dari pertahanan kolektif
untuk bertindak bagi kepentingan
khusus dari salah satu negara besar
dan tidak melakukannya terhadap
negara lain
7. Tidak melakukan tindakan-tindakan
ataupun ancaman agresi maupun
penggunaan kekerasan terhadap
integritas wilayah maupun
kemerdekaan politik suatu negara
8. Menyelesaikan segala perselisihan
internasional dengan jalan damai,
seperti perundingan, persetujuan,
arbitrasi (penyelesaian masalah
hukum) , ataupun lain-lain cara
damai, menurut pilihan pihak-pihak
yang bersangkutan sesuai dengan
Piagam PBB
9. Memajukan kepentingan bersama
dan kerjasama
10. Menghormati hukum dan kewajiban
kewajiban internasional
Pembahasan 9
PEnyatuan JERMAN
Penyatuan kembali Jerman (Jerman Deutsche
Wiedervereinigung) berlangsung pada tanggal
3 Oktober 1990, ketika mantan daerah
Republik Demokratis Jerman ("Jerman Timur")
digabungkan ke dalam Republik Federal
Jerman ("Jerman Barat").
Selepas pemilihan umum bebas pertama
Jerman Timur pada tanggal 18 Maret 1990,
rundingan di antara Jerman Timur dan Jerman
Barat selesai dalam satu kesatuan perjanjian,
manakala rundingan di antara Jerman Timur
dan Jerman Barat serta empat kuasa
pendudukan menghasilkan kononnya
"Perjanjian dua tambah empat" yang
menegaskan kedaulatan penuh kepada
negara kesatuan Jerman.
Negara Jerman yang telah bersatu menjadi
anggota Komunitas Eropa (kemudian Uni
Eropa) dan NATO. Istilah "Penyatuan kembali"
digunakan berbeda dengan persatuan awal
negara Jerman pada tahun 1871. Walaupun
biasanya disebut dengan istilah "Penyatuan
kembali", ia sebenarnya suatu "penyatuan"
bagi negeri Jerman kepada satu entitas yang
lebih besar, yang tidak pernah ada sebelum ini
(lihat Sejarah Jerman). Para politisi Jerman
sendiri menghindari pemakaian istilah seperti
ini dan lebih suka menyebutnya sebagai die
Wende.
Negara Jerman secara resmi dipersatukan
kembali pada tanggal 3 Oktober 1990 ketika
enam negara bagian Jerman Timur
(Bundeslnder); Brandenburg, Mecklenburg-
Vorpommern, Sachsen, Sachsen-Anhalt,
Thringen, dan Berlin bersatu secara resmi
bergabung dengan Republik Federal Jerman
(Jerman Barat), memilih salah satu dari dua
opsi yang diterapkan dalam Konstitusi Jerman
Barat (Grundgesetz). Maka dengan masuknya
secara resmi lima negara bagian Jerman yang
kembali didirikan ke Jerman Barat sesuai Pasal
23, lalu wilayah di mana Grundgesetz
(Undang-Undang Dasar) berlaku diperluas
untuk memuat mereka. Alternatifnya ialah
bahwa Jerman Timur bergabung secara
keseluruhan dalam rangka persatuan resmi
antara dua negara Jerman, yang lalu antara
lain harus membuat Konstitusi baru bagi
negara yang baru saja didirikan. Meski opsi
yang dipilih lebih sederhana, hal ini telah
menjadi alasan adanya sentimen-sentimen
tertentu di Timur bahwa mereka telah
"diduduki" atau "dianeksasi" oleh Republik
Federal Jerman yang lama (Jerman Barat).
Untuk memudahkan proses ini dan untuk
meyakinkan negara-negara lain, Jerman Barat
membuat beberapa perubahan kepada
"Undang-undang Dasar". Pasal 146 diubah
sehingga Pasal 23 dari konstitusi yang berlaku
bisa dipakai untuk Penyatuan kembali. Lalu,
jika lima "negara bagian yang telah didirikan
ulang" di Jerman Timur sudah bergabung,
maka Undang-Undang Dasar bisa diubah lagi
untuk menyatakan bahwa tidak ada daerah
Jerman lainnya yang ada di luar wilayah
negara kesatuan yang belum bergabung.
Namun konstitusi ini bisa diubah lagi pada
masa depan dan hal ini masih memungkinkan
diambilnya sebuah konstitusi lain pada masa
depan oleh bangsa Jerman.
Pada tanggal 14 November 1990 pemerintah
Jerman menanda tangani sebuah perjanjian
dengan Polandia yang menyangkut
perbatasan mereka yang dikenal sebagai
Perbatasan Oder-Neisse, dan demikian,
melepaskan tuntutan mereka untuk Silesia,
Pomerania, Danzig (Gdaosk), dan Prusia
Timur. Bulan berikut, pemilihan umum bebas
pertama bagi seluruh rakyat Jerman semenjak
tahun 1932, diadakan. Hasil pemilu ialah
mayoritas yang bertambah besar bagi
pemerintahan koalisi Helmut Kohl.
Pembahasan 10
Secara etimologis Perestroika berasal
dari kata kerja Stroit (membangun dan
mendirikan ) yang mengalami pembendaan
menjadi Stroika (bangunan/Struktur) dan
awalan pere yang artinya re-atau kembali.
Dengan demikian secara harfiah perestroika
berarti restrukturisasi yang mana
restrukturisasi ini merujuk pada
restrukturisasi ekonomi Uni Soviet.
Perestroika adalah sebuah
restrukturisasi untuk mengantisipasi proses
stagnasi (Zastoy) dan kelumpuhan total,
dengan menciptakan mekanisme percepatan
(uskorenie) yang efektif bertumpu pada
kinerja dan karya nyata masyarakat, pada
perkembangan demokrasi dan perluasan
keterbukaan.
Pada dasarnya perestroika adalah
proses yang di tunjukkan untuk memperbaiki
dan memperbaharui struktur pemerintahan
dan masyarakat soviet yang pada akhirnya
ditujukkan untuk memperkuat sistem
sosialisme. Tujuan akhir dari langkah reformis
ini adalah untuk memperbaiki masyarakat
soviet secara politik, ekonomi, dan moral[1].
Sedangkan glasnost (dalam bahasa
Rusia , yang berarti Keterbukaan),
Kata "glasnost" digunakan pertama kali di
Rusia pada akhir 1850, kebijakan yang
dilakukan selama masa pemerintahan Mikhail
Gorbachev pada pertengahan 1980-an.
Kebijakan ini meliputi keterbukaan dalam
semua bidang di institusi pemerintahan Uni
Soviet termasuk kebebasan berinformasi
selama tahun 1980 an[2].
Perestroika dan glasnost merupakan
langkah kebijakan dari Presiden Michael
Gorbachev, kebijakan Michael gorbachev ini
untuk melakukan Restrukturisasi ekonomi
soviet dan keterbukaan politik, kebebasan
dalam berinformasi serta berekpresi untuk
mengungkapkan pendapatnya. Peran
kebijakan yang dilakukan Michael Gorbachev
perestroika dan glasnost ini adalah untuk
memperbaiki dan memperbaharui struktur
pemerintahan dan masyarakat soviet serta
keterbukaan dalam semua bidang di institusi
pemerintahan Uni Soviet termasuk kebebasan
berinformasi.
Menurut Michael Gorbachev:
So the initial task of restructuring an
indispensable condition necessary if it is to be
successful is to wake up those people who
have fallen asleep and make them truly
active and concerned, to ensure that everyone
feels as if he is master of the country, of his
enterprise, office, or institute. This is the main
thing. To get the individual involved in all
processes. [Mikhail Gorbachev, Perestroika].

Michael Gorbachev mengungkapkan
bahwasannya adalah tugas awal
restrukturisasi merupakan syarat mutlak
untuk menjadi sukses, untuk bangun / wake
up bagi orang-orang yang tertidur dan
membuat mereka benar-benar aktif dan
peduli, untuk memastikan bahwa semua
orang merasa seolah-olah ia adalah master
negara, kantor perusahaan atau institusi. Ini
merupakan hal yang paling utama untuk
mendapatkan keterlibatan individu dalam
semua proses.

Sisi yang lain Michael Gorbachev juga
mengungkapkan bahwasannya :

The present economic reform
envisages that the emphasis will be shifted
from primarily administrative to primarily
economic management methods at every
level, and calls for extensive democratisation
of management, and the overall activisation
of the human factor.
The reform is based on dramatically
increased independence of enterprises and
associations, their transition to full self-
accounting and self-financing, and granting all
appropriate rights to work collectives. They
will now be fully responsible for
efficientmanagement and end results. A
collectives profits will be directly
proportionate to its efficiency.[3]
Mempertimbangkan reformasi
ekonomi pada saat itu adalah penekanan akan
perubahan atau penggeseran dari
administratif yang utama ke metode
menejemen ekonomi utama di setiap
tingkatan atau level, dan menuntut
manajemen demokrasi yang luas, dan aktiv
keseluruhan faktor manusia (human factor).
Reformasi ini berdasarkan pada
peningkatan kemandirian secara dramatis dari
perusahaan dan asosiasi, transisi mereka
untuk penuh self-accounting dan self-
financing, dan pemberian semua hak yang
sesuai untuk bekerja secara kolektif. Mereka
sekarang akan sepenuhnya bertanggung
jawab untuk manajemen yang efisien dan
hasil akhir. Sebuah keuntungan kolektif akan
berlangsung proporsional dengan efisiensi. "
Pada tahun 1987 bulan januari
menyerukan demokratisasi dimana salah
satunya adalah pemilu dilakukan dengan
banyak calon. Setahun kemudian Micahel
Gorbachev melakukan pelbagai pembaruan
untuk mengurangi kontrol partai terhadap
sistem pemerintah. Terobosan itu
dimaksudkan untuk memperbaiki kehidupan
ekonomi dan politik yang terjadi di negeri nya.
Pada bulan juni 1988, dalam
konferensi partai ke 19 dari PKUS, Michael
gorbachev meluncurkan pembaruan
pembaruan radikal yang dimaksudkan untuk
mengurangi kontrol partai terhadap aparat-
aparat pemerintahan. Dan kemudian pada
bulan desember 1988, Dewan Soviet tertinggi
menyetujui di bentuknya suatu Kongres
Deputy Rakyat yang sebelumnya telah di
tetapkan oleh amandemen konstitusi sebagai
dewan legislative Uni Soviet yang baru.
Pemilihan umum untuk anggota kongres
diadakan di seluruh uni soviet pada bulan
maret dan april 1989. yang sehingga pada
tanggal 15 maret 1990 Michael Gorbachev
terpilih sebagai presiden ekskutif pertama Uni
Soviet.
Pada saat Gorbachev terpilih sebagai
presiden pertama uni soviet, Gorbachev
melakukan upaya upaya untuk menjalankan
sistem komunis yang menawarkan pada
harapan harapan baru, akan tetapi, pada
akhirnya terbukti tidak dapat di kendalikan
dan mengakibatkan serangkaian peristiwa
akhirnya pembubaran imperium Uni Soviet[4],
namun pada dasarnya kebijakan yang
dilakukan oleh Michael Gorbachev ini adalah
di maksudkan sebagai suatu rangsangan
ekonomi soviet pada saat itu, alhasil kebijakan
Gorbachev dalam perestroika dan glasnost ini
menimbulkan akibat akibat yang tidak sesuai
dengan harapannya.

Komunisme sebagai ideologi turunan
dari sosialisme yang bercita-cita untuk
menciptakan masyarakat yang sosialis harus
mengakui bahwa untuk dapat bertahan di
tengah arus perubahan zaman dibutuhkan
lebih dari sekedar ketangguhan ideologi
semata, tetapi juga pada relevansi ideologi
tersebut terhadap kesejahteraan masyarakat.
Komunisme Uni Soviet tidak mampu
bertahan dan berdiri tegak di tengah arus
perubahan zaman yang demikian cepat dan
maju.
Kekacauan dalam politik
pemerintahan kala itu muncul lah Keinginan
sang presiden michael gorbachev untuk
membangun perekonomian kuat dan
menciptakan iklim politik yang kondusif
rupanya menjadi boomerang[5], keterbukaan
menyebabkan partai berkuasa, Komunis,
kehilangan kontrol terhadap media. Insan
pers lebih leluasa menyingkap berbagai borok
pemerintah, termasuk penyalahgunaan
wewenang dengan melakukan korupsi.
Kekecewaan rakyat The Union of
Soviet Socialist Republics (Soviet Union/USSR)
terhadap kebijakan pemerintah yang tidak
bisa melakukan atau tidak bisa mengatasi
pokok permasalahan yang ada di negeri nya
sendiri, hal itu yang membuat rakyat tersebut
kecewa yang sehingga mereka berani untuk
menyuarakan ketidakpuasannya terhadap
pemerintah yang semakin buruk nya kondisi
dalam negeri dimana kondisi tersebut
semakin parah di akibatkan maraknya
pertikaian etnis yang terjadi pada saat itu.
Selain pertikaian etnis yang terjadi, rakyat
menyerukan ketidak puasannya terhadap
kebijakan perekonomian, dimana pada tahun
1980 an perekonomian uni soviet sangat
lemah, karena pada saat itu upaya yang
dilakukan Gorbachev untuk melakukan
pembaharuan ekonomi sangatlah tidak
radikal.
Pertikaian antar etnisitas yang terjadi di
republik soviet, meimbulkan pergolakan
ketegangan ketegangan yang terjadi pada saat
itu, yang sehingga muncul dengan adanya
rasa nasionalisme di bawah Glasnost yang
mana konflik etnisitas ini terjadi di Azerbaijan
yang lebih di dominasi oleh orang orang dari
republik soviet sosialis Armenia di
Azerbaijan.akan tetapi dalam hal itu
pemerintah sentral tidak bisa mengcontrol
atau mengatasi dalam konflik etnistas yang
terjadi di dalam negeri nya yang sehingga
muncullah rakyat dalam menyuarakan ketidak
puasannya terhadap pemerintah dalam
mengatasi permasalahan etnis di Uni Soviet.

Pada tanggal 7 Februari 1990, Komite
Pusat Partai Komunis setuju untuk
melepaskan monopoli atas
kekuasaan. Republik-republik anggota Uni
Soviet mulai menegaskan kedaulatan nasional
mereka terhadap Moskow dan mulai
melancarkan "perang undang-undang"
dengan pemerintah pusat. Dalam hal ini,
pemerintahan republik-republik anggota Uni
Soviet, terutama Trio Baltik,
yaitu Estonia, Lituania, dan Latvia,
membatalkan semua undang-undang negara
kesatuan apabila undang-undang itu
bertentangan dengan undang-undang
setempat, menegaskan kendali mereka
terhadap ekonomi setempat, dan menolak
membayar pajak kepada pemerintah pusat di
Moskow. Gejolak ini menyebabkan macetnya
ekonomi karena garis pasokan ekonomi dalam
negeri rusak sehingga perekonomian Uni
Soviet semakin merosot.
Pada pertengahan Agustus 1991,
kelompok garis keras di lingkungan Partai
Komunis Uni Soviet bekerja sama dengan
Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti
(KGB) mengadakan sebuah percobaan
kudeta terhadap Gorbachev, tetapi gagal.
Pada tanggal 8 Desember 1991, Presiden RSFS
Rusia, RSS Ukraina, dan RSS Byelorusia
menandatangani Perjanjian Belavezha yang
menandakan pembubaran kesatuan dan
digantikan fungsinya oleh Persemakmuran
Negara-Negara Merdeka (CIS). Sementara ada
banyak perdebatan mengenai siapa yang
berhak membubarkan Uni Soviet, Gorbachev
meletakkan jabatannya sebagai Presiden Uni
Soviet pada tanggal 25 Desember 1991 dan
memberikan kekuasaannya kepada Boris
Yeltsin. Puncaknya, Majelis Agung Uni
Soviet membubarkan dirinya pada tanggal 26
Desember 1991 yang sekaligus menandakan
bubarnya Uni Soviet sebagai suatu negara,
hanya terpaut empat hari sebelum hari jadi
ke-69 negara tersebut.

Pembahasan 11
Politik Apartheid di Afrika Selatan

A. Latar Belakang Munculnya Politik Apartheid di
Afrika Selatan
Apharteid berasal dari bahasa
Belanda yang artinya pemisahan. Pemisahan
disini berarti pemisahan orang-orang Belanda
(kulit putih) dengan penduduk asli Afrika (kulit
hitam). Apharteid kemudian berkembang
menjadi suatu kebijakan politik dan menjadi
politik resmi Pemerintahan Afrika Selatan
yang terdiri dari program-program dan
pertaruran-peraturan yang bertujuan untnk
melestarikan pemisahan rasial.
Secara struktual, Apartheid berarti adalah
kebijaksanaan mempertahankan dominasi
minoritas kulit putih atas mayoritas bukan
kulit putih melalui pengaturan masyarakat di
bidang sosial budaya, politik militer dan
ekonomi Kebijakan ini berlaku tahun 1948.
Pada saat itu Afrika Selatan dibagi menjadi 4
gol ras utama yaitu:
a. Kulit putih
b. Kulit hitam
c. Kulit berwarna
d. Asia
Masalah Apartheid berawal dari
pendudukan yg dilakukan oleh bangsa-bangsa
Eropa di Afrika. Bangsa Eropa yang pertama
kali datang ke Afrika Selatan adalah bangsa
Belanda. Bangsa Belanda datang ke Afrika
Selatan dipimpin oleh Jan Anthony van
Riebeeck. Kedatangan Bangsa Belanda ini
menimbulkan masalah dalam kehidupan
masyarakat Afrika selatan.Masyarakat Afrika
selatan menjadi dibawah pendudukan bangsa
Eropa (B.Belanda atau kulit putih), sehingga
msalah kulit ini yg menjadi titik pangkal
munculnya masalah Apartheid.
Bangsa Belanda langsung menetap di
Afrika Selatan. Mereka sering disebut dengan
bangsa Boer. Kedatangan bangsa Belanda
diikuti oleh bangsa Inggris yang berhasil
melakukan penguasaan dari Afrika-
Utara(Mesir),Afrika-Selatan (Cape Town).
Kedatangan Inggris menyebabkan perang
Boer antara Inggris dan Belanda. Inggris
berhasil mengalahkan Belanda sehingga
wilayah Afrika-selatan menjadi daerah
kekuasaan Inggris. Akhirnya,Inggris menjadi
penguasa Afrika selatan.Dengan kemenangan
Inggris maka banyak orang Inggris yang
datang ke Afrika selatan. Pada tahun 1910
dibentuk Uni Afrika Selatan yg merupakan
gabungan dari kedua Republik kaum Boer,
yaitu Transvaal dan Orange Kree Style dengan
Cape Colony dan Natal. Uni Afrika Selatan
adalah dominion Inggris.

B. Perkembangan politik Apartheid di Afrika
Selatan
Pada 1948, Partai Nasional terpilih
untuk menguasai Afrika Selatan. Hal ini
memperkuat implementasi pemisahan rasial
di bawah kekuasaan kolonial Inggris dan
Belanda, dan pemerintahan Afrika Selatan
selanjutnya sejak terbentuknya perserikatan
(Union). Pemerintahan Nasionalis mengatur
jalannya undang-undang pemisahan,
menggolongkan orang-orang ke dalam tiga
ras, mengembangkan hak-hak dan batasan-
batasan untuk masing-masing golongan,
seperti hukum pass dan batasan pemukiman.
Minoritas kulit putih menguasai mayoritas
kulit hitam yang jauh lebih besar. Sistem
pemisahan ini kemudian dikenal secara
kolektif sebagai apartheid.
Pemencilan ini dimaksudkan kulit
putih untuk mengontrol kekayaan yang
mempercepat industrialisasi dari 1950an,
'60an, dan ' 70an. Selama minoritas Kulit Putih
menikmati standar paling tinggi di seluruh
Afrika, seringkali dibandingkan dengan
negara-negara barat Dunia Pertama,
mayoritas Kulit Hitam tetap dirugikan dalam
setiap tingkat, meliputi pendapatan,
pendidikan, rumah, dan tingkat harapan
hidup. Pada 31 Mei 1961, mengikuti
referendum orang-orang kulit putih, negara
ini menjadi sebuah republik dan
meninggalkan Persemakmuran (Britania).
Ratu Elizabeth II tidak lagi menjadi kepala
negara dan Gubernur Jendral terakhir menjadi
Presiden Negara.
Apartheid menjadi semakin
kontroversial, mendorong ke arah meluasnya
sanksi internasional, divestasi dan kerusuhan
serta penindasan dalam Afrika Selatan. Suatu
periode panjang penindasan oleh pemerintah,
dan kadang-kadang dengan kekerasan,
pemogokan, demonstrasi, protes, dan
sabotase dengan menggunakan bom atau
cara lain, oleh berbagai gerakan anti-
apartheid yang diikuti terutama oleh Kongres
Nasional Afrika (ANC).



C. Dampak politik Apartheid bagi Afrika Selatan
Orang-orang kulit hitam yang semula tidak
mengerti bahwa kebijakan pemerintahannya,
lambat laun mengerti bahwa tujuan
sebenarnya adalah diskriminasi rasial
(perbedaan warna kulit). Oleh karena itu
mereka bangkit mengadakan perlawanan,
tetapi pemerintaha Pieter Botha dengan
kejam menumpas setiap perlawanan yang
terjadi. Banyak tokoh-tokoh kulit hitam yang
dijebloskan dalam penjara, seperti tokoh
kharismatik Nelson Mandela yang terpaksa
mendekam dalam penjara selama 27 tahun.
Politik Apartheid dirancang oleh Hendrik
Verwoed. Apartheid menurut bahasa resmi
Afrika Selatan adalah Aparte Ontwikkeling
artinya perkembangan yang terpisah.
Memperhatikan makna dari arti Apartheid itu
kedengarannya baik yaitu tiap golongan
masyarakat, baik golongan kulit putih maupun
golongan kulit hitam harus sama-sama
berkembang. Tapi perkembangan itu
didasarkan pada tingkatan sosial dalam
masyarakat yang pada prakteknya menjurus
pada pemisahan warna kulit dan terjadinya
penistaan dari kaum penguasa kulit putih
terhadap rakyat kulit hitam.Verwoed
menyusun rencana pembentukan homeland,
yang disebut juga Batustan. Homeland
dilaksanakan dengan diadakannya pembagian
kembali Afrika Selatan berdasarkan wilayah
kesukuan.
Tiap orang kulit hitam Afrika Selatan
diharuskan menjadi warga negara salah satu
homeland atas dasar tempat lahirnya. Untuk
memantapkan proyek homeland dikeluarkan
bantuan biaya untuk perangsang termasuk
perangsang untuk pemasukan modal dari luar
untuk homeland. Kemajuan-kemajuan kecil
tampak dari proyek itu.

D. Berakhirnya Politik Apartheid di Afrika Selatan
Pemisahan suku di Afrika selatan mendapat
tanggapan dari dunia lnternasional. Di Afrka
selatan sering terjadi pemberontakan-
pemberontakan untuk menghapus
pemerintahan Apartheid. Gerakan yg terkenal
dilakukan oleh rakyat kulit hitam di Afrika
selatan dipelopori oleh African National
Congrees (ANC) dibawah pimpinan Nelson
Mandela. Pada pemerintahan Frederick
Willem de Klerk,Nelson memimpin aksi rakyat
Afrika selatan untuk tinggal di rumah,aksi
tersebut mendapat tanggapan oleh
pemerintah dengan menjebloskan Nelson ke
penjara,tetapi kemudian ia dibebaskan.
Pembebasan ini membawa dampak positif
terhadap perjuangan rakyat Afrika selatan.
Maka untuk pertama kalinya pada tanggal 2
Mei 1990 pemerintahan Afrika selatan
mengadakan perundingan dengan ANC untuk
membuat UU non Rasial. Pada tanggal 3 Juni
1990 de Klerk menghapus UU Darurat Negara
yang berlaku hampir di setiap bagian Afrika
selatan.
Perjuangan Nelson Mandela memakan waktu
yang cukup lama. Nelson Mandela terus
berjuang untuk mencapai kebebasan negrinya
baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Upaya-upaya yang ditempuh Nelson Mandela
mulai menampakan hasil yang
menggembirakan ketika F.W.de Klerk
memberikan angin segar kebebasan bagi
warga kulit hitam.
Pada tanggal 21 Februari 1991, Presiden de
Klerk mengumumkan penghapusan semua
ketentuan dan ekstitensi sistem politik
Apartheid di hadapan parlemen Afrika selatan
Pengumuman itu diikuti penghapusan 3 UU
yg memperkuat kekuasaan Apartheid,yaitu:
1. Land Act: UU yang melarang org kulit hitam
mpyi tanah di luar wilayah tmpat tinggal
yang ditentukan. .
2. Group Areas Act : UU yg mengatur
pemisahan tempat tinggal Orang-orang
kulit putih dengan kulit hitam.
3. Population Registration Act : UU yang
mewajibkan orang kulit
hitam untuk mendaftarkan diri menurut
kelompok suku masing- masing
Pengahpusan UU tersebut diikuti dengan janji
pemerintahan de Klerk untuk
menyelenggarakan pemilu tanpa pembatsan
rasial. Pada pemilu Multirasial tahun 1994,
partai yang dipimpin oleh Nelson Mandela
yaitu ANC, berhasil menjadi pemenang. Pada
tanggal 9 Mei 1994 Nelson Mandela dipilih
oleh Majelis Nasional sebagai Presiden Afrika
selatan, yaitu Pres pertama orang kulit hitam.
Pada tanggal 10 Mei 1994 Nelson Mandela
dilantik sebagai presiden dalam upacara
megah di Union Building, Pretonia. Peristiwa
ini merupakan perjuangan rakyat Afrika
selatan. Sejak terhapusnya Apartheid, Afrika
selatan mulai membangun negerinya agar
sederajat dengan negara lain di dunia.
Pembahasan 12
ASEAN
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara
(Perbara)
[5][6]
atau lebih populer dengan
sebutan Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) merupakan sebuah
organisasi geo-politik dan ekonomi dari
negara-negara di kawasan Asia Tenggara,
yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967
berdasarkan Deklarasi Bangkok oleh
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan
Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
kemajuan sosial, dan pengembangan
kebudayaan negara-negara anggotanya,
memajukan perdamaian dan stabilitas di
tingkat regionalnya, serta meningkatkan
kesempatan untuk membahas perbedaan di
antara anggotanya dengan damai.
ASEAN meliputi wilayah daratan seluas 4.46
juta km atau setara dengan 3% total luas
daratan di Bumi, dan memiliki populasi yang
mendekati angka 600 juta orang atau setara
dengan 8.8% total populasi dunia. Luas
wilayah laut ASEAN tiga kali lipat dari luas
wilayah daratan. Pada tahun 2010, kombinasi
nominal GDP ASEAN telah tumbuh hingga 1,8
Triliun Dolar AS. Jika ASEAN adalah sebuah
entitas tunggal, maka ASEAN akan duduk
sebagai ekonomi terbesar kesembilan setelah
Amerika Serikat, Cina, Jepang, Jerman,
Perancis, Brazil, Inggris, dan Italia.
Prinsip Utama ASEAN
Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai
berikut:
Menghormati kemerdekaan,
kedaulatan, kesamaan, integritas
wilayah nasional, dan identitas
nasional setiap negara
Hak untuk setiap negara untuk
memimpin kehadiran nasional bebas
daripada campur tangan, subversif
atau koersi pihak luar
Tidak mencampuri urusan dalam
negeri sesama negara anggota
Penyelesaian perbedaan atau
perdebatan dengan damai
Menolak penggunaan kekuatan yang
mematikan
Kerja sama efektif antara anggota
Piagam
Prinsip-prinsip dasar tersebut meliputi:
menghormati kemerdekaan,
kedaulatan, kesetaraan, integritas
wilayah dan identitas nasional seluruh
Negara Anggota ASEAN;
berbagi komitmen dan tanggung
jawab kolektif dalam meningkatkan
perdamaian, keamanan dan
kemakmuran regional;
menolak agresi dan ancaman atau
penggunaan kekuatan atau tindakan
lain dalam cara yang tidak sesuai
dengan hukum internasional;
ketergantungan pada penyelesaian
damai sengketa;
tidak campur tangan dalam urusan
internal negara anggota ASEAN;
menghormati hak setiap Negara
Anggota untuk menjaga eksistensi
nasionalnya bebas dari campur
tangan eksternal, subversi, dan
paksaan;
konsultasi ditingkatkan mengenai hal-
hal serius memengaruhi kepentingan
bersama ASEAN;
kepatuhan terhadap aturan hukum,
tata pemerintahan yang baik, prinsip-
prinsip demokrasi dan pemerintahan
yang konstitusional;
menghormati kebebasan dasar,
promosi dan perlindungan hak asasi
manusia, dan pemajuan keadilan
sosial;
menjunjung tinggi Piagam PBB dan
hukum internasional, termasuk
hukum humaniter internasional, yang
disetujui oleh negara anggota ASEAN;
tidak turut serta dalam kebijakan atau
kegiatan, termasuk penggunaan
wilayahnya, dan dikejar oleh Negara
Anggota ASEAN atau non-ASEAN
Negara atau aktor non-negara, yang
mengancam kedaulatan, integritas
wilayah atau stabilitas politik dan
ekonomi ASEAN Negara-negara
Anggota;
menghormati perbedaan budaya,
bahasa dan agama dari masyarakat
ASEAN, sementara menekankan nilai-
nilai bersama dalam semangat
persatuan dalam keanekaragaman;
sentralitas ASEAN dalam hubungan
politik, ekonomi, sosial dan budaya
eksternal sambil tetap aktif terlibat,
berwawasan ke luar, inklusif dan tidak
diskriminatif, dan
kepatuhan terhadap aturan-aturan
perdagangan multilateral dan aturan
berbasis ASEAN rezim bagi
pelaksanaan efektif dari komitmen
ekonomi dan pengurangan progresif
terhadap penghapusan semua
hambatan untuk integrasi ekonomi
regional, dalam dorongan ekonomi
pasar.
Anggota ASEAN
Sekarang, ASEAN beranggotakan semua
negara di Asia Tenggara. Berikut ini adalah
negara-negara anggota ASEAN:
Filipina (negara pendiri ASEAN)
Indonesia (negara pendiri ASEAN)
Malaysia (negara pendiri ASEAN)
Singapura (negara pendiri ASEAN)
Thailand (negara pendiri ASEAN)
Brunei Darussalam bergabung pada (7
Januari 1984)
Vietnam bergabung pada (28 Juli
1995)
Laos bergabung pada (23 Juli 1997)
(Laos dan Myanmar bergabung pada
waktu yang sama)
Myanmar bergabung pada (23 Juli
1997) (Laos dan Myanmar bergabung
pada waktu yang sama)
Kamboja bergabung pada (16
Desember 1998)
Perluasan Keanggotaan
Mengingat kepentingan geografis, ekonomis
dan politik yang strategis, sejak beberapa
tahun belakangan ini, ASEAN telah mencoba
menjajaki perluasan anggota kepada negara-
negara tetangga di sekitar ASEAN. Berikut ini
adalah daftar negara-negara perluasan
keanggotaan ASEAN:
Bangladesh
Palau
Papua Nugini
Republik China (Taiwan)
Timor Leste
Sejarah
ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa,
yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura
dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi
Bangkok. Menteri luar negeri penanda tangan
Deklarasi Bangkok kala itu ialah Adam Malik
(Indonesia), Narsisco Ramos (Filipina), Tun
Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam
(Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand).
Isi Deklarasi Bangkok adalah sebagai berikut:
Mempercepat pertumbuhan
ekonomi, kemajuan sosial dan
perkembangan kebudayaan di
kawasan Asia Tenggara
Meningkatkan perdamaian dan
stabilitas regional
Meningkatkan kerja sama dan saling
membantu untuk kepentingan
bersama dalam bidang ekonomi,
sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan
administrasi
Memelihara kerja sama yang erat di
tengah - tengah organisasi regional
dan internasional yang ada
Meningkatkan kerja sama untuk
memajukan pendidikan, latihan, dan
penelitian di kawasan Asia Tenggara
Brunei Darussalam menjadi anggota pertama
ASEAN di luar lima negara pemrakarsa. Brunei
Darussalam bergabung menjadi anggota
ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 (tepat
seminggu setelah memperingati hari
kemerdekaannya). Sebelas tahun kemudian,
ASEAN kembali menerima anggota baru, yaitu
Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh
pada tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun
kemudian, Laos dan Myanmar menyusul
masuk menjadi anggota ASEAN, yaitu pada
tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja
berencana untuk bergabung menjadi anggota
ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos,
rencana tersebut terpaksa ditunda karena
adanya masalah politik dalam negeri
Kamboja. Meskipun begitu, satu tahun
kemudian Kamboja akhirnya bergabung
menjadi anggota ASEAN yaitu pada tanggal 16
Desember 1998. Setelah kesemua negara di
Asia Tenggara bergabung dalam wadah
ASEAN, sebuah negara kecil di tenggara
Indonesia yang tak lain dan tak bukan juga
pecahan dari Indonesia yaitu Timor Leste
memutuskan untuk ikut bergabung menjadi
anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara,
meskipun keanggotaannya belum dipenuhi.
Kerja sama ini tidak hanya mencakup bidang
ekonomi saja tetapi juga ilmu pengetahuan
dan teknologi, kebudayaan dan informasi,
pembangunan serta keamanan dan kerja
sama transnasional lainnya.
Pembahasan 11
Tiga Serangkai
Tiga Serangkai umumnya adalah sebuah
julukan untuk sebuah perkumpulan atau
kelompok yang beranggotakan tiga orang.
Julukan ini dapat merujuk pada:
Sejarah
o Tiga Serangkai pelopor
nasionalisme Indonesia: E.F.E.
Douwes Dekker, Tjipto
Mangunkusumo dan Ki Hajar
Dewantara yang mendirikan
Indische Partij, partai politik
pertama di Hindia Belanda.
o Tiga Serangkai pelopor
Republik Indonesia: Soekarno,
Mohammad Hatta, Soetan
Sjahrir yang merupakan tiga
pemimpin kunci pertama
Indonesia setelah proklamasi
kemerdekaan Indonesia.
Pembahasan 12
Kaisar Meiji (Mitsuhito)
Restorasi Meiji (; Meiji-ishin),
dikenal juga dengan sebutan Meiji Ishin,
Revolusi, atau Pembaruan, adalah
rangkaian kejadian yang menyebabkan
perubahan pada struktur politik dan sosial
Jepang. Restorasi Meiji terjadi pada tahun
1866 sampai 1869, tiga tahun yang
mencakup akhir Zaman Edo (Sering
disebut akhir Keshogunan Tokugawa) dan
awal Zaman Meiji. Restorasi ini
diakibatkan oleh Perjanjian Shimoda dan
Perjanjian Towsen Harris yang dilakukan
oleh Komodor Matthew Perry dari
Amerika Serikat.
Pembentukkan Aliansi Sat-cho, yaitu
antara Saigo Takamori, pemimpin
Satsuma, dengan Kido Takayoshi,
pemimpin Choshu, adalah titik awal dari
Restorasi Meiji. Aliansi ini dicetuskan
oleh Sakamoto Ryoma, dengan tujuan
melawan Keshogunan Tokugawa dan
mengembalikan kekuasaan kepada Kaisar.
Pembahasan 13
PAPUA
Perkembangan asal usul nama pulau Papua
memiliki perjalanan yang panjang seiring
dengan sejarah interaksi antara bangsa-
bangsa asing dengan masyarakat Papua,
termasuk pula dengan bahasa-bahasa lokal
dalam memaknai nama Papua.
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh
wilayah Papua bagian barat. Pada masa
pemerintahan kolonial Hindia-Belanda,
wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda
(Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New
Guinea). Setelah berada bergabung dengan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi
Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973.
Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya
oleh Soeharto pada saat meresmikan
tambang tembaga dan emas Freeport, nama
yang tetap digunakan secara resmi hingga
tahun 2002.
UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Papua mengamanatkan nama provinsi
ini untuk diganti menjadi Papua. Pada tahun
2003, disertai oleh berbagai protes
(penggabungan Papua Tengah dan Papua
Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi
oleh pemerintah Indonesia; bagian timur
tetap memakai nama Papua sedangkan
bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya
Barat (setahun kemudian menjadi Papua
Barat). Bagian timur inilah yang menjadi
wilayah Provinsi Papua pada saat ini.
Nama Papua Barat (West Papua) masih sering
digunakan oleh Organisasi Papua Merdeka
(OPM), suatu gerakan separatis yang ingin
memisahkan diri dari Indonesia dan
membentuk negara sendiri.

Anda mungkin juga menyukai