Anda di halaman 1dari 7

KEHIDUPAN MANUSIA PRA-AKSARA DI INDONESIA

Pengertian Praaksara atau Prasejarah.

Masa Praaksara atau prasejarah merupakan kurun waktu (zaman) pada saat manusia belum menganal
tulisan atau huruf. Praaksara disebut juga zaman nirleka, yaitu zaman tidak ada tulisan.
Setelah manusia mengenal tulisan maka disebut zaman sejarah. Berakhirnya zaman prasejarah setiap
bangsa berbeda beda berdasarkan perkembangan setiap bangsa tersebut serta informasi yang masuk ke
bangsa itu. Misalnya bangsa Mesir Kuno meninggalkan zaman praaksara sekitar 4000 SM, bangsa
Sumeria dan Dravida meninggalkan zaman praaksara sekitar 3000 SM, sedangkan bangsa Indonesia
meninggalkan zaman praaksara 400 M.

Sumber utama zaman pra sejarah adalah benda berupa fosil dan artefak.

Fosil adalah sisa makhluk hidup baik berupa binatang, tumbuhan maupun manusia yang telah membatu.
Artefak adalah alat-alat yang dipergunakan manusia purba. Manusia purba adalah manusia yang hidup
pada zaman pra sejarah.

Terbentuknya Kepulauan Indonesia

Teori Big Bang (Dentuman Besar)

Teori Big Bang (Stephen Hawking) menyatakan bahwa alam semesta mulanya berbentuk gumpalan gas
yang mengisi seluruh ruang jagat raya. Gumpalan gas itu suatu saat meledak dengan satu dentuman
yang amat dahsyat. Setelah itu, materi yang terdapat dialam semesta mulai berdesakan satu sama lain
dalam kondisi suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya tersisa energy berupa proton,
neutron dan electron yang bertebaran ke seluruh arah. Ledakan tersebut menimbulkan gelembung-
gelembung alam semesta yang menyebar dan menggembung keseluruh penjuru , sehingga membentuk
galaksi-galaksi bintang-bintang, matahari, planet-planet, bumi, bulan dan meteorit.

Pembagian  Masa Pra Aksara Berdasarkan Geologi

Berdasarkan hal ini, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman- zaman
tersebut sekaligus merupakan pembabakan prasejarah yang terdiri dari:

1.       Zaman Arkeozoikum.

Merupakan zaman tertua, berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun yang lalu. Pada masa itu bumi
dalam proses pembentukan, permukaan bumi masih sangat panas sehingga belum terdapat
makluk hidup yang tinggal di bumi.

2.       Zaman Paleozoikum 

Disebut juga sebagai zaman primer, berlangsung kira-kira 340 juta tahun yang lalu. Zaman ini
ditandai dengan terjadinya penurunan suhu yang amat derastis di bumi, bumi mendingin. Pada
masa ini lah makluk hidup pertamakali diperkirakan muncul, yaitu makluk bersel satu dan tidak
bertulang belakang seperti bakteri, serta sejenis amfibi.

3.       Zaman Mesozoikum 

Disebut juga sebagai zaman sekunder, berlangsung kira-kira 140 juta tahun yang lalu. Zaman ini
ditandai dengan munculnya hewan-hewan reptile besar (dinosaurus) olah karena itu jaman ini
disebut juga zaman reptile.

4.       Zaman Neozoikum 

Zaman Neozoikum berlangsung kira-kira 60 juta tahun yang lalu. Kahidupan di zaman ini mulai
stabil, berkembang dan beragam. Zaman ini di bagi menjadi beberapa :

a. Zaman Tersier,
ditandai dengan mulai berkurangnya hewan-hewan besar. Telah memeiliki berbagai jenis
binatang menyusui, diantaranya kera dan monyet.

b. Zaman Sekunder,
ditandai dengan munculnya tenda-tanda kehidupan manusia purba.

Zaman ini dibagi kembali menjadi 2 jaman yaitu:

1) Zaman Pleistosen/dilivium (zaman es/glasial), masa ini ditandai mulai mencairnya es di


kutub utara karena perubahan iklim. Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Pada
masa inilah kehidupan manusia mulai ada. Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu.

2)  Zaman Holosen/alluvium, masa ini ditandai dengan munculnya hamo sapiens,


merupakan nenek moyang manusia modern saat ini. Masa ini berlangsung sekitar 20.000
tahun yang lalu.

Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia. 

Dari hasil penelitian dan penemuan fosil, oleh para ahli purbakala manusia purba banyak di temukan di
Indonesia terutama di Pulau Jawa. Manusia purba pada masa lampu telah tinggal di beberapa daerah di
Pulau Jawa diantaranya di Lembah Bengawan Solo (Jawa Tengah) dan di Lembah Sungai Brantas (Jawa
Timur). Dia daerah daerah tersebut di atas banyak di temukan fosil manusia purba.

 Sangiran

Sangiran berada di perbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Merupakan sebuah
kompleks situs manusia purba di Kala Pleistosen yang paling lengkap dan paling penting di Indonesia
bahkan Asia. Pertama kali ditemukan oleh P.E.C. Schemulling tahun 1864. Situs Sangiran telah diakui
sebagai salah satu pusat evolusi manusia di dunia, yang ditetapkan secara resmi sebagai Warisan Dunia
pada 1996 nomer 593 Daftar Warisan Dunia (World Heritage) oleh UNESCO.

Pada 1934, Gustav Heindrich Ralph von Koeningswald menemukan artefak litik di wilayah Ngebung yang
terletak sekitar 2 km di barat laut kubah Sangiran. Artefak litik itulah yang kemudian menjadi temuan
penting bagi Situs Sangiran. Semenjak penemuan von Koeningswald Situs Sangiran menjadi sangat
terkenal berkaitan dengan penemuan-penemuan fosil Homo erectus  secara sporadis dan
berkesinambungan.

Fosil fauna yang ditemukan di Sangiran antara lain: buaya dan kura-kura raksasa, fosil gading gajah (4
meter), rahang badak, rhinoceros sondaicus. Hewan ini diperkirakan hidupa di Sangiran sekitar 500 ribu
hingga 700 ribu tahun yang lalu.

 Trinil

Trinil adalah sebuah desa di pinggiran Bengawan Solo, masuk wilayah administrasi Kabupaten Ngawi,
Jawa Timur. Tinggalan purbakala telah lebih dulu ditemukan di daerah ini jauh sebelum von
Koeningswald menemukan Sangiran pada 1934. Penggalian Dubois dilakukan pada endapan
alluvial Bengawan Solo. Dari lapisan ini ditemukan atap tengkorak Pithecanthropus erectus, dan
beberapa buah tulang paha (utuh dan fragmen) yang menunjukkan pemiliknya telah berjalan tegak.

Di Indonesia terdapat beberapa jenis manusia purba diantaranya Meganthropus paleojavanicus,


Pithacanthropus erectus, dan Homo (manusia purba modern).

1. Meganthropus paleojavanicus.
Meganthropus paleojavanicus artinya manusia purba yang besar dan tertua di Jawa. Manusia
purba ini memiliki ciri tubuh yang kekar, diperkirakan sebagai manusia purba yang paling tua
diantara manusia purba yang lain. Fosil manusia purba meganthropus paleojavanicus
ditemukan dan diteliti oleh Dr. G.H.R. von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941. Pertama
kali fosil makhluk ini ditemukan di  Sangiran, daerah lembah Bengawan Solo, dekat Surakarta.
Dari yang dapat dilihat ukuran fosil itu, meganthropus paleojavanicus berbadan besar dengan
rahang besar, kening menonjol, dan tulang tebal. Dari keadaan itu, maka makhluk Sangiran
tersebut dinamakan Meganthropus Paleojavanicus (mega = besar, anthropos = manusia, paleo
= purba, javanicus = manusia jawa). Meganthropus hidup sekitar 2 juta tahun sebelum masehi
dan hidup dengan makan tumbuh-tumbuhan. Makhluk tersebut termasuk jenis Homo Hobilis. 
2. Pithacanthropus erectus.
Pithacanthropus erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Manusia purba ini memiliki
ciri-ciri berbadan tegak, dan memiliki tinggi banadan antara 165-180 cm. Pithacanthropus
erectus merupakan manusia purba yang paling banyak di temukan di Indonesia diantaranya di
Mojokerto, Kedungtrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong. Pertama kali di
temukan oleh Eugene Dubois di Trinil dekat Sungai Bengawan Solo, Surakarta, tahun 1891.
3. Homo.
Homo berarti manusia. Manusia purba jenis ini memiliki ciri yang lebih sempurna di
bandingkan dengan Meganthropus paleojavanicus dan Pithecantropus erectus.

Beberapa jenis homo yang di temukan di Indonesia antara lain. 

1)      Homo Sapiens
Artinya manusia sempurna, baik dari segi fisik, volume otak maupun postur badannya secara
umum tidak jauh beda dengan manusia modern. Kadang-kadang homo sapiens juga dikatakan
“manusia bijak” karena telah lebih maju dalam berfikir dan menyiasati tantangan alam.

2)      Homo Soloensis
Artinya manusia yang berasal dari Solo. Ditemukan di lembah Sungai Bengawan Solo oleh Ter
Haar dan Ir. Oppenoorth (1931-1934) di desa Ngandong Kabupaten Blora.

3)      Homo Wajakensis
Manusia Wajak merupakan satu-satunya teman di Indonesia yang untuk sementara
disejajarkan perkembangannya dengan manusia modern awal dari akhir Kala Pleistosen. Pada
tahun 1889 ditemukan oleh B.D. Van Reitschoten di sebuah ceruk di lereng pegunungan karst
di barat laut Campurdarat, dekat Tulungagung, Jawa Timur.

Periode masa Pra Aksara Berdasrkan Hasil Budaya

1.    Zaman Batu

a.  Zaman Batu Tua (Paleolithicum)

1)    Peralatannya terbuat dari batu yang masih kasar

2)    Alat yang digunakan terbuat dari tulang dan alat serpih

3)    Manusianya Pithecanthropus Erectus masih hidup secara nomaden

4)    Hidup dengan berburu dan meramu.

5)    Kebudayaan Pacitan dan Ngandong

Pacitan = menurut Von Koenigswald pada th. 1935 menemukan alat-alat batu berupa kapak genggam.
Alat Pacitan disebut dengan chopper (alat penetak)  Ngandong  = alat yang terbuat dari tulang atau
tanduk binatang.
 b. Zaman Batu Madya (Mesolithicum)

1)    Peralatan dibuat dari batu yang mulai dihaluskan

2)    Alatnya berupa kapak Sumatera

3)    Bertempat tinggal di gua semi nomaden

4)    Sudah mengenal seni  = lukisan hewan dan cap tangan berwarna merah)

5)    Sudah mengenal kepercayaan 

6)    Sudah mengenal bercocok tanam dan berladang

7)    Hasil budaya berupa Kjokkenmodinger (tumpukan kerang) dan Abrissous roche (cap tangan)

 c.    Zaman Batu Muda (Neolithicum)

1)    Peralatan dibuat dari batu yang sudah di haluskan

2)    Alat yang digunakan kapak lonjong dan persegi

3)    Manusianya jenis Homo dan hidup sudah menetap dan berkelompok

4)    Mengenal bercocok tanam, bersawah, dan berladang.

5)    Menganut kepercayaan animisme dan dinamisme

6)    Hasil budaya berupa kapak lonjong dan persegi.

d.   Zaman Batu Besar (Megalithicum)

1)    Batu yang digunakan berukuran besar

2)    Peninggalannya berdasarkan kepercayaan yaitu:

a)    Menhir                  : kaki meja

b)    Dolmen                 : meja dari batu

c)    Waruga                 : peti kubur kubus (bongkar pasang)

d)    Sarkofagus            : peti kubur lesung

e)    Punden Berundak  : untuk melakukan upacara

f)     Arca 

2.    Zaman Logam

a.  Zaman Perunggu

Teknik pembuatan barang-barang dari perunggu ada 2 yaitu:

Teknik a cire perdue  = teknik cetak hilang

Teknik bivalve           = teknik cetak ulang

Adapun barang peninggalannya yaitu:

1)    Nekara

2)    Moko

3)    Kapak corong

4)    Arca
b. Zaman Besi

Peninggalannya berupa :

1)    Mata panah

2)    Mata tombak

   

Periodesasi Masa Pra-Aksara Berdasar Corak Kehidupan

 1.  Masa Berburu

a.              Kegiatan pokok berburu dan mengumpulkan makanan

b.  Alat yang digunakan batu, kayu,dan tulang. Seperti kapak perimbas untuk menguliti kulit binatang

c.  Masih terganntung alam sekitar biasanya tinggal di tepi sungai dan masih nomaden

d.  Manusianya Pithecanthropus

e.  Pada masa Paleolithicum

2.    Mengumpulkan Makanan (Food Gathering)

a.  Alat yang digunakan memasuki tradisi serpih biah alat-alatnya yaitu alat dari tulang dan kapak
genggam

b.  Manusianya Pithecanthropus hidup dengan nomaden secara berkelompok

c.  Biasa hidup di gua

d.  Termasuk dalam masa Mesolithicum

3.    Masa Bercocok Tanam

a.  Sudah membentuk perkampungan kecil

b.  Manusianya berjenis Homo  soloensis dan wajakensis sudah mengenal berladang tetapi tidak
menetap

c.  Alat-alatnya berasal dari batu yang sudah di haluskan dan sudah mengenal gerabah, seperti kapak
lonjong untuk mencangkul dan beliung persegi untuk mencangkul dan menebang kayu

d.  Mengenal sistem kepercayaan

e.  Termasuk masa Neolithicum

4.    Masa Perundagian / Masa Pertukangan

a.              Menyempurnakan pertanian dan peternakan dari masa bercocok tanam

b.  Membuat perkampungan yang lebih besar dan sudah menetap (sedenter)

c.  Manusianya berjenis Homo Sapiensis yang

d.  Alat-alatnya dari logam seperti Moko

e.  Solidaritasnya tinggi yang merupakan warisan nenek moyang.

Sistem Kepercayaan Manusia Purba

Pada Masa Praaksara seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir, manusia purba mulai
mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya. Untuk menjalankan
kepercayaan yang diyakininya manusia purba malakukan berbagai upacara dan ritual. Sistem
kepercayaan yang dianut manusia pada masa prakasara atau masa prasejarah antara lain animisme,
dinamisme, totemisme, dan shamanisme. 
a.    Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang mempengaruhi
kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak mengganggu adalah dengan
memberikan sesaji. 

b.    Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki gaib. Manusia
purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar, gunung, laut, gua, keris, azimat, dan
patung. 

c.    Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki kekuatan. Dalam
melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan sarana, dengan membangun
bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang besar. Masa ini di sebut sebagai kebudayaan
Megalitikum (kebudayaan batu besar).

Kebudayaan Batu Besar (Megalithikum)

Istilah megalithikum berasal dari bahasa Yunani, mega berarti besar dan lithos artinya batu. Jadi,
megalithikum artinya batubatu besar. Manusia pra-aksara menggunakan batu berukuran besar untuk
membuat bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai tempat pemujaan kepada roh-roh nenek
moyang. Bangunan didirikan untuk kepentingan penghormatan dan pemujaan, dengan demikian
bangunan megalithikum berkaitan erat dengan kepercayaan yang dianut masyarakat pra-aksara pada
saat itu. Bangunan megalithikum tersebar di seluruh Indonesia. Berikut beberapa bangunan
megalithikum.

Kebudayaan Batu Besar

Nama Gambar Keterangan

Menhir adalah sebuah tugu dari batu tunggal yang didirikan untuk upacara
Menhir penghormatan roh nenek moyang. Menhir ditemukan di Sumatera
Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.

Sarkofagus adalah peti mayat yang terbuat dari dua batu yang


 Sarkofagus
ditangkupkan. Peninggalan ini banyak ditemukan di Bali

Dolmen adalah meja batu tempat menaruh sesaji, tempat penghormatan


Dolmen kepada roh nenek moyang, dan tempat meletakan jenazah. Daerah
penemuannya adalah Bondowoso, Jawa Timur.

Peti Kubur Peti Kubur Batu adalah lempengan batu besar yang disusun membentuk
Batu peti jenazah. Peti kubur batu ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat.

Waruga adalah peti kubur batu berukuruan kecil berbentuk kubus atau


Waruga bulat yang dibuat dari batu utuh. Waruga banyak ditemukan di daerah
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.

Arca adalah patung terbuat dari batu utuh, ada yang menyerupai manusia,
 Arca kepala manusia, dan hewan. Arca banyak ditemukan di Sumatera Selatan,
Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Punden berundak-undak merupakan tempat pemujaan. Bangunan ini


Punden
dibuat dengan menyusun batu secara bertingkat, menyerupai candi.
Berundak
Punden berundak ditemukan di daerah Lebak Sibeduk, Banten Selatan.

Berakhirnya Masa Praaksara di Indonesia


Indonesia mengakhiri masa praaksara pada awal abad ke-5 Masehi. Para pedagang India datang pada
saat itu dan membawa kebudayaan dari India berupa seni arsitektur bangunan, sistem pemerintahan,
seni sastra dan tulisan. Tulisan tertua di Indonesia terdapat di Batu Yupa, Kutai, Kalimantan Timur.
Tulisan tersebut menggunakan huruf Pallawa. 

Sejak berakhirnya masa praaksara, muncullah masa aksara (masa sejarah). Di Indonesia, sudah
mengalami kemajuan. Sistem pemerintahan kerajaan mulai berkembang, agama Hindu-Buddha mulai
berkembang. Kegiatan perdagangan dan pelayaran pun semakin maju.

Anda mungkin juga menyukai