Anda di halaman 1dari 24

KEHIDUPAN MANUSIA PADA MASA

PRA AKSARA

Kelas VII
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta didik dapat mejelaskan pengertian masa pra-aksara


2. Peserta didik dapat menelaah sumber informasi zaman pra-aksara
3. Peserta didik dapat memerinci periodisasi masa pra-aksara
PENGERTIAN MASA PRA-AKSARA

Pra-aksara berasal dari gabungan kata, yaitu pra dan aksara.


Pra-aksara adalah masa sebelum manusia mengenal bentuk tulisan.
Masa pra-aksara disebut juga dengan masa nirleka
(nir artinya tidak ada, dan leka artinya tulisan), yaitu masa tidak ada
tulisan.
Masa praaksara disebut juga dengan masa pra-sejarah,
yaitu suatu masa dimana manusia belum mengenal tulisan.
Adapun masa sesudah manusia mengenal tulisan disebut juga
dengan masa aksara atau masa sejarah.
SUMBER INFORMASI ZAMAN PRA-AKSARA

Fosil: sisa-sisa makhluk hidup yang telah membatu


Artefak: peralatan hidup yang digunakan manusia purba
Biofact/Ecofact: semua benda yang tidak pernah diubah
oleh manusia, tetapi menjadi dari kehidupan manusia.
TEORI KEHIDUPAN DI BUMI

BUMI

AZOICUM PALAEOZOICUM MESOZOICUM NEOZOICUM

PLEISTOSEN/
DELUVIUM TERSIER

HOLOSEN/ KUARTER
ALUVIUM
AZOICUM

• Berumur 2500 juta tahun yang lalu


• Keadaan bumi belum stabil
• Temperatur bumi masih sangat panas,
kulit bumi dalam proses pembentukan
• Belum ada tanda tanda kehidupan

PALAEOZOICUM
• Berumur 350 juta tahun yang lalu dan disebut Zaman
Primer/Zaman Purba Tertua
• Keadaan bumi belum stabil dan masih terus berubah
ubah, bumi berangsur angsur menjadi dingin
• Telah muncul tanda tanda kehidupan, dengan
ditemukannya fosil flora dan fauna (mahluk hidup
bersel satu, ikan, amfibi dan reftil)
• Pada masa ini keadaan geografis kepulauan
Indonesia belum terbentuk seperti sekarang ini,
wilayah Indonesia masih merupakan bagian dari
samudera yang sangat luas, meliputi hampir
seluruh dunia
MESOZOICUM

 Mesozoicum, maerupakan zaman


purba tengah, pada masa ini
hewan mamalia (binatang
menyusui), hewan amfibi, burung
dan tumbuhan berbunga sudah
mulai muncul. Zaman ini
diperkirakan sekitar 140 juta
tahun lalu

 Pada masa ini terjadi pergerakan


lempeng di Indo-Australia, Eurasia
dan Pasifik, peristiwa ini disebut
Fase Tektonis/Orogenesa
Larami yang menyebabkan
daratan terpecah pecah.

 Salah satu akibat pergeseran


lempeng ini terbentuklah wilayah
wilayah Indonesia seperti
sekarang ini
NEOZOIKUM/KAINOZOIKUM
• Berusia sekitar 60 juta tahun yang lalu
• Kondisi bumi semakin membaik, perubahan cuaca
tidak begitu besar
• Kehidupan berkembang dengan pesat

Zaman ini dibedakan atas dua macam, yaitu :


a. Zaman Tersier
Pada zaman ini kehidupan dari jenis jenis binatang besar mulai
berkurangdan telah hidup dari jenis jenis binatang menyusui,
yaitu kera dan monyet

b. Zaman Kuarter
Pada zaman ini mulai muncul dan berkembang tanda tanda
kehidupan manusia purba. Zaman ini dibedakan menjadi dua
masa, yaitu :

1. Kala Plestosin/Dilluvium
Zaman ini disebut juga zaman es (zaman glasial), pada masa
ini es dari kutub utara mencair sehingga menutupi sebagian
Eropa Utara, Asia Utara dan Amerika Utara

2. Kala Holosin/Alluvium
Pada zaman ini mulai hidup jenis Homo Sapiens, yaitu jenis
manusia seperti sekarang ini
MENGENAL MANUSIA PURBA

Manusia purba atau prehistoric people


adalah jenis manusia yang hidup jauh
sebelum dikenal tulisan. Memiliki alat
pendukung yang terbuat dari batu dan
diyakini mendiami bumi sekitar 4 juta
tahun yang lalu

Terungkapnya berbagai jenis manusia purba berawal dari penemuan fosil dan artefak

FOSIL Adalah tulang belulang manusia maupun hewan dan tumbuh-tumbuhan


yang telah membatu.
ARTEFAK Adalah peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil dari
kebudayaannya.

Dari fosil dan artefak inilah para ahli dapat meneliti manusia purba untuk mengetahui
usia dan keberadaannya di alam kehidupannya.
PENDAPAT PARA AHLI TENTANG
ASAL USUL MANUSIA PURBA INDONESIA

Van Heine Geldern : berasal dari Asia, bila dilihat dari hasil penelitian artefak-
artefaknya memiliki banyak persamaan

Mohammad Yamin, Berasal dari Indonesia sendiri, dibuktikan dengan penemuan


fosil & artefak, terbanyak ditemukan di Indonesia

Prof. Dr. Kroom, asalnya dari Cina Tengah. Di Cina Tengah terdapat sumber-
sumber air besar, menyebar ke Indonesia sekitar 200 – 1500 SM

Prof. Dr. H Kern, Bangsa Indonesia berasal dari Asia, teorinya di dukung oleh
perbandingan bahasa-bahasa yang di pakai di Indonesia berasal dari satu akar
Bahasa Austronesia

Brandes : Dilihat dari perbandingan bahasa, memiliki persamaan dengan bangsa-


bangsa yang ada di daerah-daerah Pulau Formosa, sebelah barat Madagaskar
Selata, Jawa, Bali sebelah timur, sampai tepi pantai barat Amerika
JENIS JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA

NO JENIS MANUSIA PENEMU TAHUN TEMPAT PENEMUAN LETAK

1 Megantropus Paleojavanicus Von 1941 Sangiran Lapisan


(Manusia Besar) Koenigswald Pleistosen
Bawah
2 Pithecantropus Mojokertensis Von 1936 Mojokerto Lapisan
(Manusia Kera dari Mojokerto) Koenigswald Pleistosen
Bawah
3 Pithecantropus Robustus F. Weidenrich 1939 Lembah Bengawan Lapisan
(Manusia Kera yang Perkasa) Solo, Sangiran Pleistosen
Tengah
4 Pithecantropus Erectus Eugene 1890 Kedung Brutus, Trinil, Lapisan
(Manusia Kera berjalan tegak) Dubois Ngawi Pleistosen
Tengah
5 Homo Soloensis Von 1931- Ngandong, Lembah Lapisan
(Manusia dari Solo) Koenigswald 1934 Sungai Bengawan Solo Pleistosen
Atas
6 Homo Wajakensis Eugene 1889 Lembah Sungai Lapisan
(Manusia dari Wajak) Dubois Brantas, Wajak, Pleistosen
Tulungagung Atas
7 Homo Sapien Von 1892 Wajak, Tulungagung Zaman
(Manusia Cerdas) Rietschoten Holosen
SITUS SANGIRAN

Sangiran adalah sebuah Situs Arkeologi di Jawa ,


Indonesia. Area ini memiliki luas 48 km² dan terletak di
Jawa Tengah, 15 kilometer sebelah utara Surakarta di
lembah Sungai Bengawan Solo dan terletak di kaki
Gunung Lawu. Secara administratif Sangiran terletak di
kabupaten Sragen dan kabupaten Karanganyar di Jawa
Tengah. Pada tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Mentri
Pendidikan dan Kebudyaan Indonesia sebagai cagar
budaya. Pada tahun 1996 situs ini terdaftar dalam Situs
Warisan Dunia UNESCO
.
Tahun 1934 antropolog Gustav Heinrich Ralph Von
Koenigswald memulai penelitian di area tersebut. Pada
tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian menemukan fosil
dari nenek moyang manusia pertama, Homo Erectus

Situs Sangiran tidak hanya memberikan gambaran


tentangevolusi fisik manusia saja, akan tetapi juga
memberikan gambaran nyata tentang evolusi budaya,
binatang dan juga lingkungan.
SITUS TRINIL, NGAWI JAWA TIMUR

Trinil adalah situs Paleoantropologi di Indonesia yang


sedikit lebih kecil dari situs Sangiran. Tempat ini terletak
di Desa Kawu Kecamatan Kedunggajar, Ngawi, Jawa
Timurr (kira-kira 13 km sebelum kota Ngawi dari arah
kota Solo). Trinil merupakan kawasan di lembah Sungai
Bengawan Soloyang menjadi hunian kehidupan purba,
tepatnya zaman Plistosen Tengah, sekitar satu juta
tahun lalu.

Pada tahun 1891 Eugene Dubois, yang adalah


seorang ahli anatomi menemukan bekas manusia
purba pertama di luar Eropa yaitu spesimen manusia
jawa. Pada 1893 Dubois menemukan fosil manusia
purba Pithecanthropus erectus (manusia kera
yang berdiri tegak) serta fosil hewan dan tumbuhan
purba lain.
JENIS JENIS MANUSIA PURBA
YANG HIDUP PADA ZAMAN PRA AKSARA

MEGANTRHOPUS PALEOJAVANICUS

Meganthropus Paleojavanicus artinya adalah


"manusia bertubuh besar yang paling tua dari Pulau
Jawa". Meganthropus Paleojavanicus diperkirakan
hidup pada 2 juta tahun yang lalu dengan ciri ciri
berikut sebagai berikut :

a.Memiliki tulang rahang yang kuat


b.Tidak memiliki dagu
c. Menunjukan ciri ciri manusia tetapi lebih mendekati
era
d. Berbadan besar dan tegap

Fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Von Koenigswald pada


tahun 1936 di daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Karena temuan-
temuan dari fosil Meganthropus ini masih sangat sedikit, maka sukar
menempatkan dengan pasti kedudukannya dalam evolusi manusia dan
hubungannya dengan jenis manusia Pithecanthropus Erectus
PITHECANTRHOPUS ERECTUS

Pithecanthrpus Eretus atrinya manusia kera


yang berjalan tegak, ditemukan oleh Eugene
Dubois Tahun 1891 di Desa Trinil, Ngawi Jawa
Timur. Ciri Ciri Pithecanthropus Erectus
diantaranya :
1. Volume otak berkisar 750 – 1350 cc
2. Tinggi badan sekitar 165 – 185 cm
3. Bentuk tubuh dan anggota badan tegap,
tetapi tidak setegap Meganthopus
Paleojavanicus.
4. Bentuk gerahan besar dengan rahang yang
sangat kuat
5. Bentuk tonjolan kening tebal dan melintang
di dahi dari sisi ke sisi
6. Bentuk hidung tebal
7. Bagian belakang kepala tampak menonjol
menyerupai wanita berkonde
8. Muka menonjol ke depan, dahi miring ke
belakang
MANUSIA HOMO SAPIENS

MANUSIA WAJAK

Fosil Homo wajakensis ditemukan oleh Van Riestchoten pada


tahun 1889 di desa Wajak, Tulungagung. Fosil ini kemudian diteliti
oleh Eugene Dubois. Fosil ini merupakan temuan fosil manusia
purba pertama yang dilaporkan berasal dari Indonesia.

Homo Wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130—210 cm,


dengan berat badan antara 30-150 kg. Volume otaknya mencapai
1300 cc Manusia purba jenis ini hidup antara 40.000 —25.000
tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen Atas. Apabila
dibandingkan jenis sebelu mnya, Homo Wajakensis menunjukkan
kemajua

MANUSIA LIANG BUA/HOMO FLORESIENSIS

Homo floresiensis ("Manusia Flores", dijuluki Hobbit) adalah nama


yang diberikan oleh kelompok peneliti untuk spesiesdari genus
Homo, yang memiliki tubuh dan volume otak kecil, berdasarkan
serial subfosil (sisa-sisa tubuh yang belum sepenuhnya membatu)
dari sembilan individu yang ditemukan di Liang Bua, Flores, pada
tahun 2001 Menunjukkan postur paling tinggi sepinggang manusia
moderen (sekitar 100 cm).
ANTARA PANTAI DAN GUA

KEBUDAYAAN KJOKKENMODDINGER

Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa


Denmark yaitu kjokken artinya dapu rdan modding artinya
sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah
sampah dapur.Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah
timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siputyang mencapai
ketinggian ± 7 meter dan sudah membatu atau menjadi fosil.
Kjokkenmoddingerditemukan disepanjang pantai timur
Sumatera yakni antara Langsa dan Medan

KEBUDAYAAN ABRIS SOUS ROCHE

Abris Sous Roche merupakan hasil kebudayaan


mesolithikum, yang mana itu adalah gua yang di
pakai sebagai tempat tinggal. gua itu sebenarnya
lebih menyerupai ceruk2 di dalam batu karang
yang cukup untuk memberi perlindungan terhadap
hujan dan panas. di dalam dasar gua2 itu di
dapatkan banyak peninggalan kebudayaan,
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

ANTARA BATU DAN TULANG

KEBUDAYAAN PACITAN
Budaya Pacitan juga dikenal dengan nama tradisi
kapak perimbas. Hasil budaya Pacitan dianggap
sebagai alat budaya batu yang paling awal di Indonesia.
Corak alat-alat tersebut masih kasar dan sederhana
dalam teknik pembuatannya. Pakar yang melakukan
penelitian di Pacitan adalah von Koenigswald.

KEBUDAYAAN NGANDONG
Ngandong, Jawa Timur merupakan salah satu
tempat penemuan alat-alat pada zaman
paleolitik. Alat-alat yang ditemukan di daerah
Ngandong ini dikenal dengan nama
kebudayaan Ngandong yang berupa alat-alat
dari tulang dan kapak genggam dari batu
SEBUAH REVOLUSI

a. Kebudayaan Kapak Persegi


Nama Kapak persegi berasal dari penyebutan oleh
von Heine Geidern, penamaan ini dikaitkan
dengan bentuk alat tersebut. Penyebaran alat alat
ini terutama di Kepulauan Indonesia bagian barat,
seperti Sumatera, Jawa dan Bali
b. Kebudayaan Kapak Lonjong
Nama Kapak lonjong berasal dari penyebutan oleh von
Heine Geidern, penamaan ini dikaitkan dengan bentuk
alat tersebut. Penyebaran alat alat ini terutama di
Kepulauan Indonesia bagian barat, seperti Sumatera,
Jawa dan Bali
c. Perkembangan Zaman Logam
Zaman logam di Indonesia berbeda dengan
di Eropa. Di Eropa zaman logam mengalami
tiga fase yaitu zaman tembaga, perunggu dan
besi, sementara di Indonesia hanya
mengalami zaman perunggu dan besi
MENGENAL API

Bagi manusia purba proses penemuan


api merupakan bentuk inovasi yang
sangat penting.

Berdasarkan data arkeologi penemuan


api kira kira terjadi pada 400.000 tahun
yang lalu pada periode manusia Homo
Erectus. Dengan api kehidupan menjadi
lebih bervariasi dan berbagai kemajuan
akan tercapai.

Pada awalnya pembuatan api dilakukan


dengan cara membenturkan dan
menggosokkan benda halus yang mudah
terbakar dengan benda padat lainnya
DARI BERBURU-MERAMU SAMPAI BERCOCOK TANAM

Berdasarkan fosil dan artefak lainnya,


diperkirakan manusia zaman pra-aksara hidup
dengan cara berburu dan meramu. Hidup
mereka umumnya masih tergantung pada alam
(Food Gathering)

Peralihan zaman Mesolithikum ke Neolithikum


menandakan adanya revolusi kebudayaan dari
Food Gatheing ke Food Producing dengan
Homo Sapien sebagai pendukungnya

Kegiatan bercocok tanam dilakukan ketika


mereka sudah mulai bertempat tinggal
walaupun masih sementara.

Kegiatan bercocok tanam terus mengalami


perkembangan, peralatan pokoknya berupa
kapak persegi dan kapak lonjong
SISTEM KEPERCAYAAN

Masyarakat zaman pra – aksara terutama pada zaman


Neolithikum sudah mengenal sistem kepercayaan.
Mereka memahami adanya kehidupan setelah mati.

Kegiatan ritual yang paling menonjol adalah upacara


penguburan. Jenazah orang yang telah meninggal
dibekali berbagai benda dan peralatan kebutuhan sehari
hari, dengan tujuan agar perjalanan arwah orang yang
meninggal selamat dan terjamin dengan baik.

Pada masa Megalithikum muncul bangunan


batu untuk menghormati arwah leluhur seperti
menhir, dolmen, punden berundak.

Sistem kepercayaan dan tradisi megalithikum


mendorong muncul dan berkembangnya
kepercayaan animisme dan dinamisme
Berdasarkan perbedaan ras , manusia awal Indonesia paling tidak terdiri
atas 4 (empat) ras, yaitu :
a. Manusia Purba
b. Ras Weddoid (Wedda)
c. Ras Papua – Melanesoida (Negrito)
d. Ras Melayu (Austronesia)

Menurut Kern dan Heine Gerldern, nenek moyang bangsa


Indonesia berasal dari daratan Asia, mula mula mereka
mendiami daerah Yunnan (Cina Selatan) kemudian berpindah
ke selatan (India Belakang), kemudian mereka berpindah ke
pulau pulau di sebelah selatan yang dikenal dengan
Austronesia (austro = selatan, nesos = pulau) dengan
menggunakan perahu bercadik.

Bangsa Austronesia mendiami daerah yang sangat luas, yaitu


meliputi daerah daerah atau pulau pulau yang membentang
antara Madagaskar (sebelah barat) hingga Pulau Paska
(sebelah timur) dan antara Taiwan (sebelah utara) hingga
Selandia Baru (sebelah selatan)

Bangsa Austronesia yang masuk ke Indonesia disebut bangsa


Melayu. Mereka adalah nenek moyang langsung bangsa
Indonesia sekarang.
KEDATANGAN DEUTRO DAN PROTO MELAYU

Bangsa Melayudapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :


a. Proto Melayu (Melayu Tua)
• Masuk ke Indonesia kira kira tahun 1500 SM
• Masuk ke Indonesia melalui 2 jalur, yakni melalui Malaya
– Sumatera (jalur barat), dan Filipina – Sulawesi Utara
(jalur timur)
• Memiliki kebudayaan batu baru (neolithikum)
• Budayanya : kapak persegi (melalui jalan barat), kapak
lonjong (melalui jalan timur)
• Bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan
Bangsa Proto Melayu misalnya suku bangsa Batak,
Dayak dan Toraja

b. Deutero Melayu (Melayu Muda)


• Masuk ke Indonesia kira kira tahun 500 SM
• Masuk ke Indonesia melalui satu jalan, yakni jalan barat (
Malaya – Sumatera)
• Bangsa Deutro Melayu berasal dari Dongson (Vietnam Utara)
• Memiliki kebudayaan lebih tinggi dari Proto Melayu
• Hasil kebudayaannya terbuat dari logam
• Sudah mengenal irigasi
• Bangsa Indonesia sekarang yang termasuk keturunan bangsa
Deutro Melayu misalnya suku bangsa Jawa, Madura, Menado,
dan Melayu (Sumatera, Kalimantan, Malaka)

Anda mungkin juga menyukai