Anda di halaman 1dari 31

TUGAS SEJARAH

Disusun Oleh
Nama: Nilam Khoirun Nisa
Kelas : X –IPA1
No. Absn : 28
SMAN 1 BANYUWANGI
Indonesia Zaman
Praaksara
Manusia purba dan corak kehidupannya
Asal usul nenek moyang indonesia
Hasil dan nilai kebudayaan
Pengertian Zaman Praaksara
Zaman Praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum
mengenal tulisan. Praaksara terdiri dari dua kata yakni “pra”
yang berarti belum dan “aksara” berarti tulisan.Zaman
Praaksara disebut juga dengan istilah Nirleka yang maknanya
juga sama yakni “nir” adalah tanpa dan “lenka” artinya tulisan.
Jenis Jenis Manusia Purba Di Indonesia
Masing-masing jenis dan ciri manusia purba dapat dibedakan menjadi
beberapa golongan yaitu :
• Meganthropus Paleojavanicus
• Pithecanthropus
Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus Mojokertensis
• Homo Sapiens
Homo Soloensis
Homo Wajakensis
Homo Florensis
1. Meganthropus Paleojavanicus (Manusia
Raksasa dari Jawa)
• Unsur nama tersebut terdiri dari kata megan= besar, anthropus= manusia, paleo= tua, dan Javanicus = jawa
• Fosil ini pertama kali ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun 1936 dan berakhir 1941 di Situs Sangiran,
yaitu rahang bawah dan rahang atas.
• Meganthropus diperkirakan hidup 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu, di masa Paleolithikum atau Zaman Batu
Tua. Meganthropus memiliki kelebihan pada bentuk tubuhnya yang lebih besar dibandingkan manusia purba
lainnya.
• Ciri Ciri :
Memiliki tulang rahang yang kuat
Tidak memiliki dagu
Menunjukkan ciri-ciri manusia tetapi lebih mendekati kera
Berbadan besar dan tegap
Tonjolan tulang pipi yang tebal,
Tonjolan kening tebal
2. Pithecanthropus (Manusia Kera)

• Fosil manusia purba paling banyak ditemukan di Indonesia


adalah jenis Pithecanthropus. Pithecanthropus sendiri
mempunyai arti ialah manusia yang berjalan tegak.
• Terdapat dua jenis Pithecanthropus paling terkenal ditemukan di
Indonesia adalah Pithecanthrophus erectus dan
Pithecanthropus mojokertensis
• Jika berdasarkan pengukuran terhadap umur lapisan tanah
dimana fosil Pithecanthrophus ditemukan di Indonesia, terdapat
memiliki umur yang bervariasu, yakni antara 30.000 hingga 1
juta tahun yang lalu.
a. Pithecanthropus erectus (manusia kera berjalan tegak)

• Jenis Pithecanthropus erectus ini adalah fosil yang paling terkenal. Fosil
ini ditemukan oleh Dr. Eugene Dubois pada tahun 1890, 1891, dan 1892
di Kedungbrubus (Madiun) dan Trinil (Ngawi).
• Temuan Eugene Dubois ini berupa rahang bawah, tempurung kepala,
tulang paha, serta geraham atas dan bawah.
• Ciri –Ciri:
• Fosil phitecanthropus erektus
Volume otaknya melebihi 900 cc.
Berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat.
Tinggi badannya sekitar 165 – 170 cm.
Berat badannya sekitar 100 kg.
Makanannya masih kasar dengan sedikit dikunyah.
Hidupnya diperkirakan satu juta sampai setengah juta tahun yang lalu.
• Ilustrasi gambar
b. Pithecanthropus robustus, (manusia
kera berahang besar)
• Fosil Pithecanthropus robustus ditemukan di Sangiran tahun
1939 oleh Weidenreich. Von Koenigswald menyebut fosil ini
dengan Pithecanthropus mojokertenssi. Penemuan ini
dilakukan pada lapisan Pleistosen Bawah di Mojokerto
antara tahun 1936–1941.
• Pithecanthropus mojokertensis berarti manusia kera dari
Mojokerto. Fosil manusia purba yang ditemukan berupa • Gambar fosil
tengkorak anak yang berumur 5 tahun.
• Ciri – Ciri :
hidung lebar.
tulang pipi kuat.
tubuhnya tinggi.
hidupnya masih dari mengumpulkan makanan
(foodgathering). • Gambar ilustrasi
3. HOMO (Manusia)
• Homo berarti manusia. Jadi, manusia purba ini merupakan jenis manusia purba yang
paling maju bila dibandingkan dengan jenis temuan yang lain.
• Terdapat tiga jenis Homo paling terkenal ditemukan di Indonesia adalah Homo
Wajakensis, Homo Soloensis, dan Homo Sapiens
• Ciri ciri jenis manusia ini adalah :
a.berjalan tegak.
b.berat badan kira-kira 30 sampai 150 kg.
c.volume otaknya lebih dari 1.350 cc.
d.alatnya dari batu dan tulang.
e. muka dan hidung lebar.
f. mulut masih menonjol.
a. Homo wajakensis (manusia dari Wajak)
• Homo wajakensis ditemukan di daerah Wajak,
Tulungagung pada tahun 1889. Temuan ini diperoleh
Von Rietschoten berupa beberapa bagian tengkorak.
Temuan Von Rietschoten ini kemudian diselidiki oleh
Dr. Eugene Dubois.
• Selanjutnya, manusia purba ini pun disebutHomo
wajakensis. Lapisan asal jenis manusia purba ini
adalah Pleistosen Atas, termasuk ras Australoid dan
bernenek moyang Homo soloensis serta menurunkan
penduduk asli Australia.
• Oleh Von Koenigswald, Homo wajakensisdimasukkan
dalam kelompok Homo sapiens(manusia cerdas). Hal
ini didasarkan pada pengetahuannya yang telah
mengenal tentang upacara penguburan.
b. Homo soloensis (manusia dari Solo)
• Homo soloensis dimukan ketika para
geologi Belanda, C. Ter Haar, melakukan
penggalian lapisan tanah di Ngandong
(Ngawi Jawa Timur) bersama Ir.
Oppenoorth tahun 1931 – 1932.
• Mereka menemukan sebelas tengkorak
fosilHomo soloensis pada lapisan
Pleistosen Atas. Temuan ini kemudian
diselidiki oleh Von Koenigswald dan • Gambar fosil
Weidenreich. Berdasarkan keadaannya,
jenis ini sudah bukan lagi kera, tetapi
sudah masuk dalam kelompok manusia.
c. Homo Florensis( manusia flores)
• Homo floresiensis , dijuluki Hobbit adalah nama yang diberikan oleh
kelompok peneliti untuk spesies dari genusHomo, yang memiliki tubuh dan
volume otakkecil, berdasarkan serial subfosil (sisa-sisa tubuh yang belum
sepenuhnya membatu) dari sembilan individu yang ditemukan di Liang
Bua, Pulau Flores, pada tahun 2001.
• Kesembilan sisa-sisa tulang itu (diberi kode LB1 sampai LB9) menunjukkan
postur paling tinggi sepinggang manusia modern (sekitar 100 cm). Usia seri
kerangka ini diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun yang lalu
• Liang Bua, tempat ditemukannya sisa-sisa kerangka ini, sudah sejak masa
penjajahan menjadi tempat ekskavasi arkeologi dan paleontologi. Hingga
1989, telah ditemukan banyak kerangka Homo sapiens dan
berbagai mamalia (seperti makhluk mirip gajahStegodon, biawak,
serta tikus besar) yang barangkali menjadi bahan makanan mereka. Di
samping itu ditemukan pula alat-alat batu seperti pisau, beliung, mata panah,
arang, serta tulang yang terbakar, yang menunjukkan tingkat peradaban
penghuninya.
• Ciri-ciri manusia liang bua adalah mempunyai ciri tengkorak yang panjang
dan rendah,berukuran kecil, dan dengan volume otak 380 cc. kapasitas cranial
tersebut berada jauh di bawah Homo Erectus ( 1000 cc ), manusia modern
Homo sapiens (1400 cc), dan bahkan berada di bawah volume otak simpanse
Tempat-tempat Penemuan Manusia Purba
1. Sangiran
• Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C Schemulling tahun
1864, dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso,
bagian dari wilayah Sangiran. Semenjak dilaporkan Schemulling
situs itu seolah-olah terlupakan dalam waktu yang lama. Eugene
Dubois juga pernah datang ke Sangiran. Pada 1934, G.H.R von
Koenigswald menemukan artefak litik di wilayah Ngebung yang
terletak sekitar dua km di barat laut kubah Sangiran. Artefak litik
itulah yang kemudian menjadi temuan penting bagi Situs Sangiran.
Artefak litik itulah yang kemudian menjadi temuan penting bagi
situs sangiran.
• Situs Sangiran tidak hanya memberikan gambaran tentang evolusi
fisik manusia saja, akan tetapi juga memberikan gambaran nyata
tentang evolusi budaya, binatang, dan juga lingkungan. Beberapa
fosil yang ditemukan dalamseri geologis-stragtigrafis yang
diendapkan tanpa terputus selama lebih dari dua juta tahun,
menunjukkan tentang hal itu.
LapisanTanah Purba Sangiran
• Sangiran ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO 1996, di tulis pada list no. C 593 dengan nama
The Sangiran Early Man Site. Kawasan yang didalamnya menyimpan lapisan tanah yang paling lengkap di
benua asia ini.
• Secara geomorfologi kawasan ini terletak di cekungan alam yang sering disebut dengan depresi solo dan
dikelilingi perbukitan.tepatnya di lereng barat laut Gunung Lawu. Dengan segala keunikanya secara
arkeologi mewakili lebih dari 50% temuan fosil manusia purba di dunia dan adanya mata air asin di sebuah
kebun/tegalan di dekat museum sangiran berdiri.
• Kawasan lingkungan sangiran terbentuk sacara mengendap secara terus-menerus dari 2,4 juta tahun yang
lalu. Lapisan tanah situs sangiran secara litologi, stratigrafi dan lingkunganya ,empunyai urutan sebagai
berikut :
1.Lingkugan laut : terdapat formasi kalibeng ditandai dengan lempung biru (2,4 -1,8 juta tahun yang lalu
2.Lngkungan Rawa : formasi pucangan ditandai dengan lempung hitam (1,8- 0,9 juta tahun lalu)
3.Lingkungan darat, hutan terbuka : formasi kabuh ditandai pasir fluvio-volkanik struktur silang siur (730.000-
250.000 tahun lalu), formasi notopuro ditandai endapan pasir volkanik (250.000-11.000 tahun lalu)
dan terakhir endapan resen ditandai endapan teras dan alluvial (11.000 tahun lalu- saat ini).
• Adanya proses geologi yang panjang terjadi akibat aktivitas lempeng tektonik, vulkanisme dan fluktuasi air
laut.melalui pengangkatan pulau jawa, sangiran diawali dengan adanya lingkungan laut berubah menjadi
lingkungan transisi, lingkungan rawa, dan menjadi daratan yang luas sekarang ini. Sebab kawasan hasil
dari proses pengendapannya , lapisan tanah sangiran terdapat fosil-fosil mahkluk hidup zaman purba
sehingga dapat memberikan informasi tentang keadaan lingkungan beserta kegiatan interaksi mahkluk
hidup didalamnya.
2. Trinil
• Trinil adalah situs paleoantropologi di Indonesia yang
sedikit lebih kecil dari situs Sangiran. Tempat ini terletak di
Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi,
Jawa Timur, kira-kira 13 km sebelum pusat kota Ngawi
dari arah kota Solo.
• Tinggalan purbakala telah lebih dulu ditemukan di daerah
ini jauh sebelum von Koenigswald menemukan Sangiran
pada 1934. Seorang ahli anatomi dari belanda (Eugene
Dubois) melakukan penelitian dengan cara ekskavasi
(penggalian). Ekskavasi yang dilakukan oleh Eugene
Dubois di Trinil telah membawa penemuan sisa-sisa
manusia purba yang sangat berharga bagi
dunia pengetahuan.Penggalian Dubois dilakukan pada
endapan alluvial Bengawan Solo. Dari lapisan itu
ditemukan atap tengkorak Pthecanthropus erectus,dan
beberapa buah tulang paha (utuh dan fragmen) yang
menunjukkan pemiliknya berjalan tegak.
Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara
1.Zaman Batu
• Paleolitikum (zaman batu tua) : • Megalitikum (zaman batu besar)
food gathering (berburu dan meramu)
Mengenal kepercayaan :
-Animisme (roh nenek moyang)
Nomaden (berpindah-pindah)
- Dinamisme (benda)
Primus interpares (kesukuan, pemimpin yang memiliki kekuatan - totanisme ( hewan)
dan mampu mengorganisir )
• Mesolitikum (zaman batu madya/tengah) 2.Zaman Logam atau Perundagian
semi food gathering (sebagian mengenal Bercocok tanam) Mengenal teknologi pertukangan
Semi sedenter ( Tinggal di gua pinggir pantai/ abris sous roche) (perunggu dan besi)
Membangun pemukiman di tepi pantai
Kjokkenmodinger ( sampah dapur setinggi 7 meter)
• Neolitikum (zaman batu muda)
Food producing ( Bercocok tanam dam dan beternak)
Sedenter ( Menetap di suah rumah kayu/bambu yang ditempati
beberapa keluarga )
Asal – Usul Nenek Moyang Indonesia
A. Teori para Ahli B. Proses Migrasi
1. Nusantara 1. Melanosoid
2. Yunan 2. Melayu Tua (proto melayu)
3. Out of Africa 3. Melayu Muda (deutro melayu)
4. Out of Taiwan
A. Teori Para Ahli
1.Nusantara
• Didukung oleh Moh. Yamin, J. Crawford, Gorys keraf
• Didasarkan pada:
a.Di Indonesia ditemukan banyak artefak dan fosil yang lebih lengkap dibandingkan di negara asia lainnya
b.Bangsa Melayu dan Jawa mempunyai tingkat peradaban yang tinggi
2. Yunan
• Didukung oleh R. H. Geldern dan J. H. C Kern, dan M. Ali
• Didasarkan pada hasil penemuan teknologi dan bahasa yang sama di Yunan (austronesia)
3. Out of Africa
• Didukung oleh Max Ingman
• Didasarkan pada penelitian DNA
4. Out Of Taiwan
• Didukung oleh Harry Truman Simanjutak
• Didasarkan pada pendekatan linguistik
B. Proses Migrasi
1. Melanosoid
• Diperkirakan sebagai bangsa pertama yang bermigrasi ke kepulauan nusantara
• Kebudayaannya digolongkan dalam budaya mesolitikum (masa berburu dan mengumpulkan makanan)
• Berasal dari Teluk Tonkin dan tersebar di Indonesia timur, terutama Papua dan sekitarnya
2. Melayu Tua (Proto Melayu)
• Diperkirakan datang ke nusantara sekitar tahun 2000-1500 SM. Melalui dua jalur (barat dan timur)
• Barat: Thailand, S. Malaya, Sumatra, Jawa, dan Flores
• Timur:Vietnam,Taiwan,Filipina,Maluku,dan Sulawesi
• Kebudayaannya digolongkan dalam budaya neolitikum
• Suku bangsa yang termasuk keturunan proto melayu adalah suku sasak, nias, mentawai toraja dan batak
3. Melayu Muda (Deutro Melayu)
• Diperkirakan datang Pada tahun 500 SM melalui jalur barat (S. Malaya, sumatra ke seluruh Indonesia)
• Migrasi Deutro melayu datang bersamaan dengan kebudayaan dongson ( perunggu)
• Suku bangsa yang termasuk keturunan deutro melayu adalah suku makassar, minangkabau, aceh, bugis jawa
dan sunda
Rute Penyebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Bangsa Melanosoid (Papua Melanosoid)
• Bangsa Papua Melanosoid tergolong dalam ras Negroid. Yang
mempunyai ciri- ciri berbadan kekar, kulit kehitam- hitaman,
berrambut kriting, bibir tebal, dan hidung mancung.
• Mereka tinggal didaerah yang menghasikan seperti wilayah aliran
sungai. Padahal, wilayah itu telah menjadi tempat tinggal
Penduduk Asli. Akibatnya terjadi benturan antara kebudayaan
Palaeolitikum (Penduduk Asli) dengan Mesolitikum (Papua
Melanosoid). Alat- alat sederhana seperti: kapak genggam, tulang
dan tanduk rusa dengan kapak genggam yang lebih halus, kapak
pendek, dan sebagainya. Pertempuran yang dasyat ini
menfakibatkan: Penduduk Asli ditumpas, mereka bersembunyi di
pedalaman untuk menyelamatkan diri, Mereka yang ditaklukan
dijadikan budak.
• Bangsa melenosoid sudah mengenal api, meramu, berburu
Binatang, dan Teknologi Pertanian sudah mereka miliki. Mereka
belum sanggup menjaga kesuburan tanah oleh karena itu mereka
perluasan dan perpindahan (Seminomaden) untuk penguasaan
lahan- lahan baru. Dan keturunannya sekarang mendiami pulau
Papua dan pulau- pulau Melanesia
Bangsa Melayu Muda (Proto Melayu)
• Migrasi dua sekitar 2000 SM. Wilayah Nusantara kedatangan Bangsa
Melayu Tua. Bangsa Melayu Tua adalah suatu ras Mongoloidyang
berasal dari daerah Yunan. Dan memilika ciri- ciri berbadan tinggi
ramping, kulit sawo mateng rambut lurus, bentuk mulut dan hidung
sedang.
• Penyebab Bangsa Melayu Tua meninggalkan tempat asalnya: Adanya
desakan suku- suku liar yang datangnya dari Asia Tengah, adanya
peperangan antar suku, adanya bencana alam di tempat asalnya.
Peninggalan kebudayaannya adalah kapoak lonjong dan kapak dan
kapak persegi adalh hasil kebudayaan Neolitikum. Mereka sudah
mengenal budaya bercocok tanam yang maju dan berternak dengan
demikian mereka sudah bisa menghasilkan makanan sediri (food
producing)
• Mereka juga mulai membangun satu system politik dan
pengorganisasian untuk mengatur permukumannya, mereka sudah
membuat peralatan rumah tangga dari tanah dan lain- lain. Mereka
mengenal system kepercayaan unuk membantu menjekaskan gejala
alam yang berhubungan dengan pertanian.
• Sama seperti yang dahulu, pertemuan dua peradaban yang berbeda
kepentingan ini, malahirkan konflik merebutkan tanah kaum
Bangsa Melayu Muda (Deutro Melayu)
• Migrasi ke tiga ke Nusantara terjadi pada 500 SM, dengan
datangnya orang- orang melayu tua yang bercampur dengan
bangsa Aria di daratan Yunan mereka disebut orang Melayu
Muda. Bangsa ini memiliki ciri- ciri yang sama dengan orang
Melayu Tua. Mereka membawa kebudayaan perunggu telah
mengenal logam sebagai alat perkakas hidup dan alat produksi.
• Kedatangan bangsa Melayu Muda mengakibatkan bergesernya
bangsa Melayu Tua ke pedalaman. Bangsa ini menjadi cikal bakal
terbesar bangsa Indonesia. Keturunannya: berkembang menjadi
suku- suku antara lain : Aceh, Minangkabau, Jawa, Bali, Bugis,
Makasar
Hasil dan Nilai Budaya Masyarakat Praaksara
1. Paleolitikum 4. Megalitikum
• Kapak genggam (pacitan) : menguliti binatang, mengorek umbi • Kubur batu (kuningan) : peti zenajah
• Menhir (belubus, sumbar) : Tugu batu untuk
• Kapak perimbas (jawa barat) : merimbas, memahat, dan senjata
pemujaan
• Bone culture (ngandong) :senjata • Punden berundak (lampung):bangunan suci
2. Mesolitikum bertingkat
• Dolmen (lampung barat) : meja batu untuk sesaji
• Flakes (alat serpih)
• Waruga ( sulawesi tengah dan utara) :kubur batu
• Pebble (alat tulang) berbentuk kubus atau bulat
• Kapak sumatra (sumatralith) • Sarkofagus ( bali) : peti jenazah bulat
3. Neolitikum • Arca batu (sumatra selatan,jawa tengah dan
lampung)
• Kapak Persegi 5. Perundagian
• Kapak lonjong • Nekara: memanggil hujan, mas kawin, bekal kubur
• Mata panah :berburu, menangkap ikan • Moko : mas kawin dan genderang
• Kapak perunggu
• Manik - manik
Hasil Budaya Paleolitikum
1. Kapak genggam 2. Kapak perimbas 3. Bone culture
Hasil Budaya Mesolitikum
1. Flakes (alat serpih) 2. Pebble ( alat tulang) 3. Kapak sumatra
Hasil Budaya Neolitikum
1. Kapak persegi 2. Kapak lonjong 3. Mata panah
Hasil Budaya Megalitikum
1. Kubur batu 2. Menhir 3. Arca batu 6. Waruga

4. Punden berundak
5. Dolmen 7. Sarkofagus
Hasil Budaya Perundangian
1. Nekara 2. Moko 3. Kapak perunggnggu 4. Manik - manik
Nilai Budaya Masyarakat
• Cara manusia purba mewariskan masa lalunya melalui tradisi lisan
dengan cara : - langsung melalui nasihat
- tak langsung melalui contoh hidup atau folklore
• Macam – macam folklore:
1. Folklore lisan : 2. Folklore non lisan
a. Mitos a. Arsitektur rakyat : tempat suci untuk ritual
b. Kerajinan rakyat : perhiasan, manik-
b. Legenda manik, peralatan rumah tangga
c. Dongeng c. Pakaian dan perhiasan tradisional
d. Nyanyian rakyat d. Obat – obatan tradisional
e. Upacara rakyat
Upaya Masyarakat Praaksara Melestarikan
Tradisi Lisan
1. Wayang : media pemanggil roh
nenek moyang 3. Rabab pariaman

2. Didong (kesenian 4. Tanggomo ( puisi


nyanyian dan tari) tradisional)

Anda mungkin juga menyukai