Masa Praaksara atau prasejarah adalah merupakan kurun waktu (zaman) pada saat
manusia belum menganal tulisan atau huruf. Praaksara disebut juga zaman nirleka, yaitu
zaman tida ada tulisan.
Setelah manusia mengenal tulisan maka disebut zaman sejarah. Berakhirnya zaman
prasejarah setiap bangsa berbedabeda berdasarkan perkembangan setiap bangsa
tersebut serta informasi yang masuk ke bangsa itu.
Sumber utama zaman pra sejarah adalah benda berupa fosil dan artefak.
*Fosil adalah sisa makhluk hidup baik berupa binatang, tumbuhan maupun manusia yang
telah membatu.
*Artefak adalah alat-alat yang dipergunakan manusia purba.
*Manusia purba adalah manusia yang hidup pada zaman pra sejarah.
Berdasarkan hal ini, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman.
Zaman- zaman tersebut sekaligus merupakan pembabakan prasejarah yang terdiri dari:
1. Zaman Arkeozoikum. Merupakan zaman tertua, berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun
yang lalu. Pada masa itu bumi dalam proses pembentukan, permukaan bumi masih
sangat panas sehingga belum terdapat makluk hidup yang tinggal di bumi.
2.[1.] Zaman Paleozoikum Disebut juga sebagai zaman primer, berlangsung kira-kira 340
juta tahun yang lalu. Zaman ini ditandai dengan terjadinya penurunan suhu yang amat
derastis di bumi, bumi mendingin. Pada masa ini lah makluk hidup pertamakali
diperkirakan muncul, yaitu makluk bersel satu dan tidak bertulang belakang seperti
bakteri, serta sejenis amfibi.
3.[2.] Zaman Mesozoikum Disebut juga sebagai zaman sekunder, berlangsung kira-kira
140 juta tahun yang lalu. Zaman ini ditandai dengan munculnya hewan-hewan reptile
besar (dinosaurus) olah karena itu jaman ini disebut juga zaman reptile.
4.[3.] Zaman Neozoikum Zaman Neozoikum berlangsung kira-kira 60 juta tahun yang lalu.
Kahidupan di zaman ini mulai stabil, berkembang dan beragam. Zaman ini di bagi
menjadi beberapa:
a. Zaman Tersier, ditandai dengan mulai berkurangnya hewan-hewan besar.
Telah memeiliki berbagai jenis binatang menyusui, diantaranya kera dan
monyet.
b. Zaman Sekunder, ditandai dengan munculnya tenda-tanda kehidupan
manusia purba.
Dari hasil penelitian dan penemuan fosil, oleh para ahli purbakala manusia purba banyak
di temukan di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Manusia purba pada masa lampu telah
tinggal di beberapa daerah di Pulau Jawa diantaranya di Lembah Bengawan Solo (Jawa
Tengah) dan di Lembah Sungai Brantas (Jawa Timur). Dia daerah daerah tersebut di atas
banyak di temukan fosil manusia purba. Di Indonesia terdapat beberapa jenis manusia
purba diantaranya Meganthropus paleojavanicus, Pithacanthropus erectus, dan Homo
(manusia purba modern).
Homo Soloensis, artinya manusia dari Solo. Ditemukan pada tahun 1931-1934,
olah Ter Haar dan Ir. Oppenorth di Ngandong, Lembah Sungai Bengawan Solo.
Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan 180 cm,
tengkoraknya lebih besar dari Pithacantropus erectus.
Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Ditemukan pada tahun 1889, olah
Van Reitschoten di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu
berjalan tegak dengan tinggi badan 130-210 cm, tengkoraknya lebih bulat muka
tidak terlalu menjorok ke depan, dan telah memiliki kemampuan membuat peralatan
dari batu, tulang dan kayu.
Homo Sapiens, artinya manusia cerdas. Merupakan generasi terakhir dari manusia
purba. Homo sapiens hidup di Zaman Holosen sekitar 4000 tahun yang lalu.
Memiliki ciri-ciri fisik yang sudah hampir sama dengan manusia modern saat ini.
1. Zaman Batu
a. Zaman Batu Tua (Paleolithicum)
Peralatannya terbuat dari batu yang masih kasar
Alat yang digunakan terbuat dari tulang dan alat serpih
Manusianya Pithecanthropus Erectus masih hidup secara nomaden
Hidup dengan berburu dan meramu.
Kebudayaan Pacitan dan Ngandong
Pacitan = menurut Von Koenigswald pada th. 1935 menemukan alat-alat
batu Ngandong = alat yang terbuat dari tulang atau tanduk binatang
2. Zaman Logam
a. Zaman Perunggu
Teknik pembuatan barang-barang dari perunggu ada 2 yaitu:
Teknik a cire perdue = teknik cetak hilang
Teknik bivalve = teknik cetak ulang
b. Zaman Besi
Peninggalannya berupa Mata panah dan Mata tombak
Pada Masa Praaksara Seiring dengan perkembangan kemampuan berfikir, manusia purba
mulai mengenal kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan lain di luar dirinya. Untuk
menjalankan kepercayaan yang diyakininya manusia purba malakukan berbagai upacara
dan ritual. Sistem akepercayaan yang di anut manusia pada masa prakasara atau masa
prasejarah antara lain animisme, dinamisme, totemisme, dan shamanisme.
a. Animisme, adalah percaya pada roh nenek moyang maupun roh-roh lain yang
mempengaruhi kehidupan mereka. Upaya yang dilakukan agar roh-roh tersebut tidak
mengganggu adalah dengan memberikan sesaji.
b.[a.] Dinamisme, adalah percaya pada kekuatan alam dan benda-benda yang memiliki
gaib. Manusia purba melakukanya dengan menyembah batu atau pohon besar,
gunung, laut, gua, keris, azimat, dan patung.
c.[b.] Totemisme, adalah percaya pada binatang yang dinganggap suci dan memiliki
kekuatan. Dalam melakukan upacara ritual pemujaan manusia purba membutuhkan
sarana, dengan membangun bangunan dari batu yang dipahat dengan ukuran yang
besar. Masa ini di sebut sebagai kebudayaan Megalitikum (kebudayaan batu besar).
Berakhirnya masa praaksara tiap-tiap bangsa tidak bersamaan. Mengapa demikian? Hal
ini berkaitan erat dengan tingkat peradaban dari bangsa-bangsa yang bersangkutan.
Bangsa Sumeria misalnya, telah mengenal tulisan sejak 4000 SM. Bangsa Sumeria
menggunakan simbol-simbol sebagai huruf yang disebut piktograf. Sedangkan, Bangsa
Mesir Kuno mengenal tulisan sejak 3000 SM. Tulisan Bangsa Mesir Kuno hampir sama
dengan tulisan Bangsa Sumeria. Hanya perbedaannya, huruf Bangsa Mesir Kuno
menggunakan simbol-simbol seperti perkakas, hewan, atau alat transportasi tertentu.
Huruf ini disebut hieroglif.
Indonesia mengakhiri masa praaksara pada awal abad ke-5 Masehi. Para pedagang India
datang pada saat itu dan membawa kebudayaan dari India berupa seni arsitektur
bangunan, sistem pemerintahan, seni sastra dan tulisan. Tulisan tertua di Indonesia
terdapat di Batu Yupa, Kutai, Kalimantan Timur. Tulisan tersebut menggunakan huruf
Pallawa.