Berdasarkan geologi waktu terjadinya bumi sampai sekarang dibagi menjadi 4 zaman yaitu:
1. Zaman Arkeozoikum
merupakan zaman tertua dalam sejarah perkembangan bumi, berlangsung 2.500 juta tahun – 1.200 juta
tahun yang lalu dimana bumi masih panas, sehingga tidak ada kehidupan.
2. Zaman Paleozoikum
merupakan zaman permulaan adanya kehidupan, dimulai dengan adanya binatang-binatang terkecil yang
tidak bertulang belakang serta munculnya jenis ikan dan reptil.. Zaman ini disebut juga zaman primer.
3. Zaman Mesozoikum
disebut juga zaman sekunder. Pada zaman ini muncul dan berkembang dengan pesat berbagi jenis ikan
dan reptil. Reptil yang muncul merupakan reptil yang sangat besar, (dinosaurus dan atlantosaurus) serta
muncul juga jenis burung dan binatang menyusui.
4. Zaman Neozoikum
zaman ini terbagi menjadi dua yakni zaman tersier dan zaman kuarter.
a. zaman tersier,
jenis binatang menyusui berkembang lebih sempurna, reptil raksasa mulai lenyap dan pada zaman
tersier akhir, jenis kera muncul.
b. zaman kuarter,
yang terbagi menjadi zaman pleistosen dan zaman holosen, kehidupan manusia berkembang menjadi
lebih sempurna, demikian juga jenis flora dan fauna. Jenis fauna yang ada pada masa itu antara lain,
gajah, banteng, tapir, harimau, babi rusa, dan berbagi jenis burung, hanya saja mereka mempunyai
badan yang lebih besar.
1. Meganthropus paleojavanicus.
Meganthropus paleojavanicus artinya manusia purba yang besar dan tertua di Jawa. Fosil manusia purba
meganthropus paleojavanicus ditemukan dan diteliti oleh Dr. G.H.R. von Koenigswald pada tahun 1936
dan 1941. Pertama kali fosil makhluk ini ditemukan di Sangiran, daerah lembah Bengawan Solo
2. Pithecanthropus
Pada tahuan 1890 Eugene Dubois menemukan fosil manusia purba di Desa Trinil, Ngawi Jawa Timur.
Berdasarkan penelitian, manusia pruba berbentuk kerangka mirip kera. Oleh karena itu manusia purba
ini dinamakan Pithecanthropus Erectus yang artinya manusia kera berjalan tegak.
Weidenreich pada tahun 1936 menemukan fosil serupa di Desa Perning, Mojokerto kemudian dinamakan
Pithecanthropus Robustus, sedangkan Koeningswald menamakan Pithecanthropus Mojokertensis.
3. Homo.
Homo berarti manusia. Manusia purba jenis ini memiliki ciri yang lebih sempurna di bandingkan dengan
Meganthropus paleojavanicus dan Pithecantropus erectus. Beberapa jenis homo yang di temukan di
Indonesia antara lain.
Homo Soloensis,
1
Homo Soloensis artinya manusia dari Solo. Ditemukan pada tahun 1931-1934, oleh Ter Haar dan Ir.
Oppenorth di Ngandong, Lembah Sungai Bengawan Solo. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan
tegak dengan tinggi badan 180 cm, tengkoraknya lebih besar dari Pithacantropus erectus.
Homo Wajakensis
Homo wajakensis artinya manusia dari Wajak. Ditemukan pada tahun 1889, olah Van Reitschoten di
Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak dengan tinggi badan
130-210 cm, tengkoraknya lebih bulat muka tidak terlalu menjorok ke depan, dan telah memiliki
kemampuan membuat peralatan dari batu, tulang dan kayu.
Homo Sapiens
Homo Sapiens artinya manusia cerdas. Merupakan generasi terakhir dari manusia purba. Homo
sapiens hidup di Zaman Holosen sekitar 4000 tahun yang lalu. Memiliki ciri-ciri fisik yang sudah
hampir sama dengan manusia modern saat ini.
3
banyak. Di samping itu, Mohammad Yamin berpegang pada prinsip Blood Und Breden Unchro, yang
berarti darah dan tanah bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri.
4. Hogen
Berpendapat bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatera. Bangsa ini bercampur
dengan bangsa Mongol dan kemudian disebut bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu. Bangsa Proto
Melayu (Melayu Tua) menyebar ke wilayah Indonesia pada tahun 3000 SM – 1500 SM. Sedangkan
bangsa
Bangsa Melayu yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Bangsa Proto Melayu
Bangsa ini memasuki wilayah Indonesia melalui 2 (dua) jalan, yaitu:
a. Jalan barat dari Semenanjung Malaka ke Sumatera dan selanjutnya menyebar ke beberapa daerah
di Indonesia.
b. Jalan timur dari Semenanjung Malaka ke Filipina dan Minahasa, serta selanjutnya menyebar ke
beberapa daerah di Indonesia.
Bangsa Proto Melayu memiliki kebudayaan yang setingkat lebih tinggi dari kebudayaan Homo
Sapiens di Indonesia. Kebuadayaan mereka adalah kebudayaan batu muda (neolitikum). Hasil-
hasil kebudayaan mereka masih terbuat dari batu, tetapi telah dikerjakan dengan baik sekali
(halus).
Kapak persegi merupakan hasil kebudayaan bangsa Proto Melayu yang masuk ke Indonesia
melalui jalan barat dan kapak lonjong melalui jalan timur. Keturunan bangsa Proto Melayu yang
masih hidup hingga sekarang, di antaranya adalah suku bangsa Dayak, Toraja, Batak, Papua.
Peta jalur masuk dan berkembangnya agama dan budaya Hindu-Budha di Nusantara
Sejak abad tahun 500 SM ,kegiatan perdagangan di Asia dilakukan melalui jalur darat dimulai dari
Cina melalui Asia Tengah dan Turkistan sampai Laut Tengah . Sejak abad ke-1 M jalur perdaagangan
dialihkan melalui jalur laut karena beberapa alas an. Diantaranya alasan keamanan dan jalur darat dianggap
sudah tidak menguntungkan lagi.Pada jalur laut ini para pedagang dari India melalui perairan Indonesia
lewat Selat Malaka kemudian menuju ke Negeri Cina dan sebaliknya.Dalam perkembangan selanjutnya
5
para pedagang tidak hanya melalui selat Malaka tetapi ada yang menyusuri pantai barat Sumatera,
melewati Selat Sunda, pantai Jawa, pantai timir Pulau Kalimantan, terus ke Cina.
Dari peta diatas dapat diketahui daerah yang mendapat pengaruh kuat Hindu-Budha , antara lain
Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Sedangkan daerah-daerah yang tidak mendapatkan pengaruh Hindu-
Budha antara lain Irian dan beberapa kepulauan disekitarnya, Maluku dan sekityarnya, dan pulau-pulau
Nusa Tenggara dan sekitarnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan Hindu-Budha
terutama banyak ditemukan di Sumatera, Kalimantan dan Jawa.
Bidang Sosial
Berdasarkan prasasti Yupa di Kutai telah berkembang masyarakat yang memiliki kebudayaan hasil
perpaduan antara unsur budaya India dan budaya lokal. Hal ini dapat dilihat dari golongan masyarakat
yang menguasai bahasa Sanskerta dan dapat menulis huruf Pallawa, yaitu golongan Brahmana.
Golongan lainnya adalah golongan Ksatria yang terdiri dari kerabat Raja Mulawarma. Selain ke dua
golongan tersebut terdapat juga golongan lain yang pada umumnya adalah rakyat Kutai purba yang masih
memegang teguh agama asli leluhur mereka.
6
Agama yang dianut oleh Raja Mulawarman adalah agama Hindu aliran Syiwa, yang dapat diketahui dari
salah satu prasasti Yupa yang menyebutkan tempat dalam tanah yang sangat suci yang di beri nama
Waprakeswara (tempat suci untuk memuja Dewa Syiwa). Tempat ini selalu berhubungan dengan tiga
dewa utama yaitu Brahmana, Wisnu, dan Siwa.
Bidang Ekonomi
Kehidupan ekonomi Kerajaan Kutai diperkirakan sudah maju. Dengan bukti adanya kesanggupan pihak
kerajaan memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana. Hal itu dapat juga
menunjukkan bahwa mata pencaharian sebagian masyarakat Kutai adalah berternak, serta mengingat letak
Kutai yang berada ditepi sungai Mahakam yang subur, masyarakat juga mempunyai kegiatan perdagangan
dan pertanian.
2. KERAJAAN TARUMANEGARA
Kerajaan Tarumanegara berkembang di tepi Sungai Citarum, sekitar kota Bogor , Jawa Barat. Raja
terbesar KerajaanTarumanegara adalah Purnawarman.
Bukti-bukti keberadaan Tarumanegara dapat diketahui dari :
a. Tujuh buah prasasti yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Adapun prasasti tersebut adalah sebagai berikut :
1. Prasasti Tugu ditemukan di sekitar Jakarta, berisi tentang penggalian Sungai Gomati
2. Prasasti Lebak ditemukan di daerah Banten Selatan
3. Prasasti Kebon Kopi ditemukan di Bogor, berisi lukisan telapak kaki gajah
4. Prasasti Ciaruteun ditemukan di tepi Sungai Cisadane, Bogor, berisi gambar telapak kaki Raja
Purnawarman yang dianggap sebagai telapak kaki Dewa Wisnu.
5. Prasasti Muara Cianten ditemukan di Muara Cianten, Bogor.
6. Prasasti Jambu ditemukan di Bukit Pasir Koleangkak, Bogor.
7. Prasasti Pasir Awi ditemukan Pasir Awi, Bogor. Prasasti ini ditulis dengan huruf ikal dan sampai
sekarang belum bisa dibaca.
Berdasarkan Prasasti Tugu, Kebon Kopi, dan Prasasti Ciaruteun dapat disimpulkan bahwa agama
yang dianut oleh raja maupun rakyat Tarumanegara adalah Hindu Wisnu / Hindu Waisnawa. Hal ini
dapat dimengerti karena kendaraan Raja Purnawarman disamakan dengan kendaraan dewa Wisnu
yaitu gajah Airawata.Demikian juga telapak kaki Purnawarman disamakan dengan telapak kaki
Dewa Wisnu.
b. Berita Cina yang ditulis oleh Fa-Hien, yang pernah tinggal di Ye-po-ti atau Pulau Jawa. Dikatakannya
bahwa masyarakat Taruma belum banyak yang beragama seperti dirinya (Budha), sebagian besar
beragama Hindu, dan sebagian kecil menyembah berhala.
Perkembangan Kerajaan Taruma tidak diketahui, mungkin pada abad ke-7 dikuasai oleh Kerajaan
Sriwijaya.
4. KERAJAAN SRIWIJAYA
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 M. Pusat perkembangannya berada di Palembang.
Sriwijaya merupakan kerajaan terbesar diantara tiga kerajaan di Sumatera.Dua kerajaan lain, seperti
disebutkan dalam berita Cina yaitu Kerajaan Melayu dan Tulang Bawang .
Sumber sejarah tentang Kerajaan Sriwijaya dapat diketahui dari beberapa prasasti, berita Cina dan
Persia.
a. Prasasti
1. Prasasti yang ditemukandalam negeri
Prasasti Kedukan Bukit 683 M, ditemukan di Palembang. Isinya menjelaskan tentang seorang yang
bernama Dapunta Hyangyang melakukan perjalanan suci dari Minangatamwan (Minagkabau)
sambil menguasai daerah-daerah yang dilaluinya.
Prasasti Talang Tuo 684 M, ditemukan di sekitar Palembang. Berisi tentang pembuatan taman
Sriksetra untuk kemakmuran semua makhluk.
Prasasti Telaga Batu, ditemukan di sekitar Palembang. Prasasti ini menceritakan tentang kutukan-
kutukan yang seram bagi mereka yang hendak berbuat jahat dan tidak taat terhadap Sriwijaya.
Prasasti Kota Kapur 686 M ditemukan di Bangka. Berisi tentang permintaan kepada para Dewa agar
menjaga persatuan Sriwijaya , menghukum setiap orang yang akan berbuat jahat atau mendurhakai
Sriwijaya
Prasasti Karang Berahi 686 M ditemukan di Jambi. Isinya sama dengan Prasasti Kota Kapur.
Prasasti Palas Pasemah ditemukan di Lampung. Isinya hamper sama dengan Prasasti Kota Kapur
dan Karang Berahi. Disebutkan pula tentang didudukinya daerah Lampung Selatan oleh Sriwijaya
sekitar abad ke-7 M.
Berdasarkan keterangaan diatas disimpulkan , bahwa mula-mula pusat Kerajaan Sriwijaya di daerah
Minangatamwan . Hal itu diperkuat dengan adanya Candi atau Stupa Muara Takus.Dalam perkembangan
selanjutnya Palembang menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya.
8
Cataan I-Tsing yang menyebutkan bahwa ketika hendak berziarah ke India ia singgah di
Sriwijaya selama enam bulan. Ketika pulang ia singgah lagi di Sriwijaya untuk memterjemahkan kitab
agama Budha ke dalam bahasa Cina.
Catatan Raihan Al Beruni dari Persia.
Sriwijaya kemudian tumbuh menjadi kerajaan maritim yang besar dan menjadi pusat perdagangan
di Asia Tenggara. Adapun factor-faktor pendorongnya adalah sebagai beriket :
1. Palembang terletak di muara Sungai Musi, dihadapanya terdapat pulau-pulau yang menjadi pelindung
pelabuhan sehingga baik sekali sebagai pusat perdagangan.
2. Letaknya strategis yaitu di jalur perdagangan baik nasional maupun internasional.
3. Runtuhnya Kerajaan Funan di Vietnam Selatan memberi kesempatan besar bagi Sriwijaya untuk
mengembangkan kekuasaanya di laut , terutama Asia Tenggara.
4. Sriwijaya mempunyai armada laut yang kuat.
Sriwijaya berhasil menguasai daerah sekitarnya, bahkan sampai ke daerah Ligor (Thailand).
Daerah-daerah yang dikuasai , antara lain Tulang Bawang, Kedah, Pulau Bangka,Jambi, Kra, Jawa
Tenggah, Tnjung Pura, Lampung dan daerah-daerah lainnya Karena wilayahnya yang luas dan menguasai
lautan, Sriwijaya disebut sebagai kerajaan bertaraf nasional pertama.
Disamping sebagai pusat perdagangan di Asia Tenggara, Sriwijaya juga berperan sebagai pusat
Agama Budha di Asia Tenggara. Beberapa pendeta Budha yang terkenal antara lain Sakyakirti,
Dharmakirti, Dharmapala.Di Sriwijaya banyak didirikan Vihara untuk tempat tinggal para Bhiksu. Juga
didirikan perguruan tinggi yang mengajarkan ilmu dan budaya India. Setiap orang yang memperdalam
agama Budha ke India dianjurkan untuk memperdalam ajaran-ajaran ilmu agama dan ilmu bahasa di
Sriwijaya sebagai persiapan.
Kerajaan Sriwijaya juga menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain, misalnya :
a. Berdasarkan Prasasti Nalanda, pada sekitar abad ke-9 M terjalin hubungan yang baik antara Sriwijaya
dengan Kerajaan Pala di India. Disebutkan pula bahwa Raja Balaputradewa pernah mendapat hadiah
tanah dari Raja Dewapaladewa untuk mendirikan sebuah biara bagi kepentingan peziarah dari
Sriwijaya.
b. Sriwijaya menjalin hubungan dengan Kerajaan Colamandala. Hubungan kedua kerajaan ini semula
baik namun kemudian berubah menjadi permusuhan.
c. Seperti tertulis pada berita Cina, Sriwijaya juga menjalin hubungan dengan Cina. Sriwijaya tercatat
beberapa kali mengirim utusan ke Cina.
Pada abad ke- 13 M Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Sebeb-sebab kemunduran Sriwi jaya
adalah sebagai berikut :
a. Faktor alam: kota Palembang makin jauh dari laut akibat pengendapan Lumpur yang dibawa oleh
Sungai Musi, sehingga tidak strategis lagi.
b. Faktor ekonomi: pendapatan dan pajak Sriwijaya makin berkurang karena kapal dagang yang singgah
juga berkurang.
c. Faktor politik: Perekonomian yang makin lemah menyebabkan Sriwijaya tidak mampu lagi
mengontrol daerah kekuasaannya. Akibatnya daerah-daerah kekuasaannya banyak yang melepaskan
diri.
d. Faktor militer: Sriwijaya mendapat serangan dari kerajaan lain, diantaranya :
- Serangan Dharmawangsa pada tahun 992 M
- Serangan dari Kerajaan Colamandala pada tahun1023 M, 1030 M, dan 1068 M.
- Serangan Raja Kertanegara ( Singasari) dalam ekspedisi Pamalayu tahun 1275 M
- Pendudukan oleh Majapahit sekitar tahun 1377 M, berhasil menamatkan Kerjaan Sriwijaya.
5. KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan Kediri sebenarnya kelanjutan dari Kerajaan Airlangga. Kerajaan Kediri terletak di bagian
barat Jawa Timur dan beribukota di Daha. Untuk menghindari perebutan kekuasaan diantara putra-
putranya, Airlangga kemudian membagi kerajaan menjadi dua yaitu:
-Jenggala beribukota di Kahuripan terletak disebelah utara Sungai Brantas,diserahkan kepada Garasaka
-Panjalu (Kediri) beribukota di Daha terletak di sebelah selatan Sungai Brantas, diserahkan kepada
Samarawijaya.
Namun sepeninggal Airlangga , permusuhan antara kedua kerajaan itu tidak bisa dihindari. Raja Garasakan
dari Jenggala berusaha untuk menguasai Panjalu.
Kapan berdirinya Kerajaan Kediri dan siapa yang tidak diketahui dengan jelas. Dua kerajaan, Jenggala dan
Kediri akhirnya menjadi satu yaitu Kerajaan Kediri. Kerajaan Kediri akhirnya berkembang menjadi
kerajaan agraris yang sangat kuat dan satu-satunya kerajaan di Jawa Timur saat itu.
6 . KERAJAAN SINGASARI
Kerajaan Singasari terletak di kawasan hulu Sungai Brantas, tepatnya di daerah Malang, Jawa Timur.
Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari daerah Tumapel, yang ketika itu dikuasai oleh seorang Akuwu
(bupati) yang bernama Tunggul Ametung. Setelah Ken Arok merebut kekuasan di Tumapel, kemudian
melanjutkan ambisinya untuk menjadi raja dengan mengalahkan Kertajaya di Kerajaan Kediri. Ken Arok
kemudian mendirikan Kerajaan Singasari.
Sumber sejarah tentang Singasari dapat diketahui dari Kitab Pararaton dan Negarakertagama. Berikut
adalah silsilah raja-raja Singasari.
Pada masa pemerintahan Kertanegara Singasari mencapai puncak kejayaan. Kertanegara mempunyai
cita-cita yang besar untuk mempersatukan seluruh wilayah Nusantara, sehingga istilah “Wawasan
Nusantara” atau “Penyatuan Nusantara” sudah dirintis sejak masa pemerintahan Kertanegara. Usaha-usaha
yang dilakukan Kertenagara untuk mewujudkan cita-citanya itu antara lain :
a. Politik dalam negeri :
1. Mengganti pembantu-pembantunya yang menentang politiknya, seperti Banyak Wide yang
dipindahkan ke Sumenep dengan gelar Arya Wiraraja.
2. Berbuat baik dengan lawan-lawan politiknya ,misalnya Jayakatwang diangkat sebagai raja Kediri,
Ardharaja (anak Jayakatwang) dijadikan menantu. Demikian pula Raden Wijaya juga dijadikannya
menantu.
3. Memperkuat angkatan perangnya.
4. Memperlancar pemerintahannya dengan mengangkat tiga orang mahamentri yaitu : I-Hino, I-
Sirikan, I-Halu
b. Politik luar negeri :
1. Melakukan ekspedisi Pamalayu pada tahun 1275 M, dalam rangka membendung ekspansi Kubilai
Khan dari Mongol.
2. Mengadakan ekspedisi ke Bali tahun 1284 M
3. Pada tahun 1286 M, mengirim sebuah patung Amoghapasa beserta 14 pengiringnya kepada raja
Melayu yaitu Mauliwarmadewa segai tanda persahabatan
4. Menguasai Sunda,Jawa Barat pada tahun 1289 M
5. Menguasai Pahang dan Tanjungpura
Pada akhir abad ke-13, Kerajaan Singasari mengalami keruntuhan . Anehnya keruntuhan Singasari
ini juga terjadi pada masa pemerintahan Kertanegara yang berhasil mengantarkan Singasari ke puncak
kejayaan. Keruntuhan Kerajaan Singasari, antara lain disebabkan hal-hal berikut ini :
1. Raja Kertanegara terlalu berambisi memperluas jajahan ke luar pulau Jawa tanpa memperhatikan
perkembangan dalam negeri.
2. Terjadinya konflik dengan Kubilai Khan raja Mongol
3. Serangan Jayakatwang untuk menegakkan kembali kejayaan Kerajaan Kediri.
4. Watak dan pendirian Kertanegara sangat keras dan sulit menerima saran dari pembantu-pembantunya.
10
5. Kertanegara banyak membuat kecewa para pejabat penting, diantaranya patih Raganatha dan Banyak
Wide.
7. KERAJAAN MAJAPAHIT
Kerajaan Majapahit terletak sekitar Sungai Brantas, dan berpusat di Tarik,Mojokerto. Berdiri pada
tahun 1293 M oleh Raden Wijaya. Majapahit merupakan Kerajaan terbesar di Indonesia . Oleh karena itu
Mr. Moh. Yamin menyebutnya sebagai Negara kesatuan Indonesia kedua atau Kerajaan bertaraf nasional
yang ke-2.
Munculnya Majapahit sebagai kerajaan yang besar didorong oleh faktor-faktor berikut :
1. Secara geografis letakya sangat baik yaitu ditengah-tengah Nusantara
2. Terletak di tepi Sungai Brantas, sehingga mudah dilayari oleh kapal-kapal
3. Tanahnya subur sehingga banyak menghasilkan barang-barang ekspor
4. Munculnya tokoh-tokoh negarawan seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada
5. Tidak saingan kerajaan lain di Indonesia.
6. Diluar Indonesia tidak lagi kerajaan besar.
11
dalam Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca, disebutkan bahwa wilayah kekuasaan Majapahit saat
itu sangat luas meliputi seluruh RI seperti sekarang ini.
Pada masa pemerintahannya bidang sastra mengalami kemajuan, misalnya Kitab Sutasoma atau
purusadashanta yang digubah Mpu Tantular yang didalamnya terdapat kalimat ”Bhineka Tunggal Ika tan
hana dharma mangrwa” artinya diantara puspa ragam, adalah kesatuan, tidak ada agama agama yang
mendua. Hal itu menunjukan adanya toleransi hidup beragama yaitu antara Hindu dan Budha.
Satu-satunya daerah yang belum berhasil dikuasai adalah Kerajaan Sunda. Dalam upaya menguasai
Sunda , Gajah Mada menghendaki adanya perkawinan antara Hayam Wuruk dengan Dyah Pitaloka putri Sri
Baduga Maharaja. Maka terjadilah perang yang disebut “Peristiwa Bubat” pada tahun 1357 M. Dalam
peristiwa itu Sri Baduga Maharaja gugur dan Dyah Pitaloka sendiri akhirnya bunuh diri.
b. Wikramawardhana
Pengganti Hayam Wuruk adalah putrinya dari permaisuri yaitu Kusumawardhani yang menikah
dengan Wikramawardhana. Sedangkan Bhre Wirabumi putra dari selir telah diberi kekuasaan didaerah timur
(sekitar Blambangan). Hal itu membuat Bhre Wirabhumi menjadi iri dan akhirnya memuncak menjadi
perang saudara atau “ perang Paregreg” pada tahun ( 1401 M – 1406 M ).Perang dimenangkan oleh
Wikramawardhana, sedangkan Bhre Wirabhumi terbunuh. Peristiwa ini dijadikan dasar cerita “Damar
Wulan-Menak Jinggo”.
Setelah Wikramawardhana , raja-raja yang memerintah Kerajaan Majapahit berturut-turut sebagai
berikut :
1. Suhita : (1429-1447) M
2. Ketawijaya : (1447-1451) M
3. Rajasawardhana : (1451-1453) M
4. Purwawisesa : (1456-1466) M
5. Singhawikramawardhana : (1466-1478) M
Kerajaan Majapahit juga menjalin hubungan dengan negara-negara tetangga dengan baik
(mitreka satata) seperti : Siam, Burma, Campa dan Anam.
Sepeninggal Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh. Adapun
faktor-faktor yang menyebabkan Kerajaan Majapahit runtuh, antara lain :
1. Pengganti Hayam Wuruk dan Gajah Mada tidak ada yang cakap
1. Terjadinya perang Paregreg ( perang saudara)
2. Banyak daerah taklukan yang melepaskan diri.
3. Masuknya agama Islam.
B. Cara Yang Digunakan Oleh Wali Songo/Ulama Lainya Dalam Menyebarkan Islam
Cara yang dilakukan oleh tokoh penyebar Islam, baik di Jawa (Wali Songo), di Sumatera (Hamzah Fansuri,
Nurudin Ar Raniri, Nurudin As Samatrani, Abdul Rauf), di Kalimantan dan Sulawesi (Datuk Ri Bandang,
Tuan Tunggang Parangan), dan di Maluku (Sunan Giri, Penghulu Demak) dilakuakn dengan cara-cara
damai. Dengan memanfaatkan tradisi dan adat istiadat setempat yang dicampur dengan tradisi Islam.
Contohnya tradisi “Selamatan Orang Meninggal”, Tabur Bunga yang mencampurkan antara tradisi
kepercayaan terhadap roh nenek moyang dengan doa doa Islam, melalui lagu “Ilir Ilir”, Wayang, Sekaten,
Rebana,dsb.
Peran Wali Songo dan para Ulama disamping berperan dalam bidang agama, juga berperan dalam bidang
politik (penasehat Raja, panglima perang, bahkan Raja), serta berperan dalam bidang social budaya dengan
mengubah kehidupan social budaya pra Islam menjadi tata masyarakat Islam dengan tidak menimbulakan
keguncangan dalam masyarakat.
14
c. Pejuang Makasar banyak yang pergi keluar daerah untuk melanjutkan perjuangan melawan
Belanda.
10. Banjar
Kerajaan Banjar terletak di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Berkat bantuan Demak berhasil
menguasai Negardana, dengan pendirinya Pangeran Samudra yang bergelar Sultan Suryanullah.
Kerajaan Banjar terletak dimuara sungai Negara sehingga sangat strategis untuk kegiatan pelayaran
dan perdagangan. Kerajaan Banjar juga berperan dalam menyiarkan agama Islam, banyak ulama Jawa
yang dating ke Banjar untuk mengajarkan agam Islam. Hubungan antara Banjar dengan Demak terjalin
sangat erat seingga sampai sekarang para ulama di Kalimantan mendapat sebutan penghulu Demak.
11. Ternate
Kerajaan Ternate berdiri abad 13 dengan ibu kota kerajaan di Sampalu. Terletak di Maluku bagian
Utara. Islam mulai disebarkan abad 14 pada masa kerajaan Demak, salah satu pemuda Ternate yang
belajar sampai ke Demak adalah Sultan Zaenal Abidin raja Ternate.
Karena kaya akan rempah - rempah banyak para pedagang datang kesana, ramainya perdagangan
rempah-rempah si Maluku mendorong timbulnya persekutuan dagang sebagai berikut :
a. Uli Lima anggotanya Obi, Bacan, Seram, Ambon, dan Ternate sebagai ketuanya.
b. Uli Siwa anggotanya Pulau Malian, Halmahera, Mare, Moti, dan pulau kecil lainya denga Tidore
sebagai ketuanya.
12. Tidore
Kerajaan Tidore berdiri bersamaan dengan kerajaan Ternate, juga kaya akan rempah rempah.
Sultan Tidore yang terkenal adalah Sultan Nuku (1780-1805), berhasil memperluas wilayahnya hingga
ke Halmahera, Seram, Kai, dan Misol di Irian. Berkat jasa kerajan Tidore maupun Ternate Islam dapat
menyebar ke wilayah Nusantara bagian Timur
Kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada masa VOC dan pengaruhnya bagi bangsa Indonesia :
Akibat kebijakan yang diterapkannya tersebut menimbulkan pengaruh bagi rakyat, yaitu :
a. Kebencian yang mendalam baik dari kalangan penguasa daerah maupun rakyat,
b. Munculnya tanah-tanah partikelir yang dikelola oleh pengusaha swasta,
c. Perlawanan oleh para penguasa maupun rakyat,
d. Kemiskinan dan penderitaan yang berkepanjangan.
Selama berkuasa Daendels dikenal sebagai seorang yang kejam, disiplin dan bertangan besi, oleh karena
dipandang sangat otoriter maka Daendels ditarik kembali dan kedudukannya digantikan oleh Gubernur
Jendral Janssen tahun 1811. Namun dia tidak setangguh Daendels, sehingga harus mengakui kekuasaan
Inggris dengan menandatangani Perjanjian/Kapitulasi Tuntang pada tanggal 17 September 1811 dan
sejak itu Indonesia jatuh ke tangan Inggris.
Sebagai Gubernur Jendral diangkat Thomas Stamford Raffles ( 1811 – 1816 ), selama berkuasa dia
menetapkan kebijakan sebagai berikut :
a. Menerapkan sistem sewa tanah atau Landrent, dimana para petani harus membayar pajak sebagai
uang sewa tanah, karena tanah dianggap milik negara.
b. Membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan, dengan maksud untuk mempermudah koordinasi
dan pengawasan atas daerah kekuasaan.
c. Memperbaharui sistem peradilan dengan mengadopsi sistem yang berlaku di Inggris.
d. Merintis pembangunan Kebun Raya Bogor dan menemukan bunga Rafflesia arnoldi.
e. Menulis buku sejarah Jawa yang berjudul “ History of Java “.
Masa kekuasaan Inggris di Indonesia tidak berlangsung lama, karena terjadi perubahan politik di
Eropa seiring jatuhnya Napoleon Bonaparte ( Perancis ) sehingga dalam Konvensi London tahun 1814
status Hindia Belanda dikembalikan seperti sebelum perang yaitu kembali menjadi milik Kerajaan
Belanda. Penyerahan kekuasaan dilakukan di Batavia pada tanggal 19 Agustus 1816.
18
golongan yang menentang penindasan yang dilakukan terhadap rakyat Indonesia, mereka dari
golongan liberal dan kaum humanis. Beberapa diantaranya adalah :
a. Baron van Hoevel seorang anggota parlemen Belanda.
b. Edward Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli melalui bukunya yang berjudul “ Max
Havelaar “.
c. Frans van Der Putte dengan artikelnya yang berjudul “ Suiker Contracten “.
Akibat kritikan tersebut secara bertahap Tanam Paksa dihapus, dan diakhiri dengan
dikeluarkannya UU Agraria ( Agrarische Wet ) tahun 1870. Bagi rakyat Tanam Paksa walaupun lebih
banyak dampak negatifnya, ada juga sisi positifnya seperti mereka mulai mengenal jenis tanaman baru
dan cara penanaman yang baik.
Pengaruh kolonialis Barat mencakup beberapa aspek yaitu aspek ekonomi, politik, sosial, dan
kebudayaan. Namun tingkat pengaruhnya sangat bervariasi antara Pulau Jawa dengan pulau-pulau lain dan
antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Perbedaan pengaruh ini disebabkan oleh beberapa hal
berikut :
a. Kompetisi atau persaingan di antara bangsa Eropa sehingga Belanda perlu menguasai
beberapa daerah untuk mencegah masuknya kekuatan lain.
b. Letak daerah jajahan yang strategis dalam jalur pelayaran dan perdagangan internasional.
c. Perbedaan persebaran sumber daya alam dan sumber daya manusia.
d. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial.
19
serangan terhadap Portugis di bawah pimpinan Sultan Baabullah putra Sultan Hairun. Portugis
mengalami kekalahan dan terpaksa melarikan diri menyingkir ke Timor Leste.
c. Perlawanan Aceh
Untuk melawan dominasi Portugis di Malaka, Kesultanan Aceh meminta bantuan dari Turki dan
India. Dengan bantuan dari Turki maupun kerajaan-kerajaan lainnya, Aceh mengadakan penyerangan
terhadap Portugis di Malaka pada tahun 1568 di bawah pimpinan Sultan Alaudin Riayat Syah,
namun penyerangan tersebut mengalami kegagalan. Penyerangan terhadap Portugis dilakukan
kembali pada masa Sultan Iskandar Muda memerintah. Pada tahun 1629, Aceh menggempur
Portugis di Malaka dengan sejumlah kapal yang melibatkan 19.000 prajurit. Pertempuran sengit tak
terelakkan yang kemudian berakhir dengan kekalahan di pihak Aceh.
c. Perlawanan Banten
VOC ingin memperoleh monopoli atas perdagangan lada di Banten, namun ditentang oleh raja
Banten Sultan Ageng Tirtayasa sehingga pecah pertempuran pada tahun 1656 yang diakhiri dengan
perdamaian tahun 1659. Untuk mengalahkan Banten VOC menerapkan siasat adu domba dengan
memanfaatkan konflik internal dalam tubuh kerajaan Banten. VOC membantu putra Sultan Ageng
yang bernama Sultan Haji, sehingga karena kalah dalam persenjataan Sultan Ageng mengalami
kekalahan dan akhirnya ditangkap. Perlawanan dilanjutkan oleh Ratu Bagus Boang dan Kyai Tapa.
Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia selain untuk kepentingan perdagangan, mereka juga mengemban
misi suci ( Gospel ) yaitu menyebarkan agama Nasrani.
Bangsa Spanyol dan Portugis yang menganut agama Katolik membawa serta para Misionaris yaitu
tokoh penyebar agama Katolik, misalnya Fransiskus Xaverius yang menyebarkan agama Katolik di
Maluku, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur.
Kedatangan bangsa Belanda membawa agama Kristen Protestan melalui lembaga yang disebut Zending.
Adapun tokoh-tokoh penyebar agama Kristen Protestan antara lain adalah : Dr. Nomensen di daerah
Tapanuli, Sumatera Utara, Sebastian Danchaerts di daerah Ambon, Maluku, Heurnius di Saparua dan
Jakarta.
Selain itu muncul pula tokoh-tokoh lokal sebagai penyebar agama Kristen, misalnya Kyai Tunggul
Wulung di Mojowarno, Jawa Timur dan Kyai Sadrach di daerah Bagelen, Jawa Tengah. Tokoh-tokoh
lokal ini mempertemukan budaya dan kepercayaan lokal dengan agama Nasrani, sehingga persebarannya
bisa sampai di pelosok pedesaan.
22
A.PENGARUH PERLUASAN KEKUASAAN KOLONIAL , PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BARAT
DAN ISLAM TERHADAP MUNCULNYA NASIONALISME INDONESIA
Politik Ethis melalui programnya yang terkenal yaitu irigasi, edukasi dan emigrasi.
Di bidang pendidikan, Belanda mendirikan sekolah mulai dari tingkat dasar, menengah sampai perguruan
tinggi. Secara garis besar diuraikan berikut ini :
1. Pendidikan Dasar ( setingkat SD ) :
a. Sekolah Kelas Satu berpengantar Bahasa Belanda, untuk golongan menengah ke atas dan
bangsawan, contoh : ELS (Europechse Leger School) dan HIS (Hollandsch Inlandsche School).
b. Sekolah Kelas Dua berpengantar bahasa daerah, untuk golongan masyarakat biasa, contohnya :
Sekolah Desa ( Volkschool ) Sekolah Angka Dua ( Tweede Klasse School ).
2. Pendidikan Menengah ( setingkat SMP ) :
a. MULO (Meer Uitegbreit Ondewijs ).
b. HBS (Hogere Burger School ).
3. Pendidikan tingkat Atas ( setingkat SMA/SMK ) :
a. AMS (Algemene Middelbare school).
b. Kweek Schoolen (guru pribumi)
c. Technish Onderwijs ( sekolah teknik )
d. Handel Onderwijs ( sekolah dagang )
4. Perguruan Tinggi :
a. Sekolah Tinggi Hukum (Rechtschool).
b. Pendidikan Tinggi Teknik (Koninklijk Instituut voor Hoger Technisch Ondewijs
Nederlandsch Indie).
c. GHS (Geeneeskundige Hoogeschool) Sekolah Tinggi Kedokteran.
d. STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsenschool) Sekolah Kedokteran
Pribumi.
Selain sekolah yang didirikan oleh Belanda, ada juga sekolah swasta yang didirikan oleh
bangsa Indonesia dan organisasi Islam, contohnya :
a. Perguruan Taman Siswa oleh Ki Hajar Dewantara
b. Perguruan Muhamadiyah oleh KH. Ahmad Dahlan
c. Kesatrian School didirikan oleh Douwes Dekker
d. INS Kayutanam oleh Mohammad Syafei, dll.
B. Peranan Golongan Terpelajar, Profesional, Dan Pers Dalam Menumbuh Kembangkan Kesadaran
Nasional Indonesia
Penyelenggaraan pendidikan dalam perkembangannya telah melahirkan golongan terpelajar yang
selalu menyebarkan semangat nasionalisme, dan menjadi pelopor lahirnya pergerakan kebangsaan
Indonesia menentang kolonialisme Belanda.
Di masyarakat juga muncul golongan profesional yaitu kelompok pekerja yang memiliki keahlian dan
ketrampilan tertentu. Mereka menggerakkan organisasi dan juga menulis di surat kabar untuk memberi
kesadaran kepada rakyat pentingnya nasionalisme dalam mencapai kemerdekaan.
Selain itu pers atau media komunikasi massa juga berperan penting dalam menyadarkan rakyat
Indonesia untuk bersatu berjuang bersama menghadapi penjajah. Pers digunakan untuk menyebarluaskan
pemikiran tokoh-tokoh pergerakan nasional dalam mencapai cita-cita kemerdekaan. Pers pada saat itu
umumnya berupa surat kabar dan majalah, adapun yang terkenal antara lain :
a. Bintang Soerabaja (1861) di Surabaya.
b. De Expres (1912) di Bandung milik organisasi Indische Partij.
c. Oetoesan Hindia (1913) di Surabaya milik Sarekat Islam.
d. Hindia Putera (1916) milik tokoh Tiga Serangkai ketika dibuang di Belanda.
e. Indonesia Merdeka (1924) milik organisasi Perhimpunan Indonesia di Belanda, dll.
C. Perkembangan Pergerakan Nasional Dari Yang Bersifat Etnik, Kedaerahan , Keagamaan Sampai
Terbentuknya Nasionalisme Indonesia
Secara umum faktor pendorong lahirnya pergerakan nasional dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Faktor Intern (dari dalam) :
a. Penderitaan rakyat akibat penjajahan.
b. Kenangan kejayaan sejarah masa lampau yang gemilang.
c. Lahirnya golongan terpelajar
2. Faktor Ekstern (dari luar) :
a. Kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1905.
b. Kebangkitan nasional di negara-negara Asia seperti India, Philipina, China dan Turki.
c. Masuknya paham-paham baru seperti nasionalisme dan demokrasi.
Perkembangan Pergerakan Nasional :
Secara kronologis perkembangannya dibagi menjadi tiga tahap, yaitu :
a.Masa Pembentukan/Awal (1908 – 1920), ditandai lahirnya organisasi Budi Utomo, Sarekat Islam dan
Indische Partij.
b.Masa Radikal/Non Kooperasi (1920 – 1930), berdiri Perhimpunan Indonesia, Partai Komunis
Indonesia(PKI) dan Partai Nasional Indonesia(PNI).
23
c.Masa Moderat/Kooperasi (1930 - 1942), muncul organisasi Partai Indonesia(Partindo), Partai
Indonesia Raya (Parindra), Gerakan Rakyat Indonesia(Gerindo), Gabungan Politik Indonesia (GAPI).
Selain itu berkembang juga organisasi keagamaan pada masa itu, contoh :
a. Muhammadiyah; berdiri 18 November 1912 di Yogyakarta oleh KH. Ahmad Dahlan.
b. Nahdatul Ulama (NU); berdiri 31 Januari 1926 di Surabaya oleh KH. Hasyim Asy’ari.
D. Peran Manifesto Politik 1925, Konggres Pemuda 1928, Dan Konggres Perempuan Pertama
24
2. Melahirkan kesadaran nasional bahwa seluruh penduduk yang mendiami kepulauan Nusantara
menjadi satu bangsa besar dengan nama Indonesia.
3. Untuk kjepentingan persatuan, digunakan bahasa Melayu sebagai media perjuangan.
Konggres Pemuda II sangat penting dalam terbentuknya identitas sebagai bangsa yang terwujud
dalam : tanah air, bangsa dan bahasa persatuan dengan nama Indonesia.
3. Konggres Perempuan I :
Dalam perkembangannya sejak tahun 1920, organisasi-organisasi kewanitaan mulai terlibat dalam
gerakan politik. Kemudian diadakan Konggres Perempuan I, di Yogyakarta pada tanggal 22
Desember 1928 dengan ketua RA. Sukanto.
Tujuan Konggres Prempuan I :
a. Mempersatukan cita-cita dan usaha memajukan kaum wanita.
b. Menyatukan organisasi wanita yang beraneka ragam.
Hasil keputusan terpenting : mendirikan gabungan perkumpulan wanita yang disebut Perserikatan
Perempuan Indonesia (PPI).
Arti penting Konggres perempuan I :
a. Menunjukkan peran penting wanita di samping urusan keluarga dan masyarakat, juga terlibat
dalam perjuangan mencapai kemerdekaan.
b. Membuka kesadaran kaum wanita untuk ikut berjuang di bidang pendidikan dan kebudayaan,
sosial, ekonomi dan politik.
A. PEMBENTUKAN BPUPKI
Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam Perang Pasifik,
maka pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Koiso mengumumkan janji pemberian
kemerdekaan kepada Indonesia kelak di kemudian hari. Janji ini dikenal sebagai janji kemerdekaan
Indonesia.
Sebagai realisasi dari janji kemerdekaan yang diucapkan oleh Perdana Menteri Koiso, maka pemerintah
pendudukan Jepang di bawah pimpinan Letnan Jenderal Kumakici Harada pada tanggal 1 Maret 1945
mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atau dalam bahasa Jepang dikenal sebagai Dokuritsu Junbi Coosakai.
Tugas BPUPKI adalah untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan
berbagai hal yang menyangkut pembentukan negara Indonesia merdeka.
BPUPKI beranggotakan 60 orang, ditambah beberapa pimpinan. Sebagai ketua adalah
Dr. Rajiman Widyodiningrat. Wakil ketuanya dijabat oleh Ichibangase yang sekaligus sebagai kepala
Badan Perundingan dan RP. Suroso sebagai Kepala Sekretariat. Sebagai
kepala sekretariat, RP. Suroso dibantu oleh Toyohito Masuda dan Mr. AG. Pringgodigdo. Anggota
BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 di gedung Cuo Sangi In, Jalan Pejambon Jakarta (sekarang
gedung Departemen Luar Negeri).
b. Tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Supomo mengajukan lima rancangan dasar negara Indonesia
merdeka yaitu:
1). Persatuan,
2). Kekeluargaan,
3). Keseimbangan lahir dan batin,
4). Musyawarah, dan
5). Keadilan Sosial.
c. Pada tanggal 1 Juni 1945 giliran Ir. Soekarno menyampaikan lima rancangan dasar negara Indonesia
Merdeka, yaitu:
1). Kebangsaan Indonesia,
25
2). Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
3). Mufakat atau Demokrasi,
4). Kesejahteraan Sosial, dan
5). Ketuhanan Yang Maha Esa.
Tanggal 1 Juni 1945 merupakan hari terakhir dari rangkaian Sidang BPUPKI I, dalam akhir pidatonya
Ir. Soekarno menjelaskan bahwa lima asas yang diusulkanya diberi nama Pancasila sehingga tanggal 1
Juni 1945 sering disebut sebagai hari lahirnya Pancasila.
Untuk menindaklanjuti usulan-usulan dari sidang tersebut, BPUPKI kemudian membentuk
panitia kecil yang diketuai oleh Ir. Soekarno yang dikenal sebagai Panitia Sembilan. Anggota-
anggotanya adalah Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh Yamin, Mr. Ahmad Subarjo, Mr. A.A. Maramis,
Abdulkadir Muzakir, Wakhid Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno Cokrosuyoso. Pada tanggal 22
Juni 1945 Panitia Sembilan melahirkan rumusan yang terkenal dengan nama Piagam Jakarta (Jakarta
Charter). Rumusannya sebagai berikut :
1). Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2). Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3). Persatuan Indonesia.
4). Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.
5). Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
C. PEMBENTUKAN PPKI
Keadaan Jepang semakin kritis, pada tanggal 6 Agustus 1945 kota Hirosima dibom atom oleh Amerika
Serikat. Menghadap situasi ini, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 7 Agustus 1945. Tugas PPKI adalah mempersiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan
persiapan kemerdekaan dan pembentukan negara/pemerintahan RI. Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno,
sedangkan wakilnya Drs. Moh. Hatta. PPKI beranggotakan 21 orang dan semuanya orang Indonesia yang
berasal dari berbagai daerah yaitu :
1. Jawa 12 wakil, Sumatera 3 wakil, Sulawesi 2 wakil, Kalimantan 1 wakil, Sunda Kecil 1 wakil,
Maluku 1 wakil, Golongan penduduk Cina 1 wakil.
2. Tanpa sepengetahuan Jepang ditambah 6 orang lagi, sehingga semua berjumlah 27.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan dr. Radjiman Wediodiningrat dipanggil
oleh Jenderal Terauchi ke Dalath (Vietnam Selatan). Pada pertemuan tersebut, Jenderal Terauchi
menyampaikan bahwa pemerintah kemaharajaan Jepang telah memutuskan untuk memberi kemerdekaan
kepada bangsa Indonesia.
Untuk pelaksananya ditunjuk PPKI, yang pelaksanaannya dapat dilakukan segera setelah persiapan selesai.
Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda.
Para anggota PPKI diizinkan melakukan kegiatan menurut pendapat dan kesanggupan bangsa Indonesia
sendiri, tetapi dengan syarat harus memerhatikan hal-hal berikut ini :
1. Menyelesaikan perang yang sekarang sedang dihadapinya. Oleh karena itu bangsa Indonesia harus
mengerahkan tenaga yang sebesar-besarnya dan bersama-sama dengan pemerintah Jepang
meneruskan perjuangan untuk memperoleh kemenangan dalam Perang Asia Timur Raya.
2. Negara Indonesia itu merupakan anggota Lingkungan Kemakmuran Bersama Asia
26
Timur Raya.
1. Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa ini dilatar belakangi adanya perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda tentang
proklamasi kemerdekaan yang tidak terselesaikan. Golongan muda berpikir bahwa kukuhnya pendapat
golongan tua dikarenakan mereka mendapat pengaruh dari Jepang, oleh karena itu pada tanggal 16
Agustus 1945 dini hari mereka membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta ke kota kecil Rengasdengklok
di sebelah utara Karawang, Jawa Barat. Adapun tujuan kedua tokoh tersebut dibawa ke Rengasdengklok
adalah :
a. Agar keduanya terbebas dari pengaruh Jepang.
b. Mendesak keduanya agar segera memproklamasikan kemerdekaan yang terlepas dari
segala bentuk ikatan dengan Jepang.
Pemilihan Rengasdengklok sebagai tempat pengamanan Soekarno – Hatta, karena secara geografis
letaknya terpencil sehingga dengan mudah dilakukan deteksi terhadap gerakan tentara Jepang yang
akan menuju Rengasdengklok baik dari arah Jakarta, Bandung maupun Jawa Tengah. Kemudian sore
harinya dari Jakarta datang menyusul Ahmad Soebardjo untuk menengahi perselisihan tersebut. Beliau
berhasil meyakinkan golongan muda bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan keesokan
harinya di Jakarta tanggal 17 Agustus 1945 paling lambat pukul 12.00 wib, dengan nyawanya sebagai
jaminan. Atas jaminan dari Ahmad Soebardjo tersebut, akhirnya para pemuda bersedia melepas kedua
tokoh nasioanal itu kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan.
Peranan Achmad Subardjo sangat penting dalam peristiwa ini, karena mampu mempercayakan para
pemuda, bahwa proklamasi akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB. Ini
dapat dikabulkan dengan jaminan nyawa sebagai taruhannya. Akhirnya Subeno komandan kompi Peta
setempat bersedia melepaskan Soekarno-Hatta ke Jakarta. Achmad Subardjo adalah seorang yang
dekat dengan golongan tua maupun muda, bahkan dia juga sebagai penghubung dengan pemuka
angkatan laut Jepang Laksamana Madya Maeda. Dan melalui dia, Maeda menawarkan rumahnya
sebagai tempat yang aman dan terlindung untuk menyusun naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik
yang sudah lama ditunggu-tunggu.
27
Setelah tiba di Jakarta dari Rengasdengklok, mereka lalu menemui Mayjen Nishimura untuk
memberitahu bahwa malam itu PPKI akan mengadakan sidang, namun Nishimura tidak mengijinkan.
Kemudian mereka pergi ke rumah Laksamana Maeda, orang Jepang yang bertugas sebagai Wakil
Pimpinan Angkatan Laut Jepang di Jakarta, yang memberi respek dan bersimpati atas perjuangan bangsa
Indonesia.
Anggota-anggota PPKI kemudian berkumpul di rumah Laksamana Maeda Jl. Imam Bonjol No. 1
Jakarta, setelah diberitahu oleh Ahmad Soebardjo melalui telepon. Setelah Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta datang, sidang segera dimulai yang diawali dengan cerita pembicaraan mereka dengan Mayjen
Nishimura. Kemudian mereka pindah ke ruang makan, yang terdiri atas Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr.
Ahmad Soebardjo, Sayuti Melik, Soekarni,Sudiro dan beberapa orang Jepang. Di ruang makan inilah
mereka menyusun konsep naskah proklamasi kemerdekaan.
Setelah penyusunan naskah proklamasi selesai ( bentuk klad/tulisan tangan ), kemudian mereka
kembali ke tempat berkumpulnya anggota PPKI yang lain. Soekarno melanjutkan sidang dengan membaca
naskah tersebut berulang-ulang. Semua yang hadir menyetujui isinya, kemudian Drs. Moh. Hatta
mengusulkan agar semua yang hadir menandatangani naskah tersebut, tetapi Soekarni usul agar naskah
tersebut ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul Soekarni
diterima dan disetujui, sehingga akhirnya naskah proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Sebelum naskah proklamasi ditandatangani, naskah tersebut
diketik dahulu oleh Sayuti Melik. Naskah yang sudah diketik dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta inilah yang dikenal sebagai naskah proklamasi yang otentik atau resmi. Adapun tahun ‘
05 yang tertera dalam naskah proklamasi adalah tahun Jepang 2605, karena pada saat itu Indonesia masih
menggunakan kalender Jepang.
Berikut ini tokoh-tokoh yang terlibat secara langsung dalam perumusan teks proklamasi:
a. Ahmad Subardjo, mengusulkan konsep kalimat pertama yang berbunyi; “ Kami rakyat Indonesia
dengan ini menyatakan kemerdekaan kami” kemudian berubah menjadi “Kami bangsa Indonesia
dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”.
b. Ir. Soekarno, menuliskan konsep kalimat kedua yang berbunyi; “Hal-hal yang mengenai
pemindahan kekuasaan, dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara yang secermat-cermatnya
serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”.
c. Mohammad Hatta, menggabungkan kedua kalimat di atas dan disempurnakan sehingga berbunyi
seperti teks proklamasi yang otentik.
2. Upacara Pembacaan Teks Proklamasi
Perumusan teks proklamasi berakhir hingga pukul 03.00 dini hari tanggal 17 Agustus 1945,
selanjutnya diadakan persiapan untuk pelaksanaan upacara pembacaan teks proklamasi. Mula-mula
direncanakan di Lapangan Ikada, tetapi karena di sana sudah berkumpul pasukan Jepang bersenjata
lengkap sehingga dikhawatirkan terjadi bentrokan, maka akhirnya dipindah ke halaman rumah Ir.
Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Upacara dimulai pukul 10.00 wib, tanggal 17 Agustus
1945 yang dihadiri oleh tokoh pejuang dengan pengawalan para pemuda. Adapun susunan acara yang
telah direncanakan sebelumnya urutannya sbb :
a. Pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno.
b. Pengibaran bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat.
c. Sambutan walikota Jakarta Suwirjo dan dr. Muwardi.
Setelah mendengar berita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, rakyat di segala penjuru tanah
air menyambutnya dengan penuh sukacita. Dukungan secara sukarela dan spontan ditunjukkan antara lain
berupa :
1. Rapat Raksasa di lapangan Ikada tanggal 19 September 1945.
Rapat dipelopori oleh Komite van Aksi Menteng 31, sebagai wujud ungkapan tekad dan
dukungan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan.
2. Pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono IX ( 5 September 1945 ).
Intinya berisi dukungan dari pihak Kesultanan Yogyakarta terhadap kemerdekaan RI dan
menyatakan bahwa Yogyakarta merupakan bagian dari NKRI sebagai Daerah Istimewa.
3. Raja Bone dan Makassar dari Sulawesi Selatan mendukung NKRI dengan mengakui
kekuasaan Dr. Sam Ratulangie yang ditunjuk pemerintah RI sebagai gubernur Sulawesi.
4. Tindakan heroik melawan Jepang dan usaha perlucutan senjata.
Tujuan bangsa Indonesia melucuti senjata milik Jepang adalah :
a. Senjata sebagai modal dalam perjuangan selanjutnya.
b. Agar senjata tersebut tidak jatuh ke tangan Sekutu.
c. Agar senjata tersebut tidak digunakan untuk membunuh rakyat.
Adapun tindakan heroik ini antara lain terjadi di :
a. Semarang : terjadi Pertempuran Lima Hari ( 15-20 Oktober 1945 ).
b. Bandung : merebut 9 panser Jepang, gudang dan pabrik senjata serta lapangan
terbang Andir.
c. Jakarta : menyerbu gudang senjata di Cilandak.
d. Lampung : perlucutan senjata di Telukbetung dan Kalianda.
e. Surakarta : merebut kantor jawatan radio dan lapangan terbang Panasan.
f. Surabaya : merebut gudang senjata dan stasiun radio di Embong, Malang.
Sebab Khusus
Terbunuhnya Putra Mahkota Austria Francis Ferdinand di Sarjevo pada tanggal 28 Juni 1914 oleh
Gavrilo Princip (anggota gerkan Serbia Raya ). Kejadian tersebut telah menyulut meletusnya
Perang Dunia I .
1 Agustus 1914, Jerman mengumumkan perang dengan Rusia.
3 Agustus 1914,Perancis melancarkan serangan kepada Jerman.
14 Agustus 1914, Inggris menyerang jerman
30
h) Sekutu menduduki daerah jerman sebelah barat sungai Rhein selama 15 tahun sebagai
jaminan Jerman mematuhi perjanjian Versailles.
2. Perjanjian St. Germain (10 September 1919) antara Sekutu dengan Austria
Tidak diperkenankan adanya persekutuan antara Jerman-Austria, Tirol selatan dan Istria
diberikan kepada Italia dan Bohemia, Moravia diberikan kepada Cekoslovakia.
3. Perjanjian Meuilly (27 November 1919) antara pihak Sekutu dengan Bulgaria
Bulgaria harus menyerahkan pantai laut Aegea
4. Perjanjian Trianon (4 Juni 1920) antara Sekutu dengan Hongaria
Daerah Hongaria diperkecil dan keluarga Napsburg tidak boleh menjadi raja Hongaria
5. Perjanjian Sevres (20 Agustus 1920) antara Sekutu dengan Turki
1. Di medan Eropa , Jerman menuntut kembalinya Danziq yang dikuasai Liga Bangsa-bangsa,
tetapi ditolak oleh Polandia. Karena itu pada tangal 1 September 1939 Jerman melakukan
penyerbuan ke Polandia untuk menerapkan politik Libensraum ( Politik perluasan wilayah ).
Penyerbuan ini menyebabkan Inggris dan Perancis menyatakan perang kepada Jerman.
2. Di medan Pasifik , Penyerbuan tentara Jepang kepangkalan militer Angkatan Laut Amerika
Serikat , Perarl Harbour di kepulauan Hawai tanggal 7 Desember 1941.
31
Front Timur : diawali dari seruan Jerman ke Polandia pada tanggal 1 September 1939
yang kemudian dilanjutkan ke Rusia 22 Juni 1941.
Front Barat : Setelah menguasai Polandia Jerman menyerang Norwegia, Belanda,
Belgia, Luxemburg, dan Perancis bagian Utara.
Front Tenggara : Serangan Jerman bersama Italia ke semenanjung Balkan (Yugoslavia).
Medan Afrika Utara (1940-19430
Dari arah Eropa Tenggara (Balkan) Jerman dan Italia bergerak keselatan dengan sasaran utama
menguasai wilayah Mesir (terusan Suez) dan Afrika Utara, akan tetapi usaha rencana tersebut
berhasil digagalkan oleh gabungan pasukan Inggris, Amerika serikat dan Perancis.
Medan Asia- Pasifik (1941-1945)
Diawali serbuan Jepang kepangkalan militer Amerika Serikat Pearl Harbour di Kepulauan Hawai
tanggal 7 Desember 1941 dan dilanjutkan kekawasan Asia Tenggara yang pada saat itu masih
dibawah kekuasaan Negara-negara blok Sekutu (Vietnam/Indocina, Philipina, Indonesia,
Burma/Myanmar) dibawah pimpinan Jendral Yama Shita dan Jendral Imammura
Pada awal tahun 1943 kekalahn demi kekakalahan dalam brbagai prtempuran mulai dialami oleh
Blok Sentral terhadap tentara Sekutu baik dimedan tempur Afika utara maupun di medan tempur
Asia Pasifik , yang ditandai dengan kekalahan Jerman di Rusia dan sebagai puncaknya adalah
kekalahan Jerman dalam pertempuran di kota Berlin pada tanggal 7 Mei 1945. Sementara di medan
Asia Pasifik sejak pertengahan tahun 1944, Amerika Serikat mulai melakukan seranagn balasan
terhadap Jepang dan berhasil mengalahkan di Selat Guadal canal Kepualuan Solomon /Laut Karang.
Sejak itu satu persatu daerah yangdikuasai Jepang dapat direbut kembali pasukan sekutu dan
puncaknya pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu setelah dua
kota besar Hirosima dan Nagasaki dijatuhi Bom Atom tanggal 6 dan 9 Agustus 1945.
Setelah Perang dunia ke II berakhir dengan kemenangan pihak Sekutu maka segera dilanjutkan
dengan penandatanganan perjanjian antaralain :
1. Perjanjian Postdam (17 Juli – 2 Agustus 1945)
antara Jerman dengan Sekutu yang isinya :
a. Jerman dan kota Berlin dibagi menjadi 4 daerah pendudukan yakni Jerman dan Kota Berlin
Bagian Timur diduduki Uni Soviet , sedangkan Jerman dan Kota Berlin bagian barat diduduki
Amerika Serikat, Inggris dan Perancis.
b. Danzig (Daerah Jerman sebelah timur sungai Oder) dan Niesse diberikan kepada Polandia
c. Jerman harus membayar kerugian perang kepada Sekutu
d. Partai Nazi Jerman dan segala unsur pendukungnya harus dihapus
e. Tokoh-tokoh Nazi diadili sebagai penjahat perang
2. Perjanjian San Fransisco 8 September 1951 antara Jepang dengan Sekutuyang isinya :
a. Untuk sementara Jepang diduduki Sekutu (yang diwakili oleh Amerika Serikat)
b. Jepang harus membayar ganti kerugian perang
c. Tokoh-tokoh fasisme Jepang diadili sebagai penjahat perang
d. Jepang harus melepaskan kembali daerah yang dikuasai selama perang dunia II
e. Kep.Kuril dan Sakhalin diserahkan kepada Rusia, Manchuria dan Taiwan diserahkan kepada
China, Korea dibagi dua bagian utara diduduki Uni Soviet dan bagian selatan diduduki
Amerika serikat
3. Konfrensi Paris 29 Juli – 15 Oktober 1945 perjanjian antara Italia, Rumania, Bulgaria, Hongaria
dan Austria dengan Negara-negara Sekutu yang isinya :
a. Masing-masing Negara yang kalah perang harus membayara ganti rugi
b. Jajahan Italia di Afrika utara diberikan kepada Sekutu ( Inggris )
c. Abessynia dan Albania dimerdeakan kembali
d. Negara yang kalang perang akan didemiliterisasi dan menyerahkan sisa-sisaperlengkapan
Perang
e. Menghukum penjahat perang.
32
Paktawarsawa yang beranggotakan Negara-negara Komunis seperti Unoi Soviet,
Jerman Timur, Polandia, Bulgaria, Hongaria dll
d. Munculnya Negara-negara baru merdeka baik di Asia maupun Afrika ( Indonesia, Philipina,
Malasyia, Libia dll)
e. Banyaknya negar-negara yang mengalami perpecahan sepeti Korea, Jerman, Vietnam, Yaman,
China, dll
2. Bidang Ekonomi :
a. Hancurnya ekonomi dunia keculi Amerika Serikat
b. Bangkitnya Jepang dan Jerman menjadi Negara Industri maju setelah dapat bantuan Amerika
Serikat .
c. Tampilnya Amerika serikat sebagai Negara kriditor
3. Bidang sosial :
a. Kemiskinan, kelaparan dan wabah penyakit melanda dunia
b. Lahirnya badan-badan social untuk menolong korban perang
c. Golongan cendikiawan mulai menduduki posisi penting
33
c. Jawa Hokokai (Gerakan kebaktian Jawa)merupakan organisasi resmi Jepang dibentuk tanggal
1 Maret 1944 yang kegiatannya meliputi:
- Melaksanakan ssgala sesuatu dengan nyata dan iklas untuk menyumbangkan segenap
tenaga kepada pemerintah jepang
- Memperkokoh pembelaan tanah air
- Memimpin rakyat untuk menyumbangkan segenap tenaga berdasarka semangat
persaudaraan antar bangsa
Selain itu Jawa Hokokai juga bertugas mengerahkan rakyat untuk mengumpulkan padi, besi
tua, permata dan menanam jarak untuk diserahkan kepada Jepang
d. Masyumi (Majlis Syuro Muslimin Indonesia) dibentuk sebagai pengganti MIAI pada akhir
Oktober 1943 dipimpin oleh KH.Hasyim Ashari dan KH.Mas Mansyur
e. Cuo Sangi in (Badan Penasehat Pusat) dibentuk 5 September 1943 atas anjuran Jend Hideki
Todjo dengan ketua Ir.Sukarno bertugas mmberikan nasehat atau pertimbangan kepada Saiko
shikikan (penguasa tertinggi militer Jepang di Indonesia)
2. Organisasi Semi militer meliputi :
a. Seinendan (Barisan Pemuda) dibentuk 9 Maret 1942 terdiri dari pemuda berusia antara 14 – 22
th
b. Fujinkai (Barisan Wanita) dibentuk Agustus 1943 terdiri dari wanita usia 15 tahun keatas
c. Keibodan (Barisan pembantu Polisi) dibentuk 29 April 1943 terdiri dari pemuda berusia 23 –
35 th
d. Syuisyintai (Barisan Pelopor) dibentuk pada tanggal 14 September 1944 merupakan bagian
dari Jawa Hokokai dipimpin oleh Ir. Sukarno, RP.Soroso, Otto Iskandar Dinata, dr.Buntaran
Marto Atmodjo
e. Gokukotai (barisan Pelaja) dibentuk 15 Desember 1944
f. Jibakutai (Barisan Berani mati)
3. Organisasi militer meliputi :
a. Heiho (organisasi Pembantu Prajurit Jepang) didirikan April 1943 untuk membantu tentara
Jepang melawan Sekutu yang kemudian banyak dikirim ke Malaysia, Birma dan Kep.Solomon
b. PETA (Pembela Tanah Air)didirikan 3 Oktober 1944 atas uasulan Gatot Mangkuprojo kepada
Letjend.Kumakichi Harada, di Sumatra disebut Giyugun (Tentara Sukarela)
Selama masa pemerintahan Jepang di Indonesia banyak dilakukan ekploitasi baik sumber kekayaan
alam mauupun tenaga kerja paksa baik dari kalangan pemuda ataupun wanita diantaranya :
1. Romusha merupakan kerja paksa tanpa upah diproyek-proyek untuk kepentingan perang
Jepang , seperti membuat jalan raya, jembatan, benteng pertahanan, dan lain-lain.Sedangkan
panitya pengerah tenaga romusha disebut Romukyokai
2. Kinrohosi merupakan wajib kerja tanpa upah bagi tokoh masyarakat seperti pamong desa dan
para pegawai rendahan.
3. Jugun Ianfu merupakan pengerahan para wanita untuk dijadikan penghibur para tentara Jepang
Selain itu masyarakat masih diwajibkan menyetorkan hasil panen (padi, jagung) dan ternak untuk
dalam jumlah besar untu memenuhi logistik tentara Jepang serta wajib menanam pohon jarak untuk
diambil minyaknya guna untuk pelumas mesin-mesin perang Jepang. Hal ini mengakibatkan
penderitaan yang sangat mendalam bagi bangsa Indonesia
36
pasukan Sekutu melucuti senjata dan menawan pasukan Jepang. Untuk mengenang pertempuran di
Semarang, maka didirikan Monumen Perjuangan Tugu Muda.
5. Perundingan Linggajati
Perundingan ini diadakan sejak tanggal 10 November 1946 di Linggajati, sebelah selatan Cirebon.
Delegasi Belanda dipimpin oleh Prof. Scermerhorn, dengan anggotanya Max Van Poll, F. de Baer dan H.J.
Van Mook. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Sjahrir, dengan anggota- anggotanya Mr.
Moh. Roem, Mr. Amir Sjarifoeddin, Mr. Soesanto Tirtoprodjo, Dr. A.K. Gani, dan Mr. Ali Boediardjo.
Sedangkan sebagai penengahnya adalah Lord Killearn. Hasil Perundingan Linggajati ditandatangani pada
tanggal 25 Maret 1947 di Istana Rijswijk (sekarang Istana Merdeka) Jakarta, yang isinya adalah sebagai
berikut.
a. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi
Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda harus sudah meninggalkan daerah de facto paling lambat
tanggal 1 Januari 1949.
b. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerjasama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat,
dengan nama Republik Indonesia Serikat.
c. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu
Belanda sebagai ketuanya.
6. Perundingan Renville
Belanda melakukan Agresi Militer pertama terhadap Indonesia pada tanggal 21 Juli 1947. Komisi Tiga
Negara (KTN), kemudian mempertemukan antara pihak Indonesia dengan Belanda dalam sebuah
perundingan yang dilakukan di atas kapal Angkatan Laut Amerika Serikat “USS Renville” yang sedang
berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan Renville ini dimulai pada tanggal 8 Desember
1947 Indonesia mengirimkan delegasi yang dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin, sedangkan Belanda
dipimpin oleh R. Abdulkadir Widjojoatmodjo, seorang Indonesia yang memihak Belanda. Hasil
perundingan Renville baru ditandatangani tanggal 17 Januari 1948 yang intinya sebagai berikut.
a. Pemerintah RI harus mengakui kedaulatan Belanda atas Hindia Belanda sampai pada waktu yang
ditetapkan oleh Kerajaan Belanda untuk mengakui Negara Indonesia Serikat (NIS).
b. Akan diadakan pemungutan suara untuk menentukan apakah berbagai penduduk di daerah-daerah
Jawa, Madura, dan Sumatera menginginkan daerahnya bergabung dengan RI atau negara bagian lain
dari Negara Indonesia Serikat.
c. Tiap negara (bagian) berhak tinggal di luar NIS atau menyelenggarakan hubungan khusus dengan NIS
atau dengan Nederland.
39
Akibat dari perundingan Renville ini wilayah Republik Indonesia yang meliputi Jawa, Madura, dan
Sumatera menjadi lebih sempit lagi. Akan tetapi, RI bersedia menandatangani perjanjian ini karena
beberapa alasan di antaranya adalah karena persediaan amunisi perang semakin menipis sehingga kalau
menolak berarti belanda akan menyerang lebih hebat. Di samping itu juga tidak adanya jaminan bahwa
Dewan Keamanan PBB dapat menolong serta RI yakin bahwa pemungutan suara akan dimenangkan pihak
Indonesia.
7. Perundingan Roem-Royen
Agresi militer yang kedua pada tanggal 19 Desember 1948 pada pukul 06.00 pagi dengan menyerang ibu
kota Rl di Yogyakarta. Mendorong Komisi Tiga Negara (KTN) mengubah nama menjadi UNCI (United
Nations Commission for Indonesian). Komisi ini bertugas membantu melancarkan perundingan antara
Indonesia-Belanda. Atas desakan UNCI pada tanggal 7 Mei 1949 diadakan perundingan Rom Royen. yang
ditanda tangani oleh Mr. Moh. Roem ketua delegasi Indonesia dan Dr. Van Royen ketua delegasi Belanda
yang isinya :
a. Segera menghentikan tembak menembak (gencatan senjata).
b. Menyetujui diadakan KMB di Den Haag
c. Menyetujui kembalinya Pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta.
d. Pembebasan semua tahanan politik yang ditahan sejak Agresi Militer ke II
e. Tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang berada di daerah-daerah yang dikuasai RI
sebelum tanggal 19 Desember 1948 dan tidak akan meluaskan negara atau daerah dengan merugikan
Republik
d. Menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari Negara Indonesia Serikat.
8. Perundingan KMB
Sebelum dilaksanakan KMB diadakanlah Konferensi Inter – Indonesia antara wakil-wakil Republik
Indonesia dengan BFO (Bijjenkomst voor Federaal Overleg) atau Pertemuan Permusyawarahan Federal.
Konferensi ini berlangsung dua kali yakni tanggal 19 - 22 Juli 1949 di Yogyakarta dan pada tanggal 31 Juli
- 2 Agustus 1949 di Jakarta. Salah satu keputusan penting dalam konferensi ini ialah bahwa BFO
menyokong tuntutan Republik Indonesia atas penyerahan kedaulatan tanpa ikatan-ikatan politik ataupun
ekonomi.
Pada tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949 diadakanlah Konferensi Meja Bundar di Den Haag
(Belanda). Sebagai ketua KMB adalah Perdana Menteri Belanda, Willem Drees. Delegasi RI dipimpin oleh
Drs. Moh. Hatta, BFO di bawah pimpinan Sultan Hamid II dari Pontianak, dan delegasi Be1anda dipimpin
Van Maarseveen sedangkan dari UNCI sebagai mediator dipimpin oleh Chritchley. Pada tanggal 2
November 1949 berhasil ditandatangani persetujuan KMB. Isi dari persetujuan KMB adalah sebagai
berikut.
1. Belanda mengakui kedaulatan RIS pada akhir bulan Desember 1949.
2. Mengenai Irian Barat penyelesaiannya ditunda satu tahun setelah pengakuan kedaulatan.
3. RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda yang diketuai Ratu Belanda.
4. Segera akan dilakukan penarikan mundur seluruh tentara Belanda.
5. Pembentukan Angkatan Perang RIS (APRIS) dengan TNI sebagai intinya.
6. RIS harus membayar semua hutang-hutang yang diderita pemerintah Hindia Belanda
7. RIS harus memberikan hak konsensi terhadap perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia
Pada tanggal 27 Desember 1949 diadakanlah penandatanganan pengakuan kedaulatan di negeri Belanda.
Pihak Belanda ditandatangani oleh Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Drees, Menteri Seberang
Lautan Mr. AM . J.A Sassen. Sedangkan delegasi Indonesia dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta. Pada waktu
yang sama di Jakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Wakil Tertinggi Mahkota AH.J. Lovink
menandatangani naskah pengakuan kedaulatan. Dengan diakuinya kedaulatan RI oleh Belanda ini maka
Indonesia berubah bentuk negaranya menjadi negara serikat yakni Republik Indonesia Serikat (RIS).
Sedangkan 9 daerah otonomi RIS meliputi Riau, Bangka, Balitung, Kalimantan Barat, Dayak Besar,
Banjar, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Jawa Tengah
Pengakuan kedaulatan RIS secara resmi dilakukan antara Belanda dengan Pemerintahan RIS pada
tanggal 27 Desember 1949 dilakukan secara bersamaan di dua tempat yakni :
1. Di Istana De daam, Amsterdam , Belanda dilakukan oleh Ratu Juliana, P.M. Dr. Willem Drees,
Menteri Seberang Lautan Mr. A.M.J.A. Sassen,(wakil Belanda) dan Mohammad Hatta (wakiol
Indonesia)
2. Di Istana Merdeka Jakarta, Indonesia dilakukan oleh Sultan Hamengkubuwono IX (wakil
Indonesia) dan A.H.J. Lovink (wakil Belanda)
Sejak itulah RIS berdiri dengan Ir.Sukarno sebagai presiden dan Drs.Muh.Hatta sebagai Perdana mentrinya.
Namun kurang lebih RIS baru berumur enam bulan, beberapa daerah dibeberapa negara bagian RIS timbul
gerakan-gerakan yang ingin bergabung dengan RI kembali seperti bentuk negara yang diproklamasikan pada
tanggal 17 Agustus 1945 yakni NKRI. Factor-faktor penyebabnya adalah :
1. Bentuk negara RIS bertentangan dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
2. Pembentukan negara RIS tidak sesuai dengan kehendak rakyat.
3. Bentuk RIS pada dasarnya merupakan warisan dari kolonial Belanda yang tetap ingin berkuasa di
Indonesia.
4. Berbagai masalah dan kendala politik, ekonomi, sosial, dan sumber daya manusia dihadapi oleh
negara-negara bagian RIS
3. Dampak persoalan hubungan pusat dan daerah terhadap kehidupan politik nasional dan daerah
sampai th 1960 an
Pemilu tahun 1955 ternyata tidak mampu menciptakan stabilitas poltik seperti yang diharapkan. Bahkan
muncul perpecahan antara pemerintahan pusat dengan beberapa daerah. Kondisi tersebut diperparah dengan
41
ketidakmampuan anggota Konstituante mencapai titik temu dalam menyusun UUD . Anggota Konstituante
terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok Islam dan kelompok nasionalis, kedua kelompok sulit mencapai
kata sepakat dalam pembahasan isi UUD. Dalam sidang sering terjadi perpecahan pendapat. Setiap wakil partai
memaksakan pendapatnya. Akibatnya gagal menghasilkan UUD. Hal ini mendorong presiden menganjurkan
konstituante untuk kembali menggunakan UUD 1945. Untuk mewujudkan anjuran tersebut maka, diadakan
pemungutan suara sampai tiga kali. Akan tetapi hasilnya belum mencapai batas quorum, dua pertiga suara.
Akibatnya Dewan Konstituante gagal mengambil keputusan.Untuk mengatasi masalah tersebut pada tanggal 5
Juli 1959 presiden mengeluarkan dekrit. Isi Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 yaitu:
a. pembubaran Konstituante;
b. berlakunya kembali UUD 1945, dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950;
c. akan dibentuk MPRS dan DPAS.
Keluarnya Dekrit Presiden menandai berakhirnya Demokrasi Liberal dan dimulainya Demokrasi
Terpimpin.
Pada masa Demokrasi Terpimpin kekuasaan presiden sangat besar sehingga cenderung ke arah otoriter.
Akibatnya sering terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945. Berikut ini beberapa penyimpangan terhadap
Pancasila dan UUD 1945 yang terjadi semasa Demokrasi Terpimpin.
a. Pembentukan MPRS melalui Penetapan Presiden No. 2/1959. Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat
oleh presiden.
b. Pembentukan DPAS berdasarkan penpres No 3 th 1959 yang anggotanya di tunjuk oleh presiden
c. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu tahun 1955. Karena menolak RAPBN yang diajukan oleh
pemerintah. Sebagai gantinya presiden membentuk DPR-GR yang anggotanya ditunjuk oleh
presiden.
d. GBHN yang bersumber pada pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul “Penemuan
Kembali Revolusi Kita” yang dikenal sebagai ”Manipol” yang berintikan USDEK (UUD 1945,
Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia)
ditapkan presiden pada penpres No.1 th 1960 tgl 29 Januari 1960.
e. Pengangkatan Ir.Sukarno sebagai presiden seumur hidup.
Dalam periode Demokrasi Terpimpin, Partai Komunis Indonesia (PKI) berusaha menempatkan dirinya
sebagai golongan yang Pancasilais. Kekuatan politik pada Demokrasi Terpimpin terpusat di tangan Presiden
Soekarno dengan TNI-AD dan PKI di sampingnya. Ajaran Nasakom (Nasionalis-Agama-Komunis) ciptaan
Presiden Soekarno sangat menguntungkan PKI. Ajaran Nasakom menempatkan PKI sebagai unsur yang sah
dalam konstelasi politik Indonesia. Dengan demikian kedudukan PKI semakin kuat PKI semakin
meningkatkan kegiatannya dengan berbagai isu yang memberi citra sebagai partai yang paling manipolis dan
pendukung Bung Karno yang paling setia. Selama masa Demokrasi Terpimpin, PKI terus melaksanakan
program-programnya secara revolusioner. Bahkan mampu menguasai konstelasi politik. Puncak kegiatan PKI
adalah melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah pada tanggal 30 September 1965.
42
3. Pembentukan propinsi Irian Barat pada tanggal 17 Agustus 1957 dengan Ibukota Soasiu dan
mengangkat Sultan Tidore Muhammad Zaenal Abidin Syah sebagai Gubernur tanggal 23
September 1957.
4. Pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda tanggal 17 Agustus 1960 melalui pidato
Presiden Sukarno yang berjudul “Jarek”
5. Dalam pidatonya di Yogyakarta 19 Desember 1961 presiden Sukarno mengeluarkan intruksi
yang dikenal dengan “TRIKORA”(Tiga Komando Rakyat) yang isinya :
a. Gagalkan pembentukan boneka Papua buatan kolonial Belanda.
b. Kibarkan sang Merah Putih di Irian Barat tanah air kita.
c. Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air
Indonesia.
Komando Mandala Pembebasan Irian Barat dibentuk tanggal 2 Januari 1962 dengan Mayjend Suharto
sebagai pimpinan pelaksana (panglima) dibantu oleh Kol.Subono, Kol.Leo Watimena, Kol.Ahmad Tahir
sebagai Kepala Staf yang bermarkas di Ujung Pandang opersi Jaya Wijaya dimulai tanggal 14 Agustus 1962
meliputi 3 fase yakni :
1. Fase Infiltrasi yakni dengan melakukan penyusupan ke pos-pos pertahanan musuh.
2. Fase exploitasi yakni dengan melakukan serangan secara terbuka untuk merebut dan menduduki
pos-pos pertahanan musuh.
3. Fase konsilidasi yakni menegakkan kekuasaan RI secara mutlak diseluruh wilayah Irian Barat.
Pada tanggal 15 Januari 1962, tiga kapal Motor Torpedo Boat (MTB) berpatroli di laut Aru yakni KRI
Macan Tutul, KRI Harimau, dan KRI Macan Kumbang, turut serta pejabat Mabes.AL.Komodor Yos
Sudarso, Kol.Sudomo, Kol.Mursid dan para perwira staf lainnya, secara mendadak diserang oleh
pasukan Belanda yang mengakibatkan tenggelamnya KRI Macan Tutul beserta Komodor Yos Sudarso,
Kapten Wiratno dan awak kapal lainnya. Para sukarelawan ikut serta andil dalam perjuangan
pembebasan Irian barat, salah satunya adalah seorang wanita yakni Herlina yang kemudian
mendapatkan penghargaan pending emas.
Pelaksanaan Pepera dalam setiap tahapnya disaksikan oleh Ortis Sanz (utusan sekjend PBB), dihadiri
Duta besar Belanda dan Australia. Hasilny dibawa oleh Ortis Sanz untuk dilaporkan dalam sidang umum
PBB 19 November 1969, atas resolusi Malaysia, Thailand, Belgia, Luxemburg dan Indonesia maka Sidang
Umum PBB menerima hasil-hasil Pepera yakni “Irian Barat tetap merupakan bagian dari Republik
Indonesia”.
F. Pemberontakan PRRI/Permesta
Pemberontakan ini berawal dari pertentanga antara pusat dan daerah mengenai masalah otonomi dan
perimbangan keuangan dan berlanjut dengan munculnya beberapa dewan daerah seperti :
44
a. Dewan Banteng di Sumatra Barat 20 Desember 1956 oleh Letkol Achmad Husain
a. Dewan Gajah di Medan 22 Desember 1956 oleh Kolonel Maludin Simbolon.
b. Dewan Garuda di Sumatra Selatan oleh Kolonel Berlian
c. Dewan Manguni di Sulawesi Utara (Manado) 18 Februari 1957 oleh Letkol.Ventje Sumual
Tgl 10 Februari 1958 Achmad Husain menyampaikan ultimatum pada pemerintah pusat yang isinya :
a. Dalam waktu 5 x 24 jam Kabinet Juanda harus menyerahkan mandatnya kepada presiden atau presiden
mencabut cabinet Juanda.
b. Presiden menugaskan Drs.Moh.Hattadan Sultan Hamengkubuono IX untuk membentuk Zaken
Kabinet.
c. Meminta kepada presiden supaya kembali kedudukannya sebagai presiden konstitusional.
Sementara itu tanggal 2 Maret 1957 Vantje Sumual telah memproklamasikan berdirinya Permesta
(Perjuangan Rakyat Semesta). Tanggal 11 Februari 1958 Pemerintah menolak ultimatum tersebut dan
memecat denga tidak hormat Letkol Achmad Husain, Kolonel Zulkifli Lubis, Kolonel Dahlan Jambek,
Kolonel Ventje Sumual dan Kolonel Maludin Simbolon. Karena itu pada tanggal 15 Februari 1958
Achmad Husain memproklamasikan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
dengn Safrudin Prawira Negara sebagai Perdana Mentri. Pada tanggal 17 Februari 1958 Letkol D.J.Somba
Komandan Daerah Militer Sulawesi Utara dan Tengah menyatakan bergabung dalam PRRI.Penumpasan
Pemberontakan PRRI oleh pemerintah dilakukan melalui berbagai operasi yakni :
a. Operasi Tegas dipimpin Letkol Kaharudin Nasution berhasil merebut kembali daerah Riau dan Pakan
Baru tanggal 12 Maret 1958.
b. Operasi 17 Agustus dipimpin Kolonel Ahmad Yani berhasil merebut daerah Padang dan Bukit Tinggi
pada 21 Mei 1958.
c. Operasi Sapta Marga dipimpin oleh Brigjend Jati Kusumo mengamankan daerah Sumatra Utara
d. Operasi Sadar dipimpin oleh Letkol Dr.Ibnu Sutowo mengamankan daerah Sumatra Selatan.
Pada tanggal 29 Mei 961 Letkol Achmad Husain menyerah dan diikuti tokoh-tokoh PRRI lainya.
Sedangkan untuk menumpas pemberontakan Permesta, pemerintah mengirimkan pasukan gabungan
melalui operasi Merdeka yang dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat melakukan Operasi Sapta
Marga I,II,III dan IV serta melakukan Operasi Mina I dan II. Melaui operasi tersebut Gerakan Permesta
berhasil ditumpas meskipun mendapat bantuan dari Amerika Serikat, terbukti dengan ditembak jatuhnya
pesawat yang dikemudikan Allan Pope warga Negara AS. Peristiwa yang berkaitan dengan
Pemberontakan PRRI dan Permesta adalah peristiwa penembakan Istan Bogor dan Istana Merdeka yang
dilakukan oleh Mauka. Mereka menuntut agar pemerintah mau mengadakan perundingan dengan pihak
PRRI dan Permesta. Pada tanggal 16 Juli 1960 aksin ya berhasil dilumpuhkan dan Maukar dijatuhi
hukuman mati.
G. Pemberontakan G 30 S/PKI
Sudah menjadi rahasia umum bahwa komunis dimana saja mempunyai tujuan akhir merebut kekuasaan,
termasuk di Indonesia beberapa kali usaha perebutan kekuasaan dilakukan PKI, diantaranya pada tahun
1926 di Jawa dan Sumatra, tahun 1948 di Madiun, tahun 1955 melalui Pemilu dan tahun 1965 di Jakarta,
Yogyakarta dan sekitarnya. Pada akhir tahun 1963, PKI melancarkan sebuah gerakan yang disebut “aksi
sepihak”. Para petani dan buruh, dibantu para kader PKI, mengambil alih tanah penduduk, melakukan aksi
demonstrasi dan pemogokan. Untuk melancarkan kudeta, maka PKI membentuk Biro Khusus yang diketuai
oleh Syam Kamaruzaman. Biro Khusus tersebut mempunyai tugas-tugas berikut :
a. Menyebarluaskan pengaruh dan ideologi PKI ke dalam tubuh ABRI.
b. Membentuk Ormas PKI seperti: Barisan Tani Indonesia (BTI), Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani),
Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), Pemuda Rakyat, Lembaga Kesenian Rakyat
(Lekra) dll.
c. Menyatakan PKI sebagai pejuang perbaikan nasib rakyat serta berjanji akan menaikkan gaji dan upah
buruh, pembagian tanah dengan adil
d. Menghancurkan lawan-lawan politiknya dengan mendukung pemerintah untuk membubarkan Masyumi,
Murba dan Manikebu (Manifesto Kebudayaan)
e. Menghasut rakyat untuk melakukan aksi-aksi sepihak, seperti Perampasan tanah di Bandar Betsy
Sumatra Utara, Penganiayaan terhadap pelajar Islam Indonesia (PII) di Kanigoro Jawa Timur
Memasuki tahun 1965 pertentangan antara PKI dengan Angkatan Darat semakin meningkat. D.N. Aidit
sebagai pemimpin PKI beserta Biro Khususnya, mulai melakukan siasat-siasat untuk melawan komando
puncak AD , seperti :
a. Memojokkan dan mencemarkan komando AD dengan tuduhan terlibat dalam persekongkolan
(konspirasi) menentang RI, karena bekerja sama dengan Inggris dan Amerika Serikat.
b. Menuduh komando puncak AD telah membentuk “Dewan Jenderal” untuk menggulingkan Presiden
Soekarno.
c. Mengisolir komando AD dari angkatan-angkatan lain.
d. Mengusulkan kepada pemerintah agar membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari para buruh dan
petani yang dipersenjatai.
Ketegangan politik antara PKI dan TNI AD mencapai puncaknya setelah tanggal 30 September 1965 dini
hari, atau awal tanggal 1 Oktober 1965. Pada saat itu terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap para
perwira Angkatan Darat. Peristiwa penculikan dan pembunuhan terhadap para perwira AD, kemudian
45
dikenal Gerakan 30 S/PKI yang di pimpin oleh Letkol Untung Komandan Bataliyon I Cakrabirawa. Korban
penculikan PKI ada 10 orang, yaitu 8 orang di Jakarta dan 2 orang di Yogyakarta. Mereka diangkat sebagai
Pahlawan Revolusi. Berikut ini para korban keganasan PKI.
a. Di Jakarta
1) Letjen Ahmad Yani, Men/Pangad.
2) Mayjen S.Parman, Asisten I Men/Pangad.
3) Mayjen R. Suprapto, Deputi II Men/Pangad.
4) Mayjen Haryono, M.T, Deputi III Men/Pangad.
5) Brigjen D.I. Panjaitan, Asisten IV Men/Pangad.
6) Brigjen Sutoyo S, Inspektur Kehakiman/Oditur Jendral TNI AD.
7) Lettu Piere Andreas Tendean, Ajudan Menko Hankam/ Kepala Staf Angkatan bersenjata.
8) Brigadir Polisi Karel Sasuit Tubun, Pengawal rumah Wakil P.M. II Dr. J. Leimena.
Jenderal Nasution berhasil meloloskan diri. Akan tetapi putrinya Ade Irma Suryani tertembak yang
akhirnya meninggal tanggal 6 Oktober 1965
b. Di Yogyakarta
1) Kolonel Katamso D, Komandan Korem 072 Yogyakarta.
2) Letnan Kolonel Sugiyono M., Kepala Staf Korem 072 Yogyakarta.
Pada hari Jum’at pagi tanggal 1 Oktober 1965 “Gerakan 30 September “ telah menguasai dua buah sarana
komunikasi vital, yakni studio RRI Pusat di Jalan Merdeka Barat, Jakarta dan Kantor PN Telekomunikasi di
Jalan Merdeka Selatan. Melalui RRI pukul 07.20 dan diulang pada pukul 08.15 disiarkan pengumuman
tentang Gerakan 30 September. Dalam pidatonya, Letkol Untung mengatakan bahwa :
a. Telah terjadi Kudeta yang dilakukan Dewan Jendral tetapi berhasil digagalkan oleh TNI AD
b. Untuk sementara waktu Kabinet Dwikora Didemisioner, sebagai gantinya di bentuk Dewan Revolusi
dibawah pimpinan Letkol Untung.
c. Penghapusan Pangkat Jendral, pangkat tertinggi dalam TNI adalah Letkol.
d. Bebrapa TNI yang
Untuk menumpas kekuatan PKI, pemerintah melancarkan operasi militer. Setelah berhasil menghimpun
pasukan lain termasuk Divisi Siliwangi dan Kaveleri, Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang
dipimpin Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, Panglima Kostrad, mulai memimpin operasi penumpasan. Pada
tanggal 1 Oktober 1965, beberapa tempat penting seperti RRI dan Telkom telah dapat diambil alih oleh
pasukan RPKAD tanpa pertumpahan darah. Pada hari yang sama, Mayjen Soeharto mengumumkan beberapa
hal penting berikut melalui RRI:
a. Penumpasan G 30 S/PKI oleh angkatan militer.
b. Dewan Revolusi Indonesia didemisioner.
c. Menganjurkan kepada rakyat agar tetap tenang dan waspada.
Pada tanggal 2 Oktober 1965 pasukan RPKAD berhasil menguasai kembali Bandara Halim
Perdanakusuma. Pada tanggal 3 Oktober 1965, atas petunjuk anggota polisi yang bernama Sukitman berhasil
ditemukan sumur tua yang digunakan untuk menguburkan jenazah para perwira AD. Pada tanggal 5 Oktober
1965, jenazah para Jenderal AD dimakamkan dan mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Revolusi. Untuk
menumpas G 30 S/PKI di Jawa Tengah, diadakan operasi militer yang dipimpin
oleh Pangdam VII, Brigadir Suryo Sumpeno. Penumpasan di Jawa Tengah memakan waktu
yang lama karena daerah ini merupakan basis PKI yang cukup kuat dan sulit mengidentifikasi
antara lawan dan kawan. Untuk mengikis sisa-sisa G 30 S/PKI di beberapa daerah dilakukan
operasi-operasi militer berikut:
a. Operasi Merapi di Jawa Tengah oleh RPKAD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.
b. Operasi Trisula di Blitar Selatan dipimpin Kolonel Muh. Yasin dan Kolonel Wetermin.
Akhirnya dengan berbagai operasi militer, pimpinan PKI D.N. Aidit dapat ditembak mati diBoyolali
dan Letkol Untung Sutopo ditangkap di Tegal.
48
3. Terjadinya ketidak adilan dalam bidang hukum, hukum sering dijadikan sebagai pembenaran atas
kebijaksanaan penguasa, sehingga sering terjadi rekayasa dalam proses peradilan.
4. Orientasi politik pemerintah orde baru yang lebih dekat dengan Negara-nagara barat.
Tujuan reformasi adalah memperbaharui tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara agar
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 dalam bidang politik, ekonomi dan hukum. Sedangkan
agenda reformasinya adalah :
1. Adili Suharto dan kroni-kroninya.
2. Amandemen UUD 1945.
3. Penghapusan Dwi fungsi ABRI.
4. Otonomi daerah yang seluas-luasnya.
5. Penegakan supremasi hukum
6. Pemerintahan yang bersih dari KKN.
49