Anda di halaman 1dari 18

Pengertian Zaman Praaksara

Zaman praaksara atau zaman prasejarah adalah zaman


manusia belum mengenal tulisan. Zaman praaksara juga disebut
zaman nirleka, yang berarti zaman ketika tulisan belum
ditemukan (nir = tidak; leka = tulisanaksara).Dalam bahasa
Inggris, masa praaksara disebut Prehistory. Berarti sebelum
masa sejarah yang dikemudian yang dikenal dengan masa
prasejarah.

1. Pembabakan Masa Praaksara


Kehidupan pada masa praaksara dapat dibagi
berdasarkan kajian arkeologi dan geologi. Arkeologi
berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala,
sedangkan pembabakan berdasarkan geologi didasarkan
pada umur lapisan bumi.
a. Pembabakan berdasarkan arkeologi
1) Zaman Batu
Zaman ini disebut zaman batu karena sebagian besar
peralatannya terbuat dari batu. Zaman batu dibagi
menjadi beberapa zaman berikut:
 Zaman Paleolitikum
Zaman paleolitikum (zaman batu tua)
berlangsung pada zaman pleistosen akhir selama
sekitar 600.000 tahun. Pada zaman ini manusia
sudah menggunakan prakakas yang bentuknya
sangat sederhana dan primitif.Ciri-ciri benda
peninggalan zaman paleolitikum antara lain alat-
alat batu masih dibuat secara kasar dan cara
pembuatannya tidak diasah (dihaluskan). Di
Indonesia manusia purba yang hidup pada masa
ini adalah Homo erectus dan Meganthropus
palaeo javanius.
 Zaman Mesolitikum
Zaman mesolitikum (zaman batu tengah)
dimulaipadaakhirzamanessekira 10.000 tahun
yang lampau.Zamaninijugadisebutzaman
“mengumpulkanmakanan (food gathering)
tingkatlanjut”. Manusia yang hidup pada saat itu
sudah mulai menetap.Meskipun demikian, ciri-ciri
benda peninggalannya masih seperti zaman
paleolitikum. Para ahli memperkirakan manusia
yang hidup pada zaman ini adalah bangsa
Melanesoide yang merupakan nenek moyang
orang Papua, Semang, Aeta, Sakai, dan Aborigin.
 Zaman Neolitikum
Zaman neolitikum (zaman batu muda) di
Indonesia terjadi sejak sekira tahun 1500 seblum
masehi. Cara hidup manusia untuk memenuhi
kebutuhannya telah mengalami perubahan pesat,
dari food gathering menjadi food producing.
Manusia yang hidup pada saat itu sudah menetap
terutama dirumah panggung untuk menghindari
bahaya binatang buas.Untuk menunjang
hidupnya, mereka bercocok tanam (bertani),
setelah membuat tembikar dan tenunan manusia
pada masa neolitikum mulai membuat lumbung-
lumbung dan guna menyiapkan persediaan padi
dan gabah.Tradisi menyimpan padi di lumbung ini
masih bisa dilihat dari beberapa daerah di
Indonesia, seperti di Lebak, Banten.
 Zaman Megalitikum
Zaman megalitikum (zaman batu besar). Pada
zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan
animism dan dinamisme. Animisme merupakan
kepercayaan terhadap roh nenek moyang
(leluhur) yang mendiami benda-benda seperti
pohon, batu, gunung-gunung, dan senjata tajam.
Sementara itu, dinamisme adalah bentuk
kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki
kekuatan atau tenaga gaib yang berpengaruh
terhadap keberhasilan atau kegagalan hidup
manusia. Dari hasil peninggalannya, diperkirakan
manusia pada zaman megalitikum sudah
mengenal bentuk kepercayaan rohaniah, yaitu
dengan cara memberlakukan secara baik orang
yang meninggal sebgai bentuk penghormatan.
2) ZamanLogam
Zaman logam terbagi menjadi zaman tembaga,
perunggu, dan besi.Manusia purba di Indonesia hanya
mengalami zaman perunggu dan zaman besi tanpa
melalui zaman tembaga. Kepandaian melebur
perunggu dan besi berasaldaribudayadongson di
teluktonkin (Vietnam).
b. Pembabakan Berdasarkan Geologi
1) Zaman Arkeozoikum/Azoikum
Masa arkeozoikum terjadi sekira 4,5-2,5 miliar
tahun yang lalu. Arkeozoikum artinya masa kehidupan
purba. Masa arkeozikum (arkean) merupakan awal
pembentukan batuan kerak bumi yang kemudian
berkembang manjadi protokontinen. Lempeng tektonik
yang menyebabkan gempa terbentuk pada masa ini.
Masa ini merupakan awal pembentuknya hidrosfer dan
atmosfer serta awal munculnya kehidupan primitive
didalam samudra berupa mikroorganisme (bakteri dan
ganggang) fosil tertua yang telah ditemukan adalah
stromatolit dan cyanobakteria dengan umur sekira 3,5
miliar tahun.
2) Zaman Paleozoikum
Zaman paleozoikum berlangsung sekira 2,5 miliar-
245 juta tahun lalu. Pakleozoikum artinya masa
kehidupan awal pada masa ini mulai terjadi
perkembangan atmosfer dan hidrosfer, serta kehidupan
mikroorganisme bersel tunggal menjadi bersel banyak
seperti enkaryotes dan prokaryotes. Enkaryotes
merupakan bakal tumbuhan, sedangkan prokaryotes
bakal binatang. Jenis hewan invertebrata bertubuh
lunak seperti ubur-ubur, cacing, dan koral mulai muncul
dilaut-laut dangkal. Zaman paleozoikum terbagi dalam
beberapa periode, yaitu periode kambrium, ordovisium,
silur, devon, karbon dan perm. Pada periode kambium
sudah muncul benua besar yang disebut Gondwana.
3) Zaman mesozoikum (245-65 juta tahun lalu)
Masa mesozoikum atau zaman sekunder adalah
masa keberadaan mahkluk hidup yang beraneka
ragam. Pada masa kondisi bumi mulai stabil. Iklim
sudah bersahabat dan curah hujan mulai menurun.
Masa mesozoikum merupakan awal kemunculan
binatatang reptil berukuran besar seperti
tyrannosaurus, spinosaurus, stegosaurus, dan
brontosaurus. Masa masa mesozoikumdi bagi menjadi
tiga periode, yaitu periode trias, jura, dan kapur.

a) Periode trias, berlangsung sejak 225-195 juta tahun


yang lalu. Pada periode ini kondisi bumi menjadi
kering dan tidak subur.
b) Periode jura, berlangsung sejak 190-136 juta tahun
lalu. Pada periode ini dinosaurus dan tyrannosaurus
berkembang menjadi penguasa daratan.
c) Periode kapur berlangsung sejak 136-65 juta tahun
lalu. Pada peroode ini dinosaurus mengalami
kepunahan karena terjadi perubahan drastic iklim
dari iklim hangat menjadi iklim dingin. Perubahan ini
menyebabkan dinosaurus tidak dapat menyesuaikan
diri.
4) Zaman neozoikum/kenozoikum (65-1,8 juta tahun
lalu)
Masa neozoikum berlangsung sekira 65-1,8 juta tahun
lalu. Masa ini dikenal dengan zaman kehidupan baru.
Penyebutan ini didasarkan pada kepunahan binatang
binatang raksaa dan munculnya jenis kehidupan baru
yang mirip dengan mahkluk hidup saat ini. Kepunaha
bintang binatang berukuran besar yang sempat
mendominasi kehidupan jaman jura menunjukan
kebesaran kekuasaan tuhan. Kehidupan manusia pada
masa sekarang tentu akan jauh berbeda. Kehidupan
pada masa jaman neozoikum dibedakan menjadi jaman
tersier dan kuarter.
a) Zaman tersier
Zaman tersier berlangsung sekira 65-1,8 juta. Pada
jaman tesier muncul primate dan burung tidak bergigi
berukuran besar seperti burung unta. Selain itu,
muncul fauna laut seperti ikan, molusca, dan
echinodermata yang sangat mirip dengan fauna laut
sekarang.
b) Zaman kuarter
Zaman kuarter terjadi mulai 1,8 juta tahun lalu.
Zaman kuarter dibedakan menjadi 2, yaitu kala
pleistosen dan holosen. Kala pleistosen dimulai
sekira 1,8 juta tahun lalu dan berakhir pada 10.000
tahun yang lalu. Selanjutnya, diikuti kala helosen
yang berlangsung sampai sekarang.

Manusia purba jawa (homo erctus) muncul pada


kala pleistosen manusia modern muncul pada kala
holosen. Flora dan dauna pada kala pleistosen
sangat mirip dengan flora dan fauna jaman
sekarang.
Jenis-Jenis Manusia Purba
Beberapa peneliti sudah melakukan banyak penelitian tentang
manusia purba yang ada di Indonesia. Para peneliti
mengelompokkan jenis manusia purba berdasarkan hasil
penemuan fosil manusia purba kedalam 3 kelompok, yaitu :

1. Meganthropus atau Manusia Besar.


2. Pithecanthropus atau Manusia Kera yang Berjalan dengan
Tegak.
3. Homo.

Dari 3 kelompok tersebut, terbagi lagi menjadi 10 jenis. Berikut ini


pejelasan dari jenis-jenis manusia purba tersebut, yaitu :

1. Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus Paleojavanicus adalah jenis manusia
purba yang tertua. Bentuk tubuh dari jenis meganthropus
paleojavanicus juga merupakan yang terbesar. Yang pertama
kali menemukan fosil manusia purba jenis ini adalah seorang
arkeolog asal Belanda yang bernama Van
Koenigswald. Saat itu, ia sedang melakukan penelitian
pada tahun 1936 di Sangiran. Pulau Jawa adalah tempat
pertama kali fosil manusia purba yang ia temukan.
Dari namanya saja sudah sangat menggambarkan dengan
jelas tentang jenis manusia purba yang satu ini. “Megan” yang
artinya besar, “Antropus” yang artinya manusia, dan “Paleo”
yang artinya kata sifat yaitu tua dan “Javanicus” yang artinya
Jawa. Berdasarkan penelitian yang diamati dari fosilnya
menggunakan teknik peluruhan karbon, jenis manusia purba ini
kira – kira hidup sekitar satu sampai dua juta tahun yang lalu.

Ciri – Ciri Meganthropus Paleojavanicus


Setiap jenis manusia purba pasti memiliki perbedaan. Perbedaan
tersebut bisa dilihat dari ciri – ciri setiap jenisnya. Berikut ini ciri –
ciri jenis Meganthropus Paleojavanicus, yaitu :
 Mempunyai badan yang tegap.
 Volume otak sebesar 900 cc.
 Tulang kening menonjol.
 Termasuk pemakan tumbuh – tumbuhan.
 Memiliki tonjolan belakang yang tajam dan melintang.
 Otot rahang, gigi, kunyah sangat kuat.
 Hidup secara nomaden dan berkelompok .
 Tidak memiliki dagu.
 Memiliki tulang pipi yang tebal.
 Memiliki hidung yang lebih lebar.
2. Pithecanthropus Erectus

Manusia purba jenis Pithecanthropus Erectus sama seperti jenis


Pithecanthropus Paleojavanicus, yang diperkirakan hidup sekitar
satu hingga dua juta tahun yang lalu. Penemu manusia purba
jenis ini adalah Eugene Dubois pada tahun 1890 dan ia
diperkirakan hidup saat masa Pleistosen tengah.
Fosil manusia purba yang pertama kali ia temukan berada di
Lembah Bengawan Solo di daerah Trinil yaitu bagian geraham
manusia purba. Lalu pada penemuan selanjutnya, ditemukanlah
kaki, tulang rahang, dan bagian tengkorak atas.
Kehidupannya juga sama yaitu nomaden atau hidup berpindah –
pindah, dan bergantung pada bahan bangan yang tersedia di
daerah tersebut. Inilah penyebab ditemukannya fosil mereka
didaerah tepi sungai, karena ikan, mata air, dan hutan dapat
membuat mereka tetap bertahan hidup. Tidak hanya makan
tumbuh – tumbuhan, mereka juga bisa berburu dan makan hewan
buruannya.
Ciri – Ciri Pithecanthropus Erectus
Berikut ini ciri – ciri jenis Pithecanthropus Erectus, yaitu :
 Mempunyai volume otak berkisar 750 cc – 1350 cc.
 Mempunyai tengkuk dan pengunyah yang sangat kuat.
 Memiliki hidung yang lebih tebal.
 Memiliki tubuh yang tegap tapi belum terlalu sempurna.
 Mempunyai tinggi sekitar 165 cm – 180 cm.
 Memiliki gigi geraham yang lebih kuat dan besar.
 Kepala belakang dan kening lebih terlihat menonjol dan melintang
di bagian dahi.

3. Pithecanthropus Soloensis

Jika dilihat dari namanya Pithecanthropus Soloensis, sudah jelas


manusia purba jenis ini berasal dari Solo. Fosil dari manusia
purba jenis ini ditemukan di daerah Ngandong oleh Openorth dam
Von Koenigswald pada tahun 1931. Bagain pertama yang ia
temukan adalah tulang tengkorak dan tulang kering.
Ciri – Ciri Pithecanthropus Soloensis
Berikut ini ciri – ciri khas dari jenis Pithecanthropus Soloensis,
yaitu :
 Memiliki otot tengkuk dan tempat melekat yang besar dan kuat.
 Memiliki bentuk tubuh yang tegap.
 Memiliki tulang pipi yang lebih tebal.
 Mempunyai tulang belakang yang lebih menonjol.
 Memiliki tonjolan di bagian kening yang tebal.
 Termasuk kedalam golongan pemakan segala.
 Memiliki rahang bawah yang kuat dan besar.
 Mempunyai tulang pipi yang menonjol.
 Memiliki volume otak sebesar 750 cc – 1350 cc.
 Mempunyai tinggi badan sekitar 165 cm – 180 cm.
 Tampak tidak memiliki daguterlihat tidak mempunyai dagu.

4. Pithecanthropus Mojokertensis

Manusia purba jenis ini ditemukan pada tahun 1939 oleh Von
Koenigswald yang berada di daerah Mojokerto, Jawa Timur.
Fosil pertama yang ia temukan adalah tengkorak manusia purba
yang masih anak – anak dengan umur sekitar enam tahun. Pada
tahun 1936 manusia purba ini juga ditemukan didaerah lain
namun berada di kota yang sama oleh Widenreich .
Ciri – Ciri Pithecanthropus Mojokertensis
Berikut ini ciri – ciri khas dari jenis Pithecanthropus Mojokertensis,
yaitu :
 Memiliki tulang tengkorak yang berbentuk lonjong dan juga lebih
tebal.
 Berdasarkan fosil yang ditemukan, manusia purba jenis ini sudah
ada sekitar dua setengah juta tahun yang lalu.
 Mempunyai tinggi sekitar 165 cm – 180 cm.
 Memiliki volume otak sekitar 750 cc – 1300 cc.
 Masih memiliki bentuk kening yang menonjol.
 Memiliki badan yang tegap dan tidak mempunyai dagu.

5. Homo Floresiensis

Sudah terlihat dari namanya, jenis manusia purba yang satu ini
ditemukan di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Yang
menemukan manusia purba ini adalah para arkeolog nasional
dan arkeolog yang berasal dari New England University.
Homo Floresiensis lebih muda dari jenis Pithecanthropus yaitu
hidup sekitar 12000 tahun lalu. Tidak hanya menemukan fosil
manusia purba jenis ini, tapi bersamaan dengan itu juga
ditemukan fosil tikus besar, biawak, dan gajah stegodo.
Manusia purba jenis Homo Floresiensis hidupnya sudah lebih
teratur dan hidup berdampingan dengan manusia purba jenis
homo lainnya. Jenis ini termasuk pemakan segalanya, tapi tidak
terindikasi kalau mereka kanibal.
Ciri – Ciri Homo Floresiensis
Berikut ini ciri – ciri khas dari jenis Homo Floresiensis, yaitu :
 Memiliki berat badan sekitar 25 kg.
 Memiliki tinggi sekitar 1 meter dan cenderung kerdil.
 Mempunyai tulang rahang yang lebih menonjol.
 Memiliki bentuk dahi yang tidak menonjol dan sempit.
 Memiliki bentuk kepala yang kecil.
 Volume otak kecil, sekitar 380 cc.

6. Homo Wajakensis

Manusia purba jenis ini ditemukan oleh arkeolog terkenal yang


bernama Eugene Dubois. Fosil yang ia temukan berada di
Campur Darat Tulungagung, Jawa Timur. Manusia purba jenis ini
sudah lebih modern sedikit, karena saat itu juga ditemukan alat –
alat untuk membuat makanan yang terbuat dari tulang dan batu.
Ini artinya mereka sudah tau cara mengolah makanan dengan
cara dimasak.

Ciri – Ciri Homo Wajakensis


Berikut ini ciri – ciri khas dari jenis Homo Wajakensis, yaitu :
 Memiliki rahang yang lebih menonjol.
 Memiliki wajah yang lebih lebar dan datar.
 Ada kerutan di daerah kening yang tampak jelas.
 Memiliki dahi yang berbetuk miring.
 Memiliki badan tegap.
 Memiliki tulang pipi yang menonjol kesamping.
 Letak muut dan hidung agak sedikit jauh.
 Memiliki berat badan sekitar 30 kg – 150 kg.
 Mempunyai tinggi badan sekitar 130 cm – 210 cm.
7. Homo Soloensis

Manusia purba jenis ini ditemukan oleh Weidenrich dan


Koenigswald sekitar tahun 1931 – 1934. Volume otak yang
dimiliki oleh Homo Soloensis sama seperti golongan jenis
Pithecanthropus atau manusia kera. Mereka terlihat lebih cerdas
dan memiliki kehidupan yanng lebih baik. Tulang tengkorak
adalah fosil yang pertama kali ditemukan. Masa kehidupannya
diperkirakan terjadi 900.000 hingga 300.000 tahun lalu.

Ciri – Ciri Homo Soloensis


Berikut ini ciri – ciri khas dari jenis Homo Soloensis, yaitu :
 Memiliki tinggi sekitar 130 cm – 210 cm.
 Memiliki volume otak sekitar 1000 cc – 1300 cc.
 Cara jalannya dengan bipedal.
 Memiliki badan yang lebih tegap.
 Mempunyai wajah tidak seperti kera yaitu tidak menonjol.
8. Homo Habilis

Manusia purba jenis ini adalah manusia purba yang pertama


muncul dalam genus homo. Diperkirakan jenis ini sudah ada 1,65
juta – 2,4 juta tahun lalu. Manusia purba ini mempunyai badan
yang relatif pendek dan memiliki lengan yang panjang seperti
kera dan badannya banyak ditumbuhi rambut, serta juga
mempunyai tengkorak otak yang lebih besar.

Ciri – Ciri Homo Habilis


Berikut ini ciri – ciri khas dari jenis Homo Habilis, yaitu :
 Memiliki dagu yang masuk kedalam.
 Mempunyai geraham yang kuat dan rahang yang besar.
 Mempunyai dahi yang lumayan sempit.
 Mempunyai tulang alis yang tebal.
 Mempunyai tinggi badan 100 cm – 135 cm.
 Bentuk tangan seperti manusia zaman sekarang.
 Memiliki berat bedan sekitar 32 kg.
 Mempunyai lengan panjang.

9. Homo Erectus

Manusia purba jenis ini diperkirakan hidup sekitar 1,89 juta tahun
lalu. Diperkiran manusia purba ini, jenis yang lebih dekat ke
manusia zaman sekarang.

Ciri-Ciri Homo Eretus


Berikut Ini Merupakan Ciri-Ciri Khas Dari Homo Erictus:
 Mempunyai volume otak sekitar dibawah 1000 cc.
 Manusia purba jenis ini merupakan manusia purba yang
mempunyai hidup lebar dan berdaging.
 Pada bagian tengkorak mempunyai tonkolan
 Memiliki wajah datar.
10. Homo Sapiens
Dengan berkembanganya zaman, jenis manusia purba juga
semakin mengalami perkembangan dan peningkatan. Sudah
terbukti bahwa manusia purba jenis ini mempunyai otak yang
cerdas, bentuk tubuhnya tidak memiliki perbedaan yang jaih dari
manusia saat ini, dan Homo Sapiens juga mahir berkomunikasi.

Ciri – Ciri Homo Sapiens


Berikut ini ciri – ciri khas dari jenis Homo Sapiens, yaitu :
 Tengkorak otak sudah tidak menonjol lagi.
 Mempunyai volume otak sekitar 1000 cc – 1200 cc yang mana itu
termasuk cukup cerdas.
 Mempunyai gigi yang tidak terlalu besar.
 Memiliki tinggi badan 130 cm – 210 cm.
 Wajah yang dimiliki sudah tidak menonjol ke depan.
 Tulang rahang dan dagu tidak terlalu kuat.
 Mampu berjalan dengan tegap dan mampu berdiri

Anda mungkin juga menyukai