Peta Konsep
Masyarakat Masa Praaksara di Indonesia
Kehidupan masyarakat Praaksara
Jenis-jenis manusia purba di Indonesia
Benda peninggalan zaman Praaksara
Kompetensi Dasar
- Memahami kronologi, perubahan dan kesinambungan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada aspek politik, social, budaya,
geografis, dan pendidikan sejak masa praaksara sampai masa Hindu-Budha dan Islam
- Menguraikan kronologi, perubahan, dan kesinambungan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada aspek politik, social,
budaya, geografis, dan pendidikan sejak masa Praaksara sampai masa Hindu-Budha dan Islam
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari mater ini, siswa diharapkan dapat :
- Menjelaskan periodisasi masa Praaksara di Indonesia
- Mengidentifikasi jenis-jenis manusia purba yang ada di Indonesia
- Menjelaskan perkembangan masyarakat Praaksara Indonesia
Apersepsi
Tuhan Yang Maha Esa telah menciptakan bumi dan seluruh isinya, termasuk manusia. Tahukah anda bagaimana perkembangan
kehidupan manusia terutama di Indonesia? Menurut sejarah, dahulu manusia belum dapat menulis dan belum memiliki tempat
untuk menetap. Di mana masa itu dikenal dengan nama Praaksara. Pembabagan zaman, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
masa Praaksara dan masa sejarah. Di mana perbedaannya terletak pada peninggalannya. Masa Praaksara merupakan masa di
mana manusia masih bergantung pada alam, belum ditemukannya teknologi seperti saat ini. Sehingga untuk bertahan hidup
mereka menggunakan peralatan yang terbuat dari batu. Selain itu manusia Praaksara belum mengenal tempat tinggal sehingga
mereka kebanyakan berpindah-pindah atau nomaden menyesuaikan kondisi alam di mana mereka tinggal. Keadaan manusia pada
saat itu masih sangat primitive. Untuk memahami tentang masyarakat masa Praaksara di Indonesia, maka pelajarilah materi
berikut dengan sungguh-sungguh!
Latihan Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan benar!
1. Apa perbedaan dari zama Praaksara dan zaman Aksara?
2. Jelaskan mengenai zaman Tersier!
3. Apa yang dimaksud dengan abris sous roche?
4. Jelaskan yang dimaksud dengan Menhir!
5. Apakah yang dimaksud dengan Animisme?
Jenis-jenis manusia purba di Indonesia
Penemuan manusia purba di Indonesia dapat dilakukan berdasarkan fosil-fosil yang
telah ditemukan. Fosil adalah tulang belulang, baik binatang maupun manusia, yang
hidup pada zaman purba yang usianya sekitar ratusan atau ribuan tahun. Adapun
untuk mengetahui bagaimana kehidupan manusia purba pada saat itu, yaitu dengan
cara mempelajari benda-benda peninggalannya yang biasa disebut dengan artefak.
Adapun persebaran manusia purba di Indonesia meliputi berbagai daerah. Anda padat
melihatnya pada peta penemuan manusia purba.
Adapun benda-benda yang dihasilkan pada masa bercocok tanam, sebagai berikut:
a. Kyokkenmoddinger
Salah satu bukti adanya kehidupan manusia pada masa Praaksara adalah
ditemukannya kyokkenmoddinger. Kyokkenmoddinger adalah suatu istilah
yang berasal dari bahasa Denmark (kyokken = dapur, modding= sampah),
secara herfiah diartikan sampah-sampah dapur. Kyokkenmoddinger banyak
ditemukan di daerah tepi pantai. Adanya Kyokkenmoddinger menunjukkan
telah adanya penduduk pantai yang tinggal dalam rumah-rumah yang
bertonggak. Ditemukannya Kyokkenmoddinger menunjukkan manusia
Praaksara hidupnya tergantung dari hasil-hasil laut, seperti siput dan kerang.
Kyokkenmoddinger banyak ditemukan di sepanjang pantai Sumatera Timur
Laut, antara Aceh, Langsa, dan Medan. Pada Kyokkenmoddinger itu
ditemukan juga kapak genggam (pebble).
b. Abris sous roche
Abris sous roche merupakan gua-gua yang menyerupai ceruk-ceruk di
dalam batu karang. Gua tersebut berfungsi untuk memberikan perlindungan
kepada manusia Praaksara dari hujan dan panas.
Alat-alat yang juga ditemukan di abris sous roche, di antaranya alat-alat
dari batu berupa ujung panah dan flakes, batu-batu penggiling, kapak-kapak
yang sudah diasah, alat-alat dari tulang dan tanduk rusa, dan alat-alat dari
logam (perunggu dan besi). Tulang belulang manusiapun ditemukan (jenis
Papua-Melanesoide) dan binatang. Abris Sous Roche banyak ditemukan di
gua lawa dekat Sampung (Ponorogo, Madiun) , Bojonegoro, dan Lamoncong
(Sulawesi Selatan). Para peneliti yang mengadakan penelitian tentang hal ini,
yaitu Stein Callenfels di Gua Lawa, Van Heekeren di daerah Basuki, dan Fritz
Sarasain dan Paul Sarasin di Lamoncong.
c. Perhiasan
Bahan yang digunakan untuk membuat hiasan berasal dari bahan-bahan
yang mudah dicari di sekitar tempat tinggalnya. Bagi yang tinggal di daerah
pantai, mereka membuat hiasan yang berasal dari kulit kerang. Ada pula
perehiasan yang terbuat dari terakota, yaitu tanah liat yang dibakar seperti
membuat gerabah. Sedangkan hiasan yang dibuat dari bahan batu berupa
gelang, kalung, dan beliung.
d. Pakaian
Manusia pada masa bercocok tanam diduga sudah mengenal pakaian.
Pakaiannya terbuat dari kulit kayu dan kulit binatang. Bukti penemuan
pakaian pada masa Praaksara ditemukan di Kalimantan, Sulawesi Selatan, dan
beberapa tempat lainnya.
e. Kapak persegi (beliung persegi)
Kapak persegi ini terbuat dari batu persegi. Alat ini digunakan untuk
mengerjakan kayu, menggarap tanah, dan melaksanakan upacara, karena ada
juga beliung yang dibuat khusus dari bahan batu semipermata. Di wilayah
Indonesia alat ini banyak ditemukan di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa
Tenggara.
f. Kapak lonjong
Kapak lonjong terbuat dari batu kali. Bentuknya bulat telur, ujung yang
satu agak runcing, dan dapat dipasangkan pada suatu tangkai. Ujung yang lain
agak bulat dan diasah agar menjadi tajam. Daerah penemuan kapak lonjong di
daerah Indonesia adalah daerah Indonesia bagian Timur, misalnya Papua,
Seram, Minahasa dan Tanibar. Kapak ini disebut kapak lonjong karena
penampangnya berbentuk lonjong. Alat ini digunakan sebagai cangkul untuk
menggarap tanah dan sebagai kapak biasa, terdapat di Maluku, Papua, dan
Sulawesi Utara.
g. Mata Panah
Alat ini dipergunakan untuk berburu, sampai sekarang masih digunakan
di Papua.
h. Gerabah
Gerabah adalah barang pecah belah yang terbuat dari tanah liat yang
dibakar. Dari bahan yang sama dibuat pula alat-alat perhiasan.
4. Peninggalan masa perundagian (pertukangan)
Peralatan atau hasil teknologi pada masa Perundagian itu, sebagai berikut :
a. Jenis-jenis peralatan dari besi, misalnya beliung atau semacam cangkul, mata
pisau, mata tombak, dan sabit
b. Gerabah
Gerabah dibuat dari tanah dan masih sederhana cara pembuatannya.
c. Pakaian
Di Kalimantan, Sulawesi dan dibeberapa tempat lainnya pernah ditemukan
alat pemukul kulit kayu. Kulit kayu biasa digunakan sebagai bahan pakaian.
d. Perhiasan
Barang perhiasan di zaman purba banyak yang berupa gelang dan kalung yang
terbuat dari batu indah dan kerang. Perhiasan kalung biasanya dibuat dari batu
akik atau batu yang dicat. Bahkan dalam perkembangan zaman perunggu,
dikenal barang-barang perhiasan, misalnya gelang, cincin, kalung dan anting-
anting yang terbuat dari perunggu, dibawah barang-barang perhiasan dari
batu.
e. Nekara
Nekara adalah semacam tambur yang berbentuk seperti dandang
terbalik. Dalam kehidupan manusia purba nekara dijadikan benda pusaka.
Benda ini dianggap suci dan dipuja puja. Fungsinya untuk mengiringi
kegiatan upacara. Jenis nekara banyak ditemukan di berbagai daerah,
misalnya di Pulau Sumatera, Jawa, Bali Sumbawa, Rote, dan Selayar.
Di pulau Alor ditemukan nekara yang berukuran kecil dan dikenal
dengan nama moko. Kemudian di Bali terdapat nekara yang berukuran sangat
besar dan masih utuh. Tingginya mencapai 1,98 meter dan bergaris tengah
1,60 meter. Nekara ini dianggap suci karena menurut kepercayaan penduduk,
nekara adalah bagian bulan yang jatuh dari langit. Nekara ini sekarang
disimpan di sebuah pura di daerah pejang, Kabupaten Gianyar. Pura untuk
menyimpan nekara tersebut dinamakan Pura Panataran Sasih.
Penemuan nekara dapat menunjukkan adanya hubungan antarwilayah
di Indonesia dan hubungan dengan dunia luar. Nekara dari Selayar dan
kepulauan Kei dihiasi gambar-gambar binatang seperti gajah, merak dan
harimau.
Nekara berasal dari daerah Indonesia bagian barat atau dari Benua Asia.
Di Sangean terdapat nekara yang bergambar orang menunggang kuda
beserta pengiringnya yang memakai pakaian orang Tartar.
f. Kapak Perunggu
Kapak perunggu biasa disebut juga kapak sepatu, karena bagian atasnya
membentuk corong dengan bibir terbelah dua. Pada corong itu dimasukkan
tangkai kapak. Karena itulah kapak ini terkenal pula dengan sebutan kapak
corong.
Di beberapa tempat di Indonesia ditemukan kapak corong, seperti di
Sumatera selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah dan Selatan, Pulau Selayar,
dan Papua dekat Danau Sentani.
Ukuran kapak corong beragam, ada yang kecil dan sangat sederhana,
ada yang besar memakai hiasan, ada yang pendek lebar, ada yang bulat, dan
ada pula yang panjang satu sisinya.
Kapak corong yang panjang satu sisinya disebut candrasa. Kegunaan
kapak ini tidak semuanya digunakan sebagai alat sebagaimana layaknya
kegunaan kapak, ada juga yang berfungsi sebagai alat upacara dan hiasan.
g. Bejana
Bejana perunggu adalah sebuah benda yang bentuknya mirip seperti gitar
Spanyol tetapi tanpa tangkai. Ditemukan di daerah Madura dan sumatera. Pola
hiasan benda ini berupa pola hias anyaman dan huruf L.
h. Arca-arca perunggu
bentuk manusia ada yang sedang menari, berdiri, naik kuda, dan sedang
memegang panah. Sedangkan bentuk binatang berupa arca kerbau yang
sedang berbaring, sedang berdiri, dan kuda dengan pelana. Arca-arca tersebut
ditemukan di Bangkinang, Lumajang, Palembang dan Bogor.
Latihan Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Sebut dan jelaskan benda-benda peninggalan manusia purba pada masa
berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjt!
2. Apa yang Anda ketahui tentang peninggalan benda bersejarah berupa
kapak lonjong?
3. Sebutkan daerah-daerah penemuan nekara!
4. Sebutkan peninggalan batu inti masa berburu dan berpindah!
5. Siapa sajakah peneliti yang menemukan alat-alat budaya Pacitan?
Aktivitas Siswa
I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar!
1. Zaman dimana binatang-binatang raksasa makin menyusut jumlahnya dan binatang menyusui
sudah mulai muncul disebut zaman …
a. Neozoikum c. Kuarter
b. Tersier d. Arkaikum
2. Ciri fisik nenek moyang bangsa Indonesia di daerah Palembang yang diwakili suku Kubu
menunjukkan ciri ras …
a. Melanesoid c. Negroid
b. mongoloid d. Weddoid
3. Pembagian zaman Prasejarah di Indonesia menjadi zaman arkaikum, Paleozoikum,
Mesozoikum, dan Neozoikum didasarkan pada …
a. tempat tinggal manusia purba
b. sumber kehidupan manusia purba
c. bahan kepercayaan yang dianut manusia purba
d. lapisan-lapisan bumi
4. Zaman Nirlika disebut juga zaman …
a. sejarah c. tersier
b. prasejarah d. kuarter
5. Berikut ini adalah lokasi penemuan fosil Pithecanthropus, kecuali …
a. trinil c. kedungbrubus
b. sangiran d. klaten
6. Zaman diperkirakan manusia mulai hadir di muka bumi adalah zaman …
a. Neozoikum c. Paleozoikum
b. Mesozoikum d. Arkaikum
7. Fosil manusia purba yang berada di Indonesia pertama kali ditemukan oleh …
a. E. Dubois c. Ter Haar
b. Teuku Jacob d. Raffles
8. Nenek moyang bangsa Indonesia yang datang sekitar 500 SM adalah …
a. proto melayu c. melayu austronesia
b. deutro melayu d. austromelanesoid
9. Fosil manusia yang ditemukan di Flores sering disebut pygmi oleh para ahli, artinya …
a. katai c. cebol
b. kerdil d. abnormal
10. Berikut kepercayaan nenek moyang yang diturunkan sampai sekarang, kecuali menyembah …
a. dewa alam c. kedasyatan alam
b. gunung dan sungai d. tuhan
11. Berikut ini yang bukan ciri-ciri manusia Purba jenis Homo adalah …
a. tinggi tubuhnya antara 130-210 cm
b. tidak berdagu
c. volume otak sudah berkembang
d. berasal dari ras austromelanesoid
12. Fosil yang ditemukan antropolog Australia bernama Raymond Dart di Taung, Afrika Selatan
adalah …
a. sinanthropus pekinensis c. homo neandertalensis
b. australopithecus africanus d. homo rhodesiensis
13. Bangsa Indonesia diperkirakan berasal dari Mongol yang persebarannya terjad secara
bergelombang, teori tersebut dinyatakan oleh …
a. Hogen c. Dr. Brandes
b. N.J. Kroom d. Mohammad Ali
14. Gaya dan cara hidup manusia puba tentu berbeda dengan manusia sekarang. Cara hidup
manusia purba yang paling awal adalah …
a. berladang dan beternak c. beternak dan bertani
b. meramu dan berladang d. berburu dan meramu
15. Kapak yang banyak berfungsi untuk kegiatan pertanian dan biasa disebut dengan beliung adalah
kapak …
a. perimbas c. lonjong
b. penetak d. persegi
16. Pada masa Paleolitikum sudah berkembang jenis Praaksara berupa …
a. moko c. kapak pendek
b. pebble d. kapak genggam
17. Kehidupan manusia purba pada masa berburu dan mengumpulkan makanan disebut pula
dengan nama masa …
a. perundagian c. bercocok tanam
b. nomaden d. food gathering
18. Dalam kepercayaan masyarakat masa Praaksara, setiap benda memiliki tenaga gaib disebut
kepercayaan …
a. animism c. totemisme
b. dinamisme d. ateisme
19. Di Indonesia, zaman logam lebih dikenal dengan zaman Perunggu, sebab barang dari perunggu
…
a. lebih murah c. banyak digunakan untuk upacara adat
b. lebih indah d. banyak ditemukan
20. Dibawah ini yang bukan merupakan sifat hidup masa bercocok tanam adalah …
a. nomaden c. menggunakan kapak persegi
b. mengenal tata irigasi d. pembagian pekerjaan dan tugas
21. Peti mayat yang di dalamnya ada periuk dari binatang dan porselen disebut …
a. dolmen c. waruga
b. sarkofagus d. kubur peti batu
22. Arca Megalithikum pada umumnya menggambarkan …
a. arwah nenek moyang c. binatang-binatang piaraan
b. binatang-binatang besar d. binatang-binatang yang dikeramatkan
23. Peran kepala suku dalam masyarakat purba masa food gathering adalah …
a. membagi kelompok berburu sesuai dengan keahlian
b. memilih kelompok pengrajin logam dan besi
c. memelihara kegiatan gotong royong
d. menyiapkan lading untuk ditanam
24. Ditemukannya alat-alat batu untuk bercocok tanam menunjukkan bahwa manusia purba
telah hidup menetap, alasannya …
a. manusia purba bercocok tanam di lahan dekat perkampungan
b. manusia harus memilih lahan yang cocok untuk ditanami
c. bercocok tanam memerlukan waktu lama sehingga harus menetap
d. tanaman yang ditanam belum banyak jenisnya
25. Pada zaman logam, alat-alat yang digunakan manusia purba terbuat dari …
a. perak dan tembaga c. besi dan perunggu
b. tembaga dan besi d. kuningan dan tembaga
26. Manusia purba yang berarti manusia cerdik adalah …
a. homo wajakensis c. homo sapiens
b. homo soloensis d. meganthropus paleojavanicus
27. Perhatikan ciri manusia purba berikut!
1) Berbadan tegap dengan ketinggian + 180 cm.
2) Tonjolan kening agak terputus di tengah (di atas hidung)
3) Tengkoraknya lebih besar daripada Pithecanthropus Erectus dengan volume otak
berkisar antara 1.000-1.300 cc
4) Otak kecilnya lebih besar daripada otak kecil Pithecanthropus erectus.
Ciri diatas dimiliki oleh …
a. homo sapiens c. pithecanthropus soloensis
b. homo soloensis d. pithecanthropus robustus
28. Bangunan berupa batu tegak atau tugu yang berfungsi sebagai tempat pemujaan roh
nenek moyang atau tanda peringatan untuk orang yang telah meninggal adalah …
a. dolmen c. menhir
b. kubur batu d. punden berundak
29. Moko merupakan kebudayaan Dongson yang dikenal sebagai produk zaman perunggu
yang memiliki ciri-ciri …
a. bentuknya seperti gendering besar, biasanya digunakan untuk upacara mengundang
hujan
b. nekara dalam ukuran kecil sebagai alat upacara keagamaan
c. kapak dengan berbagai ukuran
d. benda perunggu dengan bentuk binatang atau orang
30. Kelebihan yang terdapat pada teknik bivalve yang digunakan untuk membuat perkakas
dari perunggu adalah …
a. alatnya dapat dipakai berulang-ulang
b. membuat alat cetaknya tidak mudah karena terbuat dari batu
c. membuat bentuk model benda-benda yang diinginkan lebih mudah karena berasal
dari lilin
d. satu alat cetakan hanya dapat dipakai sekali saja
Peta Konsep
Kompetensi Dasar
Tujuan Pembelajaran
Apersepsi
Latihan Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Sebutkan tiga dewa utama dalam agama Hindu!
2. Apakah isi dari Atharwa-Weda?
3. Pada agama Budha, nafsu dapat di tekan melalui delapan jalan yang disebut astavidha.
Sebutkan kedelapan astavida tersebut!
4. Bagaimana pengaruh masuknya agama Hindu-Budha di Indonesia?
5. Jelaskan tentang Hipotesis Waisya!
Latihan Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan tentang silsilah Kerajaan Kutai!
2. Sebutkan arca-arca peninggalan Kerajaan Tarumanegara!
3. Siapa saja raja yang pernah memerintah Kerajaan Kediri?
4. Apakah isi dari Prasasti Talang Tuo?
5. Siapakah yang mengucapkan Sumpah Palapa?
Peninggalan Kerajaan Hindu Budha
Peninggalan dari Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia :
1. Candi
Candi adalah bangunan kuno yang dibuat dari batu atau bata. Candi berasal dari kata
Candikagrha yang berarti kediaman candika. Candika adalah nama lain dari Dewi Durga
(Dewi Maut). Candi didirikan sebagai makan sekaligus tempat pemujaan.
Adapun candi peninggalan kerajaan Hindu-Budha, sebagai berikut :
a. Candi peninggalan kerajaan Mataram Kuno, yaitu :
1) Cnadi Hindu
a) Kelompok Candi Dieng, terletak di Kabupaten Wonosobo. Dikawasan Candi
Dieng terdapat beberapa candi yang diberi nama tokoh wayang oleh penduduk
setempat, seperti Semar, Puntadewa, Bima, Arjuna, Gatutkaca, dan lain-lain.
b) Candi Sambisari, terletak di dekat Yogyakarta. Dibangun pada masa Raja
Garung.
c) Kelompok Candi Prambanan (Roro Jonggrang), terletak di perbatasan Klaten-
Yogyakarta. Di kelompok ini ada tiga candi induk, yaitu Candi Siwa, Candi
Brahma, dan Candi Wisnu.
d) Kelompok Cnadi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran.
2) Candi Budha
Candi pada agama Budha pada umumnya hanya berfungsi sebagai tempat
pemujaan bagi raja. Candi Budha pada umumnya terdiri dari tiga tingkatan, yaitu :
a) Kamadatu (bagian dasar), artinya manusia masih dalam Rahim ibu.
b) Rulpadatu (bagian tengah), artinya kehidupan manusia di dunia.
c) Arupadatu (bagian atas), artinya kehidupan nirwana.
Adapun peninggalan yang termasuk Candi Budha, sebagai berikut :
a) Candi Borobudur, terletak di Kabupaten Magelang. Dibangun pada masa Raja
Samaratungga.
b) Candi Pawon (Brajanalan), terletak di Kabupaten Magelang. Dibangun oleh
Pramodyawardani.
c) Candi Mendut, terletak di Kabupaten Magelang. Di dalamnya terdapat Patung
Padmapani dan Wajrapani.
d) Candi Kalasan, terletak di Kabupaten Sleman. Dibangun oleh Raja
Panangkaran.
e) Candi Ngawen, terletak di Kabupaten Muntilan.
b. Candi peninggalan Kerajaan Medang (Dinasti Isyana)
1) Candi Sumbernanas, terletak di Blitar yang dibangun oleh Empu Sendok.
2) Candi Songgoriti, terletak di Batu Malang yang dibangun oelh Empu Sendok.
3) Candi Gunung Gangsir, terletak di Bangil yang dibangun Empu Sendok.
4) Candi Lor (Anjuk Landang), terletak di Brebek, Nganjuk yang dibangun oleh
Empu Sendok.
5) Candi Pucangan, terletak di Gunung Penanggungan. Dibangun oleh Raja
Airlangga.
6) Candi Belahan, dibangun oleh Raja Airlangga
c. Candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya
1) Candi Muara Takus, terletak di Bnagkinang, Kampar, Riau
2) Candi Gunung Tua, terletak di Padangsidempuan, Tapanuli, Sumatera Utara. Di
kelompok ini ada satu candi yang bentuknya khas, yaitu Candi Biaro Barhal.
3) Candi Portibi
4) Candi Muara Jambi
d. Candi peninggalan Kerajaan Singasari
1) Candi Kidal, terletak di Malang merupakan makam Raja Anusapati
2) Candi Kagenengan, terletak di sebelah selatan Singasari merupakan makam Ken
Arok.
3) Candi Jago, terletak di Malang merupakan makam Raja Wisnu Wardhana
4) Candi Kumitir, merupakan makam Mahisa Campaka
5) Candi Singasari, terletak di Malang merupakan makam Raja Kertanegara sebagai
Bhairawa.
6) Candi Jawi, terletak di dekat Pringen merupakan makam Raja Kertanegara
sebagai Budha Syiwa.
e. Candi peninggalan Kerajaan Majapahit
1) Candi Panataran, terletak di Blitar, Jawa Timur
2) Candi Sawentar, terletak di Blitar, Jawa Timur
3) Candi Tikus, terletak di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur
4) Candi Sukuh, terletak di Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini menunjukkan
unsur Jawa asli
5) Candi Cetho, terletak di Karanganyar, Jawa Tengah
2. Stupa
Stupa adalah bangunan dari batu yang berbentuk seperti tempurung yang merupakan
ciri khas agama Budha. Stupa berfungsi untuk menyimpan peninggalan keramat Budha.
Misalnya, stupa Candi Borobudur dan stupa Candi Kalasan.
3. Relief
Relief adalah seni pahat dengan gambar timbul. Pada umumnya dipahatkan pada
dinding candi, terutama pada lorong-lorongnya dan melukiskan cerita yang diambil dari
karya-karya sastra Hindu-Budha, misalnya sebagai berikut :
a. Candi Borobudur, terdapat tiga relief cerita, yaitu :
1) Karmawibhangga, yaitu menggambarkan perbuatan manusia dan hukuman atas
perbuatan itu.
2) Latitawistara, yaitu cerita rakyat Budha Gautama dari lahir hingga mendapat
Bodhi. Relief ini terdapat pada dinding pertama.
3) Ganda Wyuha menceritakan usaha Sudhana mencari ilmu tertinggi. Relief ini
terdapat pada lorong dinding kedua.
b. Candi Prambanan (Roro Jonggrang), terdapat dua relief cerita, yaitu :
1) Ramayana terdapat pada lorong Candi Syiwa diteruskan pada lorong Candi
Brahma.
2) Kresnayana : terdapat pada lorong Candi Wisnu.
3) Candi Jago, terdapat tiga relief cerita, yaitu Kresnayana, Parthayajna, dan Kunjara
Karna.
4) Candi Penataran, terdapat dua relief cerita yaitu Ramayana dan Kresyana
5) Candi Surowono, terdapat relief cerita Arjuna Wiwaha.
4. Patung (Arca)
Patung Hindu umumnya berbentu dewa-dewi, tokoh, dan makhluk mistik. Misalnya,
patung Raja Airlangga berbentuk patung Dewa Wisnu sedang menunggang garuda, dan
Patung Ken Dedes dalam wujud Dewi Prajnaparamita. Adapun patung Budha, bentuknya
mewujudkan Sang Budha Gautama sendiri. Patung Budha tampil dalam berbagai posisi.
Misalnya, sikap dhyana mudra yaitu sikap tangan sedang bersemedi atau sikap wara-
mudra yaitu sikap tangan sedang memberi anugerah.
a. Patung Agama Hindu
1) Syiwa (Mahadewa, Mahaguru, Bhairawa, dan Mahakala)
2) Wisnu, Brahma, dan Durga (Mahisa Sura Mardini, Kali, dan Parwati)
3) Ganesha
4) Dwarapala
5) Linggayoni
b. Patung Agama Budha
1) Dhyani Budha, ada lima bentuk, yaitu Wairocana (dewa penguasa zenith),
Amithaba (dewa penguasa barat), Amogasidhi (dewa penguasa utara), Ratna
Sambhawa (dewa penguasa selatan), dan Aksobhnya (dewa penguasa timur).
2) Dhyani Bodhisatwa, ada tiga bentuk yaitu Awalokiteswara, Padmapani, dan
Maitreya.
3) Dewi Tara
5. Seni Sastra
Seni sastra Hindu-Budha di Indonesia dibagi menjadi : Zaman Mataram, Zaman
Kediri, Zaman Majapahit I dan Zaman Majapahit II.
6. Agama
Agama Hindu pertama kali muncul di Indonesia pada awal abad ke-5 M, dengan
berdirinya kerajaan Kutai dan tujuh buah peninggalan yang berupa Yupa. Sampai
sekarang agama Hindu masih banyak dianut oleh penduduk Bali. Agama Budha telah
masuk ke Indonesia dan berkembang pesat mulai abad ke-7 M. masuknya agama Budha
berdasarkan penemuan beberapa Arca Budha di Sempaga, Jember, dan Bukti Siguntang
di Palembang.
7. Tulisan dan Bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang
seagian besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta.
8. System Penanggalan
System penanggalan yang banyak digunakan oleh raja-raja Hindu-Budha adalah
Tarikh Saka (tahun Saka) yang pertama kali digunakan oleh Raja Kanisakha. Perbedaan
waktu antara tahun Saka dengan tahun Masehi adalah 78 tahun. Misalnya, Raja Sanjaya
meninggal pada tahun 668 Saka maka, kalau dibaca dengan tahun Masehi adalah 668 +
78 = 746 Masehi.
Latihan Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan tentang cerita Marco Polo berkaitan dengan masuknya Islam di Indonesia!
2. Siapakah Ayyid Ali Rahmatullah?
3. Siapakah putra Sunan Kalijaga yang juga menjadi Wali Sanga?
4. Apa saja hal-hal yang membuat Islam mudah diterima di Indonesia?
5. Jelaskan tentang pendidikan sebagai saluran penyebaran Islam di Indonesia!
Kesultanan Islam di Indonesia
Kesultanan yang bercorak Islam, sebagai berikut :
1. Kesultanan Perlak (840 M)
Sebagian para ahli berpendapat bahwa Perlak hanyalah sebuah kota dagang yang
penduduknya beragama Islam. Tapi sebenarnya Perlak adalah sebuah kesultanan Islam
yang berdiri sebelum Kesultanan Samudra Pasai.
Dasar yang digunakan untuk menyebutkan bahwa Perlak sebagai kesultanan Islam
yang pertama adalah adanya naskah-naskah tua berbahasa Melayu, antara lain :
a. Idharatul Haq fi Mamlakatil Ferlah Wal Fasi
Naskah ini karangan Abu Ishak Makarani Al Fasy, antara lain disebutkan secara tegas
bahwa Kerajaan Perlak didirikan pada tanggal 1 Muharram 225 H atau tahun 840 M,
dengan rajanya yang pertama adalah Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah
yang semula bernama Saiyid Abdul Aziz.
b. Kitab Tazkirah Thabakat Jumu Sultan As Salathin, karangan Syekh Syamsul Bahri
Abdullah As Asyl, yang menyebutkan berdirinya Kesultanan Perlak pada
tahun 227 H.
c. Catatan Saiyid Abdullah Ibn Saiyid Habib Saifuddin, kitab ini berisi silsilah raja-raja
Perlak
2. Kesultanan Samudra Pasain (1285 M)
Kesultanan Samudra Pasai terletak di Pesisir Timur Aceh. Letak kerajaan ini sangat
strategis karena dekat dengan Selat Malaka. Selat Malaka adalah jalur pelayaran
perdagangan Internasional.
Semula Kesultanan Samudra Pasai merupakan dua kerajaan yang terpisah. Pada
tahun 1285, Marah Silu (Raja Samudra) berhasil menyatukan kErajaan Samudra dengan
Kerajaan Pasai. Marah Silu kemudian memeluk agama Islam dan bergelar Sultan Malik
Al-Saleh. Kesultanan Samudra Pasai meluaskan wilayah hingga ke Perlak dan Lamuri.
Samudra Pasai berkembang pesat dan menjadi perdagangan yang ramai dikunjungi oleh
pedagang-pedagang dari arab, Gujarat, Pegu, Syiam, Kedah, dan Jawa. Barang yang
diperdagangkan di Samudra Pasai beraneka ragam, seperti lada, emas, kapur barus, dan
kain sutra.
Sultan-sultan yang pernah memerintah di Kesultanan Samudra Pasai, antara lain :
a. Sultan Malik Al-Saleh (1285-1297 M)
Ia merupakan raja pertama dan sekaligus sebagai pendiri kerajaan. Sebelum menjadi
raja, ia bernama Marah Silu atau Merah Selu. Sultan Malik Al-Saleh menikah dengan
Ganggang Sari, Putri Raja Perlak (Sultan Makhdum Malik Ibrahim Syah Johan
Berdaulat).
b. Sultan Muhammad Malik At Tahir (1297-1326 M)
c. Sultan Ahmad Parumadal Parumal Malik As Zahir (1326-1348 M)
d. Sultan Zainal Abidin Bahrain Syah
e. Sultan Abdullah
Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Perumadal Perumal Malik As ZZahir,
Samudra Pasai dikunjungi Ibnu Battutah. Ia adalaha ulama terkenal dari Maroko yang
sedang mengemban tugas dari Sultan Delhi, India, untuk berkunjung ke Tiongkok. Dalam
kesempatan lain, Kaisar Tiongkok mengirim Laksamana Cheng Hoo berkunjung ke
Samudra Pasai. Cheng Hoo adalah seorang laksamana bangsa Tiongkok yang telah
menganut agama Islam. Setelah Sultan Ahmad Wafat, Kesultanan Samudra Pasai
mengalami kemunduran.
3. Kesultanan Malaka (1296 M)\
Hubungan perdagangan antara Samudra Pasai dan Malaka telah membawa pengaruh
yang besar terutama budaya Islam di Malaka. Lambat laun Malaka menjadi Bandar Islam
yang ramai dan terpenting di Asia Tenggara. Dalam perkembangannya, Malaka berubah
menjadi Kesultanan.
Kesultanan Malaka didirikan oleh Parameswara. Ia adalah keturunan bangsawan
Majapahit. Setelah dinobatkan sebagai raja, Parameswara kemudian bergelar Sultan
Iskandar Syah. Ia memerintah pada tahun 1296-1414 M. di bawah pemerintahannya,
Malaka mencapai masa kejayaan. Malaka kemudian menjadi pusat perdagangan dan
perkembangan islam di Asia Tenggara.
Pengganti Sultan Iskandar Syah berturut-turut adalah sebagai berikut :
a. Sultan Muhammad Syah
b. Sultan mudhafar Syah
c. Sultan Mansyur Syah
Daerah-daerah kekuasaan Malaka meliputi seluruh Semenanjung Malaka, Sumatera
Tengah, Siak, Indra Giri, daerah sekitar Kampar, dan Kepulauan Riau. Seiring dengan
kedatangan Bnagsa Barat di Indonesia, pada tahun 1511 M. malaka diserang dan
diduduki oleh Protugis. Penyerangan Protugis ini dipimping oleh Alfonso de
Albuquerque. Akhirnya, Malaka dapat dikuasai protugis.
4. Kesultanan Aceh (1514 M)
Aceh semula merupakan kerajaan kecil dibawah kekuasaan kerajaan Pedir. Pada
tahun 1514, Sultan Ali Mughayat Syah (sultan Ibrahim) berhasil melepaskan Aceh dari
kekuasaan Pedir. Sejak Protugis berkuasa di Malaka, diterapkan system Monopoli yang
sangat merugikan pedagang. Para pedagang yang datang dari Arab, Persia dan Gujarat
kemudian mencari tempat persinggahan baru untuk berdagang. Tempat persinggahan
baru itu ialah pelabuhan Aceh yang sedang tumbuh. Dari Aceh para pedagang dapat
melanjutkan pelayaran dengan menyusuri pantai Barat Pulau Sumatra, ke Barus,
Pariaman, Bengkulu, kemudian ke Selat Sunda.
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, kesultanan Aceh mencapai masa
kejayaan. Wilayah kekuasaannya bertambah luas, kehidupan beragaman mengalami
perkembangan pesat. Armada dagang Aceh berlayar hingga ke Luat Merah. Barang yang
diperdagangkan beraneka ragam diantaranya Lada, emas, kapur barus dan kain. Aceh
menjalin hubungan dengan kekhalifahan Turki di Timur Tengah. Turki banyak
membantu Aceh dalam bidang persenjataan modern. Di lingkungan istana tinggal
seorang ulama besar bernama Hamzah Fansuri. Beliau banyak menulis buku-buku
tentang agama Islam.
Pada masa Pemrintahan Sultan Iskandar Tani (1637-1642), buku-buku karya Hamzah
Fansuri dibakar. Ajarannya dianggap sesat dan dilarang. Nuruddin Ar-Raniri, yang
berasal dari India (Gujarat) diangkat menjadi ulama. Setelah Sultan Iskandar Thai wafat
(1641), kerajaan Aceh mengalami kemunduran.
5. Kesultanan Demak (1500 M)
Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Jawa. Pendiri kesultanan
Demak adalah Raden Patah seorang putra Raja Majapahit, Prabu Kertabumi (Brawijaya).
Faktor yang mendorong tumbuhnya Kesultanan Demak, sebagai berikut :
a. Letaknya strategis di pesisir utara Pulau Jawa
b. Adanya hubungan dagang antara Jawa dan Maluku
c. Runtuhnya Kerajaan Majapahit
d. Adanya peranan Wali Sanga
e. Hasil pertanian terutama beras di daerah pedalaman sangat melimpah.
f. Didukung oleh kota-kota di pantai utara Jawa yang sudah lepas dari ikatan Majapahit.
g. Jatuhnya Malaka ke tangan Protugis
Sultan-sultan yang pernah memerintah di kesultanan Demak, sebagai berikut :
a. Raden Patah (1500-1518 M)
Sebagai pendiri Kesultanan Demak, Raden Patah bergelar Sultan Alam Akbar Al
Falah. Raden Patah berhasil menjadikan Demak, sebagai pusat penyebaran agama
Islamdi Pulau Jawa. Dala menyebarkan agama Islam, ia dibantu Wali Sanga.
b. Pati Unus (1518-1521 M)
Sebelum menjadi Sultan Demak, Pati Unus giat membantu ayahnya (Raden Patah)
memperluas wilayah dan mempertahankan wibawa Demak sebagai Kerajaan Islam.
Buktinya pada tahun 1513, ia menyerang markas Portugis di Malaka. Serangan ini
mengalami kegagalan. Pada tahun 1521, Pati Unus wafat dan mendapat julukan
“Pangeran Sabrang Lor”.
c. Sultan Trenggana (1521-1546 M)
Sultan Trenggana adalah Raja Demak yang terbesar. Pada zamannya datanglah
Fatahillah (Faletehan) dari Pasai. Ia dinikahi dengan adik Trenggana dan berjasa
besar dalam membantu perkembangan Demak, misalnya dalam menaklukan Banten,
Cirebon dan Panarukan. Pada tanggal 22 Juni 1527, Fatahillah berhasil merebut
Sunda Kelapa dari tangan Protugis. Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa
menjadi Jayakarta. Setelah Sultan Trenggana wafat (1546), Kesultanan Demak
mengalami kemunduran.
6. Kesultanan Pajang (1568 M)
Kesultanan Pajang muncul di tengah perang saudara memperebutkan takhta
Kesultanan Demak. Setelah Sultan Prawata meninggal, Jaka tingkir (Adipati Pajang)
mengangkat diri menjadi Sultan pewaris Demak. Jaka Tingkir juga dikenal sebagai Mas
karebet atau Panji Mas. Pada tahun 1568, Hadiwijaya naik Takhta menjadi Sultan Pajang.
Istananya terletak di daerah Boyolali, Jawa Tengah. Pusaka kerajaan Majapahit yang
tersimpan di Demak dipindahkan ke Istana Pajang. Hal ini menandakan bahwa pusat
kerajaan pindah dari Demak yang dekat dengan pantai ke pedalaman yang agraris.
Sultan Hadiwijaya menyerang Arya Penangsang di Jipang. Dalam penyerangan
tersebut turut serta Ageng Pemanahan (Ki Ageng Mataram) dan Danang Sutawijaya
(putra Pemanahan). Dalam sebuah pertempuran, Sutawijaya berhasil membunuh Arya
Penangsang. Dengan wafatnya Arya Penangsang, Pajang menjadi kerajaan paling kuat
dan mewarisi kekuasaan Demak, sedangkan Kesultanan Demak semakin merosot. Arya
Pangiri (menantu Sultan), diangkat sebagai Bupati di Demak. Daerah-daerah yang
memberikan pengakuan atas kekuasaan Pajang antara lain Demak, Pati, Tuban, Surabaya,
Madiun, Blitar, Pemalang, Krapyak, dan Kedu Selatan.
Ki Ageng Pemanahan (Ki Ageng Mataram) diangkat menjadi Bupati Mataram.
Sutawijaya (Raden Bagus atau Raden Ngabel Loring Pasar) diangkat sebagai anak
angkat oleh Sultan Hadiwijaya. Ia dibesarkan di dalam istana bersama Pangeran Benawa
(Putra Mahkota). Pada tahun 1575, Ki Ageng Pemanahan meninggal dan dimakamkan di
Pasar Gede. Sultan Hadiwijaya memilih Sutawijaya menggantikan Ki Ageng Pemanahan
menjadi Penguasa Mataram.
Pada tahun 1582, Sultan Hadiwijaya wafat. Kerabat Keraton Demak, khusunya trah
Trenggana, mengangkat Pangeran Arya Pangiri sebagai Sultan Pajang. Namun, usaha ini
ditentang oleh Rakyat Pajang. Pangeran Benawa (pewaris tahta) minta bantuan kepada
Sutawijaya untuk mengusir Arya Pangiri. Pangeran Benawa merasa tidak mampu
memegang tampuk pemerintahan Kesultanan Pajang. Oleh karena itu, mahkota kerajaan
diserahkan kepada Sutawijaya. Dengan demikian, tamatlah riwayat Kesultanan Pajang
(tahun 1586) dan selanjutnya muncullah Kesultanan Mataram.
7. Kesultanan Mataram (1586 M)
Pendiri Kesultanan Mataram adalah Sutawijaya. Wilayah Mataram adalah hadiah dari
Sultan Hadiwijaya kepada Ki Ageng Pemanahan. Setelah menjadi raja, Sutawijaya
bergelar penembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama.
Sultan-sultan yang pernah memerintah di Kesultanan Mataram Islam, sebagai berikut :
a. Sutawijaya (1586-1601 M)
Sutawijaya adalah pendiri Kerajaan Mataram Islam dan bergelar Penembahan
Senopati. Masa pemerintahannya selalu dipenuhi dengan pemberontakan.
Pemberontakan itu antara lain datang dari Surabaya, Madiun, Ponorogo, Pati dan
Demak. Semua pemberontakan berhasil dipadamkan. Penembahan Senopati wafat
pada tahun 1601.
b. Mas Jolang (1601-1613 M)
Pada masa pemerintahan Mas Jolang banyak terjadi pemberontakan. Banyak wilayah
bawahan yang melepaskan diri. Ketika Mas Jolang pulang dari Medan peperangan di
jawa Timur, ia meninggal di Desa Krapyak sehingga terkenal dengan nama
Panembahan Sedo Krapyak. Setelah Sultan Agung wafat (1645). Kerajaan Mataram
mengalami kemunduran.
c. Sultan Agung (1613-1645 M)
Tahun 1613 Mas Jolang wafat, penggantinya adalah Adipati Martapura. Sayangnya ia
sakit-sakitan. Akhirnya diputuskan Kerajaan Mataram dikendalikan oleh saudaranya
yang bernama Mas Rangsang atau Sultan agung Hanyokrokusumo. Sultan Agung
merupakan raja terbesar di kerajaan Mataram. Ia berambisi untuk menguasai wilayah
Jawa. Tahun 1628 dan 1629 berusaha merebut Batavian dari Belanda, namun gagal.
d. Amangkurat I (1645-1677 M)
Pada masa pemerintahannya muncul pemberontakan Trunojoyo.
e. Amangkurat II (1677-1707 M)
f. Amangkurat III (1703-1708 M)
g. Pangeran Puger (1708-1719 M)
h. Amangkurat IV (1719-1727 M)
8. Kesultanan Cirebon (1526 M)
Menurut Babad Negarakertabumi, Cirebon berasal dari kata Caruban yang berarti
campuran. Karena pada abad ke-15 M Cirebon dihuni oleh para pedagang Islam yang
berdarah campuran.
Semula Cirebon berada dibawah kekuasaan Kerajaan Pejajaran. Pada tahun 1526
Fatahillah (Faletehan) menguasai Cirebon dan menjadi Sultan pertama Cirebon. Berkat
kecakapan Fatahillah, Cirebon berkembang menjadi kesultanan besar. Berawal dari
kesultanan Cirebon tersebut, Fatahillah mengembangkan agama Islam di Jawa Barat.
Pada saat Fatahillah melanjutkan penduduknya di Banten dan Sunda Kelapa, Kesultanan
Cirebon diserahkan kepada putranya yang kedua, Pangeran Pasarehan. Fatahillah ingin
memusatkan perhatiannya pada bidang agama.
Sultan-sultan yang pernah memerintah di Kesultanan Cirebon, sebagai berikut :
a. Fatahillah (Faletehan atau Sunan Gunung Jati)
b. Pangeran Pasarehan
c. Dipati Swargo
d. Panembahan Ratu
e. Dipati Made Gayam
f. Pangeran Giriloyo
Setelah Pangeran Giriloyo wafat pada tahun 1662. Kesultanan Cirebon pecah menjadi
dua, yaitu Kasepuhan dan Kanoman.
9. Kesultanan Banten (1527 M)
Pada awalnya, Banten merupakan bagian dari Kerajaan Pejajaran, kemudian pada
tahun 1527 direbut oleh Pasukan Demak pimpinan Fatahillah. Sejak saat itu Banten,
Sunda Kelapa, dan Cirebon dikuasai oleh Fatahillah. Kemudian Banten tumbuh menjadi
kota dagang dan kaya dengan lada. Ketika di Demak terjadi kemelut politik karena
perebutan kekuasaan setelah Sultan Trenggana wafat, maka Banten melepaskan diri dari
kekuasaan Demak dan menjadi kesultanan Islam sendiri.
Kesultanan Banten juga didirikan oleh Fatahillah pada tahun 1526. Sultan-Sultan
Banten setelah Fatahillah, sebagai berikut :
a. Hasanuddin (1552-1570 M)
Dibawah pemerintahan Hasanuddin, Banten berkembang menjadi kota dagang yang
ramai. Banten banyak dikunjungi pedagang-pedagang dari luar dan para pedagang
tersebut banyak mendirikan perkampungan. Hasanuddin berhasil meluaskan
wilayahnya sampai ke Lmapung sehingga dapat menguasai daerah lada.
b. Penembahan Yusuf (1570-1580 M)
Ia berhasil menundukkan Kerajaan Pejajaran
c. Maulana Muhammad (1580-1596 M)
d. Abdul Mufakir (1586-1640 M)
e. Abu Maali Ahmad Rahmatullah (1640-1651 M)
f. Abdullah Fatah (1651-1682 M)
Ia bergelar Sultan Ageng tirtoyoso. Dibawah pemerintahannya, Banten mencapai
puncak kejayaan.
g. Abdul Kahar
Pada masa pemerintahan Abdul Kahar (Sultan Haji), kerajaan Banten perlahan-lahan
mengalami kemunduran.
Kemunduran Kesultanan Banten disebabkan factor-faktor berikut ini :
a. Perang saudara dan perebutan kekuasaan
b. Sultan Haji bersahabat dengan VOC (Belanda). Sejak saat itu Banten berada di bawah
pengaruh VOC.
10. Kesultanan Banjar (abad ke-16 M)
Pada awal abad ke-16 M, di Kalimantan Selatan terdapat tiga kerajaan, yaitu
Nagaradipa, Nagara Daha, dan Banjar. Raja Bnajar yang bernama Raden Samudra
mengirimkan seorang pembesar, Baliturang ke Demak untuk minta bantuan militer
karena kerajaan Banjar sedang menghadapi serangan Kerajaan Negara Daha. Ia
dinobatkan oleh Sunan Kudus menjadi Sultan Banjar yang pertama dengan gelar Sultan
Suryanullahatau Sultan Suryansyah.
11. Kesultanan Makassar (abad ke-16 M)
Pada abad ke-16 M, di Sulawesi Selatan berdiri beberapa kerajaan, di antaranya
Gowa, Tallo, Bone, Wajo, Sopeng, dan Lawu. Kerajaan Gowa bergabung dengan Tallo
menjadi Kesultanan Makassar. Kemudian Kerajaan Bone, Wajo, dan Sopeng bergabung
menjadi satu disebut Tellum Pottjoe.
Dalam perkembangan berikutnya yang paling menonjol ialah Kerajaan Makassar
dengan ibu kotanya Sumbaopu. Bersatunya dua kerajaan (Gowa dan Tallo), terjadi ketika
Kerajaan Gowa diperintah oleh Tumaparisi Kallona dan Kerajaan Tallo diperintah
Karaeng Matoaya. Tokoh pemersatunya adalah Tuni Pasuruk.
Sultan-Sultan yang pernah memerintah Makassar, sebagai berikut :
a. Sultan Alauddin Awwalul – Islam (1591-1638 M)
Ia adalah mantan Raja Gowa, yang semula bernama Daeng Manrabia. Raja ini
mengangkat Karaeng Matoaya (mantan Raja Tallo) sebagai Mnagkubumi dengan
gelar Sultan Abdullah. Pada masa pemerintahannya diciptakan undang-undang dan
hukum perdagangan yang disebut “Ade Allopiloping Bacanna Pabalue”. Undang-
undang ini dimuat dalam buku “Lontara Amanna Gappa”.
b. Sultan Muhammad Said (1639-1653 M)
Pada masa pemerintahannya, agama Islam berkembang semakin pesat terutama
setelah pedagang Malaka beralih ke daerah Makassar.
c. Sultan Hasanuddin (1653-1669)
Dibawah pemerintahan Sultan Hasanuddin, Makassar mencapai puncak kejayaan.
Wilayah meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,
Kalimantan Timur, dan sebagian Nusa Tenggara. Bahkan kerajaan Bone pun ingin
mereka taklukkan. Tetapi usaha tersebut gagal, karena Raja Bone Aru Palaka minta
bantuan kepada Belanda. Akibatnya Makassar kalah dan pada tahun 1667 dipaksa
menandatangani perjanjian Bongaya.
Isi perjanjian Bongaya sebagai berikut :
1) VOC memperoleh hak monopoli dagang di Makassar
2) Belanda mendirikan Benteng di pusat Kesultanan Makassar yang bernama
Benteng Rotterdam.
3) Makassar melepas Bone dan pulau di luar wilayah Makassar.
4) Aru Palaka diakui sebagai Raja bone.
Karena kegigihannya melawan Belanda, Sultan hasanuddin mendapat julukan “Ayam
Jantan dari Timur” (de haan van de Oosten).
d. Sultan Mapasombha
Ia adalah putra Sultan Hasanuddin. Pada tahun 1660, Aru Palaka seorang bangsawan
Bugis di Soppeng tidak mau tunduk kepada Kerajaan Makassar.
12. Kesultanan Ternate dan Tidore (abad ke-13 M)
Pelayaran dan perdagangan di Maluku menjadi maju karena pelabuhan Ternate dan
Tidore ramai disinggahi para pedagang dari dalam dan luar negeri seperti dari Jawa,
Malaka, Tiongkok, Arab, Persia dan Turki. Kerajaan Ternate berdiri pada abad ke-13 M,
dengan ibu kotanya di Sampalu.
Sultan-sultan yang pernah memerintah Ternate, sebagai berikut :
a. Malomatiya (1350-1357 M)
b. Sultan Marhun atau Gapi Baguno (1465-1485 M)
c. Sultan Zainal Abidin (1485-1500 M)
d. Sultan Sirullah atau Boleife (1500-1522 M)
e. Sultan Tabariji (1522-1535 M)
f. Sultan Hairun (1535-1570 M)
g. Sultan Baabullah (1570-1583 M)
h. Sultan Saiduddin Barakat (1583-1606 M)
Raja Tidore yang pertama kali masuk Islam adalah Cirililitati. Ia mendapat bimbingan
ulama dari Arab yang bernama Syekh Mansyur. Kemudian ia bergelar Sultan
Jamaluddin. Kejayaan kerajaan Tidore tercapai pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Ia
berhasil mempersatukan Tidore dan Ternate untuk bersama-sama melawan Belanda.
Dalam persaingan antara Ternate dan Tidore masing-masing membentuk
persekutuan, sebagai berikut :
a. Kerajaan Ternate membentuk persekutuan Uli Lima yang terdiri atas lima daerah,
yaitu Ternate, Obi, Bacan, Seram dan Ambon.
b. Kerajaan Tidore membentuk persekutuan Uli Siwa yang terdiri atas Sembilan daerah,
yaitu Tidore, Jailolo, Halmahera, Makyan, Soasiu, serta pulau-pulau sekitarnya
sampai Irian.
Latihan Siswa
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan tentang Idharatul Haq fi Mamlakatil Ferlah Wal Fasi!
2. Bagaimanakah kesultanan Aceh di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda?
3. Sebutkan factor yang mendorong tumbuhnya Kesultanan Demak!
4. Jelaskan tentang Pati Unus!
5. Sebutkan Sultan-Sultan yang pernah memerintah di Kesultanan Cirebon!