0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan24 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang zaman pra-sejarah yang merujuk ke masa sebelum adanya catatan sejarah tertulis. Zaman pra-sejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada abad ke-5 Masehi dengan berdirinya Kerajaan Kutai, sedangkan Mesir sudah mengenal tulisan sejak 4000 SM. Geologi mengungkapkan bahwa bumi terbentuk 4,6 miliar tahun lalu dan zaman pra-sejarah dibagi menjadi beberapa
Dokumen tersebut membahas tentang zaman pra-sejarah yang merujuk ke masa sebelum adanya catatan sejarah tertulis. Zaman pra-sejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada abad ke-5 Masehi dengan berdirinya Kerajaan Kutai, sedangkan Mesir sudah mengenal tulisan sejak 4000 SM. Geologi mengungkapkan bahwa bumi terbentuk 4,6 miliar tahun lalu dan zaman pra-sejarah dibagi menjadi beberapa
Dokumen tersebut membahas tentang zaman pra-sejarah yang merujuk ke masa sebelum adanya catatan sejarah tertulis. Zaman pra-sejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada abad ke-5 Masehi dengan berdirinya Kerajaan Kutai, sedangkan Mesir sudah mengenal tulisan sejak 4000 SM. Geologi mengungkapkan bahwa bumi terbentuk 4,6 miliar tahun lalu dan zaman pra-sejarah dibagi menjadi beberapa
untuk merujuk kepada masa di saat catatan sejarah yang tertulis belum tersedia pra-aksara disebut juga dengan nirleka (nir artinya tidak ada, dan leka artinya tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan Perbedaan pendapat Pra-aksara berarti sebelum ada tulisan. Berbeda dengan pra sejarah yang berarti sebelum ada sejarah. Meski manusia belum mengenal tulisan, berarti manusia tidak memiliki sejarah dan kebudayaan. Batas antara zaman pra-sejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan Berakhirnya zaman pra-sejarah adalah mulai ditemukannya tulisan Berakhirnya zaman pra- sejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Contohnya, Bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan. Berbeda dengan zaman pra-sejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5 Masehi. Hal ini dibuktikan dengan adanya prasasti berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah. Zaman pra sejarah ini adalah zaman yang paling sulit di temukan bukti sejarahnya. Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah. Keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang ilmu seperti Paleontologi, Astronomi, Biologi, Geologi, Antropologi, Arkeologi. Geologi diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai “ilmu komposisi, struktur, dan sejarah bumi”. Penelitian geologi mengungkapkan penjelasan mengenai periodisasi masa praaksara di muka bumi yang telah terbentuk kisaran 4,6 miliar tahun yang lalu. Zaman Arkaeikum atau azoikum ini merupakan zaman tertua, Kurang lebih 2.500 juta tahun. Pada saat itu, kulit bumi masih panas Alhasil, pada zaman ini belum Paleozoikum kehidupan mulai muncul. Zaman primer atau zaman hidup tua ini berlangsung sekitar Pada saat itu, makhluk hidup yang muncul seperti mikroorganisme, ikan, amfibi, reptil, dan juga binatang-binatang lain yang tidak bertulang punggung. Mesozoikum Zaman ini bisa juga disebut zaman sekunder atau pertengahan, kira- kira berlangsung selama 140 juta tahun. Pada zaman pertengahan ini, jenis reptil mencapai tingkat yang terbesar, sehingga pada zaman ini sering disebut juga dengan zaman reptile jenis burung dan binatang Neozoikum disebut juga zaman hidup baru. Zaman ini dapat dibedakan menjadi 2 zaman, yaitu: 1. Tersier atau zaman ketiga Zaman tersier berlangsung 60 juta tahun. Zaman ini ditandai dengan berkembangnya jenis binatang menyusui seperti keempat Zaman kuartier ditandai dengan adanya kehidupan manusia, sehingga zaman ini menjadi zaman terpenting, kemudian dibagi lagi menjadi dua zaman, yaitu zaman Pleistocen dan Holocen. Arkeologi Menurut ilmuwan sejarah atau ahli sejarah asal Denmark Christian Jürgensen Thomsen), zaman praaksara di Indonesia terbagi menjadi 3 zaman yaitu zaman batu, zaman perunggu dan zaman besi. Sejarawan Indonesia, R Soekmono mengadaptasi teori tersebut dan membagi zaman prasejarah Indonesia ke dalam 2 zaman yaitu zaman batu dan zaman logam. Konsep tersebut disebut dengan “three age system” yang menekankan pada pendekatan teknis dan didasarkan atas penemuan alat-alat peninggalan bangsa pra- Aksara.