Anda di halaman 1dari 11

RESUME ZAMAN PRA-SEJARAH DI INDONESIA

Makalah yang Disusun untuk Melengkapi


Tugas Mata Kuliah
Jatidiri Bangsa Semester II/2020

Oleh Muchamad Parevi Ashari


NIM 20416226201293

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2020

1
Zaman Prasejarah di Indonesia

Manusia Purba

A. Istilah Pra Sejarah, Pra Aksara dan Nirleka


Pra-sejarah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk
kepada masa di saat catatan sejarah yang tertulis belum tersedia.
Tidak jauh berbeda dengan istilah pra-aksara yang berasal dari
gabungan kata, yaitu pra dan aksara. Pra artinya sebelum dan
aksara berarti tulisan. Dengan demikian, yang dimaksud masa pra-
aksara adalah masa sebelum manusia mengenal bentuk tulisan.
Masa pra-sejarah dan pra-aksara disebut juga dengan masa nirleka
(nir artinya tidak ada, dan leka artinya tulisan), yaitu masa tidak ada
tulisan. 1
Masa pra-aksara disebut juga dengan masa pra-sejarah,
yaitu suatu masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Adapun
masa sesudah manusia mengenal tulisan disebut juga dengan
masa aksara atau masa sejarah. Mengenai istilah, terdapat
pendapat bahwa istilah pra-aksara sebenarnya lebih tepat karena
pra-aksara berarti sebelum ada tulisan. Berbeda dengan pra sejarah
yang berarti sebelum ada sejarah. Meski manusia belum mengenal
tulisan, tidak berarti manusia tidak memiliki sejarah dan
kebudayaan. Seperti diungkapkan Colin Renfrew, zaman pra-
sejarah dapat dikatakan permulaan terbentuknya alam semesta,
namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di saat
kehidupan manusia di Bumi yang belum mengenal tulisan.2

2
Batas antara zaman pra-sejarah dengan zaman sejarah
adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian
bahwa pra-sejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan,
sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan.
Berakhirnya zaman pra-sejarah atau dimulainya zaman sejarah
untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari

peradaban bangsa tersebut. Contohnya, Bangsa Mesir sekitar


tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga
pada saat itu, Bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah.
Berbeda dengan zaman pra-sejarah di Indonesia diperkirakan
berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5
Masehi. Hal ini dibuktikan dengan adanya prasasti berbentuk yupa
yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru
memasuki era sejarah.

Gambar 1.1. Yupa, Tonggak Bangsa Indonesia Memasuki Zaman

Sejarah

Zaman pra sejarah ini adalah zaman yang paling sulit di


temukan bukti sejarahnya. Karena tidak terdapat peninggalan
catatan tertulis dari zaman pra-sejarah. Keterangan mengenai
zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang ilmu seperti Paleontologi,
Astronomi, Biologi, Geologi, Antropologi, Arkeologi. Dalam artian
bahwa bukti-bukti pra-sejarah didapat dari artefak-artefak yang
ditemukan di daerah penggalian situs pra-sejarah.

3
B. Masa Sebelum Mengenal Tulisan dan Terbentuknya Kepulauan di
Indonesia

1. Konsep Berpikir dalam Sejarah

a. Cara Berpikir Diakronis/Kronologis


➠ Mempelajari kehidupan sosial secara memanjang berdimensi waktunya.
➠ Menguraikan kehidupan masyarakat secara dinamis.
➠ Digunakan dalam ilmu sejarah.

b. Cara berpikir sinkronis


➠ Mengamati kehidupan sosial secara meluas berdimensi ruang.
➠ Kehidupan masyarakat saling berkaitan.
➠ Menguraikan kehidupan masyarakat secara deskriptif.
➠ Digunakan dalam ilmu sosial seperti geografi, sosiologi, politik, ekonomi, antropologi,
dan arkeologi.

2. Masa Sebelum Mengenal Tulisan (Praaksara)

Masa praaksara adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan.


Masa praaksara berbeda dengan masa prasejarah yang bermakna sebelum ada sejarah
kehidupan manusia.
Zaman praaksara di Indonesia berakhir setelah masyarakat mengenal tulisan yaitu
sekitar abad ke-4 dan ke-5 M. Hal tersebut jauh terlambat dibanding degan Mesir yang
sudah mengenal tulisan sejak tahun 3.000 SM.

3. Terbentuknya Kepulauan Indonesia


Proses evolusi terbentuknya bumi :
a. Azoikum ( selama 1 Miliar tahun )
Belum ada kehidupan karena suhu bumi masih tinggi.
b. Paleozoikum (350 juta tahun)
Zaman purba tertua yang mana sudah meninggalkan fosil fauna dan flora berupa
makhluk hidup sederhana.

c. Mesozikum (140 juta tahun)


Zaman purba tengah dimana bumi sudah dihuni oleh hewan mamalia, amfibi,
burung, dan tumbuhan berbunga.

d. Neozoikum (60 juta tahun lalu)


Merupakan zaman purba baru yang terbagi atas tahap tersier dan kuarter. tahap
tersier terbagi atas peleosen, eosen, oligosen, miosen, dan pliosen. Sedangkan tahap
kuarter terbagi atas kala pleistosen yang mana diperkirakan masa muncul manusia
sekitar 600.000 tahun lalu dan terjadi perubahan iklim yang sangat drastis sehingga
terjadi pencairan es di kutub yang menutupi sebagian besar permukaan bumi. Lalu
zaman kuarter juga terdapat kala holosen kira-kira 200.000 tahun lalu hingga sekarang
yang mana kehidupan manusia mulai terlihat secara nyata.

4
C. Manusia Purba
Manusia purba (prehistoric people) adalah jenis manusia yang hidup jauh
sebelum tulisan ditemukan. Manusia purba diperkirakan hidup 2 – 4 juta tahun lalu.

1. Jenis-Jenis Manusia Purba

a. Meganthropus
Di temukan oleh Von Koenigswald di Sangiran tahun 1936 dan tahun 1941 yang
diberi nama Meganthropus paleojavanicus (manusia besar dari Jawa).
Ciri- ciri :
➠ rahang kuat
➠ badan tegap
➠ memakan tumbuhan
➠ hidup pada pleistosen awal

b. Pithecanthropus
Ditemuakan oleh Eugene Dubois di Trinil tahun 1980 yang diberi nama
Pithecanthropus Erectus (manusia kera berjalan tegak).
Ciri- ciri :
➠ mirip kera
➠ berjalan tegak
➠ hidup di zaman pleistosen tengah

5
c. Homo (manusia)
Diteliti pertama kali oleh B.D. van Reitschoten di Wajak dan dilanjutkan oleh
Eugene Dubois dan diberi nama Homo erectus (manusia berjalan tegak).
Ciri-ciri :
➠ muka lebar
➠ hidung dan mulut menonjol
➠ dahi menonjol
➠ hidup sekitar 40.000-25.000 tahun lalu

Homo sapiens dan homo erectus memiliki perbedaan sebagai berikut :


➠ homo erectus lebih kekar daripada homo sapiens
➠ homo sapien lebih berevolusi dan modern dari homo erectus
➠ kapasitas otak homo sapiens lebih besar dari homo erectus

6
2. Tempat Penemuan Fosil Manusia Purba di Indonesia

a. Sangiran
Sangiran merupakan sebuah kompleks situs manusia purba dari kala pleistosen
yang paling lengkap dan penting di Indonesia. Situs sangiran merupakan sebuah kubah
raksasa berupa cekungan besar di pusat kubah akibat adanya erosi di bagian
puncaknya sehingga batuan yang mengandung fosil-fosil manusia purba terlihat.
Sangiran ditemukan pertama kali oleh P.E.C. Schemulling lalu dilanjutkan Eugene
Dubois, namun kurang tertarik dan dilanjutkan oleh G.H.R. von Koenigswald yang
menemukan artefak litik. Semenjak penemuan von Koenigswald tersebut, situs Sangiran
menjadi sangat terkenal berkaitan dengan penemuan fosil Homo erectus secara
sporadis dan berkesinambungan.

b. Trinil
Trinil merupakan kawasan di lembah Bengawan Solo yang menjadi hunian
kehidupan purba tepatnya pada zaman pleistosen tengah. Pada tahun 1891, Eugene
Dubois menemukan berkas manusia purba pertama kali di luar Eropa. Kemudian ia
menemukan fosil Pithecanthropus Erectus dan berbagai fosil hewan serta tumbuhan.

c. Ngandong
Ngandong menjadi pusat penelitian tim survei geologi Belanda diantaranya Ter
Haar, Von Koenigswald, dan Oppernoorth. Di Ngandong, Blora, Jawa Tengah
ditemukan tengkorak Homden ukuran besar dengan volume otak rata-rota 1.100 cc
yang berarti homo erectus Ngandong lebih maju dibanding homo erectus di Sangiran.
Selain itu banyak ditemukan fosil hewan dan tumbuhan yang mirip di Sangiran.

D. Asal-Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia.

1. Teori Asal-Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

a. Teori Nusantara
Dalam teori Nusantara manusia Indonesia berasal dari luar, melainkan dari
wilayah Nusantara itu sendiri. Pendukung teori ini aadalah Muhammad Yamin, J.
Crawford, K. Hilmy, Sutan Takdir Alisjahbana, dan Gorys Keraf.
Argumen yang melandasi teori Nusantara.
➠ Bangsa Melayu merupakan bangsa yang beradaban tinggi.
➠ Kemiripan bahasa melayu dengan bahasa Champa (Kamboja) memiliki keasamaan
namun hanyalah suatu kebetulan.
➠ Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari Homo Soloensis
dan Homo Wajakensis.
➠ Adanya perbedaan bahasa Austronesia yang berkembang di Nusantara dengan
bahasa Indo-Eropa di Asia Tengah.

b. Teori Yunan
Dalam teori Yunan disebutkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal
dari Yunan, Cina bagian Selatan. Pendukung teori ini yaitu Dr. J.H.C. Kern, Robert
Barron van Heine Geldern, Prof. Dr. N.J. Korm, dan Moh. Ali.

7
Argumen tentang teori Yunan :
➠ Ditemukannya kapak tua di wilayah Nusantara yang mirip dengan kapak tua di
kawasan Asia Tengah.
➠ Bahasa Melayu memiliki kemiripan dengan bahasa Champa yang ada di Kamboja.
Gelompang perpindahan bangsa Yunan :
➤ Orang Negrito (10.000 SM)
Orang Negrito diyakini sebagai penduduk paling awal di kepulauan Nusantara. hal
tersebut dibuktikan dengan penemuan arkeologi di Gua Cha, Malaysia. Ciri fisik orang
negrito yaitu berkulit gelap, rambut kriting, hidung lebar, dan bibir tebal. Di Indonesia ras
Negrito kebanyakan mendalami wilayah Papua.
➤ Proto-Melayu (2.500 SM)
Sebutan Proto-Melayu untuk menyebutkan orang-orang yang melakukan migrasi pada
gelombang pertama ke Nusantara. Keturunan Proto-Melayu yaitu suku Toraja, Dayak,
Sasak, Nias, Rejang, dan Batak.
➤ Deutro Melayu (1.500 SM)
Deutro Melayu adalah sebutan untuk orang-orang yang melakukan migrasi oada
gelombang kedua. Keturunan bangsa Deutro Melayu antara lain suku Minangkabau,
Aceh, Jawa, Melayu, Betawi, dan Manado.

c. Teori Out of Taiwan


Menurut pendekatan linguistik, bahasa yang digunakan suku-suku di Indonesia
serumpun dengan rumpun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang
digunakan leluhur yang menetap di Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di
Formosa atau rumpun Taiwan. Selain itu, menurut riset genetika tidak ada kecocokan
pola genetika dengan wilayah Cina.

d. Teori Out of Afrika


Pada teori ini menurut penelitian genetika yang dilakukan Max Ingman bahwa manusia
modern berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-200 ribu tahun lalu. Dari Afrika
menyebar ke luar Afrika. Dari hasil penelitian tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa
gen manusia modern bercampur dengangen spesies manusia purba.

E. Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara

1. Pola Hunian
Ada dua karakter khas hunian manusia purba yaitu kedekatan dengan sumber air
dan adanya kehidupan di alam terbuka. Manusia memilih hidup di tempat yang dekat
dengan sungai karena di dekat sungai mengundang binatang untuk hidup disana dan
terdapat berbagai sumber kehidupan lain bagi manusia.

2. Berburu, Meramu, dan Bercocok Tanam

a. Berburu dan Meramu (mengumpulkan makanan)


➤ Berburu dan Meramu Tingkat Awal
➠ Manusia pendukungnya yaitu Pithecanthropus Erectus dan Homo Wajakenesis.
➠ Belum mengenal bercocok tanam.
➠ Mencari makanan dengan cara food gethering (mengumpulkan makanan) dan
berburu.
➠ Alat berburu dibuat dari batu yang masih kasar.
➠ Hidup berkelompok dan berpindah-pindah.

8
➤ Berburu dan Meramu Tingkat Lanjut
➠ Setelah zaman pleistosen
➠ Masih bergantung pada alam.
➠ Alat berburunya seperti kapak genggam, flake, dan alat-alat dari tulang.
➠ Pola bermukim semisendenter.
➠ Bertempat tinggal di gua-gua (abris sous roche).
➠ Mengenal bercocok tanam tapi masih sangat sederhana.
➠ Telah mengenal kepercayaan.

b. Bercocok Tanam
➠ Mengenal bercocok tanam dengan sangat baik.
➠ Mampu mengolaj bahan makanan sendiri.
➠ Telah memelihara binatang jinak.
➠ Tempat tinggal menetap
➠ Peralatan dari batu sudah dihaluskan.
➠ Hasil kebudayaannya berupa kapak persegi, kapak lonjong, mata panah, gerabah,
dan perhiasan.

3. Sistem Kepercayaan
Masyarakat pada zaman praaksara terutama pada zaman neolitikum telah
mengenal adanya sistem kepercayaan. Mereka percaya bahwa setelah kematian roh
akan berpindah ke alam lain. Sehingga sudah mulai tercipta sistem penguburan mayat.
SIstem kepercayaan tersebut menghasilkan tradisi megalitik (batu besar). Beberapa
peninggalan megalitik dalam hal kepercayaan diantaranya :

a. Menhir
Menhir adalah tiang atau tugu terbuat dari batu yang didirikan sebagai tanda
peringatan dan melambangkan arwah nenek moyang sehingga menjadi benda pujaan
dan ditempatkan disuatu tempat. Fungsi Menhir adalah sebagai sarana pemujaan
terhadap arwah nenek moyang, sebagai tempat memperingati seseorang yang telah
meninggal dan sebagai tempat menampung kedatangan roh.

b. Kubur Peti Batu


Kubur peti batu yaitu peti jenazah yang terpendam di dalam tanah, berbentuk
perssegi yang sisi alas dan tutupnya terbuat dari papan batu yang disusun menjadi peti.

c. Waruga
Waruga yaitu kubur batu berbentuk kubus dengan tutup berbentuk atap rumah.
Bentuk dan fungsi waruga seperti sarkofagus, tetapi dengan penempatan posisi nayat
jongkok terlipat.

d. Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti jenazah yang berbentuk seperti lesung tetapi memiliki
tutup.

e. Dolmen
Dolmen adalah meja batu besar dengan permukaan rata sebagai tempat
meletakkan sesaji, sebagai tempat roh, dan menjadi tempat duduk ketua suku agar
dapat berkat magis dari leluhurnya. Meja ini berbentuk lempeng batu besar yang datar
sebagai alas dan disangga oleh empat batu yang panjang.

9
f. Arca atau patung
Arca adalah bangunan yang terbuat dari batu berbentuk binatang atau manusia
yang melambangkan nenek moyang dan menjadi pujaan.

g. Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan bertingkat yang dihubungkan oleh tanjakan
kecil yang berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang.

F. Perkembangan Teknologi
Walaupun belum mengenal tulisan, manusia purba telah mengembangkan
kebudayaan dan teknologi. Teknologi yang dikembangkan bermula dari bebatuan lalu
berkembang hingga berbentuk logam.

1. Paleolitikum (zaman batu tua)


Ciri-ciri :
➠ berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu.
➠ berlangsung sangat lambat.
➠ terjadi zaman glasial (lapisan es dikutub utara meluas) dan zaman interglasial
(mencairnya es di kutub utara).
➠ alat dari batu yang dibuat masih kasar.
Kebudayaan zaman batu tua terbagi atas :

a. Kebudayaan Pacitan
Alat-alat yang berasal dari kebudayaan Pacitan diantaranya kapak genggam,
kapak perimbas (chooper), kapak penetak, pahat genggam, dan alat serpih (flake).

b. Kebudayaan Ngandong
Alat- alat yang ditemukan berupa kapak genggam, alat serpih (flake), alat
penusuk (belati), ujung tombak dengan gergaji pada kedua sisinya, alat penggorek, dan
mata tombak.

2. Meolitikum (zaman batu tengah)

Alat-alat pada zaman batu tua tidak lantas ditinggalkan pada zaman batu tengah
melainkan mengalami penyempurnaan dan pengembangan.
Kebudayaan mesolitikum terbagi atas :

10
a. Kebudayaan Kjokkenmoddinger (sampah dapur)
Merupakan tumpukan atau timbunan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian 7
meter.
b. Kebudayaan Abris Sous Roche
Merupakan gua-gua yang digunakan sebagai tempat tinggal.

3. Neolitikum (zaman batu muda)

a. Kebudayaan Kapak Persegi


Kapak persegi adalah kapak yang berbentuk memanjang dengan penampang
melintangnya berbemtuk prsegi panjang atau trapesium.
b. Kebudayaan Kapak Lonjong
Kapak lonjong adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong atau bulat telur.

4. Zaman Logam

a. Zaman Perunggu
Hasil kebudayaan zaman perunggu diantaranya :
➠ Nekara Perunggu : sebagai sarana upacara kesuburan/kematian dan memanggil roh
leluhur untuk turun hujan.
➠ Kapak Corong : ukuran besar untuk cangkul, ukuran kecil untuk mengerjakan kayu,
kapak yang tajam untuk upacara atau tanda kebesaran kepala suku.
➠ Bejana Perunggu : benda berbentuk seperti gitar spanyol yang tidak bertangkai.
➠ Perhiasan perunggu : sebagai bekal kubur.
➠ Arca Perunggu : media pemujaan.
➠ Gerabah : sebagai bekal kubur dan barang sehari-hari.

b. Zaman Besi
Tujuan pembuatan alat-alat dari bahan besi karena untuk menghasilkan alat yang jauh
lebih kuat dan bisa digunakan berulang kali.

11

Anda mungkin juga menyukai