DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Masa Praaksara
B. Permulaan dan Akhir Masa Praaksara
C. Periodisasi Masa Praaksara
1. Periodisasi Masa Praaksara secara Geologis
2. Periodisasi Masa Praaksara secara Arkeologis
3. Periodisasi Masa Praaksara Berdasarkan
Perkembangan Kehidupan
D. Jenis Manusia Praaksara di Indonesia
1. Meganthropus
2. Pithecanthropus
3. Homo
E. Sistem Kepercayaan Manusia Praaksara di Indonesia
1. Animisme
2. Dinamisme
3. Totemisme
F. Nilai-nilai Budaya Masa Praaksara di Indonesia
1. Nilai Religius (Kepercayaan)
2. Nilai Gotong Royong
3. Nilai Musyawarah
4. Nilai Keadilan
5. Tradisi Bercocok Tanam
6. Tradisi Bahari (Pelayaran)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di museum itu dapat ditemukan benda-benda peninggalan dari orang-orang
zaman dahulu. Benda-benda tersebut ada yang berupa fosil, yaitu sisa-sisa tulang
belulang manusia, hewan, dan tumbuhan yang sudah membatu. Ada yang
berupa artefak, yaitu alat-alat kehidupan seperti senjata, alat pertanian dan alat
rumah tangga. Ada pula yang berupa tulisan seperti prasasti dan naskah kuno.
Melalui benda-benda tersebut, dapat mengetahui kehidupan orang-orang pada
zaman dahulu, khususnya di Indonesia.
Masa praaksara merupakan salah satu periode dalam kehidupan manusia
ketika manusia yang belum mengenal tulisan. Praaksara berasal dari gabungan
kata, yaitu pra dan aksara. Pra artinya sebelum dan aksara berarti tulisan. Dengan
demikian, yang dimaksud masa praaksara adalah masa sebelum manusia
mengenal tulisan. Masa praaksara disebut juga dengan masa nirleka (nir artinya
tidak ada, dan leka artinya tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan. Masa praaksara
dikenal pula dengan masa prasejarah.
Aksara atau tulisan adalah hasil kebudayaan manusia. Fungsi utama dari
aksara ini adalah untuk berkomunikasi dan membaca tentang sesuatu.
Sekelompok manusia yang telah mengenal tulisan, biasanya meninggalkan
catatan-catatan tertulis kepada generasi berikutnya. Catatan itu dapat berupa
batu bertulis (prasasti) dan naskah-naskah kuno. Dari catatan tertulis tersebut,
kita dapat mengetahui kehidupan orang-orang zaman dahulu. Dengan demikian
penemuan aksara merupakan faktor penting untuk mengetahui suatu peradaban.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Kehidupan Manusia pada Masa Praaksara di
Indonesia ini adalah sebagai berikut:
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Kehidupan Manusia pada
Masa Praaksara di Indonesia ini adalah sebagai berikut:
Alat-alat batu inti, terdiri kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam,
dan kapak genggam.
Alat serpih yang digunakan untuk pisau, peraut, gurdi, mata panah, dan
untuk menguliti umbi-umbian.
Alat dari tulang dan kayu.
Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut
Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut diperkirakan
semasa zaman mesolitikum. Kehidupan manusia pada masa ini sudah mengalami
perkembangan dibandingkan dengan masa sebelumnya. Manusia mulai hidup
menetap walaupun hanya untuk sementara waktu dan mulai mengenal cara
bercocok tanam sederhana. Selain itu, tampak kegiatan-kegiatan manusia yang
menghasilkan sesuatu yang belum dicapai pada masa sebelumnya seperti lukisan
di dinding gua atau dinding karang.
2) Kehidupan Ekonomi Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat
Lanjut
Manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut
sudah mengenal cara bercocok tanam dengan sistem berladang. Caranya, yaitu
menebang hutan, kemudian membersihkan dan menanaminya. Beberapa kali
tanah ladang itu dipergunakan, dan setelah dirasakan kesuburannya berkurang,
maka pindah ke tempat lain. Selain berladang, mereka juga memelihara dan
mengembangbiakkan binatang.
a) Kehidupan Sosial Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut
Kehidupan manusia pada masa ini masih dipengaruhi oleh cara hidup pada
masa sebelumnya. Mereka masih melakukan perburuan hewan, menangkap ikan,
mencari kerang dan mengumpulkan makanan dari lingkungan di sekitarnya.
Meskipun demikian, kehidupan manusia mengalami perubahan yang besar.
Manusia secara berkelompok mulai hidup menetap dengan memilih gua sebagai
tempat tinggalnya. Biasanya gua yang dipilih adalah gua yang letaknya cukup
tinggi, yaitu di lereng bukit dan dekat dengan mata air.
b) Kehidupan Budaya Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat
Lanjut
Selama bertempat tinggal di gua, mereka melukiskan sesuatu di dinding gua
yang menggambarkan suatu pengalaman, perjuangan, dan harapan hidup.
Lukisan-lukisan ini dibuat dengan cara menggores pada dinding atau dengan
memberi warna merah, hitam, dan putih. Bentuknya ada berupa gambar tangan,
binatang, atau bentuk lainnya. Lukisan dinding gua menandakan berkembangnya
kepercayaan manusia pada masa itu. Misalnya lukisan cap tangan dengan latar
belakang warna merah mengandung arti kekuatan pelindung untuk mencegah
roh jahat, dan cap-cap tangan yang jari-jarinya tidak lengkap dianggap sebagai
tanda berkabung.
Pada masa ini, kemampuan manusia membuat alat-alat atau perkakas
mengalami kemajuan. Alat-alat-alat batu yang dibuat bentuknya lebih halus
daripada masa sebelumnya. Alat-alat tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
Kapak Sumatra, yaitu batu kerakal yang dibelah tengah sehingga satu
sisinya cembung halus dan sisi lainnya kasar.
Alat tulang sampung, yaitu alat yang terbuat dari tulang dan tanduk
digunakan sebagai penggali umbi-umbian.
b. Masa Bercocok Tanam
Setelah tahap hidup berburu dan mengumpulkan makanan dilampaui,
manusia memasuki suatu masa kehidupan yang disebut masa bercocok tanam.
Masa bercocok tanam diperkirakan semasa dengan zaman neolitikum. Pada masa
ini, peradaban manusia sudah mencapai tingkatan yang cukup tinggi. Manusia
sudah memiliki kemampuan mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan hidup
dengan bercocok tanam dan mengembangbiakkan binatang ternak. Manusia
sudah hidup menetap dan tidak lagi berpindah-pindah seperti halnya pada masa
berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka hidup menetap karena
persediaan makanan sudah tercukupi.
1) Kehidupan Ekonomi Masa Bercocok Tanam
Pada bercocok tanam, manusia tidak lagi sepenuhnya bergantung pada alam.
Manusia sudah mampu mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kebutuhan makanan dipenuhi dengan cara membabat hutan dan semak belukar
untuk ditanami berbagai jenis tanaman sehingga terciptalah ladang-ladang yang
memberikan hasil pertanian. Selain bercocok tanam, mereka juga
mengembangbiakkan binatang ternak seperti ayam, kerbau dan hewan ternak
lainnya. Meskipun sudah bercocok tanam dan memelihara hewan ternak,
kegiatan berburu dan mengumpulkan hasil hutan masih tetap dilakukan.
Manusia pada masa bercocok tanam diperkirakan sudah melakukan kegiatan
perdagangan yang bersifat barter. Barang yang dipertukarkan pada waktu itu
ialah hasil-hasil cocok tanam, hasil kerajinan tangan seperti gerabah dan beliung,
atau hasil laut berupa ikan yang dikeringkan. Ikan laut yang dihasilkan oleh
penduduk pantai sangat diperlukan oleh mereka yang bertempat tinggal di
pedalaman.
2) Kehidupan Sosial Masa Bercocok Tanam
Hidup menetap pada masa bercocok tanam memberi kesempatan bagi
manusia untuk menata kehidupan secara teratur. Mereka hidup menetap di suatu
tempat secara berkelompok dan membentuk masyarakat perkampungan.
Perkampungan pada masa bercocok tanam terdiri atas tempat tinggal sederhana
yang didiami oleh beberapa keluarga dan dipimpin oleh kepala kampung.
Biasanya kedudukan sebagai kepala kampung dijabat oleh orang yang paling tua
dan berwibawa. Kepala kampung merupakan tokoh yang disegani, dihormati dan
ditaati oleh penduduk kampung yang dipimpinnya.
Kegiatan-kegiatan dalam kehidupan perkampungan yang bertujuan untuk
mencukupi kebutuhan bersama mulai diatur dan dibagi antar anggota
masyarakat. Kegiatan yang banyak menghabiskan tenaga seperti, membabat
hutan, menyiapkan ladang untuk ditanami, membangun rumah atau membuat
perahu dilakukan oleh laki-laki. Adapun perempuan melakukan kegiatan
menabur benih di ladang yang sudah disiapkan, merawat rumah dan kegiatan
lain yang tidak memerlukan tenaga besar.
3) Kehidupan Budaya Masa Bercocok Tanam
Pada masa bercocok tanam, manusia semakin mahir membuat berbagai alat-
alat atau perkakas. Alat-alat yang dihasilkan sudah dibuat halus dan fungsinya
beraneka ragam. Ada yang berfungsi untuk kegiatan sehari-hari, ada yang
berfungsi sebagai perhiasan, ada pula yang berfungsi sebagai alat upacara
keagamaan. Alat-alat tersebut antara lain sebagai berikut.