Puji syukur kehadirat Allah S.W.T Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA dan saya
masih diberi nikmat akal dan nikmat sehat sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai.Dan tak lupa Sholawat dan salam atas junjungan Nabi besar Muhammad S.A.W
yang telah membawa kita ke zaman yang berilmu pengetahuan sehingga dapat
tersusunlah makalah ini dengan usaha sebaik mungkin.
Atas kerja keras menyusun makalah ini harapan Saya semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman serta bermanfaat dan menginspirasi bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia pra aksara adalah manusia yang hidup sebelum tulisan dikenal. Karena
belum ditemukan peninggalan tertulis, maka gambaran mengenai kehidupan manusia
purba dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan berupa fosil, artefak, abris saus
roche, Kejokken Moddinger dan lainnya.
Kehidupan awal masyarakat pra aksara Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
perkembangan geografis wilayah Indonesia. Sebelum zaman es atau glasial, wilayah
Indonesia bagian barat menjadi satu dengan daratan Asia dan wilayah Indonesia bagian
timur menjadi satu dengan daratan Australia. Pendapat ini didasarkan pada persamaan
kehidupan flora dan fauna di Asia dan Australia dengan wilayah Indonesia. Binatang
yang hidup di wilayah Indonesia bagian barat memiliki kesamaan dengan binatang yang
hidup di daratan Asia. Misalnya, gajah, harimau, banteng, burung, dan sebagainya.
Sedangkan binatang yang hidup di wilayah bagian timur memiliki kesamaan dengan
binatang yang hidup di daratan Australia, seperti burung Cendrawasih.
Mencairnya es di kutub utara menyebabkan air laut mengalami kenaikan.
Peristiwa ini mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi terpisah dengan daratan Asia
maupun Australia. Bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian barat dengan
Asia disebut Paparan Sunda. Sedangkan bekas daratan yang menghubungkan Indonesia
bagian timur dengan Australia disebut Paparan Sahul. Ternyata, perubahan-perubahan
itu sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan kehidupan masyarakat pra aksara
Indonesia.
Menurut para ahli, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan. Daerah
Yunan terletak di daratan Asia Tenggara. Tepatnya, di wilayah Myanmar sekarang.
1
Seorang ahli sejarah yang mengemukakan pendapat ini adalah Moh. Ali. Pendapat Moh.
Ali ini didasarkan pada argumen bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
hulu - hulu sungai besar di Asia dan kedatangannya ke Indonesia dilakukan secara
bergelombang. Gelombang pertama berlangsung dari tahun 3000 SM – 1500 SM
dengan menggunakan perahu bercadik satu. Sedangkan gelombang kedua berlangsung
antara tahun 1500 SM – 500 SM dengan menggunakan perahu bercadik dua.
Tampaknya, pendapat Moh. Ali ini sangat dipengaruhi oleh pendapat Mens bahwa
nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak ke selatan
oleh bangsa - bangsa yang lebih kuat.
Sementara, para ahli yang lain memiliki pendapat yang beragam dengan
berbagai argumen atau alasannya, seperti:
Prof. Dr. H. Kern dengan teori imigrasi menyatakan bahwa nenek moyang
bangsa Indonesia berasal dari Campa, Kochin Cina, Kamboja. Pendapat ini didasarkan
pada kesamaan bahasa yang dipakai di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanisia, dan
Mikronesia. Menurut hasil penelitiannya, bahasa - bahasa yang digunakan di daerah -
daerah tersebut berasal dari satu akar bahasa yang sama, yaitu bahasa Austronesia. Hal
ini dibuktikan dengan adanya nama dan bahasa yang dipakai daerah - daerah tersebut.
Objek penelitian Kern adalah kesamaan bahasa, namanama binatang dan alat - alat
perang.
Van Heine Geldern berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal
dari daerah Asia. Pendapat ini didukung oleh artefak - artefak atau peninggalan
kebudayaan yang ditemukan di Indonesia memiliki banyak kesamaan dengan
peninggalan - peninggalan kebudayaan yang ditemukan di daerah Asia.
Prof. Mohammad Yamin berpendapat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia
berasal dari daerah Indonesia sendiri. Pendapat ini didasarkan pada penemuan fosil -
fosil dan artefak - artefak manusia tertua di Indonesia dalam jumlah yang banyak. Di
samping itu, Mohammad Yamin berpegang pada prinsip Blood Und Breden Unchro,
yang berarti darah dan tanah bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Manusia
purba mungkin telah tinggal di Indonesia, sebelum terjadi gelombang perpindahan
bangsa - bangsa dari Yunan dan Campa ke wilayah Indonesia. Persoalannya, apakah
nenek moyang bangsa Indonesia adalah manusia purba?
2
Hogen berpendapat bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari
Sumatera. Bangsa ini bercampur dengan bangsa Mongol dan kemudian disebut bangsa
Proto Melayu dan Deutro Melayu. Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) menyebar ke
wilayah Indonesia pada tahun 3000 SM – 1500 SM. Sedangkan bangsa Deutro Melayu
(Melayu Muda) menyebar ke wilayah Indonesia pada tahun 1500 SM – 500 SM.
Berdasarkan penyelidikan terhadap penggunaan bahasa yang dipakai di berbagai
kepulauan, Kern berkesimpulan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari
satu daerah dan menggunakan bahasa yang sama, yaitu bahasa Campa. Namun, sebelum
nenek moyang bangsa Indonesia tiba di daerah kepulauan Indonesai, daerah ini telah
ditempati oleh bangsa berkulit hitam dan berambut keriting. Bangsa - bangsa ini hingga
sekarang menempati daerah - daerah Indonesia bagian timur dan daerah - daerah
Australia.
1.3 Tujuan
Sejalan dengan perumusan diatas , makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui:
3
BAB II
PEMBAHASAN
Berakhirnya zaman Praaksara atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di
dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu
bangsa Mesir + tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga +
tahun 4000 bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah Gambar berikut: Hubungan
zaman praaksara dan zaman sejarah Sumber informasi zaman praaksaraSumber
informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kehidupan zaman praaksara:
1. Fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang telah membatu karena adanya proses
kimiawi. Fosil merupakan peninggalan masa lampau yang sudah tertanam ratusan
peninggalan masa lampau yang sudah tertanam ratusan bahkan ribuan tahun di dalam
tanah. Contoh fosil antara lain fosil manusia, fosil binatang, fosil pepohonan
(tumbuhan).
2. Artefak yaitu peninggalan masa lampau berupa alat kehidupan/hasil budaya yang
terbuat dari batu, tulang, kayu dan logamGambar artefak dari batu Pembabakan zaman
praaksara
4
pertama dalam fosil ataupun bukti sejarah lainnya adalah merupakan kebanggaan.
Mungkin juga terjadi pada masa sekarang ini.
Namun perlu diingat pula bahwa ulasan ini bukan merupakan landasan teori ataupun
diperuntukkan untuk kepentingan ilmiah, ini hanya merupakan opini dan pendapat
pribadi yang mudah-mudahan memberikan manfaat bagi kita semua. Macam Nama
Manusia Purba Di Indonesia dan Penemunya, sebagai berikut:
1. Meganthropus Palaeojavanicus
Diperkirakan manusia besar ini hidup antara 1 juta dan 2 juta tahun yang lalu. Hal ini
dibuktikan dari fosil dengan teknik peluruhan karbon. Sehingga usia dari fosil tersebut
bisa kita ketahui. Dengan adanya sifat waktu paruh itu, banyak sekali fosil, batuan dan
5
elemen lainnya yang bisa kita perkirakan umurnya. Bahkan umur Bumi yang kita cintai
ini bisa kita perkirakan dengan waktu paruh dari unsur karbon pada material atau
zat. Meganthropus Palaeojavanicus mempunyai ciri :
2. Pitecanthropus Erectus
Berjalan tegak, tetapi dalam struktur tengkoraknya mirip dengan struktur kera. Maka
dikenal juga dengan manusia kera berjalan tegak.
6
Dengan struktur tengkorak mirip kera, maka dimungkinkan ukuran otaknya kecil.
Menyebabkan tingkat kecerdasan jenis manusia purba ini hampir sama namun diatas
dengan insting hewan.
Pitecanthropus merupakan bangsa atau kaum pengumpul makanan (Food Gathering).
Kehidupan primitif pada masa itu tidak akan jauh berbeda dengan kehidupan kera di
masa modern. Jenis manusia purba ini sangat di elukan oleh kalangan materialis, karena
merupakan bukti adanya mahluk transisi yang menguatkan teori evolusinya Charles
Darwin.
Memiliki ciri berbadan tegak dan kemungkinan besar terbesar pula pada masa nya.
Dengan ukuran otak yang masih kecil dibanding mahluk lainnya maka didapatkan hasil
yang cukup mengagetkan bahwa dalam keadaan mengumpulkan makanan dan
keperluan bumil, terdapat jejak yang menunjukkan rapat kelompok, ari air jangheh
3. Pitecanthropus Soloensis
7
Tulang belakang menonjol dan tajam.
Perawakannya tegap, mempunyai tempat perlekatan otot tengkuk yang besar dan kuat.
4. Pitecanthropus Mojokertensis
ciri ciri manusia purba di indonesia pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan manusia
modern. Mudah-mudahan berhasil bagi anda yang sedang menambah wawasan dengan
membaca-baca artikel seperti ini. Hal ini perlu ditegaskan kembali bahwa konten dari
manusia purba ini bukan merupakan sumber ilmiah kepustakaan. Lebih baik bila
membutuhkan pustaka tentang manusia purba, jenis jenis manusia purba dan
penjelasannya bisa menjadi solusi permasalahan anda.
8
5. Homo Floresiensis
Secara nama mungkin kita sedikit terkecoh, karena peneliti Belanda tersebut tidak
menamakan fosil penemuannya dengan namanya, tetapi menggunakan nama tempat
pada waktu penggalian arkeologisnya. Nama lain dari Homo mungkin bisa diartikan
sebagai suatu kecenderungan seksual antara sesama laki-laki/ secara umum manusia
jenis homo ini memiliki ciri khas :
9
6. Homo Wajakensis
Homo Wajakensis berarti homo yang berasal dari Wajak. Perselisihan antar kelompok
masih menjadi masalah pada masa purba menjadikan tiap daerah memiliki bentuk fosil
yang berbeda-beda pula. Kita hanya bisa memperkirakan seperti apa kehidupan
sosialnya. Namun para ahli telah meneliti pengaruh letak geografis Indonesia terhadap
keadaan alam dan iklim. Dengan begitu sejauh yang kita perkirakan, kehidupan sosial
manusia purba bisa jadi tidak berbeda dengan keadaan sekarang kecuali dalam hal
berkomunikasi.
Di Wajak inilah, yang bila di gambarkan dekat daerah Tumenggung Jawa Timur, pada
tahun 1889 Eungene Dubois menemukan fosil manusia purba asli Indonesia. Penemuan
ini merupakan penemuan penting, karena seolah menemukan keping puzzle yang hilang
yang membuktikan adanya hubungan manusia dengan kera. Fosil-fosil manusia purba di
Indonesia menjadi jembatan penghubung itu. Seperti dikemukanan dalam teori Darwin
dalam bukunya ‘The Descent Of Man’ (asal usul manusia)
7. Homo Soloensis
10
Merupakan jenis manusia purba Homo yang
ditemukan fosilnya di wilayah Solo pulau Jawa. Siapa saja yang meneliti manusia purba
di indonesia? Yang paling terkenal tentunya Eungene Dubois, kemudian Van
Koenigswald, kemudian ada Weidenreich. Berikut keterangan penelitian tentang
manusia purba soloensis:
Dan peneliti peneliti lain yang mungkin catatanya tidak sebanyak peneliti yang
disebutkan diatas.
Namun tentunya kontribusi para peneliti tersebut menjadikan khazanah bagi jenis-jenis
manusia purba purba di Asia dan tentunya Dunia.
Sungai bengawan Solo merupakan jantung dari sebuah kehidupan primitif di masa
lampau Indonesia. Banyaknya penemuan di kawasan ini menunjukkan kecenderungan
manusia purba jaman dulu hidup dengan kedekatan pada sumber air. Belum
ditemukannya sistem irigasi, seolah memaksa manusia purba untuk tidak jauh dalam
memberikan intervensi. Dengan mempunyai tempat tinggal dekat sungai, memberikan
keuntungan bagi manusia purba
11
8. Pitecanthropus Robustus
Bentuk rahang yang besar itu pula menunjukkan bahwa cakupan dari kapasitas mulut
Pitecanthropus Erectus lebih besar dari manusia masa sekarang.
Kapasitas mulut tersebut memungkinkan manusia jenis ini memberikan jati dirinya.
Diketahui bahwa manusia purba pada zaman itu
Bisa diartikan bahwa jenis manusia purba homo ini adalah kondisi alamiah jenis
manusia Indonesia pada jaman sekarang. Yang membedakan tentunya waktu hidup dan
cara berkomunikasi dalam interaksi sosial pada masa itu. Termasuk penggunaan alat
bantu.
Manusia purba jenis ini sudah mulai mengedepankan akal dibanding insting. Dibuktikan
dengan banyaknya peninggalan berupa batu, kapak batu, dan perkakas lainnya yang
dipergunakan untuk menunjang dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu, juga pada
titik titik temuan arkeologis, manusia purba jenis Homo ini tidak terlalu dekat dengan
sungai, yang menandakan bahwa manusia purba jenis ini membuat sebuah tempat
tinggal atau kawasan tempat tinggal yang nyaman meskipun tidak dekat sekali dengan
sumber air. Yang pada masa itu adalah sungai
12
9. Pitecanthropus Dubuis
Bangsa kita yang dipaksa dan dipekerjakan sebagai tenaga penggali. Menurut catatan
sejarah, banyak korban dari bangsa kita yang berjatuhan, namun dengan rapinya dan
lihai, para peneliti Belanda dibantu dengan pemerintahan kolonial, berhasil membawa
propaganda berupa penemuan fosil manusia purba ini, sehingga sistem kerja paksa
dalam penggalian itu tidak begitu diangkat di hadapan publik. Dikarenakan banyak
sekali temuan di daerah sungai Bengawan Solo, peneliti membagi lapisan tanah di
daerah itu menjadi 3 lapisan yaitu :
Lapisan Jetis, dimana Pitecanthropus Robustus ditemukan atau kita kenal juga dengan
nama lapisan pleistosen bawah
Lapisan Trinil, dimana ditemukan Pitecanthropus Erectus. Lapisan ini kita kenal juga
dengan nama lapisan pleistosen tengah.
Lapisan Ngandong, dimana Pitecanthropus Soloensis ditemukan. Dikenal juga dengan
nama lapisan pleistosen atas.
13
Dengan karakteristik seperti itu, Meganthropus memiliki fisik yang kuat dan tegap.
Dengan melimpahnya tumbuhan yang merupakan makanan utamanya. Diperkirakan
oleh peneliti, Meganthropus hidup berkelompok dan cenderung menetap. Perubahan
kehidupan sosial dan budaya tersebut memang tidak seperti kehidupan di zaman
sekarang. Namun dengan penelitian yang intens dan benar, kehidupan sosial manusia
purba bisa kita perkirakan.
Apalagi dukungan yang begitu banyak dan berpengaruh kepada Belanda, menyebabkan
bangsa Indonesia sangat kesulitan dalam mewujudkan cita-cita
kemerdekaan. Penyelesaian konflik antara Indonesia dan Belanda, tidak hanya
melibatkan kedua negara tersebut, tetapi juga melibatkan negara-negara lain.
Homo Sapiens mereferensikan bahwa manusia adalah mahluk yang memiliki kelebihan
dalam hal akal. Dengan mempelajari tentang Homo Sapiens, kehidupan kita bisa
bertambah dalam khazanah dan pengalaman dengan produk tertentu. Jenis manusia
purba ini memiliki ciri sebagai berikut :
14
4. Alat kunyah dan gigi mengalami penyusutan;
5. Muka tidak menonjol ke depan;
6. Berdiri dan berjalan tegak,
7. Berdagu dan tulang rahangnya biasa, tidak sangat kuat.
Dengan melihat spesifikasi diatas, maka bisa kita ketahui bahwa jenis Homo Sapiens
sudah menggunakan akalnya. Meskipun dalam hal sederhana, tetapi jenis ini sudah
memiliki karakteristik berburu. Tidak hanya mengumpulkan makanan seperti halnya
jenis lain. Homo sapiens juga menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai banya
ragam dan budaya serta ras. Dengan mentahnya teori evolusi pada masa sekarang ini,
muncul asumsi bahwa ‘manusia kera’ adalah jenis manusia juga tetapi berbeda ras.
Seperti halnya ras Asia, Afrika dan Eropa. Bahkan dengan sesama bangsa Asia pun
memiliki keanekaragaman ras dan budaya. Secara telusur, menurut peneliti bahwa
didapatkan leluhur manusia seperti ini :
3 Perkembangan corak dalam kehidupan dan peralatan yang digunakan manusia purba
15
2.4 Kehidupan Manusia Pada Masa Bercocok Tanam dan Beternak
Manusia purba Indonesia sudah memasuki masa bercocok tanam sekitar
4.000 tahun sebelum Masehi. Terbukti dengan adanya penemuan gambar
tanaman padi di Gua Ulu (Leang) Sulawesi Selatan. Menurut ahli arkeologi
Indonesia, Prof. Dr. R. Soekmono, perubahan dari food gathering ke food
producing merupakan satu revolusi dalam perkembangan zaman praaksara
Indonesia. Disebut revolusi karena terjadi perubahan yang cukup mendasar dari
tradisi mengumpulkan makanan dan berburu menjadi bercocok tanam. Oleh
karena itu, zaman bercocok tanam dianggap sebagai dasar peradaban Indonesia
sekarang.
Manusia purba pada masa bercocok tanam menciptakan alat-alat
sederhana untuk menunjang kegiatan bercocok tanam, teknik pembuatannnya
lebih maju, kapak itu bentuknya sudah halus, diupam (diasah), seperti kapak
persegi atau beliung persegi. Terbuat dari batu berbentuk persegi, gunanya untuk
menggarap ladang. Adanya juga Kapak Lonjong, terbuat dari batu kali yang
berwarna kehitam-hitaman. Umumnya jenis kapak ini digunakan sebagai pacul
atau sebagai kapak biasa. Dua jenis kapak ini banyak ditemukan di
Indonesia.Tradisi bercocok tanam berlangsung hingga zaman logam dan zaman
megalithikum dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia.
16
2.6 Sistem kepercayaan Manusia Purba Masa perundagian
Pada masa perundagian memiliki sistem kepercayaan yang tidak jauh berbeda
dengan masa sebelumnya. Praktek kepercayaan yang mereka lakukan masih berupa
pemujaan terhadap leluhur. Hal yang membedakannya adalah alat yang digunakan
untuk praktek kepercayaan. Pada masa perundagian, benda-benda yang digunakan
untuk praktek kepercayaan biasanya terbuat dari bahan perunggu. Sistem kepercayaan
yang dilakukan oleh manusia pada zaman perundagian masih memelihara hubungan
dengan orang yang meninggal. Pada masa ini, praktek penguburan menunjukkan
stratifikasi sosial antara orang yang terpandang dengan rakyat biasa. Kuburan orang-
orang terpandang selalu dibekali dengan barang-barang yang mewah dan upacara yang
dilakukan dengan cara diarak oleh orang banyak. Sebaliknya, apabila yang meninggal
orang biasa, upacaranya sederhana dan kuburan mereka tanpa dibekali dengan barang-
barang mewah.
1) Animisme
17
kekuatan hebat. Kepercayaan terhadap bermacam-macam roh dan makhluk halus yang
menempati suatu tempat memunculkan kegiatan menghormati atau memuja roh tersebut
dengan cara berdoa dengan mantera dan memberi sesajen atau persembahan.
2) Dinamisme
18
1. KedatanganProto-Melayu
Sekitar 2000 SM, penduduk dan ras Melayu Austronesia dan Teluk Tonkin
bermigrasi ke Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut Proto melayu atau
Melayu Tua. Kedatangan mereka itu mendesak penduduk dan ras
Austromelaneoid ke pedalaman, bahkan ke Indonesia bagian timur. Penduduk
ras itu menjadi nenek moyang menduduk Papua sekarang.
2. Kedatangan Deutero-Melayu
Sekitar 500 SM, datang lagi gelombang migrasi penduduk dan ras Melayu
Austronesia dan Teluk Tonkin ke Kepulauan Indonesia. Mereka biasa disebut
Deutero-Melayu atau Melayu Muda. Kedatangan mereka mendesak penduduk
keturunan Proto-Melayu yang telah lebih dahulu menetap. Memasuki Kepulauan
Indonesia, masyarakat Deuto-Melayu menyebar ke sepanjang pesisir. Ada juga
di antara mereka yang masuk ke pedalaman. Keturunan Deutero-Melayu antara
lain masyarakat Minang, Jawa, dan Bugis.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kehidupannya mulai
berkembang. Mereka tidak lagi berpindah-pindah tempat untuk mencari hewan-hewan
buruan, tetapi sebaliknya mereka mulai menetap dan mengolah tanah disekitarnya untuk
ditanami dengan berbagai jenis tanaman yang dapat mereka makan. Selain itu, mereka
mulai menjinakan hewan-hewan yang dapat membantu kebutuhan hidupnya seperti
kuda, kerbau, babi, sapi, anjing dan sebagiannya. Dari pola bercocok tanam ini manusia
sudah dapat menguasai alam lingkunagn serta isinya.
Terlepas dari mana asal usul nenek moyang bangsa Indonesia dan kapan
mereka mulai tinggal di wilayah Indonesia, kita harus percaya bahwa nenek moyang
bangsa Indonesia telah ribuan tahun sebelum masehi telah hidup di wilayah Indonesia.
Kehidupan mereka mengalami perkembangan yang teratur seperti bangsa - bangsa di
belahan dunia lain.
Kehidupan sosial, masyarakat semi nomaden setingkat lebih baik dari pada
masyarakat nomaden. Jumlah anggota kelompok semakin bertambah besar dan tidak
hanya terbatas pada keluarga tertentu. Kenyataan ini menunjukkan bahwa rasa
kebersamaan di antara mereka mulai dikembangkan. Rasa kebersamaan ini sangat
penting dalam mengembangkan kehidupan yang harmonis, tenang, aman, tentram, dan
damai. Nilai - nilai kehidupan, seperti gotong royong, saling membantu, saling
mencintai sesama manusia, saling menghargai dan menghormati telah berkembang pada
masyarakat pra aksara.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://herydotus.wordpress.com/2011/12/26/perkembangan-rekaman-tertulis/
http://muchlis-7a.blogspot.com/2012/01/manusia-pra-aksara.html
http://www.crayonpedia.org/mw/
Bab_2._Kehidupan_Pada_Masa_Pra_Aksara_di_Indonesia_-_I_Wayan_Legawa_7.1
http://pelajargenerasiindonesiaku.blogspot.co.id/2015/06/makalah-perkembangan-
teknologi-pada.html
http://temukan-jawaban.blogspot.co.id/2016/05/peralatan-manusia-purba-zaman-
praaksara.html
Kanisius(anggota IKAPI)
http://haristepanus.files.wordpress.com/2010/08/hasil-kebudayaan-masa-praaksara.pdf
Supriatna, Ratna, Sejarah kelas X Sekolah Menengah Atas, jilid II oleh Grafindo Media
Pratama. Jakarta
Drs.Prawoto,M.Pd, seri IPS Sejarah; 2007, oleh Yudhistira, Jakarta.
21