PENDAHULUAN
Menurut subagja, ddk. (2007) potensi yang dimiliki ikan nilem saat ini
adalah telurnya yang digemari masyarakat karena rasanya yang lezat dan
dapat di ekspor ke Negara tertentu sebagai bahan baku caviar, selain itu telur
nilem juga sudah di manfaatkan sebagai bahan pembuatan saus. Demikian
juga dengan ikan ukuran 5 gram sudah dikonsumsi juga di jadikan makanan
siap saji popular disebut sebagai baby fhis. Menurut jangkaru (1989) cara
membudidayakan ikan nilem juga terbilang mudah, karna termasuk kelompok
ganggang, peryphyton dan tumbuhan yang menempel dijaring apung.
Melihat beberapa potensi dan manfaat yang dimiliki oleh ikan nilem,
maka materi kelautan dan perikanan pada tanggal 3 mei 2006, mengukuhkan
ikan nilem sebagai salah satu komoditas gerakan mina padi rakyat (gempar).
Namun kendala yang dihadapi adalah hasil, hasil produksi ikan nilem betina
yang belum dapat memenuhi kebutuhan konsumen, maka perlu diupayakan
teknik budidaya yang dapat meningkatkan produksi telur ikan nilem. Salah
1
satu teknik budidayanya adalah menipulasi hormon yang dapat mempercepat
kematangan gonat ikan nilem betina.
2
1. Untuk mengetahui proses persiapan kolam yang benar pada
budidaya semi intensif
2. Untuk mengetahui Teknik budidaya ikan nilem dengan cara
budidaya semi intensif
3. Untuk mengetahui pakan yang baik untuk selama pemeliharaan
berlangsung
1.3.2 Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Ga
mbar 2. Area Budi Daya Ikan UPTD KPSDKP
SUMBER : DOKUMENTASI PRIBADI
perikanan instalasi konservasi jenis ikan perairan umum sungai sicincin sumatera
barat adalah 1,4 Ha yang terdiri dari 30 unit kolam, 0,55 Ha tanah darat yang
5
2.1.3 Sarana dan Prasarana
6
2.1.4 Laboratorium KesehatanIkan dan Lingkungan
calon induk yang unggul di dukung dengan adanya laboratorium untuk memantau
kualitas air dan monitoring kesehatan di UPTD KPSDKP.
Dalam lingkup laboratorium ini untuk menguji kualitas air meliputi : suhu,
Ph,, oksigen terlaruut, conductivity, amoniak, dan logam berat Cd, Pb. Pengujian
parasitologi ,pengujian mikrobiologi meliputi pengujian bakteri streptococcus,
bakteri aeromonas, serta pengujian sudah di laksanakan pada ruangan pengujian
yang sudah ditata berdasarkan ruang lingkup pengujian. Bangunan laboratorium
kesehata ikan dan lingkungan seluas 120 meter persegi (10 m x 12 m) di bangun
dari dana SPL-OECF pada tahun 2000.
7
STRUKTUR ORGANISASI DUNIA INDUSTRI USAHA
KEPALA UPTD
Lastri Mulyanti, S.Pi.M.Si
Seksi Pengawasan
Seksi Konservasi
Kepala Seksi: Irwan, S.Pi
Kepala Seksi : Sani Ikhsan
Putra, S.Pi Staf : 1. Raden Ayu Lestari,
A.Md.Pi
Staf : 1. Abuzar, S.Pi
2. Andreas, S.Sos
2. Ahmad Hidayat
3. Syahfitri Ramadhan
3. Edy Pramana
4. Darmizi
4. Aksa Prawira
5. Johan Sbastian
8
2.1 Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
9
moncong (rostral) terlipat, serta bintim hitam besar pada ekornya merupakan ciri
utamaikan nilem. Ikan ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa
ganggang penempelyang disebut epifition dan perifition (Djuhanda, 1985).
Ikan nilem termasuk ikan herbivora yang dicirikan dari panjang total usus
melebihi panjang total badannya, yaitu dapat mencapai lima kali panjang total ba-
dannya (Handajani dan Widodo, 2010). Pakan alami ikan nilem berupa fitoplank-
ton, zooplankton, detritus, gastropoda, cacing, potongan tumbuhan, dan potongan
hewan. Pada stadia larva dan benih, ikan nilem memakan fitoplankton dan zoo-
plankton atau jenis alga bersel satu, seperti diatom dan ganggang yang termasuk
ke dalam kelas Cyanophyceae dan Chlorophyceae yang mengandung klorofil a
dan klorofil b serta protein, sedangkan ikan nilem dewasa memakan
tumbuhtumbuhan air seperti Chlorophyceae, Characeae, Ceratophyllaceae,
Polygonaceae (Syandri, 2004). Dalam budidaya ikan nilem, pakan yang diberikan
dapat berupa pakan buatan (pelet) yang kandungan nutrisinya dan komposisi
bahannya dibuat samadengan pakan alaminya (Haryono, 1994). Kebutuhan nutrisi
ikan nilem, terutamaprotein, berkisar antara 27-42% (Djajasewaka et al., 2005).
Ikan herbivora mampu men-cerna serat kasar hingga 8% (Mudjiman, 2009). Pada
umumnya kebutuhan karbohidrat dan lemak pada ikan herbivora masing-masing
10
adalah 20-30% karbohidrat dan tidak kurang dari 3% lemak (Afrianto dan
Liviawaty, 2005).
11
kanan dan kiri tubuh. Oogonia atau oosit terkandung di dalam sarang telur dan
masing-masing terbungkus oleh selapis sel granulose disebut sel folikel. Testis
sebagai organ kelamin jantan berupa organ jumlahnya sepasang dan dilengkapi
dengan saluran spermatozoa dan organ asesoria. Saluran testis pada
vertebratatinggi dan rendah berhubungan langsung dengan testisnya. Sel-sel yang
berkembang menjadi gamet berada di bagian medulla sehingga gamet-gamet yang
diproduksi akan terkumpul di dalam lumen tubulus dan kemudian disalurkan ke
saluran-saluran dari tubulus atau testis yang kemudian bergabung menjadi
epididimis. Ikan nilem jantan dan ikan nilem betinadapat dibedakan setelah ikan
ikan masak kelamin. Permukaan luar operculum (tutup insang) ikan jantan apabila
diraba terasa kasar sedangkan ikan betina terasa halus. Ikan jantan apabila diurut
perutnya dari operculum ke papilla gerital maka akan keluar cairan seperti santan
(milk) sedangkan ikan betina tidak. Perut ikan jantan langsing sedangkan ikan
betina membuncit dan lunak.
merupakan komoditas air tawar yang cukup populer. Ikan ini sangat baik
untuk dikembangkan menjadi ikan konsumsi baby fish yang banyak diminati
masyarakat. Upaya budidaya nilem yang lebih ekonomis perlu dilakukan dengan
budidaya intensif pada tahap pembenihan sampai dengan ukuran 5 g/ekor
(Setyaningrum & Wibowo, 2016). Ikan Nilem termasuk kelas Osteichthyes, Ordo
Cypriniformes, dan famili Cyprinidae. Bentuk tubuh ikan nilem memanjang dan
pipih, terdapat dua pasang sungut peraba pada kedua sudut mulutnya serta bibir
tertutup oleh lipatan kulit. Warna perut kemerahan dan warna punggung coklat
kehijauan. Warna sirip caudal, sirip anal dan sirip ventral kemerahan (Hediannto
& Purnamaningtyas, 2011).
12
BAB III
Praktik kerja industri ini dilaksanakan mulai dari tanggal 10 januari 2022
sampai 26 april 2022, di UPTD Konservasi dan pengawasan sumber daya
kelautan dan perikananinstalasi konservasi jenis ikan perairan umum sungai
sicincin sumatera barat yang berlokasi di Jl. Raya Bukittinggi Km. 45 tepatnya di
korong kiambang nagari lubuk padang, kecamatan 2 X 11 enam lingkung
kabupaten padang pariaman, sumatera barat.
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan prakerin ini dapat dilihat dari table
dibawah ini :
NO ALAT FUNGSI
1. Seser Benih Alat untuk panen larva dan benih ikan
2. Seser induk Untuk menangkap induk ikan nilam
3. Ember Wadah untuk menampung larva atau
benih saat panen
4. Waring Wadah untuk menampung sementara
induk ikan nilam sebelum dipijahkan
5. Happa Wadah untuk menampung benih ikan
nilam setelah dipanen
6. Styrofom Wadah untuk menampung sementara
13
ikan
7. Alat Grading Untuk menyortir benih ikan nilam
8. Cangkul Untuk mengolah dasar kolam dan
untuk membuat kamlir
9. Saringan Untuk menahan ikan saat panen
supaya tidak ikut terbuang
10. Garu Untuk mengolah dasar tanah dan
untuk meratakan dasar kolam
11. Corong penetas telur Untuk alat pemindahan sekaligus
untuk menetaskan telur dan untuk
wadah memelihara larva sementara
12. Suntik Untuk memasukan hormone ovaprim
kedalam tubuh ikan
13. Pelastik bening Wadah benih ikan Ketika akan ditebar
diperairan
14. Tabung oksigen Oksigen untuk ikan Ketika akan
ditebar diperairan
15. Handphone Untuk mengambil dokumentasi
Bahan yang digunakan dalam peraktik kerja industri ini adalah dapat dilihat pada
table dibawah ini :
NO BAHAN FUNGSI
1. Induk ikan nilam jantan dan Bahan utama dalam pembenihan
betina yang sudah matang gonat
2. Air Media Budidaya
3. Pupuk organic (kotoran hewan) Membubuhkan pakan alami
4. Pupuk anorganik Membubuhkan pakan alami
5. Hormon Ovaprim (TSP dan Untuk merangsang dan memicu
UREA) hormon gonadopin pada tubuh ikan
sehingga dapat mempercepat proses
14
ovulasi dan pemijahan
6. Pakan Buatan (Pelet) Pakan untuk ikan budidaya
Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pendederan ikan nilam harus
melakukan Langkah sebagai berikut :
1. Pemeliharaan Induk
2. Seleksi Induk
3. Persiapan Kolam Pemijahan
4. Pendederan Ikan Nilam di Kolam Pemijahan
Pada tahap seleksi induk, induk ikan nilem di ambil dari kolam pemeliharaan
pada pagi hari lalu di masukkan kedalam hapa (jaring). Indukyang di ambil dari
kolam pemeliharaan induk bejumlah 2 ekor dengan perbandingan 1:1
Bak pemijahan yang digunakan dibalai benih ikan (BBI) Krueng Batee
berupa bak fiber, tahap-tahap persiapan bak pemijahan meliputi pembersihan bak
fiber lalu di isi dengan air dengan ketinggian 50 cm dan dilengkapi dengan aerasi,
bak penetasan telur yang digunakan yaitu bak kerucut yang di isi air dengan
ketinggian 30 cm serta dilengkapi dengan aerasi.
15
Kolam pendederan larva ikan nilem disiapkan terlebih dahulu dengan cara di
beri pupuk, kemudian kolam diisi air sebanyak 70 cm lalu didiamkan selama 3-4
hari supaya perairan kolam pendederan dapat di hidupioleh plankton yang
berguna sebagai pakan alami bagi larva. Larva ikan nilem yang sudah berusia 3-4
hari dapat di pindahkan ke dalam kolam pendederan.
BAB IV
4.1 Hasil
NO Parameter Nilai
1. Fekunditas 86.780 butir
2. Telur yang terbuahi 87,14%
3. Tingkat penetrasi telur 75,71%
4. Kelangsungan hidup 74,43%
16
4.2 Pembahasan
Tahapan persiapan kolam terdiri dari beberapa hal yang harus dilakukan
yaitu dimulai dari pembersihan kolam, pembalikan tanah, pengeringan,
pengapuran menggunakan kapur CaO dengandosis 75-150 gram/m2 dan
penggaraman menggunakan garam krosok dengan dosis 75-150 gram/m2
kemudian dibiarkan selama 5 hari. Pengisian air merupakan yang wajib dilakukan
karena air merupakan media ikan nilem.
17
4.2.4 Pemanenan
Waktu panen dilakukan ketika suhu tidak terlalu tinggi atau ketika sinar
matahari tidak terik, biasanya waktu yang tepat adalah pagi hari (05.00 - 08.00)
atau sore hari (15.00 - 18.00). Umur ikan yang di panen tergantung dari
permintaan pasar. Untuk ukuran konsumsi biasanya ikan berumur 5 - 6 bulan
masa pembesaran dengan berat mencapai 100 gram. Proses pemanenan diawali
dengan cara mengurangi volume air kolam, pada pintu outlet diberi saringan halus
agar ikan tidak keluar kolam. Selanjutnya menunggu air kolam hampir surut,
kemudian ikan nilem secara alamiah mengikuti arus air melalui parit yang
mengarah ke kubangan dan siap dipanen. Wilayah pemasaran ikan, di UPTD
Konservasi dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikananinstalasi
konservasi jenis ikan perairan umum sungai sicincin sumatera barat yang
berlokasi di Jl. Raya Bukittinggi Km. 45 tepatnya di korong kiambang nagari
lubuk padang, kecamatan 2 X 11 enam lingkung kabupaten padang pariaman,
sumatera barat. untuk membeli ikan nilem. Pada proses pemasaran kegiatan
pengemasan sangat penting dilakukan agar ikan tetap hidup. Transportasi
memiliki dua metode yaitu metode tertutup dan metode terbuka. Metode tertutup
ialah metode transportasi ikan hidup dengan menggunakan tempat atau wadah
tertutup sedangkan metode terbuka adalah metode transportasi ikan hidup yang
diangkut dengan wadah atau tempat yang menggunakan air yang masih dapat
berhubungan dengan menggunakan tempat atau wadah tertutup sedangkan metode
terbuka adalah metode transportasi ikan hidup yang diangkut dengan wadah atau
tempat yang menggunakan air yang masih dapat berhubungan dengan udara
bebas.
18
BAB V
5.1 Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E, dan Evi, L. 2005. Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. 145 hlm
20
Kabupaten Agam, Sumatera Barat. [Skripsi]. Jurusan
Sosial Ekonomi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 33 hlm.
Barrows, F.T dan Hardy, R.W. 2001. Nutrition and Feeding. In:
Wedemeyer, G (Eds). Fish Hatchery Management. Second
Edition. American Fisheries Society. Bethesda. Maryland.
Pp 483-558
21
Froese, R dan D. Pauly. Editors. 2017. Fish Base. World Wide Web
electronic publication. www.fishbase.org, version
(02/2017).
22
Valoti M, Bohm V, Mayer- Miebach E, Behsnilian D,
Schlemmer U. 2009. Carotenoids: actual knowledge on
food sources, intakes, stability and bioavailability and their
protective role in humans. Mol Nutr Food Res. 53:194-218.
23
LAMPIRAN
24
Lampiran : Dokumentasi
25