Dan Kelulusan
OLEH:
0066461878
PROVINSI RIAU
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Panitia Praktik Kerja Industri Ketua Kompetensi Keahlian
SMKN 1 Perhentian Raja Agribisnis Perikanan Air Tawar
i
NIP.197905022008011015
Mengetahui, Mengesahkan,
KASI KONSERVASI
Kepala UPTD KPSDKP
ii
NIP. 19740514 200604 2 003 NIP.198612010011009
KATA PENGANTAR
iii
Penulis telah berusaha semaksimalnya, namun masih terdapat kekurangan,
oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Semoga laporan hasil
praktek kerja indusri ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
iv
DAFTAR ISI
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………………………………………….2
2.1.1 Klasifikasi Ikan Koi (Cyprinus Carpio) Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Morfologi Ikan Koi (Cyprinus Carpio). .Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Kebiasaan Makan Ikan Koi (Cyprinus Carpio). . .Error! Bookmark not
defined.
v
2.3.1 Sumber Air..............................................................................................12
3.3.2 Pemeliharaan Induk Ikan Koi Dan Seleksi Induk. Error! Bookmark not
defined.
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang banyak diminati
oleh berbagai lapisan masyarakat di dalam negeri maupun di luar negeri karena
komposisi warna yang dimilikinya. Salah satu jenis ikan hias air tawar yang
digemari oleh masyarakat adalah ikan koi (Cyprinus carpio) yang tergolong
dalam salah satu strain ikan mas (Cyprinus carpio). Para penggemar ikan koi
(Cyprinus carpio) atau hobbies di Indonesia tidak hanya memelihara ikan koi
(Cyprinus carpio) di kolam, tetapi juga di ikut sertakankan dalam kontes koi
sehingga dapat menaikkan gengsi bagi pemiliknya (Yulisti & Triyanti, 2012).
Permintaan benih ikan hias hingga saat ini belum belum dapat dipenuhi
oleh produsen benih ikan karna produksinya relatif terbatas, padahal potensi
produksi petani sangatlah besar, namun karna adanya berbagai kendala baik
teknologi maupun alam, potensi produksipun belum tercapai. Tersedianya
teknologi pembenihan yang murah dan mudah diterapkan oleh petani ikan akan
mendorong dihasilkannya pembenihan yang berkualitas dan menjamin kontinuitas
pasokan benih sesuai permintaan.
1
1.2 Rumusan masalah
2
Permasalahan diatas sangat dipengaruhi oleh aspek budidaya ikan koi
(Cyprinus carpio) yang dilakukan oleh pembudidaya ikan baik skala rumah
tangga maupun balai benih milik pemerintah sendiri. Penguasaan teknik tersebut
menjadi mutlak dalam pengembangan usaha budidaya khususnya ikan koi
(Cyprinus carpio) sehingga diperlukan dasar pengetahuan, wawasan maupun
keterampilan untuk melakukannya. Oleh karna itu penulis mengambil judul
“Teknik pembenihan ikan koi (Cyprinus carpio) secara alami pada kolam seni
intensive di dinas kelautan dan perikanan’.
1.3 Tujuan
Praktek Kerja Lapang ini difokuskan dengan melakukan pemijahandan
pemeliharaan larva terhadap ikan koi (Cyprinus carpio) dengan tujuan sebagai
berikut :
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah sebagai berikut :
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Cypriniformes
Superfamili : Cyprinoidae
Family : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
4
jari yang keras. Banyak selaput sirip yang disebut ‘‘sayap‘‘ yang memberi ikan
koi energi untuk menendang cukup keras saat berenang. Sirip perut hanya
terdiri dari jari lunak, berjumlah 9, dan sirip ekor memiliki 3 jari keras dan 5
jari lunak (Susanto, 2008).
Menurut Khairuman (2008), bentuk tubuh ikan koi memanjang dan pipih,
terkompresi secara vertikal. Ikan koi memiliki gigi faring di ujung mulutnya
yang terdiri dari tiga gigi geraham. Sebagian besar tubuh ikan koi bersisik,
kecuali beberapa spesies yang memiliki sedikit sisik. Menurut Awan (2016),
tubuh ngengat diselimuti membran yang terdiri dari dua lapisan. Epidermis
terdiri dari sel-sel getah yang menghasilkan mukus (lendir) pada permukaan
tubuh parasit yang menyerang ngengat. Lapisan endodermal terdiri dari serat-
serat yang berisi sel. Di lapisan ini terdapat dasar sisik dan pembuluh darah,
serta sel berwarna. Letaknya antara lapisan epidermis dan saraf pada jaringan
adiposa yang terletak di bawah sisik (Susanto, 2008).
Ikan koi dapat diberi pakan alami dan buatan dengan kualitas dan kuantitas
pakan yang diatur. Pakan buatan diberikan untuk mempercepat pertumbuhan dan
5
juga memperbaiki kualitas warna ikan (Agus, 2017). Untuk mendapatkan
makanan, ikan koise sering mengarungi lumpur yang biasanya penuh dengan
cacing dan hewan kecil lainnya. Ikan koi (Cyprinus carpio) tidak memiliki gigi
rahang atas sehingga bergantung pada gigi taring di rongga mulutnya (Penebar
Swadaya, 2008).
6
2.2.1 Struktur Organisasi Kepegawaian
KEPALA UPTD
Lastri Mulyanti, S.Pi.M.Si
Seksi Pengawasan
Seksi Konservasi
Kepala Seksi: Irwan, S.Pi
Kepala Seksi : Sani Ikhsan
Putra, S.Pi Staf : 1. Raden Ayu Lestari,
A.Md.Pi
Staf : 1. Abuzar, S.Pi
2. Andreas, S.Sos
2. Ahmad Hidayat
3. Syahfitri Ramadhan
3. Edy Pramana
4. Darmizi
4. Aksa Prawira
5. Johan Sbastian
7
2.2.2 Sejarah UPTD KPSDKP
Pada tahun 2001 Balai Benih Ikan Sentral Sicincin berubah nama
menjadi UPTD Balai Budidaya Ikan Sicincin yang bersetatus Eleson III A
berdasarkan surat keputusan Gubernur nomer 22 tahun 2001. Sebagai tindak
lanjut dari peraturan Gubernur Sumatra Barat nomer 65 tahun 2009 tentang
organisasi tata kerja unit pelaksanaan Teknis Dinas Kelautan dan Perikanan
Sumatra Barat menetapkan uraian tugas, fungsi tata kerja UPTD Balai
Budidaya Sumatra Barat, di bidang budidaya ikan air tawar yang berada
dibawah dan bertangung jawab kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Sumatra Barat.
8
teknis operasional konservasi dan pengawasan, pelaksanaan kebijakan teknis
dan administrasi operasional konservasi dan pengawasan, pelaksanaan
pengawasan terhadap seluruh kegiatan konservasi dan pengawasan sumber
daya kelautan dan perikanan. Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan
terhadap pelaksanaan tugas konservasi dan pengawasan sumber daya kelautan
dan perikanan di kawasan konservasi perairan daerah ssebanyak 7 (tujuh)
KKPD, pelaksanaan koordinator dengan unit kerja terkait sarta pelaksanaan
tugas kedinasaan lain yang diberikan oleh pimpinan.
9
Pelaksanaan koordinator dengan unit kerja terkait
Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang di berikan oleh pemipinan
Pelaksanaan tugas kedinasan yang di berikan oleh pemimpin
2. Misi
Untuk mencapai visi di atas UPTD Konservasi dan Pengawasan Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan menjalankan misi sebagai berikut:
Meningkatkan efektifitas pengolahan KKPD dalam upaya perlindungan,
pengamanan dan pengendalian SDKP dan peerairan umum daerah.
Meningkatkan pengembangan knservasi jenis ikan langka dan endemic
perairan umum daerah.
Melindungi Ekosistem di KKPD dan perairan umum dengan penerapan
MCS dan law enforcement.
Meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait dalam
upaya pengolahan, penembanan, pengawasan dan penegak hukum
Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap konservasi
di KKPD dan perairan umum daerah.
3. Moto
UPTD Konservasi dan Penggawasan Sumber Daya Kelutan dan Perikanan
mempunyai Moto "HADIR UNTUK MELAYANI YAN LEGAL DAN
MEMBERANTAS YANG ILEGAL"
2.3 Kondisi Geografis Tempat Prakerin
UPTD Konservasi dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
Provinsi Sumatra Barat terletak di Jl. Raya Padang Bukittinggi KM 45, Lubuk
10
Pandan, Kecamatan 2 x 11 Enam Lingkung, Padang Pariaman, Provinsi Sumatera
Barat.
11
11. Rumah Jaga 1 Unit Baik
12 Laboraturium 1 Unit Baik
.
13 Sarana Ibadah 1 Unit Baik
.
14 Rumah Packing 1 Unit Baik
.
15 Bak Budidaya Alga 1 Unit Baik
.
12
2.3.3 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan
UPTD Konservasi dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Instalasi Konservasi Jenis ikan perairan umum sungai sicincin Sumatra Barat
untuk menjalankan tugas dalam produksi benih ikan air tawar bermutu, calon
induk unggul ikan air tawar di dukung dengan adanya Laboratorium untuk
memantau kulitas air dan monitoring kesehatan ikan di UPTD KPSDKP sumatera
barat.
13
BAB III
14
Tabel 3. Bahan yang digunakan
No Nama Bahan Fungsi
1. Induk ikan koi jantan/betina Bahan utama dalam pembenihan
2. Air Media budidaya
3. Pakan buatan (pellet) Pakan untuk ikan budidaya
3.3 Prosedur
Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pembenihan ikan harus
melakukan langkah sebagai berikut.
1. Pemeliharaan induk
2. Persiapan wadah
3. Seleksi induk
4. Pemijahan
5. Pendederan
3.3.1 Pemeliharaan induk
15
Secara umum, tubuh ikan koi betina lebih besar daripada ikan koi jantan.
Jika dilihat dari atas, bagian perut induk betina tampak membuncit kesamping,
sedangkan perut induk jantan tampak lebih langsing. Untuk indukan sebaiknya
dipilih induk jantan yang gerakannya yang gesit. Pada saat diseleksi, tubuh induk
jantan akan di streeping. Induk jantan siap memijah ketika induk jantan di
streeping muncul cairan putih atau sperma.
Ada 3 faktor utama yang perlu diperhatikan dalam memilih calon induk ikan koi,
yaitu:
1. Bentuk tubuh
Bentuk tubuh ideal dengan perbandingan tinggi dan panjang adalah
1:2,
Ketika dilihat dari atas, garis punggungnya tampak lurus
Pilih koi yang berenang dengan tenang dan seimbang
Sirip dada dan sirip perut harus sama besar
Bentuk kepala, mata, mulut dan insang harus proporsial.
2. Warna dan Pola
Pilih warna yang cemerlang dan kontras,
Pertemuan antara merah dan putih harus berbatas tajam.
3. Kesehatan
Pilih koi yang sehat dang gerakannya gesit
Pilih koi yang bersirip tegak dan tidak jatuh terkulai.
Hindari ikan koi yang selalu menyendiri.
3.3.4 Pemijahan
Pemijahan alami diawali dengan pemilihan indukan betina dan jantan yang
siap di pijahkan. Selanjutnya tempatkan indukan pada wadah pemijahan yang
dilengkapi dengan media pendukung pemijahan. Induk betina berenang
mengelilingi kolam ditemani induk jantan yang menempelkan tubuhnya pada
induk betina. Proses perkawinan berhasil ketika induk betina terlihat berenang ke
arah kakahan dan melepaskan sel telurnya, setelah itu induk jantan mengeluarkan
sperma.
16
Pemijahan tersebut biasanya dilakukan pada malam hari menjelang tengah
malam hingga pagi hari. Setelah proses perkawinan selesai, induk akan
dipindahkan.. Telur dalam kakaban menetas 4 hari setelah menetas, benih ikan
ditebarkan di kolam pendederan.
3.3.5 Pendederan
Dalam waktu 2-3 hari biasanya telur sudah mulai menetas dan paling
lambat 5 hari. Selanjutnya kakaban boleh diangkat dan dipindahkan ke tempat lain
karena semua telur sudah menetas. Koi yang baru menetas masih membawa
kuning telur sebagai persediaan makanan utama. Selama itu mereka belum
membutuhkan makanan dari luar karena alat-alat pencernaannya belum terbentuk
sempurna. Dalam 2 hari atau 3 hari kemudian , mereka sudah mulai bisa berenang
dan saat itu sudah waktunya untuk pemberian pakan untuk benih.
3.3.6 Pemanenan
1. Pemanenan Sebagian
2. Pemanenan Total
17
Pemanenan secara total dilakukan dengan cara pengeringan kolam.
Pada kolam terdapat kemalir yang bertujuan sebagai tempat berkumpulnya
benih ikan koi saat pengeringan kolam dan pemanenan. Saat air kolam
semakin habis, maka benih ikan koi akan berkumpul di kemalir. Kemudian
dikumpulkan untuk diambil dan dipindahkan ke bak besar untuk di sortir.
Benih ikan koi yang sudah terseleksi dengan ukuran tubuh yang sama
kemudian dikemas dengan kantong plastic dan di isi air 1/3 bagian lalu
sisanya diisi dengan oksigen.
18
BAB IV
Hasil yang diperoleh dari pembenihan ikan nila yang dilakukan di instalasi
Konservasi Jenis Perikanan Perairan Umum Sungai Sicincin adalah sebagai
berikut:
4.2 Pembahasan
1. Pemilihan calon induk
Sifat sifat spesifik pada induk ikan koi jantan maupun betina, yaitu:
19
Ketika pemijahan induk betina minimal berumur 1,5 tahun dengan
bobot minimal 1,5 kg.
Induk betina mulai matang gonad ketika perutnya sudah terasa lunak
dan sudah tampak membengkak kea rah belakang dari atas lubang
urin. Selain itu, induk betina akan tidak banyak bergerak atau
gerakannya perlahan ketika sudah matang gonad.
Induk jantah sudah dapat dipijahkan ketika berumur lebih dari 6 bulan
atau mencapai bobot minimal 0,5 kg.
Bila distreeping, induk jantan akan mengeluarkan sperm jika sudah
siap untuk dipijahkan.
2. Persiapan kolam
3. Pemijahan
4. Pendederan
Setelah 2-5 hari, cacaban bisa diangkat dan dibawa ke tempat lain
karena semua telur sudah menetas. Ikan koi yang baru menetas tetap memiliki
kuning telur sebagai makanan utamanya. Selama ini mereka tidak
membutuhkan makanan dari luar karena organ pencernaannya belum
berkembang sempurna. Pendederan ini dilakukan pada saat benih sudah cukup
kuat untuk mengapung, sehingga benih ikan koi tidak dapat terbawa arus air
dan menangkap pakan alami kolam (plankton).
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
21
DAFTAR PUSTAKA
Aji, B. K. 2021. Pengaruh pemberian pakan pada media dan pakan dengan dosis
yang berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan koi (Cyprinus
rubrofuscus). Doctoral dissertation. Universitas pasca sakti tegal.
Faisal, Y., S Rejeki dan I. L. Widowati 2016 pengaruh padat tebar terhadap
pertumbuhan dan kelulus hidupan ikan bandeng (Chan desa
kaliwingi kabupaten brebes, 5(1):155-161.
Mulya, M.A. GM.Darmawangsa R.M. Wali dan S Santoso 2021 pembenihan ikan
koi (Cyprinus rubrofuscus) (Lacepede, 1803) di minakarya koi
kabupaten sleman, daerah istimewa yogyakarta jurnal sains
terapan 11 (2):86-101.
22
LAMPIRAN
23
Hetcry Outdoor Sytrofoam
24
2. Alat dan Bahan Untuk Pemijahan Ikan Koi
25
Kincir Air Baskom Grading
Baskom Garu
26
Lampiran 3. Kegiatan Selama Prakerin
27