LA ODE HASRA
18410008
i|P age
Praktek Kerja Lapangan(PKL)
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
ii | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala anugerah dan kekuatan dari-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Industri (PI) yang
berjudul “Teknik Pendederan ikan baronang (Siganus guttatus) pada Bak
Terkontrol di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan (BRPBAPPP) Maros, Sulawesi Selatan”.
Pada Kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
orangtua, teman-teman, pembimbing dan doa restu dari berbagai pihak yang telah
membimbing dan memberikan arahan dalam penyelesaian laporan ini. Laporan
Praktik Industri ini dapat diselesaikan atas bimbingan, petunjuk, bantuan, dan saran
dari semua pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan
ini penulis menghanturkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terhormat:
1. Kedua orang tua saya, dan seluruh keluarga yang telah memberikan
dukungan, motivasi dan doa serta pengorbanan yang tak ternilai yang menjadi
dorongan dan sumber inspirasi.
2. Budiyanti, S.Pi.,M.Si selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Dayanu Ikhsanuddin.
3. Sumitron, S.Pi., M.Si selaku Kepala Program Studi Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Dayanu Ikhsanuddin.
4. Supasman Emu S.Pi.,M.Si. selaku penasehat akademik yang telah
meluangkan waktu memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
5. Ir. Wardha Jalil, M. Si selaku dosen pembimbing praktik industri yang telah
meluangkan waktu memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
6. Dr. Asda Laining, S.Pi., M.Sc. selaku kepala Balai Riset Perikanan Budidaya
Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) Maros beserta seluruh
staf dan jajaran atas bantuan dan fasilitas yang diberikan selama melakukan
praktik industri.
7. Sri Redjeki Hesti Mulyaningrum S.Si, MP selaku pembimbing lapangan
selama melaksanakan kegiatan praktik industri
8. Safar selaku kepala Instalasi Tambak Percobaan Maranak
iii | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
9. Ardi selaku pendamping selama melaksanakan praktik kerja lapangan
10. Seluruh Dosen Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan
Ilmu Kelautan, Universitas Dayanu Ikhsanuddin.
11. Rekan-rekan sesama mahasiswa dan semua pihak yang telah memberikan
bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak memiliki kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak guna kesempurnaan laporan ini. Akhirnya,
penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
La Ode Hasra
iv | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTARA ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan Kegiatan .............................................................................. 3
1.3 Manfaat Kegiatan ............................................................................ 3
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKL ............................................ 5
2.1 Sejara Balai Riset BRPBAPPP Maros............................................. 5
2.2 Visi dan Misi BRPBAPPP Maros 2021 .......................................... 7
2.3 Struktur Organisasi BRPBAPPP Maros 2021 ................................. 8
2.4 Sumber Daya Manusia..................................................................... 11
2.5 Tugas dan Fungsi BRPBAPPP ....................................................... 12
2.6 Sarana dan Prasarana ...................................................................... 13
2.7 Layout BRPBAPPP ......................................................................... 14
BAB III TINJAUAN PUSTAKAN ............................................................... 15
3.1 Klasifikasi dan Morfologi ................................................................ 15
3.2 Makan dan kebiasaan makan ........................................................... 17
3.3 Habitat Ikan Baronang .................................................................... 17
BAB IV METODE PRAKTEK..................................................................... 21
4.1 Waktu dan Tempat .......................................................................... 21
4.2 Alat dan Bahan ................................................................................ 21
4.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 22
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 24
5.1 Tahap Persiapan............................................................................... 24
5.2 Tahap Adaptasi ................................................................................ 27
5.3 Tahap Pendederan............................................................................ 29
BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 30
6.1 Kesimpulan .................................................................................... 30
6.2 Saran ............................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v|P age
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
DAFTAR TABEL
vi | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
DAFTAR GAMBAR
vii | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
BAB I
PENDAHULUAN
1|P age
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
pertumbuhan ikan pada umumnya adalah meliputi parameter salinitas (27-32 ppt),
suhu (28-32), Oksigen (7-8 ppm) pH ( 7 – 8 ppm) Nitrat (0,9-3,2 ppm) dan phospat
(0,2-0,5 ppm)(Rachman Syah, Dkk, 2017).
Selain kualitas airnya, yang perlu diperhatikan juga dalam pendederan ikan
Beronang yaitu frekuensi pemberian pakan yang diberikan harus dilakukan secara
cermat dan tepat sehingga ikan tidak mengalami kekurangan pakan (under feeding)
atau kelebihan pakan (over feeding). Kekurangan pakan akan mengakibatkan
pertumbuhan ikan menjadi lambat, ukuran ikan tidak seragam, tubuh tampak kurus
dan menimbulkan kanibalisme. Sebaliknya kelebihan pakan akan mencemari
perairan dan mengakibatkan kualitas air di sekitarnya menjadi buruk sehingga ikan
mudah stres dan pertumbuhannya terhambat. Selain itu daya tahan ikan terhadap
penyakit pun menurun sehingga angka mortalitas nya meningkat.
Praktik Pembesaran Ikan ( PPI ) adalah suatu kegiatan pendidikan yang wajib
diikuti untuk mahasiswa, pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan di industri
atau dunia kerja dalam upaya pendekatan atau meningkatkan mutu mahasiswa
dengan kompetensi (kemampuan) sesuai dengan bidangnya dan juga menambah
bekal masa mendatang guna memasuki dunia kerja yang semakin banyak serta ketat
dalam persaingannya. Pelaksanaan program praktik kerja lapangan yang
dilaksanakan oleh Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikan
dan Ilmu Kelautan, Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau dilandasi oleh adanya
mata kuliah wajib Praktik Pembesaran Ikan (PPI). Praktik ini dilakukan di sebuah
instansi atau perusahaan dimaksudkan agar mahasiswa yang bersangkutan dapat
mengenal dunia kerja yang sebenarnya, serta dapat menambah ilmu baru atau
mengembangkan keterampilan mahasiswa sesuai dengan praktik praktik yang
diperoleh dilapangan. Praktik Pembesaran Ikan merupakan persyaratan yang
mutlak harus dipenuhi oleh mahasiswa Mahasiswa Program Studi Budidaya
Perairan Fakultas Perikan dan Ilmu Kelautan untuk menyelesaikan masa studinya.
Mata kuliah praktik pembesaran ikan memiliki standar kompetensi yang harus
dicapai oleh mahasiswa, penilaian pembelajaran berbasis kompetensi merupakan
proses penilaian dimana semua bukti bukti belajar, portofolio yang dilakukan oleh
mahasiswa , tahap demi tahap harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
2|P age
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
dipersyaratkan yang dijadikan acuan pengambilan keputusan apakah seseorang
sudah kompeten. Setiap mahasiswa dapat dikatakan telah menyelesaikan praktik
industri jika benar benar telah memenuhi segala persyaratan standar kompetensi.
Penilaian melalui prakti kerja lapangan diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman mahasiswa terhadap suatu kompetensi, mendorong rasa tanggung
jawab, dan partisipasi yang keseluruhannya sesuai dengan tujuan pendekatan
Praktik Pembesaran Ikan (PPI).
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dilaksanakan Praktik Pembesaran
Ikan (PPI) di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
tepatnya di Instalasi Tambak Percobaan Maranak untuk meningkatkan pemahaman
mahasiswa terkait kompetensi, melatih mahasiswa untuk selalu bertanggung jawab,
dan untuk melihat partisipasi mahasiswa dalam kegiatan yang berlangsung di dalam
suatu instansi khususnya terkait kegiatan Pendederan ikan baronang (Siganus
guttatus) mulai dari tahap persiapan, tahap adaptasi, tahap pendederan.
3|P age
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
3. Bagi masyarakat, dapat mengetahui teknik pendederan ikan baronang pada
bak terkontrol
4|P age
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
BAB II
5|P age
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Sub BALITKANTA Bojonegara: BPTP Kayu Ambon
Lembang
Gambar 2.1. Staf Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan Maros
6|P age
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
2.2 Visi dan Misi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) Maros 2021.
1. Visi
Profesional, Terpercaya, dan Terdepan dalam Penyediaan Data, Informasi dan
Teknologi Perikanan Budidaya Air Payau
2. Misi
Mengembangkan teknologi perikanan budidaya air payau unggulan yang di
akui dan bermanfaat bagi pengguna. Meningkatkan sumberdaya litbang pelayanan
jasa litbang, dan mengembangkan kerjasama litbang perikanan budidaya air payau.
2.3 Struktur Organisasi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) Maros 2021
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan di bidang
riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan perikanan, yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Riset dan Sumber Daya
Manusia Kelautan dan Perikanan. BRPBAPPP ditetapkan berdasarkan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 29/PERMEN-KP/2017 Tentang
Organisasi Tata Kerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan, maka telah diatur tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja BRPBAPPP. BRPBAPPP mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan
perikanan. Dalam melaksanakan tugas, BRPBAPPP menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, evaluasi, dan laporan
b. Pelaksanaan riset perikanan budidaya air payau di bidang biologi, reproduksi,
genetika, bioteknologi, patologi, toksikologi, ekologi, nutrisi dan teknologi
pakan, pemetaan dan lingkungan, plasma nutfah, serta analisis komoditas
c. Pengembangan teknologi riset perikanan budidaya air payau
d. Penyusunan materi, metodologi, pelaksanaan penyuluhan perikanan, serta
pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum masyarakat bagi pelaku
utama dan pelaku usaha
7|P age
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
e. Penyusunan kebutuhan peningkatan kapasitas penyuluh Pegawai Negeri Sipil
(PNS), Swadaya, dan Swasta
f. Pengelolaan prasarana sarana riset perikanan budidaya air payau dan
penyuluhan perikanan
g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga
Struktur organisasi BRPBAPPP ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 29/PERMEN-KP/2017
Tentang Organisasi Tata Kerja BRPBAPPP seperti terlihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan
Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut, kepala BRPBAPPPdibantu oleh:
1. Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha terdiri atas Urusan Kepegawaian dan Urusan Keuangan
dan Umum. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan
administrasi kepegawaian, tata laksana, keuangan, persuratan, kearsipan, rumah
tangga, dan perlengkapan.Dalam melaksanakan tugasnya, Subbagian Tata Usaha
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan urusan kepegawaian, administrasi jabatan fungsional, dan tata
laksana
8|P age
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
b. Pelaksanaan urusan keuangan, persuratan, kearsipan, rumah tangga dan
perlengkapan
2. Seksi Tata Operasional
Seksi Tata Operasional terdiri atas Subseksi Program dan Anggaran dan
Subseksi Monitoring dan Evaluasi. Seksi Tata Operasional mempunyai tugas
melakukan penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, evaluasi dan
laporan.Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Tata Operasional menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan rencana program dan anggaran
b. Pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan
3. Seksi Pelayanan Teknis dan Sarana
Seksi Pelayanan Teknis dan Sarana terdiri atas Subseksi Pelayanan Teknis dan
Subseksi Prasarana dan Sarana. Seksi Pelayanan Teknis mempunyai tugas
melakukan pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, kerjasama, serta
pengelolaan prasarana dan sarana riset perikanan budidaya air payau dan
penyuluhan perikanan.Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Pelayanan Teknis dan
Sarana menyelenggarakan fungsi:
a. Pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi dan kerjasama riset perikanan
budidaya air payau serta pengelolaan perpustakaan
b. Pengelolaan prasarana dan sarana riset perikanan budidaya air payau
4. Seksi Penyuluhan
Seksi Penyuluhan terdiri atas Sebseksi Kelembagaan Kelompok dan Subseksi
Penyelengaraan. Seksi Penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum masyarakat bagi pelaku
utama dan pelaku usaha, pengelolaan prasarana dan sarana penyuluhan,
penyusunan materi, metodologi dan pelaksanaan penyuluhan perikanan, serta
kebutuhan peningkatan kapasitas penyuluh swadaya dan swasta.Dalam
melaksanakan tugasnya, Seksi Penyuluhan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum
masyarakat bagi pelaku utama dan pelaku usaha, serta pengelolaan prasarana
dan sarana penyuluhan
9|P age
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
b. Penyiapan bahan penyusunan materi, metodologi dan penyelenggaraan
penyuluhan perikanan, serta kebutuhan peningkatan kapasitas penyuluh
swadaya dan swasta
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan:
a. Riset perikanan budidaya air payau di bidang biologi, reproduksi, genetika,
bioteknologi, patologi, toksikologi, ekologi, nutrisi dan teknologi pakan,
pemetaan dan lingkungan, plasma nutfah, serta analisis komoditas
b. Pengembangan teknologi penelitian perikanan budidaya air payau
c. Penyuluhan perikanan
d. Kegiatan lainnya yang sesuai dengan keahlian dan kebutuhan serta tugas
masing-masing jabatan fungsional berdasarkan ketentuan peraturan
perundang- undangan
Kelompok jabatan fungsional tertentu yang ada di BRPBAPPP meliputi:
Peneliti, Litkayasa, PenyuluhPerikanan, Arsiparis, Pengelola Pengadaaan Barang
dan Jasa, Analisis Kepegawaian, dan Pustakawan.Kelompok Penelitian (Kelti)
merupakan kelompok keahlian yang secara fungsional sebagai ujung tombak dalam
pelaksanaan kegiatan riset BRPBAPPP di bidang perikanan budidaya air payau.
Setiap kelti dipimpin oleh penanggung jawab kelti. BRPBAPPPP telah menetapkan
lima kelti seperti terlihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Kelompok Penelitian dan Tugas di Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan
10 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
3 Perbenihan, Genetika, Melaksanakan riset di bidang reproduksi,
dan Bioteknologi genetika, bioteknologi, dan plasma nutfah
11 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Tabel 3.3. Jumlah Sumber Daya Manusia di BRPBAPPP
No. Jabatan Jumlah
3 Peneliti 37 orang
6 Perencana 4 orang
9 Arsiparis 2 orang
12 Pustakawan 1 orang
12 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
2. Pelaksanaan riset perikanan budidaya air payau di bidang biologi, reproduksi,
genetika, bioteknologi, patologi, toksikologi, ekologi, nutrisi dan teknologi
pakan, pemetaan dan lingkungan, plasma nutfah, serta analisis komoditi
3. Pengembangan teknologi penelitian perikanan budidaya air payau
4. Penyusunan materi, metodologi, pelaksanaan penyuluhan perikanan, serta
pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum masyarakat bagi pelaku
utama dan pelaku usaha
5. Penyusunan kebutuhan peningkatan kapasitas penyuluh Pegawai Negeri Sipil
(PNS), swadaya, danswasta
6. Pengelolaan prasarana saranariset perikanan budidaya air payau dan
penyuluhan perikanan
7. Pelaksanaan urusan tatausaha dan rumah tangga.
13 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
yang meliputi analisa kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan kadar
serat kasar.
d. Laboratorium Bioteknologi
Laboratorium ini merupakan laboratorium yang menganalisis hal-hal yang
berhubungan dengan bioteknologi.
e. Laboratorium Patologi
Laboratorium ini berfungsi untuk menganalisis yang berhubungan dengan
penyakitikan yang dibudidayakan.
f. Laboratorium Kualitas Air
Laboratorium ini berfungsi untuk menganalisa kualitas air seperti kandungan
amoniak, nitrat, nitrit, posfat, pH, salinitas, suhu, bahan organik, alkalinitas, TSS,
chlorofildan lain-lain yang berhubungan dengan kualitas air.
g. Laboratorium Pemetaan
Laboratorium ini berfungsi untuk menentukan potensi lahan, menentukan luas
tambak yang disesuaikan dengan lahan, serta daya dukung lahan yang akan
digunakan untuk budidaya.
2. Instalasi
Instalasi yang dimiliki oleh Balai RisetPerikanan Budidaya Air Payaudan
Penyuluhan Perikanan adalah:
a. Instalasi pembenihan udang windu dan kepiting bakau di Kabupaten Barru
Instalasi Pembenihan Udang Windu, Kepiting Bakau dan ikan beronang
berlokasi di Desa Lawallu Kab. Barru dengan dilengkapi beberapa fasilitas seperti
kantor utama, gedung karantina, hatchery udang, hatchery kepiting bakau, hatchery
ikan beronang, laboratorium dan perumahan. Luas lahan 9,28 Ha.
b. Instalasi tambak percobaan teknologi tradisional di Maranak Kabupaten Maros
Instalasi Tambak Percobaan (ITP) dan ecoedukasi ekosistem bakau yang
berlokasi di Marana Kabupaten Maros dengan beberapa fasilitas seperti kantor
utama, tambak tradisional, ekosistem mangrove serta perumahan juga direncanakan
menjadi taman budidaya pendidikan lingkungan. Luas lahan 43,43 Ha.
c. Instalasi tambak percobaan teknologi intensif-superintensif terintegrasi di
kabupaten Takalar.
14 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Instalasi Tambak Percobaan (ITP) berlokasi di Desa Punaga Kab, Takalar yang
dilengkapi dengan kantor utama, laboratorium, tambak beton intensif dan super
intensif udang vaname, tambak tanah semin intensif udang windu Instalasi
Pengolah Air Limbah (IPAL), ruang panen serta ruang penyimpanan pakan. Luas
lahan 12,74 Ha.
15 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
16 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
beronang yang hidup ditambak mempunyai warna tubuh yang suram (Danun,
2013).
17 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
karang mempunyai sifat yang sangat menonjol yaitu mempunyai produktivitas dan
keanekaragaman jenis biota yang tinggi. Besarnya produktivitas yang dimiliki
terumbu karang disebabkan adanya pendaur ulang zat – zat hara melewati proses
hayati secara efisien. Ekosistem terumbu karang ditandai dengan perairan yang
hangat dan jernih, produktif dan kaya kalsium karbonat (CaCO3) (Nontji 1987).
Ekosistem terumbu karang mempunyai produktivitas organik sangat tinggi.
Dapat dianalogikan terumbu karang seperti oasis di padang pasir, yang memiliki
keanekaragaman biota laut yang kaya. Terumbu karang selain berfungsi sebagai
habitat bagi biota – biota laut, juga berfungsi sebagai pelindung pantai dari
hempasan ombak dan arus. Terumbu karang juga merupakan salah satu komponen
utama sumberdaya perairan laut. Ekosistem terumbu karang adalah unik karena
umumnya hanya terdapat di perairan tropis, sangat sensitive terhadap perubahan
lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, kedalaman, eutrofikasi
dan cahaya.
Perkembangan karang yang paling optimal terjadi di perairan yang rata – rata
suhu tahunannya 23 – 25 ºC. Terumbu karang juga dibatasi oleh kedalaman,
kebanyakan hewan karang tumbuh pada kedalaman 25 m atau kurang. Cahaya
adalah salah satu faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan karang. Tanpa
cahaya yang cukup, laju fotosintesis akan berkurang dan bersama dengan itu
kemampuan karang untuk menghasilkan kalsium karbonat dan membentuk
terumbu akan berkurang.
Berdasarkan kebutuhan akan cahaya, karang dibagi dua kelompok besar yaitu
karang hermatipik dan karang ahermatipik. Karang hermatipik menghasilkan
terumbu (reef) sedangkan karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu.
Kemampuan menghasilkan terumbu ini disebabkan oleh adanya sel-sel
tumbuhan yang bersimbiosis didalam jaringan karang hermatipik. Sel – sel
tumbuhan ini dinamakan zooxanthellae. Zoonxanthellae mempengaruhi laju
penumpukan zat kapur oleh polip karang. Terumbu karang menyediakan berbagai
manfaat langsung maupun tidak langsung. Menurut (Nontji 1987) sebagai
sumberdaya hayati terumbu karang dapat pula menghasilkan berbagai produk yang
18 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
mempunyai nilai ekonomis yang penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang
karang, alga, teripang, kerang mutiara.
Bersama dengan ekosistem pesisir lainnya menyediakan makanan dan
merupakan tempat berpijah bagi berbagai jenis biota laut yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi. Kedalaman 40 meter (Kiswara 1997). Tumbuhan lamun memiliki
struktur morfologis yang terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
Lamun juga memiliki sistem perakaran yang nyata, dedaunan, berbunga, dan sistem
transportasi internal untuk gas dan nutrien, serta stomata yang berfungsi dalam
pertukaran gas dan nutrien. Akar pada tumbuhan lamun tidak berfungsi penting
dalam pengambilan air, karena daun dapat menyerap secara langsung nutrien dari
dalam air laut. Tumbuhan lamun dapat menyerap nutrient dan melakukan fiksasi
nitrogen melalui tudung akar (McKenzie & Yoshida 2009). Lamun mempunyai
bentuk tanaman yang sama halnya seperti rumput di daratan, yaitu mempunyai
bagian tanaman seperti rimpang yang menjalar, tunas tegak, seludang atau pelepah
daun, helaian daun, bunga dan buah. Bentuk vegetatif lamun mempunyai
keseragaman yang tinggi. Hampir semua jenis lamun mempunyai rimpang yang
berkembang baik dan bentuk helaian daun yang memanjang (linear) atau bentuk
sangat panjang seperti pita dan ikat pinggang,kecuali pada marga Halophila yang
umumnya berbentuk bulat telur atau lonjong (Lanyon 1986 dalam Kiswara 2009).
Den Hartog (1970), Phillips dan Menez (1988) menyatakan bahwa tumbuhan lamun
memiliki beberapa sifat yang memungkinkan dapat berhasil hidup di laut, antara
lain : 1. Mampu hidup dimedia asin. 2. Mampu berfungsi normal dibawah
permukaan air. 3. Mempunyai sistem berkembang biak. 4. Mampu melaksanakan
daur generative dalam air. 5. Mampu berkompetisi dengan organisme lain dalam
lingkungan air laut.
Kemampuan adaptasi lamun yang cukup baik tersebut menyebabkan lamun
memiliki penyebaran yang luas. Komunitas lamun umumnya terdapat pada daerah
mid-interidal sampai kedalaman 50 – 60 m, dan biasanya sangat melimpah di
daerah sublitoral. Lamun dapat hidup pada semua tipe substrat, mulai dari lumpur
sampai batu – batuan tetapi lamun yang luas dijumpai pada substrat lunak. Menurut
Nybakken (1988) fungsi ekologis padang lamun adalah : (1) sumber utama
19 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
produktivitas primer, (2) sumber makanan bagi organisme dalam bentuk detritus,
(3) penstabil dasar perairan dengan sistem perakarannya yang dapat sebagai
perangkapsedimen (trapping sediment), (4) tempat berlindung bagi biota laut, (5)
tempat perkembangbiakan (spawning ground), pengasuhan (nursery ground), serta
sumber makanan (feeding ground) bagi biota-biota perairan laut, (6) pelindung
pantai dengan cara meredam arus, (7) penghasil oksigen dan mereduksi CO2
didasar perairan setengah lingkaran, bentuk huruf V atau U, bengkok seperti alur
gerombolan ikan.
20 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
BAB IV
METODE PRAKTEK
1. Alat
Tabe 4.1 Alat yang digunakan pada praktek kerja lapangan
No Nama Alat Fungsi
21 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
9 Seser Sebagai alat untuk mengambil ikan
2. Bahan
Tabe4.2. Bahan yang digunakan pada Praktek Kerja Lapangan
No Nama Bahan Fungsi
3 G0, G25, G25 dan Sebagai pakan ikan untuk Tahap Pendederan
G30
22 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
1. Metode Observasi
2. Metode wawancara .
Metode wawancara adalah metode yang dilakukan oleh praktikan (mahasiswa)
dengan menanyakan secara langsung kepada pembimbing lapangan, peneliti,
teknis, analisis dan pengarap terkaitan dengan kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan.
4. Metode kepustakaan
Metode kepustakaan adalah metode yang dilakukan oleh praktikan
(mahasiswa) yang mana berbagi sumber informasi atau referensi yang di peroleh
dari buku – buku Pustaka dan juga dari situs internet.
23 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
BAB V
1. Persiapan Wadah/Bak
Wadah merupakan tempat untuk pemeliharaan ikan. Berbagai macam wadah
dapat digunakan untuk usaha pendederan ikan baronang. Wadah yang digunakan
dapat terdiri dari berbagai macam bentuk, wadah yang digunakan dalam
pendederan berupa bak viber dengan ukuran 150 L sebanyak 16.
Gambar 5.1 Pemberishan Bak Dengan Gambar 5.2 Persiapan Bak Pendederan
Clorin
24 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
menggunakan air dan tahap terakhir pembersihan bak yaitu dengan menyiramkan
larutan chlorin dengan dosis 500 ppm.pada seluruh sisi bagian dalam bak dan
didiamkan selama 5 – 10 menit, lalu dibilas dengan menggunakan air hingga bersih
2. Persiapan Air
Air adalah faktor yang sangat penting dalam pemiliharan ikan. Dalam kegiatan
ini pengisian air menggunakan pompa air yang berasal dari Sumur Bor. Air yang
digunakan berupa air asin dengan kadar salinitas 30 ppt. Air asin yang berasal dari
sumur mengandung kadar zat besi sehingga air yang ditampung di tambak Benton
keruh dan berwarna kemerahan. Bisa dilihat pada gambar 5.3 dibawah ini :
Untuk menghilangkan kadar zat besi pada air asin ini dengan menggunakan
kapur sebanyak 10 kilo. Kapur dicampur dengan air lalu ditebar kedalam Tambak
penampungan air dengan secara merata. Tunggu beberapa hari hingga air menjadi
jernih dan kadar zat besih pada air telah hilang atau mengendap. Kemudian, air di
pompa ke 2 bak penampungan berukuran 4 ton. Bisa dilihat pada gambar 5.4
dibawah ini.
25 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Tahap selanjutnya, air yang berada di bak viber ukuran 4 ton di pompa kedalam
2 bak viber ukuran 2 ton serta di filter airnya agar air terlihat lebih jernih dan
kotoran – kotoran tidak masuk kedalam bak. Pada kegiatan pendederan ikan
beronang, kadar salinitas air yang digunakan sebesar 25 ppt. Namun, disini air asin
memiliki salinitas 30 ppt maka perlu menambahkan air tawar kedalam 2 bak viber
ukuran 2 ton untuk mencapai salinitas yang di perlukan yaitu 25 ppt. Jika, salinitas
yang di butuhkan ( 25 ppt ) sudah di penuhi, maka langka selanjutnya, air dengan
salinitas 25 ppt di pompa lagi kedalam 16 Bak pendederan ikan beronang.
3. Persipan Benih
Setelah tahap persiapan wadah dan air selesai maka, dilakukan kegiatan
persiapan benih ikan beronang, tahap pertama dilakukan adalah menangkap benih
ikan beronang yang telah di budidayakan di dalam tambak, dengan menggunakan
jala/jaring. Dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan beronang, terdapat
kendala dimana benih ikan susah di tangkap sehingga air tambak perlu dikeringkan
terlebih untuk mempermuda menangkap benih ikan Beronang. Dapat dilihat pada
gambar 5.6 dibawah ini :
26 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Tahap ke dua dalam kegiatan ini, benih ikan beronang yang berhasil ditangkap
kemudian di seleksi dengan ukuran bobot 7 – 12 gram. Ikan Beronang dengan bobot
7 – 12 gram di shorting kedalam Bak viber ukuran 2 ton sebanyak 3 buah, dalam
kegiatan shorting ini harus dilakukan proses aklimatisasi. Cara aklimatisasi ini
dilakukan dengan menenggelamkan sekaligus wadah / baskom dengan keadaan
miring secara perlahan – lahan selama 15 – 30 menit. Tujuan aklimatisasi agar benih
ikan beradaptasi dengan lingkungan yang baru..
1) Adaptasi salinitas.
Dalam kegiatan pendederan ikan baronang salah satu hal yang paling mendasar
yang perlu diperhatikan adalah kualitas air sebagai media budidaya, manajemen
kualitas air selama proses pemeliharaan mutlak diperlukan. Salinitas merupakan
salah satu parameter kualitas air yang memegang peranan penting dalam memacu
laju pertumbuahan biota yang dipelihara seperti halnya pada ikan baronang dimana
apabila terjadi perubahan salinitas yang cukup drastic dapat menyebabkan ikan
menjadi stress.
Kualitas air yang baik untuk pertumbuhan ikan beronang pada umumnya
adalah meliputi parameter salinitas (27-32 ppt), suhu (28-32), Oksigen (7-8 ppm)
27 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
pH ( 7 – 8 ppm) Nitrat (0,9-3,2 ppm) dan phospat (0,2-0,5 ppm). Dalam kegiatan
ini kami mengadaptasi ikan baronang dengan salinitas 5 – 25 ppt.
2) Adaptasi pakan
Pada umumnya ikan baronang mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi
terhadap makanan dan dalam memanfaatkan makanan yang tersedia. Dalam
kegiatan selama adaptasi ikan diberi pakan (PF 1000) dengan frekuensi pemberian
3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore hari.
Pemberian pakan dilakukan secara manual yaitu dengan cara menebar pakan
tersebut sedikit demi sedikit secara satiasi (sampai kenyang) agar pakan tidak
banyak terbuang karena pada saat pemberian pakan biasanya ikan baronang akan
bergerak aktif berebutan hingga menimbulkan gerakan arus. Pada saat pakan
ditebar respon ikan baronang terhadap pakan yang diberikan sangat bagus, pakan
yang diberikan habis termakan
28 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
yang teleh disediakan untuk melakukan kegiatan sampling terlebih dahulu sebelum
didederkan.
Tahap kedua, setelah selesai kegiatan sorting yaitu ikan didederkan ke bak –
bak pendederan (150 L) yang telah disiapakan. Setiap satu bak pendederan terdiri
20 ekor benih ikan baronang yang di dederkan, dapat diliat pada gambar 5.10.
Dalam kegiatan selama pendederan ikan diberi pakan dengan frekuensi pemberian
3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore hari pemberian pakan dilakukan secara
manual yaitu dengan cara menebar pakan tersebut sedikit demi sedikit secara satiasi
(sampai kenyang) agar pakan tidak banyak terbuang
Gambar 5.10 Mendederkan benih Ikan Gambar 5.11 Pemberian Pakan ikan Baronang
Baronang bak pendederan
Pendederan ikan suatu kegiatan benih dari pembenih secara terkontrol dengan
waktu tertentu untuk pembesaran ikan di tambak. Manfaat pendederan antar lain
masa pemeliharaan di petak pembasaran lebih singkat, peluang keberhasilan panen
lebih besar karena benih sudah tahan terhadap perubahan lingkungan.
29 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
Saran yang dapat diangkat dalam penyusunan laporan ini dimana diharapkan
kepada peserta Praktek Kerja Lapangan berikutnya agar selalu mematuhi semua
peraturan yang telah ditentukan oleh pihak balai.
Mengerjakan pekerjaan yang telah dipertanggung jawabkan dengan tekun dan
teliti serta usahakan apa yang dikerjakan harus diketahui prosedur dan tujuanya agar
mendapatkan manfaat dari apa yang dikerjakan.
30 | P a g e
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
DAFTAR PUSTAKA
Lanyon, J. 1986. Guide to the identification of seagrass in the great barrier reff
region. GBRMPA, Queensland
Pemberian pakan pada benih Ikan Baronang Pemberian pakan pada benih Ikan
Di tambak Baronang Di Bak
Penaburan Probiotik tambak udang windu Monitoring air di tambak udang windu
LAMPIRAN II. Dokumentasi alat dan bahan yang digunakan selama praktek kerja
lapangan di Instalasi Tambak Percobaan Maranak, BRPBAP3 Maros
Pakan Baronang
Membantu pemberian
pakan pada kepiting 11.00 – 11.15
berupa ikan ruca
08.00 – 08.03
Pemberian pakan Ikan 11.00 – 11.06
Baronang.
15:45-16:05
3 Kamis, 17/03/22
Melakukan sampling
(Panjang dan berat ) 09.00 – 11.15
udang windu.
Melakukan Sampling
(panjang dan berat) 08.20 – 09.35
Udang Windu
4 Jum’at, 18/03/22 Mencuci bak fiber
dengan menggunakkan
klorin untuk persiapan 10.15 – 10.48
penelitian ikan
Baronang.
Membantu pemotongan
cumi - cumi untuk 11.23 – 11.48
Pakan Udang
07.55 – 08.02
Pemberian pakan pada
5 Sabtu, 19/03/22 11.08 – 11.16
Ikan baronang
11.57 – 16.05
Membantu teman
memonitoring Kualitas 08.23 – 08.43
Air Ikan Nila
Membantu Mengkultur
Probiotik untuk udang 08.38-09.43
windu
18 Jumat, 01/03/22
Memompa sekaligus
menyaring air asin ke
bak viber untuk 09.55 – 15.04
penilitian ikan
Baronang
Membantu menyiapkan
pakan kepiting berupa 10.04 – 10.23
ikan rucah
Membantu teman
Monitoring kualitas air
09.24 – 09.29
di Tambak Induk Ikan
Membantu teman
22 Selasa, 05/04/22 menebarkan Probiotik 08.56 – 09.12
untuk Udang Windu
Menyiapkan wadah
(Bak viber) dan selang
aerasi untuk persiapan 08.10 – 08.45
penelitian ikan
baronang.
23 Rabu, 06/04/22
Penebaran kapur
sebanyak 10 kg di
tambak Benton, yang
nanti airnya akan 09.03 – 09.16
digunakan untuk
penelitian ikan
baronanag.
Menangani mortalitas
benih ikan Baronang
24 Kamis, 07/04/22
dengan cara mengganti 08.11 – 09.07
airnya dan menurunkan
kadar salinitasnya.
25 Jumat, 08/04/22
Pembersihan bak fiber
untuk penapung air 08.00 – 09.13
ikan baronang.
07.55 – 08.08
Pemberian Pakan pada
08.00 – 08.10
Pemberian Pakan pada
08.00 – 08.10
Pemberian Pakan pada
Ikan Baronang berupa 11.00 – 11.08
pelet.
16.00 – 16.07
Membantu teman
Membantu teman
29 Selasa, 12/04/22
memanen sekaligus 08.23 – 09.03
menyampling ikan nila
08.00 – 08.10
Pemberian Pakan pada
07.17 – 07.22
Pemberian Pakan pada
Ikan Baronang berupa 11.23 – 11.27
pelet.
15.46 – 15.53
Mengseser dan
menghitung benih ikan
16.10 – 16.58
nila untuk persiapan
penelitian.
07.32 – 07.40
Pemberian Pakan pada
Ikan Baronang berupa 11.03 – 11.11
pelet.
15.56 – 16.02
33 Sabtu, 16/04/22
Memompa air asin ke
bak viber untuk 11.24 – 13.23
penelitian
07.55 – 08.05
Pemberian Pakan pada
07.23 – 07.37
Pemberian Pakan pada
Ikan Baronang berupa 11.13 – 11.25
pelet.
35 Senin, 18/04/22 15.45 – 16.00
07.15 – 07.25
Pemberian Pakan pada
07.23 – 09.24
Pemberian Pakan pada
08.00 – 09.32
Pemberian Pakan pada
Ikan Baronang berupa 13.00 – 14.16
pelet
39 Jumat, 22/04/22 16.00 – 16.48
08.00 – 09.45
Pemberian Pakan pada
Ikan Baronang berupa 13.00 – 14.03
09.45 – 10.00
Sipon sisa pakan ikan
14.04 – 14.23
beronang
16.23 – 16.47
08.00 – 09.45
Pemberian Pakan pada
Ikan Baronang berupa 13.00 – 14.03
41 Minggu,24/04/22 pelet.
15.54 – 16.23
09.45 – 10.00
Sipon sisa pakan ikan
14.04 – 14.23
beronang
16.23 – 16.47
08.00 – 09.45
Pemberian Pakan pada
Ikan Baronang berupa 13.00 – 14.03
09.45 – 10.00
Sipon sisa pakan ikan
14.04 – 14.23
beronang
16.23 – 16.47
08.00 – 09.45
Pemberian Pakan pada
Ikan Baronang berupa 13.00 – 14.03
09.45 – 10.00
Sipon sisa pakan ikan
14.04 – 14.23
beronang
16.23 – 16.47
47 Sabtu, 30/04/22
48 Minggu, 01/05/22
49 Senin, 02/05/22
50 Selasa, 03/05/22
51 Rabu, 04/05/22
52 Kamis, 05/05/22
54 Sabtu, 07/05/22
Minggu,
55
08//05/22
56 Senin, 09/05/22
57 Selasa,10/05/22
58 Rabu,11/05/22
60 Jumat, 13/05/22