OLEH :
PROVINSI RIAU
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
Laporan Praktik Kerja Industri dengan judul “ Teknik Pembenihan Ikan Tawes
dengan 22 Mei disetujui dan disahkan oleh SMKN 1 Perhentian Raja, pada Hari
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Panitia Praktik Kerja Industri Ketua Kompetensi Keahlian
SMKN 1 Perhentian Raja Agribisnis Perikanan Air Tawar
Menyetujui,
Kepala SMKN 1 Perhentian Raja
i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
NISN : 0052179246
SEMESTER : 5 (lima)
Sumatera Barat.
Menyetujui
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat nya
semi intensif di UPTD KPSDKP Sumatra Barat. “Laporan ini di buat sebagai
kepada :
Raja.
pembimbing lapangan.
8. Bapak Fahrul Rozi, S,Pi. dan ibu Resty Ika Prahesti,S.Pd. Sebagai guru
9. Ibu Resty Ika Prahesti, S.Pd. Sebagai wali kelas dan guru – guru beserta
ii
i
10. Dan seluruh teman-teman dan pihak yang terlibat dan juga telah terlibat
prktik kerja industri ini, namun penulis masih mengharapkan kritik dan saran
Penulis
i
v
DAFTAR ISI
Isi Halaman
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH...............................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI..........................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................ix
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat...................................................................................................2
1.3.1 Tujuan.................................................................................................................2
1.3.2 Manfaat...............................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................4
2.1 Kondisi Geografis Praktik Kerja Industri (Perakerin )..............................................4
2.1.1 Sumber Air..........................................................................................................4
2.1.2 Keadaan Fisik......................................................................................................5
2.1.3 Sarana dan Prasarana..........................................................................................6
2.1.4 Laboratorium KesehatanIkan dan Lingkungan...................................................7
2.2 Bioekologi Ikan Tawas..............................................................................................7
2.2.1 Klarifikasi ikan tawas ( Barbonyous gonionotus ).............................................7
2.2.2 Morfologi Ikan Tawes ( Barbonymous gonionotus ).........................................8
2.2.3 Kelebihan komoditas ikan tawas.........................................................................9
2.2.4 Habitat dan Kebiasaan hidup.............................................................................9
2.2.5 Hama dan Penyakit..........................................................................................10
2.2.6 Kualitas air.......................................................................................................11
2.2.7 Pakan................................................................................................................12
2.3 Struktur Organisasi Kepegawaian...........................................................................13
v
2.4 Sejarah UPTD KPSDKP..........................................................................................14
2.5 Tugas dan Fungsi.....................................................................................................15
2.6 Visi, Misi dan Motto................................................................................................16
BAB III..............................................................................................................................18
METODE PRAKTIK KERJA INDUSTRI........................................................................18
3.1 Waktu dan Tempat....................................................................................................18
v
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
v
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
5 . hasil pemijahan..................................................................................................23
v
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
i
x
x
BAB I
PENDAHULUAN
(Barbonymus gonionotus) adalah sejenis ikan air tawar anggota suku cyprinidae .
Ikan ini merupakan salah satu yang penting dan populer dikembangkan dalam
akuakultur sebagai ikan konsumsi. Secara alami tawes menyebar luas di indocina
sulawesi.
potensi ikan tawes untuk di budidayakan cukup besar karena memiliki beberapa
Perkembangan ikan tawes di kolam akan jauh lebih cepat karena pola
makan yang cukup dan teratur dan tujuannya adalah sebagai ikan konsumsi
pancing ( KKP, 2011 ). Ikan tawes memiliki protein yaitu 13 % dan kandungan
aasam lemak, omega-3 per 100 gram serta di gemari masyarakat karena memiliki
daging cukup tebal, rasa daging yang enak, sehingga permintaan pasar ikan tawes
1
cukup tinggi. Ikan tawes adalah ikan yang telah lama di budidayakan karena
tawes di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penulisan laporan
dengan judul teknik pembenihan ikan tawes secara semi intensif pada kolam semi
intensif.
Adapun beberapa rumusan masalah dalam laporan prakerin ini dapat dilihat
sebagai berikut.
dipijahkan ?
3. Bagaimana cara memelihara larva ikan tawes dengan baik dan benar ?
1.3.1 Tujuan
berikut :
1. Untuk mengetahui cara pemeliharaan induk yang baik dan benar sebelum
ikan dipijahkan ?
2
1.3.2 Manfaat
KPSDKP Instalasi Konservasi Jenis Ikan perairan umum sungai sicincin adalah
sebagai berikut :
2. Siswa dapat menetahui bagaimana cara memelihara induk dan larva ikan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
instalasi konservasi jenis ikan perairan umum sungai sicincin sumatera barat
sumber air yang mengalir sepanjang tahun berasal dari irigasi Ilalang sicincin
4
Gambar 2 Area Budi Daya Ikan UPTD KPSDKP
perikanan instalasi konservasi jenis ikan perairan umum sungai sicincin sumatera
barat adalah 1,4 Ha yang terdiri dari 30 unit kolam, 0,55 Ha tanah darat yang
5
2.1.3 Sarana dan Prasarana
pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan instalasi konservasi jenis ikan
perairan umum sungai sicincin sumatera barat terlihat pada tabel dibawah ini.
6
2.1.4 Laboratorium KesehatanIkan dan Lingkungan
instalasi konservasi jenis ikan perairan umum sungai sicincin sumatera barat
untuk menjalankan tugas dalam produksi benih ikan air tawar yang bermutu dan
calon induk yang unggul di dukung dengan adanya laboratorium untuk memantau
Dalam lingkup laboratorium ini untuk menguji kualitas air meliputi : suhu,
Ph,, oksigen terlaruut, conductivity, amoniak, dan logam berat Cd, Pb. Pengujian
meliputi :
Kelas : Actionpterygii
Subkelas : Neopterygii
Divisi : Teleostei
Ordo : Cypriniformes
7
Superfamili : Cyprinoidea
Famili : Cypridae
Subfamili : Barbinae
Name : Gonionutus
dari pengamatan morfologi ikan adalah untuk memberikan gambaran dari bentuk
luar ikan yang dapat di gunakan sebagai ciri – ciri khusus ikan utuk dapat
diidentifikasi. Morfologi tubuh eksternal ikan di bagi mmenjadi tiga bagian yaitu
bagian kepala, badan dan ekor. Bagian luar tubuh ikan yang terlihat adalah mata,
hampir segitiga dan pipih, sisik relatif besar dengan warna keperak – perakan
atau putih ke abu – abuan. Warna sisik di bagian punggung lebih gelap, sedangkan
warna sisik di bagian perut lebih putih. Tinggi ikan tawes 1:2,4-2,6 kali panjang
standar. Mulut berbentuk runcing dan letaknya di tengah ( terminal , selain itu
mulut ikan tawes memiliki dua pasang sungut kecil. Sirip ekor bercagak dalam
8
Pada moncong terdapat tonjolan – tonjolan yang kecil. Pada bagian sirip
punggung dan sirip ekor berwarna abu – abu kaddang berwarna kekuningan Ada
Ikan tawes merupakan jenis ikan air tawar asli Indonesia serta tergolong
sebagai ikan pemakan ikan tumbuh – tunbuhan sepertti alga, zooplankton dan
tumbuhan air seperti Hydrilla verticillata. Ikan tawes memiliki keistimewaan yaitu
( Diana dan Eri, 2018 ). Namun terdapat kendala dalam kegiatan budidaya yaitu
ikan tawes memiliki laju pertumbuhan yang lambat hal ini di duga karena pakan
Habitan hidup nya pada tipe perairan danau, waduk dan sungai.
termasuk di waaduk Gajah Mungkur, Erni ( 2017 ). Ikan tawes merupakan ikan
asli Indonesia dengan nama “Putuhan atau Bander Putihan “. Ikan tawes dapat di
9
budidayakan dengan baik mulai dari tepi pantai (di tambak air payau ) sampai
ketinggian 800 m di atas permukaan air laut, dengan suhu air optimum antara 25-
30C. Ikan tawes merupakan penghuni sungai dengan arus deras. Tubuh nya yang
langsing dan tinggi disiapkan untuk menghadapi kondisi alam perairan yang
berarus deras.
adanya hama dan penyakit. Hama adalah organisme pengganggu yang dapat
memangsa, baik secara langsung maupun bertahap. Penyakit adalah segala sesuatu
yang menimbulkan gangguan pada ikan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Gangguan pada ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan
Hama dan pnyakit yang menyerang ikan tawes antara lain Gyrodactilus
dan Mixobolus spp yang kerap menyerang pada benih sampai ikan dewasa.
GYRODACTYLIASIS
ikan.Hampir semua jenis ikan air tawar, terutama benih.Jika ikan sudah terkena
ini adalah kualitas air yang menurun, kekurangan pakan, padat tebar tinggi dan
fluktuasi suhu air selalu berubah. Untuk mencgah timbul nya parasit ini, yaitu
meningkatkan kualitas air, pemberian pakan tepat bermutu dan jumlah yang
10
Parasit ini dapat diberantas dengan perendaman menggunakan garam dapur, dosis
12,5-23 gr / m2 selama 24-36 jam dan larutan formalin 40 ppm selama 24 jam.
MYXOSPOREASIS
spp biasanya menyerang pada bagian insang saat benih,mulai berumur 1 bulan.
Jika ikan sudah terkena parasit ini adanya benjolan menyerupai tumor pada insang
ikan, bahkan sering di sebut penyakit amandel. Ada faktor yang menddukung
adanya parasit ini adalah kualitas air yang menurun dan padat tebar yang
tinggi.Untuk mencagah timbul nya penyakit ini, yaitu pengendapan air dan
pengeringan.
kualitas air sebagai media hidup organisme akuatik harus memenuhi persyaratan
kuantitas ( jumlah ) dan kualitas ( mutu ). Suplai air yang cukup belum mampu
tidak memadai. Kualitas air sangat di pengaruhi oleh mutu sumber air, kondisi
Menurut Rina et.al ( 2015 ) suhu yang tepat adalah berkisar antara 25 C –
terlarut dalam air adalah faktor yang sangat kritis dalam pemeliharaan,
kandungan oksigen yang baik untuk budidaya ikan minimal 4 mg/l air.
11
2.2.7 Pakan
( pelet). Kualitas pakn ditentukan oleh protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral dengan formulasi yang tepat ( Rabegnatar & Tahapari, 2002 ). Pakan
berkesinabungan.
d. Bentuk dan ukuran pakan buatan dapat diatur sesuai dengan ukuran ikan
12
2.3 Struktur Organisasi Kepegawaia
KEPALA UPTD
Staf : 1. Jafrizal
2. Joni Rustam
3. Kasterli
4. Suryati
5. Johan Sbastian
Pada tahun 2001 Balai Benih Ikan Sentral Sicincin berubah menjadi
UPTD BBI Provinsi Sumatera Barat yang berstatus Eselon III A. Berdasarkan
Surat Keputusan Gubernur Nomor 22 tahun 2001. Sebagai tndak lanjut dari
peraturan gubernur sumatera barat nomor 65 tahun 2009 tentang organisasi dan
tata kerja unit pelaksana teknis dinas kelautan dan perikanan provinsi sumatera
barat maka kepala dinas kelautan dan perikanan provinsi sumatera barat menetap
uraian tugas, fungsi dan tata kerja UPTD balai budidaya ikan merupakan unit
ikan air tawar yang berada dibbawah dan bertanggung jawab kepada dinas
Melalui peraturan gubernur provinsi sumatera barat nomor : 109 tahun 2017
tanggal 29 desember 2018 dibentuk struktur organisasi dan tata unit pelaksana
teknis daerah ( UPTD ) dinas kelautan dan perikanan provinsi sumatera barat.
Salah satunya adalah UPTD Konservasi dan pengawasan sumber daya kelautan
dan perikanan. UPTD KPSDKP adalah unit pelaksana teknis daerah yang
tugas organisasi induk yakni dinas kelautan dan perikanan sumatera barat.
14
monitoring evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksaan tugas konservasi dan
terkait serta pelaksanaan tugas kedinasan lain yang i berikan oleh pimpinan.
UPTD KPSDKP mempunyai dua instalasi konservasi jenis ikan yaitu instalasi
Konservasi jenis ikan perairan umum sungai sicincin dan instalasi konservasi jenis
tahun 2017 tanggal 29 desember 2017, tugas dan fungsi UPTD konservasi dan
Tugas
Fungsi
15
c. Pelaksaaan pengawasan terhadap seluruh kegiatan konservasi
pemimpin.
Visi
Misi
penerapan MCS dan law enforcement. Meningkatkan koordinasi dan kerja sama
16
penegakan hokum. Menigkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap
Motto
17
BAB III
Praktik kerja industri ini dilaksanakan mulai dari tanggal 7 februari 2023
sampai 22 mei 2022, di UPTD Konservasi dan pengawasan sumber daya kelautan
sumatera barat yang berlokasi di Jl. Raya Bukittinggi Km. 45 tepatnya di korong
Alat yang di gunakan dalam pelaksanaan prakerin ini dapat dilihat dari table
dibawah ini.
saat panen
setelah dipanen
18
6. Styrofom Wadah untuk menampung sementara ikan
membuat kamlir
ikut terbuang
larva sementara
tubuh ikan
perairan
perairan
Bahan yang di gunakan dalam praktik kerja industri ini adalah dapat dilihat pada
19
Tabel 3 bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktik
gonat
UREA )
pemijahan.
1. Pemeliharaan induk
2. Persiapan wadah
3. Seleksi induk
4. Pemijahan
5. Pendederan
20
3.3.1 Pemeliharaan Induk Ikan Tawes
menjaga kondisi induk maupun calon induk agar selalu dalam kondisi prima pada
saat pemijahan sehingga mampu menghasilkan benih ikan yang berkualitas dan
jumlah yang banyak. Induk ikan yang berkualitas dapat ditentukan melalui ciri
fisik. Induk yang bagus memiliki struktur organ yang lengkap sesuai dengan umur
ikan.
secara semi intensif di balai UPTD KPSDKP dilakukan pada corong penetasan
telur ( proses pemijahan, penetasan telur dan pemeliharaan larva ) dan di tebar di
kolam semi intensif yaitu kolam yang berdinding beton dan berdasar lumpur.
Seleksi induk dilakukan dengan melihat ciri morfologi ikan dan proses.
Secara morfologi, induk ikan yang siap untuk memijah memiliki lubang genital
berwarna kemerahan dan cenderung menonjol, dan pada induk betina ukuran
Setelah itu, telur diamati dengan melihat diameter, warna telur, dan keseragaman
telur. Telur yang berkualitas baik akan berwarna kuning kecoklatan dan memiliki
21
3.3.4 Pemijahan
seleksi induk , setelah induk sudah diselekesi induk di berokkan di kolam yang
terpisah selama 1 – 2 hari.S etelah induk sudah di berok, kemudian induk jantan
Kemudian telur dibiarkan di dalam wadah tersebut sampai menetas. Setelah telus
sudah menetas larva dibiarkan selama 2 hari, setelah larva berumur 2 hari larva di
beri pakan alami, pemeberian pakan alami ini di berikan selama 2 hari. Setelah
larva sudah berumur 3 -5 hari larva sudah bisa di tebar di kollam pendederan.
3.3.5 Pendederan
ada beberapa langkah – lankah yang harus dilakukan yaitu sebagai Berikut :
1. Persiapan kolam
2. Proses pemupukan
3. Pengisian air
4. Penebaran benih
5. Pemeliharaan benih
22
BAB IV
4.1 Hasil
3. Berat 1 kg 0,638 kg
4. Panjang 15 cm 25 cm
4.2 Pembahasan
Hal ini agar terhindar dari terjadinya pemijahan liar. Kolam yang digunakan
dalam pemeliharaan ini adalah kolam semi intensif yaitu kolam yang berdinding
beton dan berdasar lumpur. Masing – masing kolam ini memiliki luas 18 m2
dengan padat tebar 4 ekor / m2. Sistem pemeliharaan induk ikan tawes ini di
23
campur dengan induk ikan nilem. . Induk ikan tawes ini bisa di pijahkan kembali
setelah di pelihara lagi selama 1,5 bulan tergantung pakan yang diberikan.
Pemberian pakan untuk induk sebaiknya memiliki kadar protein yang tinggi agar
pellet. Pemeberian pakan induk ini dilakukan 2 x sehari dengan dosis 3 % dari
penetasan telur dan wadah pemeliharaan larva. Wadah yang digunakan disini
adalah corong penetasan telur yang berdiameter 120 cm dan memiliki volume air
sebanyak 125,6 liter. Tahap yang petama adalah membersihkan corong penetasan
telur kemudian diisi dengan air yang sudah ditentukan. Setelah itu corong di beri
aerasi agar keseimbangan oksigen dalam wadah tetap stabil. Air yang telah diisi
kedalam corong didiamkan selama satu malam agar kotoran dalam air
mengendap, kemudian air disipon agar dasar corong menjadi bersih dan siap
gonad dilakukan pada pagi hari agar menghindari perubahan cuaca yang akann
24
bulan ( jantan ) dan 12 – 18 bulan ( betina ). Berikut ini adalah ciri - ciri induk
Ikan tawes jantan pada umumnya memiliiki ciri – ciri, yaitu bila perut di
urut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan berwarna keputih – putihan
( sperma ),tutup insang bila di raba terasa kasar dan tubuh ikan jantan lebih
Ikan tawes betina pada umumnya memiliki ciri – ciri yaitu letak lubang
dubur relatif lebih dekat ke pangkal ekor, kepala relatif lebih kecil dan meruncing,
sisiknya besar dan teratur, pangkal ekor lebar dan kokoh, perut nya mengembang
kemerah – merahan, tutup insang bila di raba lebih licin dan bila perut diurut dari
25
4.2.4 Pemijahan
Pemijahan ikan tawes dilakukan secara semi intensif yaitu dengan cara
memijahnya terjadi secara alamiah dicorong penetsan telur. Induk yang digunakan
dalam pemijahan mempunyai berat sekitar 250 – 500 g / ekor dan umur
menghasilkan telur hingga 20.000 butir / ekor tergantung berat tubuh ikan.
Perbandingan jumlah induk yang akan dipijahkan 4 ekor jantan dan 1 ekor
betina atau sama dengan 4 : 1. Induk ikan tawes yang telah terpilih untuk
dan betina secara terpisah selama 1 – 2 hari. Setelah induk ikan di berok kemudian
penetasan telur ) yang telah di siapkan. Setelah 3 jam kemudian tepat nya pada
pukul 13:00 wib. Induk ikan betina di suntik dengan rangsangan hormon ovaprim
dengan kemiringan 45ºC, dengan dosis ovaprim 0,1 ml untuk satu induk. Dalam
pemijahan semi intensif kali ini hanya induk ikan betina saja yang di beri
yang tadi sudah dimasukkan induk jantan. Proses perkawinan induk diawali
dengan proses kejar – kejaran. Ikan tawes akan memijah setelah 9 jam dari waktu
penyuntikan ovaprim. Setelah ikan sudah memijah, ikan segera di pindahkan lagi
26
ke kolam pemeliharaan. Dalam proses penetasan telur usahakan aerasi tetap hidup
agar telur tidak mengendap / tetap melayang. Penetasan telur ikan tawes akan
menetas setelah 5-8 jam dengan suhu 27 – 29 C. Setelah telur menetas, larva
dibiarkan dahulu didalam corong penetasan selama 1 – 4 hari. Setelah larva sudah
berumur 2 hari larva sudah bisa diberi pakan alami seperti spirulina dan schorella,
pakan alami ini diberikan selama 2 hari. Setelah larva sudah berumur 3 – 5 hari
larva sudah bisa di tebar di kolam pendederan yang sudah disiapkan sebelumnya.
4.2.5 Pendederan
tahap yaitu pendederan tahap 1, 2 dan 3. Tetapi pembenihan kali ini hanya
1. Persiapan kolam
menghilangkan hama dan penyakit yang tidak baik. Pengolahan dasar kolam
beracun yang terdapat di dasar kolam budidaya ikan akan menguap. Setelah
dasar kolam rata, lalu dibuat saluran ditengah kolam saluran kolam ini di sebut
sebagai kamalir.
2. Proses Pemupukan
27
Pemupukan kolan bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami yaitu
3. Pengairan
dengan kedalaman air seperti sinar matahari masih bisa menembus dasar
Biarkan kondisi tersebut selama 4-5 hari hingga warna air akan terlihat
kehijauan. Itu tandanya ganging sebagai makan biota air dan ikan telah
tumbuh. Setelah itu ketinggian air bisa dinaikkan hingga 20-50 cm dan kollam
4. Penebaran benih
Pada penebaran benih ukuran 0,1 – 1 cm dengan padat tebar 100 ekor /
m2, untuk cara adaptasi ikan tawes ini adalah dengan cara memasukkan
wadah yang berisi benih ikan tawes kedalam air kolam kemudian biarkan
selama beberapa menit. Setelah itu mirigkan wadah tersebut, dan biarkan
benih ikan tawes tersebut keluar dengan sendirinya. Perkiraan larva yang di
28
5. Pemberian pakan
Diketahui :
Dosis pakan 5 %
Jawab =
= 12 kg x 5% = 0,6 kg
= 0,6 : 2 = 0,3 kg
= 300 gram
29
BAB V
5.1 Kesimpulan
Adapun hasil praktek kerja industri ( prakerin ) yang telah penulis lakukan
Metode pemijahan ikan tawes secara semi intensif yaitu pemijahan yang
betina dan 4 induk jantan. Proses dalam pemijahan ikan tawes meliputi seleksi
5.2 Saran
lagi dan pemberian pakan yang rutin, karena pakan sangat berpengaruh
sebaiknya pemberian pakan terhadap larva / benih harus sesuai dengan dosis
30
DAFTAR PUSTAKA
Barsella, Diana. (2012). Sistem Informasi Kesehatan (hal. 35, 64-81). Jakarta :
Mitra Wacana Medika.
Zonnelved, N., E.A. Huisman dan J.H. Boon. 1991.Prinsip-prinsip Budidaya Ikan.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 336 hlm.
31
LAMPIRAN
32
Lampiran 2. Kegiatan yang dilakukan selama prakerin
Gotong royong
33