OLEH:
YESYA SALAY
NIT 20.3.03.112
OLEH:
YESYA SALAY
NIT 20.3.03.112
i
HALAMAN PENGESAHAN
Komisi Pembimbing:
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Budidaya Perikanan
ii
Ernawati, M.Si
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmatnya serta hidayatnya penulis bisa melaksanakan Laporan
Praktik Lapang (PKL), laporan ini berisi tentang ulasan kegiatan selama PKL I
berlangsung. Dalam penyusunan laporan PKL ini, penulis banyak dibantu oleh
berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Muhamad Ali Ulat, S.Pi,M.Si selaku direktur Politeknik Kelautan
dan Perikanan Sorong
2. Ibu Ernawati, M.SI selaku ketua Program Studi Teknik Budidaya
Perikanan
3. Bapak Agung Setia Abadi, S.Pi.,MP selaku pembimbing utama yang telah
meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan kepada penulis
sehingga dapat menyelessaikan laporan dengan baik
4. Ibu Astherfina Widyastami Puspitasari., M.P selaku pembimbing
pendamping yang selalu memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini
5. Orang tua tercinta yang selalu senantiasa memberikan dukungan moral
maupun material, motivasi dan mendoakan penulis sehingga diberi
kelancaran dan kesusksesan dalam segala hal.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran bersifat membangun dari pembaca sangat
diharapkan penulis untuk menyempurnakan laporan ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PEGESAHAN................................................................................ii
UCAPAN TERIMAKASIH................................................................................iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vi
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan ......................................................................................................2
II. METODE PRAKTIK.....................................................................................3
2.1 Waktu dan Tempat...................................................................................3
2.2 Prosedur Kerja..........................................................................................3
2.2.1 Pengelolaan Induk Ikan Rainbow..........................................................3
2.3 Analisa Data............................................................................................4
2.3.1 Fekunditas.............................................................................................4
2.3.2 Tingkat Penetasan Telur (HR)...............................................................5
2.3.3 Kelulushidupan/Survival Rate (SR)......................................................5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................6
3.1 Biologi Ikan Rainbow Boesemani (Melanotaenia boesemani)..............6
3.1.1 Habitat dan penyebaran.........................................................................7
3.2 Biologi Ikan Rainbow Ajamaru (Melanotaenia ajamaruensis)...............7
3.2.1 Habitat dan penyebaran.........................................................................8
3.3 Perbedaan Induk Ikan Rainbow Jantan dan Betina.................................8
3.4 Teknik Pengelolaan Induk Ikan Rainbow................................................9
3.4.1 Persiapan Wadah Ikan Rainbow............................................................9
3.4.2 Umur, Ukuran, Panjang dan Berat Induk..............................................10
3.4.3 Pengelolaan Pakan.................................................................................10
3.4.4 Kualitas Air...........................................................................................10
3.4.5 Hama dan Penyakit................................................................................11
3.5 Data Pembenihan......................................................................................12
3.5.1 Fekunditas.............................................................................................13
3.5.2 SR..........................................................................................................14
2.5.5 HR.........................................................................................................15
2.5.6 FR..........................................................................................................16
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................19
iv
4.1 Kesimpulan...............................................................................................18
4.2 Saran.........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19
LAMPIRAN.........................................................................................................20
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
I. PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Tujuan Dari Praktek Kerja Lapang (PKL) I ini adalah untuk mengetahui
Teknik Pembenihan Ikan Rainbow di Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT),
Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Papua Barat.
2
II. METODE PRAKTIK
3
Dilakukan penyiponan, penyiponan dapat dilakukan terus selama 3
hari sekali. Jika dirasa air yang digunakan terlalu buruk dapat
dilakukan pergantian air yang dilakukan secara perlahan-lahan
Setelah itu dilakukan pergantian air, penggantian air yang dilakukan
secara perlahan-lahan dilakukan agar ikan rainbow tidak stres
menghadapi pergantian air yang ekstrim.
f. Hama dan Penyakit
Adapun hal yang perlu dilakukan agar ikan tidak terserang penyakit yaitu:
Dilakukan pengontrolan hama dan penyakit induk ikan rainbow
dilakukan dengan cara memeriksa hama dan penyakit yang menyerang
induk ikan rainbow.
2.3.1 Fekunditas
Penentuan fekunditas dilakukan dengan menimbang induk yang belum
memijah kemudian menimbang juga induk yang sudah memijah hal ini dilakukan
agar dapat mengetahui berat induk sebelum memijah dan berat induk sesudah
memijah, setelah itu ambil telur untuk dijadikan sampel dan kemudian ditimbang
untuk mengetahui berat sampel telur, hal ini dilakukan untuk menghitung
Fekunditas ikan.
w 0−wt
F= g
xn
Keterangan:
4
F = Fekunditas (jumlah telur dalam satuan. gonad/ ikan)
Wo = Bobot induk sebelum dipijahkan
Wt = bobot induk setelah dipijahkan
g = berat sampel telur
n = Jumlah telur dalam sampel
2.3.2 Tingkat Penetasan Telur (HR)
Derajat Penetasan/Hatching Rate (HR) Derajat penetasan dapat diketahui
dengan menghitung jumlah telur yang menetas dari total sampel telur, maka akan
di ketahui nilai Hatching Rate (HR). Untuk menghitung tingkat penetasan telur
9(HR) yang perlu dilakukan yaitu ambil telur yang melengket pada tanaman air
kemudian ambil telur dan hitung jumlah telur yang ada pada tanaman air tersebut
setelah itu pisahkan telur ke kolam lain kemudian tunggu sampai telur menetas
dan hitung telur yang menetas itu, hal ini dilakukan untuk menghitung HR
(hatching rate) Berikut cara menghitung HR adalah sebagai berikut:
Menurut Said (2008), rumus penghitungan Hatching rate (HR) adalah
sebagai berikut:
Nt
SR = N 0 x 100 %
Keterangan :
SR = Survival Rate
Nt = jumlah telur yang dipanen
N0 = jumlah telur yang menetas
5
2.3.4 Tingkat pembuahan (Fertility Rate-FR)
Fertilization rate (FR) merupakan prosentase telur yang terbuahi dari jumlah
telur yang dikeluarkan pada proses pemijahan, hal yang perlu dilakukan yaitu
menghitung jumlah telur yang terbuahi dan menhitung juga jumlah total, hal ini
dilakukan agar dapat dengan mudah mencari FR ikan.
Berikut ini adalah rumus Menurut (Hui et al., 2014) adalah sebagai berikut:
6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Osteichthyes
Sub Class : Actinopterygii
Ordo : Atheriniformes
Family : Melanotaeniidae
Genus : Melanotaenia
Spesies : Melanotaenia boesemani
Nama Lokal : Ikan kaskado, ikan Rainbow
7
3.1.1 Habitat dan penyebaran
Ikan rainbow berasal dari Papua (Papua Indonesia dan Papua New Guinea)
dan sebagian benua Australia. Ikan Rainbow Boesemani merupakan ikan hias
endemik di perairan Papua, yang belum banyak diketahui data biologinya terkait
dengan reproduksinya. Menurut Allen (1991), beberapa jenis rainbow merupakan
ikan spesifik yang hidup endemik di danau Aitinjo dan danau Ayamaru di Papua.
Menurut Kottelat et al. (1993), jenis-jenis rainbow hidup tersebar mulai dari
dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.500 meter dari
permukaan laut, sehingga rainbow dapat dijumpai mulai dari perairan rawa,
sungai hingga danau. Ikan rainbow merupakan ikan tenang dan hidup di perairan
berarus yang relatif tenang. Menurut Nasution (2000), ikan rainbow hidup di
perairan tawar seperti danau, rawa dan sungai mengalir yang berbatu. Ikan
rainbow sangat peka terhadap oksigen rendah, kekeruhan dan suhu tinggi.
Hal tersebut dikuatkan juga dengan pendapat dari Kadarusman., dkk, (2007)
yang menyatakan bahwa pada tahun 2007 juga dilakukan ekspedisi oleh
Departemen Kelautan dan Perikanan dari Institut de Recherche Pour le
Development Perancis yang menemukan pula beberapa spesies baru di kawasan
kepala burung, Papua. Pada dasarnya ikan rainbow memiliki 65 spesies di
kawasan Gambar 1. Ikan Rainbow Boesemani (Google Image) 7 daratan besar
New Guinea dan australia telah dideskripsikan karakternya, dan 37 spesies
diantaranya mendiami Papua tepatnya pada Sungai Gelap yang merupakan
penamaan sungai yang belum mempunyai nama di sekitar daerah Kepala Burung,
Papua (Sudarto., dkk, 2007).
8
Gambar 2 Ikan Rainbow Ajamaru (Melanotaenia ajamaruensis)
9
3.3 Perbedaan Induk Ikan Rainbow Jantan dan Betina
Proses seleksi induk jantan dan betina dilakukan dengan cara memisahkan
induk jantan dan betina dengan ciri-ciri yang tampak pada tabel 1.
10
sebanyak 502 butir dan telur yang berhasil menetas sebanyak 170 butir. Dari hasil
tersebut dapat diketahui bahwa tingkat pembuahan telur ikan rainbow tergolong
bagus. Hal tersebut dipengaruhi oleh kualitas sel jantan (sperma) untuk membuahi
sel betina (telur) sehingga tercipta embrio ikan. Penetasan telur ikan rainbow
terjadi pada hari ke-6 hingga hari ke-10 setelah proses pembuahan telur. Dari hasil
penetasan tersebut dapat diketahui bahwa nilai penetasan ikan rainbow tergolong
bagus. Hal ini dikarenakan kondisi air yang digunakan dalam wadah penetasan
sesuai dengan kondisi yang ada di habitat aslinya.
Potensi ikan rainbow boesemani cukup menjanjikan secara ekonomis
terutama pada kalangan pecinta ikan hias, selain harganya yang cukup mahal ikan
ini juga mudah untuk di kembangbiakkan. Namun, dalam pemeliharaan benih
ikan ini membutuhkan penanganan khusus sehingga di dapatkan pertumbuhan
yang optimal serta nilai kelulushidupan yang tinggi. Pengembangan teknologi
pembenihan dan pemeliharaan ikan rainbow adalah salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk memenuhi permintaan serta merupakan upaya untuk menjaga
kelestarian ikan rainbow di Indonesia agar terhindar dari kepunahan.
11
3.4.3 Pengelolaan Pakan
Pada pengelolaan induk ikan rainbow yang dipelihara di kolam BS1
sampai BS16 pakan yang diberikan pada induk ikan rainbow ini adalah pakan
buatan berupa pakan FF-999, frekuensi pemberian pakan diberikan 2 kali sehari,
itupun sesuai dosis pakannya masing-masing, jadi setiap ukuran pemberian
pakannya bereda-beda. Tujuan dari pemberian pakan adalah untuk mempercepat
proses kematangan gonad ikan rainbow, hal ini sesuai dengan pendapat
(Mudjiman 2002) yang menyatakan bahwa pakan yang diberikan sangat
berpengaruh pada kematangan gonad dan kualitas telur yang dihasilkan,
pemberian pakan induk dapat dilihat pada gambar 4.
3.4.5 Hama
Hama pada bak pemeliharaan induk ikan rainbow ditemukan dikolam
BS(8) yaitu hama penganggu, berupa ikan nila. Cara mengatasi hama ikan nila
12
dikolam BS(8) adalah dengan mengambil hama ikan nila itu menggunakan seser
dan kemudian hama tersebut dikeluarkan dan digabungkan ke kolam ikan nila
13
3.5 Data Pembenihan
Data Teknik pertumbuhan ikan rainbow boesemani (Melanotaenia boesemani) dan ikan rainbow ajamaru
(Melanotaenia ajamaruensis) selama PKL disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 1 Nilai Pertumbuhan Ikan Rainbow
Berat Berat
Jumla Jumla
induk induk Berat Jumlah
h Jumla Jumla h telur
No sebelu sesuda telur telur Fekundit FR
telur HR h ikan h ikan yang
Bak m h sampe yang as (%)
samp awal akhir terbua
memija memija l menetas
el hi
h h
1 5,8 5 28 0,25 3 3% 45 40 90 28 0,31
2 8,16 5,41 22 0,55 5 5% 50 45 110 22 0,20
3 9,8 6,4 90 2,25 20 15% 40 35 136 40 0,29
4 8,7 6 90 1,2 25 12% 38 25 203 30 0,15
5 7,3 4,75 25 0,625 23 23% 50 45 102 15 0,15
6 7 4,8 15 0,735 5 11% 25 20 45 15 0,33
7 8,9 8 20 0,5 10 28% 40 35 36 20 0,56
8 6,8 5 7 0,17 3 4% 30 25 74 7 0,09
9 11 6,14 35 0,87 15 8% 30 25 196 30 0,15
10 6,6 3,6 31 0,77 13 11% 20 15 121 31 0,26
11 6,8 4,2 43 1,14 7 7% 30 26 98 47 0,48
12 7,1 5,1 61 1,52 11 14% 30 24 80 61 0,76
13 6,5 5,4 9 0,22 3 7% 20 18 45 9 0,20
14 6,75 5,5 41 0,97 11 21% 50 37 53 41 0,77
15 6,8 5,4 12 0,3 4 7% 40 36 56 12 0,21
16 8,4 7,2 47 1,17 12 25% 30 26 48 47 0,98
14
15
3.5.1 Tingkat pembuahan (Fertility Rate-FR)
Fertilization rate (FR) merupakan prosentase telur yang terbuahi dari
jumlah telur yang dikeluarkan pada proses pemijahan, Untuk menghitung nilai
derajat pembuahan (fertilization rate/FR) maka jumlah telur yang dibuahi dan
tidak dibuahi dihitung semuanya secara manual. Untuk menghitung nilai FR
digunakan rumus sebagai berikut:
FR
FR
0.98
0.76 0.77
0.56
0.48
0.31 0.29 0.33
0.26 0.21
0.20 0.15 0.15 0.15 0.20
0.09
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
16
Hasil ini didukung oleh pendapat Murtini, (2005), yang menyatakan
pembuahan adalah proses terjadinya pertemuan antara spermatozoa dengan sel
telur. Proses pembuahan pada sel telur sangat dipengaruhi oleh kualitas telur,
sperma dan kecepatan sperma untuk bergerak spontan sehingga mampu masuk ke
dalam lubang mikropil pada sel telur. Sedangkan perlakuan 12 dan 14
menunjukkan berbeda tidak nyata hal ini dikarenakan hasil rata-rata didapatkan
tidak berbeda jauh jaraknya (0,767%) dan (0,77%).
3.5.2 Fekunditas
Fekunditas (F) merupakan jumlah telur yang diovulasikan per satuan bobot
tubuh induk. Untuk mengetahui penghitungan fekunditas adalah dengan cara
mengambil sampel sebanyak 0,1 gr sebanyak tiga kali ulang dan dicari hasil rata-
ratanya. Telur sampel di timbang menggunakan timbangan digital. Adapun rumus
fekunditas dengan menggunakan metode gravimetrik (H Kara, 2014). Rumus
yang digunakan untuk menghitung fekunditas adalah sebagai berikut.
w 0−wt
F= xn
g
Keterangan:
F = Fekunditas (jumlah telur dalam satuan. gonad/ ikan)
Wo = Bobot induk sebelum dipijahkan
Wt = bobot induk setelah dipijahkan
g = berat sampel telur
n = Jumlah telur dalam sampel
Fekunditas (Kolam BS 1)
W 0−Wt
F= xn
g
122,
F= x 90
2,25
3,4
= x 90
2,25
= 1,51 x 90
Berdasarkan contoh fekunditas pada kolam 1 diatas dapat diketahui bahwa
jumah telur yang diovulasikan per satua bobot induk sebesar 135,9 butir.
17
FEKUNDITAS
250
200
203 196
150 FEKUNDITAS
136
100 121
110 102
90 98
74 80
50 56 48
45 36 45 53
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
18
HR = Kolam BS1
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
HR
19
Jumlah ikan akhir pemeliharaan
SR = Jumlahikan awal pemeliharaan x 100 %
SR
90%
90%
90%
90%
89%
88%
88%
87%
87%
83%
83%
80%
80%
75%
74%
66%
Axis Title
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
20
rainbow (Melanotaenia boesemani) dan ikan rainbow ajamaru
(Melanotaenia ajamaruensis).
4.1 Kesimpulan
Dari Praktik Kerja Lapang (PKL) I dapat disimpulkan yaitu:
1. Induk ikan Rainbow berasal dari Papua
2. Kegiatan pembenihan ikan Rainbow boesemani (Melanotaenia
boesemani) dan ikan rainbow ajamaru (Melanotaenia ajamaruensis) di
Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT), meliputi kegiatan persiapan
wadah, pemeliharaan induk, perhitungan umur, ukuran panjang, dan
berat induk, pengelolaan pakan, pengelolaan kualitas air, dan hama dan
penyakit serta teknik pemijahan, penetasn telur, pemeliharaan larva
sampai menjadi benih.
3. Dapat mengetahui bahwa Fekunditas dari pembenihan induk ikan
rainbow yaitu = 1492 butir,
4. Dapat mengetahui HR = 28%
5. Dapat mengetahui FR = 0,98%
6. Dapat mengetahui SR = 90% yang menunjukan jumlah telur serta tingkat
kelangsungan hidup larva cukup baik.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) I yang dilaksanakan
di Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) :
1. Perlu diperhatikan pengelolaan kualitas air yang baik dengan memasang
heater untuk menjaga suhu tetap stabil.
2. Harus dipertingkatkan lagi budidaya dan pembenihan ikan Rainbow
boesemani (Melanotaenia boesemani) dan ikan rainbow ajamaru
(Melanotaenia ajamaruensis) karena dapat menjadi peluang usaha yang bagus.
3. Sebaiknya sarana pembenihan lebih dilengkapi agar hasil produksi ikan
rainbow dapat ditingkatkan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Alifudin. 2003. Parasites In Fresh Water Ornamental Fish (Cupang, Guppy and
Rainbow fish). Jurnal Akuakultur Indonesia, 2 (2): 93-100.
Allen, G. R. and N. J. Cross. 1980. A Genetic classification of the eastern
rainbowfish (Family Melanotaedae). Record of the Western Australian
Museum. Australia. 8 (3): 377-396.
Allen, G. R. Dan R. K. Hadiary. 2013. Melanotaenia sneideri, a new spesies of
rainbowfishes (Melanotaeniidae), from West Papua Province, Indonesia.
Aquaculture, International Journal Ichthyology, 19 (3): 137-146.
Ardias, N. 2008. Peranan NaCl Terhadap Derajat Pembuahan, Penetasan Telur
dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Koi (Cyprinus carpio). Skripsi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. hal
40.
Boeseman, M. 1963. Notes on the fishes of Western New Guinea. Zoologische
Dharmaraj, S. and K. Dhevendaran. 2011. Aplication of Microbial Caratenoids as
a source of Colouration and Growth of Ornamental Fish Xiphophorus
helleri. World Journal of Fish and Marine Sciences, 3 (2): 137-144.
Dickreson, H. W. 2006. Ichthyophthyrius multifilis and Cryptocaryon irritans
(Philum Chiliophoa). Dalam Woo PTK. Fish desease and disorders. Volume
1 Protozoa and metazoan infections 2nd edition. University of Guelph
Canada. hal 116-153.
Effendi, I., N. J. Bugri dan Widanarni. 2006. Pengaruh padat penebaran terhadap
kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gurami (Osphronemus
gouramy) ukuran 2 cm. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5 (2): 127-135.
Farmer, B. D., S. A. Fuller, A. J. Mitchell, D. L. Straus, S. A. Bullard. 2013.
Efficacy of bath treatmaent of formalin and copper sulfate on cultured white
bass Morone chrysops concurrently infected by Onchocleidus mimus and
Ichthyopthirius multifilis. Journal of the World Aquaculture Society, 42:
399-405.
Fernando, C. H., J. I. Furtado, A. V. Gussev and S. A. Kakonge. 1972. Methods
for the study of freshwater fish parasites. University of Waterloo, Canada.
Biology Series, 2: hal 1-44.
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. PT.
Rineka Cipta. Jakarta. 179 hal.
Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid III untuk SMK. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta.
Pusey dkk, 2001. Spesis Ikan Pelangi. http://google.com diakses pada tanggal 1
Juni 2013
Saskia Y. 2012. Pembenihan ikan rainbow (Melanotaenia boesemani) di Balai
Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar (BRBIH) Depok. Usulan Praktik
Umum Universitas Lampung . Lampung
Soetrisno, 2006. Pemeliharaan Induk. dalam buku Ikan Hias Air Tawar :
Rainbow. Penebar Swadaya. Jakarta
22
Subandiyah S, Hirnawati R & Rohmy S. 2010. Pemijahan ikan rainbow asal
Papua dengan menggunakan shelter yang berbeda. Seminar Nasional
Biologi; Yogyakarta, 15 Mei 2010. Yogyakarta: UGM
Subandiyah S, Hirnawati R, Rohmy S, & Atmaja. 2010. Pemeliharaan larva ikan
hias pelangi asal Danau Kurumoi umur 7 hari dengan pakan alami. Seminar
Nasional Biologi; Yogyakarta, 15 Mei 2010. Yogyakarta: UGM
Umar C & Makmur S. 2006. Komposisi jenis dan hasil tangkapan ikan di Danau
Sentani Papua. J. BIODIVERSITAS 7:349-353
Widyati, W. 2009. Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila (Oreocromis niliticus) yang
Diberi Berbagai Dosis Enzim Cairan Romen pada Pakan Berbasis Daun
Lamtoro Lecucarena klocuola. Skripsi. Program studi Teknologi dan
Menejemen Budidaya. Institut Pertanian Bogor.
Yusrizal, M. 2000. Perbandingan Nilai Fertilitas, Daya Tetas dan Kelulusan
Hidup Larva Ikan Baung (Myttus nemurus C,V) Yang Diperoleh Dari
Perairan Alam Dengan Yang Dimatangkan Dikolam Akibat Penyuntikan
Hormon Ovaprim dan Prostagladin F2 A (PGF2a). Skripsi Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru.
23