Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SEJARAH

" MERKANTILISME"

GURU PEMBIMBING : Febri Hayasman, S.Pd

Kelompok 3

Septia anjelina br tambunan


Indah Aulia br silaban
Lilis marliana
Arya aji Nugraha
Faishal Syarif Al hafidz

SMA NEGERI 1 PERHENTIAN RAJA


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

Perhentian Raja, Nopember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Sejarah Merkantilisme......................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Merkantilisme dari berbagai sumber................................................................................3
Pengertian Merkantilisme..................................................................................................8
2.2 Dampak Merkantilisme Eropa pada Sejarah Dunia.........................................................9
2.3 Jenis Merkantilisme:.......................................................................................................10
2.4 Kritik terhadap Merkantilisme.......................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
2.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Merkantilisme


Merkantilisme adalah suatu aliran filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang
dengan pesat pada abad ke-16 sampai abad ke-18 di Eropa Barat. Karena itulah mengapa
semua ahli ekonomi Eropa pada periode tersebut dianggap sebagai merkantilis. Padahal
istilah 'merkantilis' sediri saat itu belum dikenal. Merkantilisme baru diperkenalkan pertama
kali oleh Victor de Riqueti, marquis de Mirabeau pada tahun [1763], dan dipopulerkan
oleh Adam Smith pada tahun 1776 dalam bukunya The Wealth of Nations.

Abad ke-16 di Eropa tengah bermunculan negara-negara merdeka seperti Inggris, Perancis,
Jerman, Italia dan Belanda. Mereka memiliki keinginan kuat untuk mempertahankan
kedaulatan, kebebasan dengan menunjukkan kesejahteraan rakyatnya. Ciri utama dari paham
merkantilisme ditandai dengan campur tangan negara/raja secara menyeluruh dalam setiap
sendi ekonomi. Filosofi merkantilisme memberi dukungan penuh bagi negara/raja untuk
mengintervensi dan mengatur perekonomiannya. Sehingga merkantilisme menjadi sebuah
tahap dalam perkembangan sejarah kebijakan ekonomi dimana kebijakan ekonomi dikaitkan
dengan erat kepada kesatuan politik dan kekuatan nasional.

Merkantilisme menitik beratkan kemakmuran suatu negara dari tingkat kekayaannya.


Pengumpulan kekayaan negara/raja dapat dilakukan dengan peningkatan volume
perdagangan. Volume perdagangan dapat ditingkatkan dengan (1)peningkatan produksi dan
(2)perluasan pasar. Kebutuhan akan pasar inilah yang yang menimbulkan peperangan di
negara Eropa dan dan lahirnya imprealisme.
Pada awal abad ke-16 beberapa kota besar seperti London, Paris dan Napoli mulai
bermunculan. Di kota-kota itu berbagai produk mulai dibuat oleh pengrajin. Periode ini
menandai kemunculan Masyarakat Pasar (Market Society). Saat merkantilisme berkembang,
Bangsa Eropa telah mengenal logam mulia sebagai medium of exchange (uang), sehingga
kemudian menetapkan standar ukuran kemakmuran suatu negara dengan jumlah logam mulia
yang dimiliki. Semakin banyak logam mulia, maka semakin makmur negara itu
dibandingkan dengan negara lainnya. Peningkatan produktivitas diperlukan untuk
meningkatkan ekspor, yang bisa mendatangkan surplus perdagangan.

1
Selain peningkatan produksi, upaya menambah kekayaan dalam merkantilisme adalah
perluasan pasar. Merkantilisme memandang perdagangan internasional sebagai suatu aspek
penting. Perdagangan internasional adalah cara untuk memperluas pasar dalam rangka
mendapatkan surplus perdagangan sebesar-besarnya. Kekayaan suatu negara diukur dari
perbandingan ekspor impornya. Seolah-olah ekspor dan impor berada dalam suatu
timbangan, di mana jika ekspor berlebih maka neraca perdangangan dianggap untung.
Dengan adanya keuntungan maka terjadi peningkatan pendapatan negara yang harus dibayar
dan diimbangi secara tunai dengan emas. Perpanjangan tangan para penguasa pada
merkantilisme terlihat dari kebijakan ekonomi proteksi, dimana negara/raja mendukung
ekspor dengan insentif dan menghadang import dengan tarif. Cara perluasan pasar yang
dilakukan pada masa merkantilisme ini adalah dengan penjelajahan samudra, membuka
wilayah-wilayah baru untuk di eksplorasi. Penjelajahan bangsa Eropa ini pada akhirnya
membawa ketamakan untuk menguasai sumber daya alam mereka sebagai bagian dari
kekayaan negara/raja-nya. Mereka menjadi wilayah-wilayah baru tersebut sebagai
jajahan/koloni mereka. Daerah koloni dipaksa untuk menghasilkan bahan mentah untuk
keperluan industri dan dipaksa untuk membeli hasil industri negara induk.

Contoh raja pengikut/ penganut sistem merkantilisme :


1. Raja Karel V dari negara Spanyol
2. Ratu Elizabeth dari Inggris
3. Prinsmaurits berasal dari Belanda
4. Louis XIV dari Prancis

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Merkantilisme dari berbagai sumber

1. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Merkantilisme

Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan


suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara
yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting.
Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital
(mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan
modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya)
impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif. Merkantilisme
mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan
perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong eksport (dengan banyak
insentif) dan mengurangi import (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan
ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem
ekonomi merkantilisme.

Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada awal
periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran bernegara sudah mulai
timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam
mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai
lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong
terjadinya banyak peperangan dikalangan negara Eropa dan era imperialisme Eropa akhirnya
dimulai. Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring
dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The
Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu
adalah negara industri terbesar di dunia.

Saat ini, semua ahli ekonomi Eropa antara tahun 1500 sampai tahun 1750 dianggap
sebagai merkantilis meskipun ketika itu istilah 'merkantilis' belum dikenal. Istilah ini pertama
kali diperkenalkan oleh Victor de Riqueti, marquis de Mirabeau pada tahun [1763], dan
kemudian dipopulerkan oleh Adam Smith pada tahun 1776. Pada kenyataannya, Adam Smith

3
menjadi orang pertama kali menyebutkan kontribusi merkantilis terhadap ilmu ekonomi
dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nations. Istilah merkantilis sendiri berasal dari
bahasa Latin mercari, yang berarti "untuk mengadakan pertukaran," yang berakar dari kata
merx, berarti "komoditas." Kata merkantilis pada awalnya digunakan oleh para kritikus
seperti Mirabeau dan Smith saja, namun kemudian kata ini juga digunakan dan diadopsi oleh
para sejarawan

2. Sumber : http://saung-elmu.blogspot.com/2010/09/merkantilisme.html

Paham Merkantilisme berkembang di negara-negara Barat dari abad ke-16 sampai


abad ke-18. Paham ini dipelopori oleh beberapa tokoh, seperti Thomas Mun Sir James Stuart
dari Inggris, Jean Baptiste Colbert dari Prancis, dan Antonio Serra dari Italia. Secara umum,
Merkantilisme dapat diartikan sebagai suatu kebijaksanaan politik ekonomi dari negara-
negara imperialis yang bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya kekayaan
berupa logam mulia. Logam mulia ini dijadikan sebagai ukuran terhadap kekayaan,
kesejahteraan, dan kekuasaan bagi negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, semakin
banyak logam mulia yang dimiliki oleh suatu negara imperialis maka semakin kaya dan
semakin berkuasalah negara tersebut. Mereka percaya bahwa dengan kekayaan yang
melimpah maka kesejahteraan akan meningkat dan kekuasaan pun semakin mudah untuk
didapatkan. Negara yang menerapkan sistem ekonomi merkantilis adalah Inggris Raya.

Dari pengertian Merkantilisme yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri Merkantilisme yaitu:

a. Negara adalah satu-satunya penguasa ekonomi;


b. Mendapatkan logam mulia (emas) sebanyak-banyaknya menjadi tujuan utama.

Gerakan Merkantilisme berkembang serta berpengaruh sangat kuat dalam kehidupan


politik dan ekonomi di negara-negara Barat, seperti negara Belanda, Inggris, Jerman, dan
Prancis. Setiap negara kolonialis saling berlomba untuk mendapatkan dan mengumpulkan
kekayaan berupa logam mulia untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan industri,
ekspor maupun impor. Bahkan, untuk mencapai tujuannya tidak jarang terjadi persaingan di
antara negara-negara kolonialis tersebut. Dengan ditemukannya jalur pelayaran dan
perdagangan di Samudera Atlantik maka hubungan luar negeri di antara negara-negara Barat
semakin terbuka lebar. Melalui interaksi perdagangan tersebut, setiap negara-negara Barat
mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda.

4
Seperti telah disebutkan pada uraian di atas, jelaslah bahwa paham Merkantilisme
pada dasarnya telah memberikan kekuatan yang luar biasa bagi setiap negara kolonialis untuk
memfokuskan segala kegiatan perdagangan dalam rangka memperoleh kekayaan yang
banyak dan kekuasaan yang luas. Tujuan Merkantilisme adalah untuk melindungi
perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara yang ada di masing-
masing negara. Inggris misalnya, menjadikan praktik politik ekonomi Merkantilisme dengan
tujuan untuk:

a. Mendapatkan neraca perdagangan aktif, yakni untuk memperoleh keuntungan besar


dari perdagangan luar negeri;
b. Melibatkan pemerintah dalam segala lapangan usaha dan perdagangan;
c. Mendorong pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan
sebagai daerah monopoli perdagangannya.

Pada perkembangan selanjutnya, nilai uang disamakan dengan emas, masing-masing


negara berusaha untuk mendapatkan emas. Oleh karena itu, paham Merkantilisme tidak
hanya menjadikan logam sebagai sumber kemakmuran, tetapi lebih dari itu memandang pula
pentingnya usaha untuk menukarkan barang-barang lainnya dengan emas batangan. Hal ini
ditandai dengan semakin banyaknya arus masuk emas ke pasaran Eropa. Selain itu, ditandai
pula dengan semangat bangsa-bangsa Barat untuk melakukan penjelajahan atau perdagangan
dengan Dunia Timur yang kaya akan sumber daya alam bagi pemenuhan pasar Eropa.

Sejak saat itu, tidak sedikit penjelajahan dan pelayaran bangsa-bangsa Eropa yang
dibiayai oleh raja atau negara. Setiap negara, seperti Inggris, Prancis, Belanda, dan Spanyol
saling bersaing untuk mendapatkan barang berharga tersebut. Negara-negara tersebut
melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap setiap daerah yang ditemuinya. Banyak daerah
yang menjadi sasaran bangsa-bangsa Barat itu, seperti daerah yang ada di benua Amerika
yang di dalamnya terdapat Kerajaan Inca, Maya, dan Astec. Di daerah-daerah itu, bangsa
Inggris, Prancis, Belanda, dan Spanyol melakukan eksploitasi untuk mendapatkan emas
sebanyak-banyaknya dalam rangka mencapai tujuan gerakan Merkantilisme.

Politik Merkantilisme melahirkan terbentuknya persekutuan-persekutuan dagang


masyarakat Eropa, seperti EIC (kongsi perdagangan Inggris di India) dan VOC (kongsi
perdagangan Belanda di Indonesia). Inggris bangkit sejalan dengan aman penjelajahan
samudera untuk mencari daerah-daerah baru yang kemudian dijadikan sebagai koloni. Begitu

5
juga dengan masyarakat Eropa lainnya, seperti Prancis, Belanda, dan Spanyol. Oleh karena
itu dalam perkembangan politik ekonomi, Merkantilisme secara langsung atau tidak telah
menimbulkan ekses lain, yakni perebutan daerah koloni. Penjelajahan samudera atau
pelayaran bangsa-bangsa Barat tersebut akhirnya sampai di Kepulauan Nusantara yang kaya
akan rempah-rempah, seperti lada, cengkih, pala, fuli (bunga pala), dan lain-lain. Bagi
bangsa-bangsa Eropa, rempah-rempah merupakan barang komoditas yang sangat laku di
pasaran Eropa. Oleh karena itu, mereka segera menukar bahan komoditas tersebut dengan
barang-barang kebutuhan rakyat Indonesia. Selanjutnya, untuk mendapatkan keuntungan
yang lebih besar lagi, mereka memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia.
Bahkan, tidak hanya dengan memonopoli perdagangan, mereka juga melakukan pemerasan
dan penguasaan daerah yang kemudian dikenal dengan penjajahan atau kolonialisme.

3. Sumber : http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4216/2.html

Merkantilisme adalah suatu aliran/filsafat ekonomi yang tumbuh dan berkembang


dengan pesat pada abad ke 16 sampai abad ke 18 di Eropa Barat. Pada awal abad ke 16
beberapa kota yang relatif besar mulai bermunculan seperti London, Paris dan Napoli. Di
kota-kota itu produk untuk keperluan mulai dibuat oleh pengrajin, seperti alat rumah tangga,
alat-alat dapur, gerabah dan pakaian jadi. Periode ini menandai kemunculan masyarakat
Pasar.

Pada dasarnya merkantilime adalah sebuah tahap dalam perkembangan sejarah


kebijakan ekonomi, sebuah sistem tentang kebijakan ekonomi yang banyak dipraktekkan oleh
banyak bangsawan Eropa dalam rangka menjamin kesatuan politik dan kekuatan nasional.
Merkantilis sendiri dapat dibedakan antara kelompok bullionist dan merkantilist murni.
Kelompok bullionist berkembang sebagai awal perkembangan kelompok merkantilist murni,
Ide dasarnya sebenarnya sama, yaitu berusaha mencapai kemakmuran negara, yang
membedakan adalah usaha untuk mencapai kemakmuran tersebut

Kelompok Bullionist, yang dipelopori oleh Gerald Malynes, mengaitkan kemakmuran


negara dengan banyaknya logam mulia, semakin besar stok logam mulia di dalam negeri
mencerminkan kemakmuran, kekuasaan dan kemegahan. Oleh karena itu kebijakan dalam
perdagangan adalah mendorong ekspor sebesar-besarnya, kecuali logam mulia dan melarang
impor dengan ketat, kecuali logam mulia, sehingga apabila terdapat surplus ekspor, maka
surplus ekspor ini akan dibayar dengan logam mulia. Menjual barang ke luar negeri selalu

6
lebih baik dari membeli barang dari negara lain, karena menjual barang dari negara lain akan
dibayar dengan logam mulia sedangkan membeli barang dari negara lain akan mengurangi
logam mulia.

Sedangkan golongan merkantilis murni, hal yang paling menonjol adalah aspek suku
bunga. Suku bunga yang rendah akan menguntungkan pencari kredit, dan ini diperlukan
untuk mendorong kegiatan ekonomi. Agar kegiatan ekonomi dapat berkembang maka harga
barang juga harus meningkat dan peningkatan harga barang dapat terjadi apabila jumlah uang
beredar meningkat. Agar uang yang berupa logam mulia dapat diperbanyak maka jalan yang
paling mudah adalah melakukan perdagangan internasional. Oleh karena itu setiap negara
wajib berusaha memperoleh neraca perdagangan yang menguntungkan (favorable balance of
trade). Surplus ekspor dapat menambah logam mulia, dan dengan masuknya logam mulai
maka negara akan menjadi makmur dan kuat.

Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:

a. Suatu negara akan makmur dan kuat bila ekspor lebih besar dari impor

b. Surplus yang diperoleh dari selisih ekspor dan impor (ekspor netto) yang positif akan
dibayar dengan logam mulia (emas dan perak). Dengan demikian semakin besar ekspor
netto maka akan semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri.

c. Pada waktu itu logam mulia digunakan sebagai alat pemba-yaran,sehingga negara yang
memiliki logam mulia yang banyak akan menjadi makmur dan kuat

d. Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan untuk membiayai armada
perang guna memperluas perdagangan luar negeri dan penyebaran agama

e. Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas per-dagangan luar negeri diikuti
dengan kolonisasi diAmerika Latin, Afrika dan Asia

Pendukung utama keompok merkantilis murni adalah Thomas Mun di Inggris, Colbert
di Perancis sehingga merkantilis di Perancis dinamakan colbertisme yang lebih menitik
beratkan pada perkembangan industri dalam negeri daripada perda-gangan internasional, Von
Hornigh dan Becker di Jerman dan Austria dan sistemnya disebut sebagai cameralisme.

7
Ide pokok merkantilis yang mengatakan negara atau raja akan menjadi kuat dengan
semakin banyaknya logam mulia mendapat kritikan dari David Hume, yang menyatakan
bahwa semakin banyak logam mulia maka ini berarti jumlah uang beredar (money supply)
akan semakin banyak. Bila money supply naik sedangkan produksi tetap, maka tentu akan
terjadi inflasi dan kenaikan harga. Kenaikan harga di dalam negeri akan menaikkan harga
barang-barang ekspor, sehingga kuantitas ekspor akan menurun.

Naiknya jumlah uang beredar yang diikuti dengan peningkatan inflasi akan
menyebabkan harga barang-barang impor menjadi lebih rendah, sehingga kuantitas impor
akan meningkat. Perkembangan yang demikian akan akan menyebabkan impor lebih besar
dari ekspor dan pada akhirnya logam mulia akan menurun atau berkurang (untuk membiayai
impor). Dengan berkurangnya logam mulia yang dimiliki maka negara atau raja menjadi
lebih miskin

Dengan adanya kritik David Hume ini, maka teori praklasik merkantilisme menjadi
tidak relevan. Selanjutnya muncullah teori klasik atau absolute advantage dari Adam
Smith.

4. Sumber : http://bunda-bisa.blogspot.com/2013/02/merkantilisme-ekonomi-pra-klasik.html

Pengertian Merkantilisme

Terminologi: mercari (Latin) , yang berarti "jual beli," yang berakar dari kata merx, berarti
"komoditas."

Merkantilisme adalah suatu sistem politik ekonomi:


1. Negara/raja memiliki wewenang yang besar dalam sistem ekonomi
2. Kemakmuran suatu negara/raja diukur dari jumlah logam mulia yang dimiliki
3. Perdagangan luar negeri/ perdagangan internasional merupakan jalan utama memperoleh
kekayaan (logam mulia)
Tujuan dari merkantilisme adalah:
1. Memperbanyak aset dan modal negara/raja
2. melindungi perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara
3. untuk membiayai negara/raja sebagai satu-satunya penguasa ekonomi
4. membiayai dan memperkuat armada perang

8
Pada intinya, ide pokok kelompok merkantilis ini adalah sebagai berikut:
 Negara harus memperbanyak kekayaannya dengan menumpuk logam mulia.
 Volume perdagangan global harus ditingkatkan dengan memperbesar ekspor dan
menekan impor.
 Surplus yang diperoleh dari nett ekspor akan dibayar dengan logam mulia, sehingga
semakin banyak logam mulia yang diperoleh dari luar negeri.
 Jumlah logam mulia yang dimiliki suatu negara sebagai alat pembanding tingkat
kemakmuran diantara negara yang lain.
 Logam mulia digunakan sebagai modal membiayai armada perang untuk memperluas
perdagangan luar negeri dan penyebaran agama.

2.2 Dampak Merkantilisme Eropa pada Sejarah Dunia

Merkantilisme melahirkan kapitalisme. Kapitalisme melahirkan imprealisme.

Ekonomi Kerajaan Inggris semakin meningkat pada zaman Raja Henry VII. Inggris
memperoleh keuntungan besar dari perdagangan luar negerinya. Kemudian, merkantilisme
mendorong pemerintah untuk menguasai daerah lain yang akan dimanfaatkan sebagai daerah
monopoli perdagangannya. Kesuksesan Inggris memanfaatkan daerah-daerah koloninya,
membuat Bangsa Eropa tergiur (Belanda, Perancis dan Spanyol). Tak heran merkantilisme
semakin memperluas peperangan antar-bangsa-eropa dalam rangka memperebutkan daerah-
daerah koloni di penjuru dunia. Politik merkantilisme ini jugalah yang melahirkan
terbentuknya persekutuan dagang masyarakat Eropa, seperti EIC di India dan VOC di
Indonesia.

Dengan perkembangan teknologi, merkantilisme mampu mendukung perubahan bentuk


usaha domestic system berubah menjadi manufacture system. Dengan demikian politik
ekonomi merkantilisme mendukung berlangsungnya revolusi industri yang berkembang di
negara Inggris. Revolusi industri ini juga kemudian mengantarkan kita pada perubahan
signifikan dalam sejarah manusia.

Dampak dari merkantilisme dalam sejarah:


1. Lahirnya kolonialisme imprealisme
2. Aktifnya perdagangan internasional.

9
3. Berkembangnya teknologi-teknologi baru, misalnya Act of Navigation yang sangat
membantu perkapalan Inggris, penemuan mesin uap dalam rangka efisiensi produksi
membawa Inggris pada revolusi industri

2.3 Jenis Merkantilisme:

Pada dasarnya Merkantilisme adalah cara untuk mencapai kemakmuran negara.


Namun pada prakteknya ada dua jenis merkantilis yang bisa dibedakan berdasarkan cara
mencapai kemakmuran. Kedua jenis merkantilis tersebut adalah:

A. Kelompok Bullionist
Kelompok bullionist berkembang sebagai awal perkembangan kelompok merkantilist murni,
dipelopori oleh Gerald Malynes. Kelompok ini mengaitkan kemakmuran negara dengan
banyaknya logam mulia. Semakin besar stok logam mulia di dalam negeri, semakin makmur,
megah dan berkuasa negara tersebut.

Kebijakan kelompok ini adalah


- mendorong ekspor sebesar-besarnya, (kecuali logam mulia)
- melarang impor dengan ketat, (kecuali logam mulia)
- surplus ekspor harus dibayar dengan logam mulia

B. Merkantilist Murni

Kata kunci merkantilist murni adalah aspek suku bunga. Suku bunga yang rendah akan
menguntungkan pencari kredit, dan ini diperlukan untuk mendorong kegiatan ekonomi.
Agar kegiatan ekonomi dapat berkembang maka harga barang juga harus meningkat dan
peningkatan harga barang dapat terjadi apabila jumlah uang beredar meningkat. Agar uang
bertambah maka jalan yang paling mudah adalah melakukan perdagangan internasional. Oleh
karena itu setiap negara wajib berusaha memperoleh neraca perdagangan yang
menguntungkan (favorable balance of trade).

Pendukung utama kelompok merkantilis murni adalah Thomas Mun (Inggris), Colbert
(Perancis), Von Hornigh (Jerman) dan Becker (Austria).

10
2.4 Kritik terhadap Merkantilisme
A. David Hume
Ide pokok merkantilis yang mengagungkan logam mulia dikritik keras oleh David Hume.
Hume menyatakan bahwa menambah logam mulia sama dengan menambah jumlah uang
beredar (money supply). Bila money supply naik sedangkan tingkat produksi tetap, maka
akan terjadi inflasi (kenaikan harga). Kenaikan harga di dalam negeri akan menaikkan harga
barang-barang ekspor, sehingga jumlah barang yang di-ekspor akan menurun. Pada situasi
dimana harga barang impor lebih rendah daripada barang dalam negeri, akan meningkatkan
impor. Hingga nett ekspor mencapai negatif, cadangan logam mulia akan dipakai untuk
membiayai impor. Dengan berkurangnya logam mulia yang dimiliki maka negara/raja
menjadi lebih miskin (berkurang kekayaannya).

B. Adam Smith
Kritikan Hume ini kemudian melahirkan teori klasik atau absolute advantage dari Adam
Smith pada akhir abad ke-18.
Kritik Adam Smith:
1. Ukuran kekayaan suatu negara bukan berdasarkan logam mulia.
2. Kemakmuran suatu negara berdasarkan jumlah nilai tambah produksi barang domestik
(PDB) ditambah dengan surplus perdagangan.
3. Pemerintah perlu mengurangi campur tangannya dalam perdagangan, sehingga mendukung
terjadinya perdagangan bebas.
4. Perdagangan bebas akan meningkatkan daya kompetisi, sehingga akan mendorong
spesialisasi berdasarkan absolute advantage.
5. Spesialisasi akan mendorong produktivitas dan efisiensi.
6. Peningkatan produktivitas adan efisiensi akan meningkatkan PDB dan surplus
perdagangan.
7. Peningkatan PDB dan surplus perdagangan identik dengan peningkatan kemakmuran suatu
negara/raja.

Kritikan-kritikan ini menggiring dunia untuk mengakhiri era merkantilisme, dan memasuku
ekonomi klasik.

11
BAB III

PENUTUP
2.1 Kesimpulan

Merkantilisme adalah teori ekonomi yang meyakini bahwa kemakmuran suatu


negara hanya ditentukan oleh jumlah modal atau aset yang tersimpan di negara tersebut dan
besarnya perdagangan internasional yang dilakukan oleh negara tersebut. Merkantilisme juga
mencakup kebijakan ekonomi nasional yang bertujuan untuk mengakumulasi cadangan
devisa melalui neraca perdagangan yang positif, terutama pada barang-barang manufaktur.
Bagi kamu yang merupakan salah satu pelaku bisnis atau bergerak di bidang ekonomi,
memahami ekonomi merkantilisme adalah hal yang penting.

12

Anda mungkin juga menyukai