Nama kelompok
1. Soleha
2. Silma endriana
3. Maulia aprelina
4. M Taufik
5. Rizani
6. Ahmad saugi
Puji Syukur atas Kehadirat Illahi Robi, berkat rahmat dan hidayah-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah matakuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi yang berjudul “Sejarah
Pemikiran Ekonomi Mazhab Merkantilisme”
Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari beberapa media
elektronik dan buku pengantar dengan harapan orang yang membaca dapat memahami tentang
utang luar negeri dan pembiayaan pembangunan.
Dalam penyusunan makalah ini mungkin terdapat ketidak sempurnaan, baik dari segi
materi maupun segi bahasa dan penulisan. Penulis menyampaikan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya atas ketidak sempurnaan tersebut. Oleh karena itu, penulis menerima segala
kritik dan saran dari pembaca untuk meningkatkan makalah ini menjadi lebih baik agar dapat
digunakan sebagai referensi oleh pembaca.
Penulis
BAB I LATAR BELAKANG
Ada banyak faktor yang mendorong kemunculan paham merkantilisme ini. Eatwell
(1987: 445), menjelaskan salah satu di antaranya adalah perkembangan pemikiran ekonomi
Eropa yang dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi nasional. Beberapa tanda yang mengawali
perkembangan ekonomi merkantilisme ini di antaranya adalah :
1. Banyaknya penemuan dan penaklukan wilayah – wilayah geografi baru oleh negara
– negara Eropa
2. Adanya arus modal baru, baik dari wilayah geografi baru maupun ke wilayah
geografi baru tersebut;
3. Kebangkitan para raja dan saudagar yang mendorong nasionalisme;
4. Perkembangan perdagangan lokal, menuju ke perdagangan baru keluar negeri
dengan tujuan untuk mendapat keuntungan lebih besar lewat perdagangan luar
negeri;
5. Meredupnya kekuasaan lama gereja dan golongan ningrat (Chilcote, 2010 : 552).
Kala itu, negara –negara banyak yang melakukan penjelajahan untuk menemukan
daerah –daerah baru. Kemudian, ‘penemuan-penemuan’ daerah baru yang luas ini pada
akhirnya memunculkan asumsi bahwa perdagangan pada tingkat lokal tidak lagi banyak
memberi keuntungan. Para pedagang memiliki kesempatan lebih luas untuk berkembang lewat
perdagangan luar negeri. Perdagangan dengan berbagai negara hasil temuan pun terus
dilakukan dan berkembang. Pada akhirnya, hal ini menimbulkan persaingan dagang di antara
para bangsa penjelajah.
Nama merkantilisme sendiri diidentikkan dengan para ‘kapitalis pedagang’ atau
marchant capitalists, yang kala itu dianggap memiliki peran penting dalam dunia bisnis. Jika
merunut pada tulisan – tulisan kaum merkantilis di awal periode, secara pragmatis mereka
melakukan analisa mengenai bagaimana negara – negara menghasilkan kesejahteraan.
Asumsi kaum merkantilis kala itu adalah mengenai peran negara dalam upaya mencapai
kesejahteraan yang dilakukan dengan regulasi dan kontrol. Regulasi dan kontrol diperlukan
untuk membatasi individu yang terlalu mementingkan diri sendiri, yang dianggap dapat
menghambat kesejahteraan. Karenanya, demi mencapai kesejahteraan ini diperlukan regulasi
dan kontrol terhadap aspek – aspek perdagangan, seperti :
Dalam upaya penegakan regulasi dan kontrol ini, terdapat tokoh yang dianggap
memiliki peran penting. Tokoh tersebut adalah Thomas Mun (1571-1641) yang merupakan
saudagar kaya raya dari Inggris dan Jean Baptist Colbert (1619-1683) yang merupakan seorang
menteri utama ekonomi dan keuangan dari Prancis zaman Raja Louis XIV. Kedua tokoh
tersebut dianggap sebagai dua tokoh penting yang mewakili kaum ‘scholar’ (terpelajar) dan
saudagar kala itu. Dua tokoh ini pula yang membuat ‘ekonomi merkalitisme’ juga sering disebut
‘Colbertisme’.
Selain itu, mazhab ini juga sering diidentikkan dengan komoditas ‘emas’, karena nilai
kesejahteraan yang banyak dinilai dengan standar emas. Karenanya, ketika mempelajari ide
pokok merkantilisme, kita akan banyak menemukan kegiatan ekonomi yang berhubungan
dengan emas. Mazhab merkantilisme ini kemudian mulai meredup ketika menuju abad
kedelapanbelas. Redupnya mazhab merkantilisme ditandai dengan kemunculan mazhab
Fisiokrat yang pertama kali muncul di Prancis di awal tahun 1756.
❖ Tokoh-tokoh Merkantilisme
1. Thomas Mun
Thomas Munn (1571-1641) mungkin merupakan orang yang paling berperngaruh pada
penulisan- penulisan aliran Merkatilis. Berikut kutipan dari tulisan Munn: “Meskipun sebuah
kerajaan kaya akan sumber daya alami, atau melimpah dengan barang-barang yang dibeli dari
negara lain, namun semua ini bersifat tidak tentu dan tidak begitu dapat dijadikan patokan.
Dengan demikian cara paling baik untuk meningkatkan kekayaan adalah melalui
Perdagangan Internasional, yaitu melalui aturan ini : dengan menjual lebih banyak produk
kepada penduduk asing dibanding dengan nilai konsumsi kita dari barang-barang mereka. Oleh
karena itu ... Bagian dari stok kita tersebut (ekport) yang tidak kembali kepada kita dalam
bentuk barang (import) harus dibawa kembali ke negara kita dalam bentuk kekayaan (emas).
“ Kita mungkin .... dapat mengurangi import, jika kita dengan bijaksana dapat menahan
diri dari konsumsi berlebihan terhadap produk luar negeri. Dalam aktifitas eksport, kita tidak
hanya harus mempertimbangkan berlebihnya produk, namun juga harus melihat kebutuhan
negara-negara yang kita eksport.
Dengan cara seperti itu, kita dapat mengembangkan berbagai pabrik/ produk yang
mereka butuhkan, dan melakukan segala usaha untuk menjualnya dengan menguntungkan,
karena harga yang tinggi tidak akan menyebabkan kebocoran kecil dalam eksport kita”
Sumber : Thomas Munn, England’s Treasure by foreign Trade (dicetak ulang, Oxford : Basil
Blackwell, 1928).
Dalam bukunya yang berjudul “England Treasure by Foreign Trade” Thomas Mun
menulis tentang manfaat perdagangan luar negeri. Ia menjelaskan bahwaperdagangan luar
negeri akan memperkaya negara jika menghasilkan surplus dalam bentuk emas dan perak.
Keseimbangan perdagangan hanyalah perbedaan antara apa yang di ekspor dan apa yang di
impor. Ketika negara mengalami surplus perdagangan, ini berarti ekspor lebih besar daripada
impor.
Lebih lanjut Thomas Mun menjelaskan bahwa perdagangan domestik tidak dapat
membuat negara lebih makmur, karena perolehan logam mulia dari seorang warga negara
adalah sama dengan hilangnya logam mulia dari warga negara yang lain. Dengan meningkatkan
persedian uang domestik sebagai hasil dari surplus perdagangan ternyata dapat juga
memunculkan bahaya karena orang akan terpancing untuk membeli lebih banyak barang-
barang mewah. Hal ini menyebabkan harga barang dalam negeri akan naik dan pada akhirnya
akan mengurangi ekspor karena barang-barang yang diproduksi di dalam negeri akan terlalu
mahal bila dijual di luar negeri. Konsekuensi ini bisa dihindari yaitu dengan melakukan
investasi kembali. Reinvestasi ini akan menciptakan lebih banyak barang untuk diekspor.
Barang yang di ekspor haruslah dijual dengan harga terbaik yaitu harga yang
menghasilkan pendapatan dan kekayaan yang paling banyak. Ketika negara memiliki monopoli
atau mendekati monopoli di dunia perdagangan maka barang-barangnya harus dijual dengan
harga tinggi, tetapi ketika persaingan luar negeri sangat ketat harga barang harus ditekan
serendah mungkin. Hal ini akan menghasilkan lebih banyak penjualan bagi negara dan
membantu mengalahkan pesaing. Ketika pesaing asing lenyap, harga ditingkatkan kembali
tetapi tidak sampai pada tingkat dimana pesaing tertarik untuk kembali ke dalam pasar.
Pemerintah dapat membantu meningkatkan kualitas produk dengan cara mengatur para
pengusaha pabrik dan membentuk dewan perdagangan yang akan memberikan nasehat kepada
pemerintah dalam persoalan-persoalanyang berkaitan dengan peraturan perdagangan dan
kegiatan industri. Peraturan-peraturan ini harus tegas agar negara dapat memproduksi barang
dengan kualitas yang tinggi.
Dalam bukunya “Political Arithmetic” pada tahun 1671, Petty memberi sumbangan
teori penting untuk ilmu ekonomi. Ia adalah ahli ekonomi pertama yang menjelaskan sewa
tanah berdasarkan surplus. Untuk memahami gagasan surplus ini bayangkan ekonomi pertanian
primitif yang hanya menanam jagung. Pada saat itu jagung merupakan input proses produksi
dan sekaligus output. Sebagai input jagung jagung dipakai sebagai benih dan dimakan oleh
pekerja. Pada akhir tahun jagung akan dipanen dan digunakan sebagai bahan pangan dan bibit
untuk tahun depan.
Petty mendefinisikan surplus sebagai selisih antara total output dari jagung (saat panen
tahunan) dan input dari jagung yang dibutuhkan untuk menghasilkan output tersebut. Menurut
Petty pemilik tanah akan cenderung menerima pembayaran sewa yang sebanding dengan
surplus surplus yang dihasilkan oleh lahan mereka. (surplus = total output – input)
Tak seorangpun akan menyewakan lahan dengan biaya sewa melebihi surplus yang
dihasilakan lahan tersebut karena penyewa akan kehilangan uang/pendapatan.
Filsafat kaum klasik mengenai masyarakat, prinsipil tidak berbeda dengan filsafat
mazhab pisiokrat, kaum klasik mendasarkan diri pada tindakan-tindakan rasional, dan bertolak
dari suatu metode alamiah. Kaum klasik juga memandang ilmu ekonomi dalam arti luas,
dengan perkataan lain secara normatif.
Politik ekonomi kaum klasik merupakan politik ekonomi laissez faire. Politik ini
menunjukkan diri dalam tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mazhab klasik, dan dengan
keseimbangan yang bersifat otomatis, di mana masyarakat senantiasa secara otomatis akan
mencapai keseimbangan pada tingkat full employment.
Jean Bodin adalah seorang ilmuwan berbangsa Perancis, yang dapat dikatakan sebagai
orang pertama yang secara sistematis menyajikan teori tentang uang dan harga.Menurutnya,
bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat menyebabkan naiknya
harga barang-barang.Selain itu, kenaikan harga-harga barang juga dapat disebabkan oleh
praktik monopoli dan pola hidup mewah dari kaum bangsawan dan raja.Dalam praktik tersebut,
biasanya rakyat menjadi korban, sehingga sangat dikecam pada saat itu.
Menanggapi perilaku mewah-mewahan yang dilakukn oleh para kaum bangsawan, Jean
Bodin menekankan apabila jumlah cadangan yang berupa perediaan emas tersebut lebih baik
disimpan terlebih dahulu, dan pengeluaran dilakukan secara hemat dan berhati-hati yang akan
berujung pada terkendalinya inflasi. Teori Jean Bodin tentang nilai uang dinilai sangat maju,
maka dari itu dalam selang waktu sekitar setangah abad, Irving Fisher menggunakannya
sebagai dasar teorinya yakni teori kuantitas uang.
J.B. Colber mendorong usaha dalam sector kerajinan dan perdagangan dengan
menekankan pengenaan pabea impor, dengan tujuan memberikan subsidi kepada kapal-kapal
pengangkut Perancis, memperluas daerah jajahan Perancis, memperbaiki sisitem transportasi
dalam negeri. Untuk mendukung kebijakan tersebut dibutuhkan tenaga kerja yang banyak dan
murah, maka tenaga kerja Perancis dilarang keluar negeri, sedangkan imigran dari luar negeri
di dorong masuk ke dalam Negara.
Dalam praktik ekonomi, banyak terjadi aliansi antara para saudagar dengan
penguasa.Kaum saudagar disini memperkuat dan mendukung kedudukan dari
penguasa.Penguasa pun member bantuan dan perlindungan berupa monopoli, proteksi, dan
keistimewaan-keistimewaan lainnya.Pada abad tersebut, eropa dianggap sebagai kapitalisme
komersial, yang kadangkala disbut sbeagai kapitalisme saudagar karena kaum saudagarlah
yang memegang kendali perekonomian.
North adalah salah satu tokoh yang mendukung adanya perdagangan bebas tanpa
adanya campur tangan dan intervensi dari pemerintah melalui perundang-undangan dan segala
peraturannya.Ia juga menekankan bahwa pemerintah tidak perlu lagi mencegah larinya emas
keluar negeri selama emas tersebut digunakan sebagai keperluan perdagangan.
Dalam pernyataanya, fungsi uang dalam perekonomian suatu Negara adalah sebagai
alat untuk memajukan perdagangan dan bukan untuk symbol kekayaan Negara. Negara akan
jatuh miskin apabila uangnya digunakan untuk peperangan dan kepentingan pembayaran untuk
Negara lain. Menurutnya, bunga uang yang rendah akan mendorong perdagangan dan
kemudian akan memperkaya Negara.
David Hume merupakan kawan dekat Adam Smith yang sebenarnya lebih dikenal
sebagai filsuf daripada pakar ekonomi.sebagaimana pun juga,kontribusinya terhadap
pemikiran-pemikiran ekonomi cukup besar.Hal itu karena Hume dan Smith sering
mendiskusikan pandangan-pandangannya bersama-sama.hasil diskusi ini jelas akan
mempengaruhi jalan pikiran masing-masing.salah satu buku yang ditulis oleh Hume adalah :Of
The Balance of Trade,membicarakan tentang harga-harga yang sebagian di pengaruhi oleh
jumlah barang dan sebagian lagi ditentukan oleh jumlah uang.
Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan factor keadilan, dan beranggapan bahwa
ketidekadilan akan memperlemah suatu Negara. Setiap warga Negara harus menikmati hasil
kerjanya sesuai dengan kesempatan yang diperolehnya.
Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di
distribusikan lagi bagi kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan yang
diinginkan oleh Hume tersebut.
Dalam teorinya ini, Hume membahas tentang hubungan antara neraca perdagangan
dengan jumlah uang dan tingkat harga barang-barang umum pada suatu Negara (Teguh Sihono,
2008).
1. Raja atau Negara dianggap makmur apabila ekspor lebih besar daripada impor.
2. Kelebihan dari ekspor dikurangi impor dipergunakan untuk membeli logam mulia.
Apabila negara memiliki banyak logam mulia, maka daya belinya kuat. Karena jika
memiliki banyak logam mulia dapat dipergunakan untuk membiayai armada perang
guna memperluas perdagangan luar negeri dan kolonialisasi.
3. Mendorong ekspor sebesar-besarnya, kecuali logam mulia ekspornya dibatasi.
4. Membatasi impor dengan ketat, kecuali logam mulia tidak dibatasi impornya.
BAB III.
KESIMPULAN
Sardjono, Sigit. 2017. Ekonomi Mikro : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Penerbit Andi
Satradipoera, Kommaruddin, 2001. Sejarah Pemikiran Ekonomi: Suatu Pengantar Teori dan
Kebijaksanaan Ekonomi. Bndung: Kappa-Sigma
Bchrrawi Sanusi. 2004. Tokoh Pemikir Dalam Mazhab Ekonomi. Jakarta : PT. Rineka Cipta
https://www.academia.edu/12104188/Sejarah_Pemikiran_Ekonomi_Pra-Klasik