PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Dapat memahami tentang Merkantilisme
2. Dapat memahami tentang Imperialisme dan bagaimana penjelasannya
3. Dapat memahami tentang Politik Pintu Terbuka
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Merkantilisme
A. Pengertian Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa
kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang
disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan
global teramat sangat penting. Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan
secara nyata dengan jumlah kapital (mineral berharga, terutama emas maupun
komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar
jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah (sebisanya) impor sehingga
neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif. Merkantilisme
mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini dengan
melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong eksport
(dengan banyak insentif) dan mengurangi import (biasanya dengan pemberlakuan
tarif yang besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah
yang dinamakan dengan sistem ekonomi merkantilisme.
B. Sejarah Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu aliran filsafat ekonomi yang tumbuh dan
berkembang dengan pesat pada abad ke-16 sampai abad ke-18 di Eropa Barat.
Karena itulah mengapa semua ahli ekonomi Eropa pada periode tersebut dianggap
sebagai merkantilis. Padahal istilah 'merkantilis' sediri saat itu belum dikenal.
Merkantilisme baru diperkenalkan pertama kali oleh Victor de Riqueti, marquis de
Mirabeau pada tahun [1763], dan dipopulerkan oleh Adam Smith pada tahun 1776
dalam bukunya The Wealth of Nations.
Abad ke-16 di Eropa tengah bermunculan negara-negara merdeka seperti
Inggris, Perancis, Jerman, Italia dan Belanda. Mereka memiliki keinginan kuat untuk
mempertahankan kedaulatan, kebebasan dengan menunjukkan kesejahteraan
rakyatnya. Ciri utama dari paham merkantilisme ditandai dengan campur tangan
negara/raja secara menyeluruh dalam setiap sendi ekonomi. Filosofi merkantilisme
memberi dukungan penuh bagi negara/raja untuk mengintervensi dan mengatur
perekonomiannya. Sehingga merkantilisme menjadi sebuah tahap dalam
perkembangan sejarah kebijakan ekonomi dimana kebijakan ekonomi dikaitkan
dengan erat kepada kesatuan politik dan kekuatan nasional.
Merkantilisme menitik beratkan kemakmuran suatu negara dari tingkat
kekayaannya. Pengumpulan kekayaan negara/raja dapat dilakukan dengan
peningkatan volume perdagangan. Volume perdagangan dapat ditingkatkan dengan
(1)peningkatan produksi dan (2)perluasan pasar. Kebutuhan akan pasar inilah yang
yang menimbulkan peperangan di negara Eropa dan dan lahirnya imprealisme.
Pada awal abad ke-16 beberapa kota besar seperti London, Paris dan Napoli
mulai bermunculan. Di kota-kota itu berbagai produk mulai dibuat oleh pengrajin.
Periode ini menandai kemunculan Masyarakat Pasar (Market Society). Saat
merkantilisme berkembang, Bangsa Eropa telah mengenal logam mulia sebagai
medium of exchange (uang), sehingga kemudian menetapkan standar ukuran
kemakmuran suatu negara dengan jumlah logam mulia yang dimiliki. Semakin
banyak logam mulia, maka semakin makmur negara itu dibandingkan dengan negara
lainnya. Peningkatan produktivitas diperlukan untuk meningkatkan ekspor, yang bisa
mendatangkan surplus perdagangan.
Selain peningkatan produksi, upaya menambah kekayaan dalam
merkantilisme adalah perluasan pasar. Merkantilisme memandang perdagangan
internasional sebagai suatu aspek penting. Perdagangan internasional adalah cara
untuk memperluas pasar dalam rangka mendapatkan surplus perdagangan sebesar-
besarnya. Kekayaan suatu negara diukur dari perbandingan ekspor impornya.
Seolah-olah ekspor dan impor berada dalam suatu timbangan, di mana jika ekspor
berlebih maka neraca perdangangan dianggap untung. Dengan adanya keuntungan
maka terjadi peningkatan pendapatan negara yang harus dibayar dan diimbangi
secara tunai dengan emas. Perpanjangan tangan para penguasa pada merkantilisme
terlihat dari kebijakan ekonomi proteksi, dimana negara/raja mendukung ekspor
dengan insentif dan menghadang import dengan tarif. Cara perluasan pasar yang
dilakukan pada masa merkantilisme ini adalah dengan penjelajahan samudra,
membuka wilayah-wilayah baru untuk di eksplorasi. Penjelajahan bangsa Eropa ini
pada akhirnya membawa ketamakan untuk menguasai sumber daya alam mereka
sebagai bagian dari kekayaan negara/raja-nya. Mereka menjadi wilayah-wilayah
baru tersebut sebagai jajahan/koloni mereka. Daerah koloni dipaksa untuk
menghasilkan bahan mentah untuk keperluan industri dan dipaksa untuk membeli
hasil industri negara induk.
Contoh raja pengikut/ penganut sistem merkantilisme :
1. Raja Karel V dari negara Spanyol
2. Ratu Elizabeth dari Inggris
3. Prinsmaurits berasal dari Belanda
4. Louis XIV dari Prancis
2. Merkantilist Murni
Kata kunci merkantilist murni adalah aspek suku bunga. Suku bunga yang
rendah akan menguntungkan pencari kredit, dan ini diperlukan untuk mendorong
kegiatan ekonomi. Agar kegiatan ekonomi dapat berkembang maka harga barang
juga harus meningkat dan peningkatan harga barang dapat terjadi apabila jumlah
uang beredar meningkat. Agar uang bertambah maka jalan yang paling mudah
adalah melakukan perdagangan internasional. Oleh karena itu setiap negara wajib
berusaha memperoleh neraca perdagangan yang menguntungkan (favorable balance
of trade).
Pendukung utama kelompok merkantilis murni adalah Thomas Mun
(Inggris), Colbert (Perancis), Von Hornigh (Jerman) dan Becker (Austria).
2.2 Imperialisme
A. Konsep Dasar Imperialisme
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya
"memerintah". Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium". Orang yang
diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator". Yang lazimnya diberi imperium
itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun raja disebut imperator dan kerajaannya
(ialah daerah dimana imperiumnya berlaku) disebut imperium. Pada zaman dahulu
kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin
selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja
inilah yang disebut imperialisme oleh orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah
dengan pengertian-pengertian lain hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata
yang kita kenal sekarang ini. hingga kata imperealisme ini bisa digunakan untuk dan
menetap dimana saja.
Imperialisme ditinjau dari segi etimologis berasal dari kata Latin imperare
yang artinya memerintah atau menguasai. Kekuasaan untuk memerintah (imperare)
disebut imperium dan raja yang memerintah disebut imperator. Pada periode
penaklukan kebesaran seorang raja diukur berdasarkan luas daerahnya, maka raja
suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara
lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme, dan selanjutnya berkembang
pengertian lain sebagaimana yang kita kenal sekarang ini. Imperialisme menurut
isitilah (terminologis) ialah politik menguasai negara lain untuk kepentingan negara
penjajah.
Imperialisme berasal dari kata imperare, yang artinya daerah kekuasaan raja,
imperialisme merupakan suatu paham yang bertujuan menjajah negara lain guna
mendapatkan kekuasaan dan keuntungan. Imperialisme kuno terjadi sebelum
revolusi industri dengan tujuan mendapatkan logam mulia (gold), mendapatkan
kejayaan bangsa (glory), dan menyebarkan ajaran Alkitab (gospen). Imperialisme
modern yang terjadi pascarevolusi industri memiliki 3 (tiga) tujuan, sebagai berikut.
a. Mendapatkan daerah penghasil bahan baku industri.
b. Mendapatkan daerah pemasaran bahan industri.
c. Mendapatkan daerah untuk investasi jangka panjang.
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia
untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya. "Menguasai"
disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan
dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan.
Imperium disini tidak perlu berarti suatu gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat
berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk kepentingan diri sendiri. Apakah
beda antara imperialisme dan kolonialisme ? Imperialisme ialah politik yang
dijalankan mengenai seluruh imperium. Kolonialisme ialah politik yang dijalankan
mengenai suatu koloni, sesuatu bagian dari imperium jika imperium itu merupakan
gabungan jajahan-jajahan.
Sebab-sebab Imperialisme
a. Keinginan untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang terbesar di seluruh dunia
(ambition, eerzucht). Tiap bangsa ingin menjadi jaya. Tetapi sampai dimanakah
batas-batas kejayaan itu ? Jika suatu bangsa tidak dapat mengendalikan
keinginan ini, mudah bangsa itu menjadi bangsa imperialis. Karena itu dapat
dikatakan, bahwa tiap bangsa itu mengandung benih imperialisme.
b. Perasaan sesuatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa di dunia ini
(racial superiority). Tiap bangsa mempunyai harga diri. Jika harga diri ini
menebal, mudah menjadi kecongkakan untuk kemudian menimbulakan
anggapan, bahwa merekalah bangsa teristimewa di dunia ini, dan berhak
menguasai, atau mengatur atau memimpin bangsa-bangsa lainnya.
c. Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan
imperialisme. Tujuannya bukan imperialisme, tetapi agama atau ideologi.
Imperialisme di sini dapat timbul sebagai "bij-product" saja. Tetapi jika
penyebaran agama itu didukung oleh pemerintah negara, maka sering tujuan
pertama terdesak dan merosot menjadi alasan untuk membenarkan tindakan
imperialisme.
d. Letak suatu negara yang diangap geografis tidak menguntungkan. Perbatasan
suatu negara mempunyai arti yang sangat penting bagi politik negara.
Sebab-sebab ekonomi. Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan sebab yang
terpenting dari timbulnya imperialisme, teistimewa imperialisme modern.
a. Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
b. Ingin ikut dalam perdagangan dunia
c. Ingin menguasai perdagangan
d. Keinginan untuk menjamin suburnya industri
B. Perkembangan Imperialisme
Imperialisme ialah sebuah (kebijakan) di mana sebuah negara besar dapat
memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara
atau berkembang. Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negara-negara itu
menaklukkan atau menempati tanah-tanah itu. Perkataan Imperialisme pertama kali
Inggris pada akhir abad XIX. Disraeli, perdana menteri Inggris, ketika itu
menjelmakan politik yang ditujukan pada perluasan kerajaan Inggris hingga suatu
"impire" yang meliputi seluruh dunia. Politik Disraeli ini mendapat oposisi yang
kuat. Golongan oposisi takut kalau-kalau politik Disraeli itu akan menimbulkan
krisis-krisis internasional. Karena itu mereka menghendaki pemusatan perhatian
pemerintah pada pembangunan dalam negeri dari pada berkecipuhan dalam sola-soal
luar negeri. Golongan oposisi ini disebut golongan " !" dan golongan Disraeli
(Joseph Chamberlain, Cecil Rhodes) disebut golongan "Empire" atau golongan
"Imperialisme". Timbulnya perkataan imperialis atau imperialisme, mula-mula
hanya untuk membeda-bedakan golangan Disraeli dari golongan oposisinya,
kemudian mendapat isi lain hingga mengandung arti seperti yang kita kenal
sekarang.
Jatuhnya Kota Konstantinopel ke tangan kekuasaan Turki Usmani menjadi
titik akhir kekuasaan Kerajaan Romawi Timur. Kondisi tersebut menyebabkan
tertutupnya perdagangan di Laut Tengah bagi orang-orang Eropa. Bangsa Turki
menjalankan politik yang mempersulit perdagangan Eropa beroperasi di daerah
kekuasaannya. Keadaan seperti ini menyebabkan perdagangan antara dunia Timur
dengan Eropa menjadi mundur, sehingga barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh
orang-orang Eropa menjadi berkurang di pasaran Eropa, terutama rempah-rempah.
Berikut faktor-faktor yang mendorong orang-orang Eropa mengadakan
penjelajahan samudra pada akhir abad ke-16.
a. Jatuhnya Kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan penguasa Turki Usmani
dalam Perang Salib yang menyebabkan tertutupnya jalur perdagangan bagi
orang-orang Eropa, dan mengakibatkan tingginya harga rempah-rempah.
b. Kisah perjalanan Marco Polo ke dunia Timur, yaitu perjalanan kembalinya
Marco Polo dari negara Cina melalui pelayaran atau lautan.
c. Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bahwa
bumi itu bulat.
d. Penemuan kompas (penunjuk arah mata angin).
e. Semangat Reconquista, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di
mana pun yang dijumpainya.
Dengan berlatar belakang inilah bangsa-bangsa Barat melakukan penjajahan
samudra, yang dipelopori oleh bangsa Spanyol dan Portugis, serta diikuti oleh
Belanda, Inggris, Prancis, dan sebagainya.
Imperialisme adalah sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk
mendapatkan kekuasaan dan keuntungan sepihak yang lebih besar. Adanya Revolusi
Industri, banyak ditemukan penemuan-penemuan baru yang sangat berguna bagi
kemajuan peradaban ekonomi dunia yang berawal dari bangsa Eropa. Dengan
kemajuan tersebut, maka bangsa Eropa mulai berpikir untuk memproduksi barang
sebanyak mungkin yang akhirnya ia harus mencari bahan mentah dan pasar untuk
menjual hasil produksinya.
Maka dari itu pemerintah Eropa melakukan ekspedisi untuk mencari daerah
jajahan seluas mungkin, termasuk juga daerah Indonesia yang menjadi salah satu
daerah jajahan bangsa Eropa. Latar Belakang Kedatangan Orang Orang Eropa ke
Dunia Timur Peristiwa-peristiwa penting terjadi di Eropa yang berakibat tumbuh dan
berkembangnya kolonialisme dan imperialisme. Bangsa Eropa (Barat) menjelma
menjadi pelaku dan bangsa yang berada disebelah Timur menjadi objek sasarannya.
Adapun peristiwa-peristiwa penting tersebut adalah : Reformasi Gereja (abad ke 16-
17), Merkantilisme, Revolusi Perancis(1789) dan Revolusi Industri(1780).
A. Latar Belakang.
Jadi, undang-undang Agraria pada intinya menjelaskan bahwa semua tanah milik
penduduk Indonesia adalah milik pemerintah Hindia Belanda. Maka pemerintah
Hindia Belanda memberi mereka kesempatan untuk menyewa tanah milik penduduk
dalam jangka waktu yang panjang.
Dalam hal ini, tanah milik pemerintah dapat disewa oleh kaum penguasa selama 75
tahun, sedangkan tanah milik penduduk dapat disewa selama 5 tahun dan ada pula
yang dapat disewakan selama 30 tahun. Sewa-menyewa antara pemilik dilaksanakan
berdasarkan perjanjian sewa-menyewa (kontrak) dan harus didaftarkan kepada
pemerintah.
Dengan adanya UU Agraria dan UU Gula tahun 1870, banyak swasta asing
yang menanamkan modalnya di Indonesia, baik dalam usaha perkebunan maupun
pertambangan.
Berikut ini beberapa perkebunan asing yang muncul.
Dampak Negatif
3.1 Kesimpulan
A. Merkantilisme
Perdagangan internasional terdapat beberapa aliran pemikiran salah satunya
adalah merkantilisme. Dimana merkantilisme itu berasal dari kata Merchant, yang
berarti pedagang. menurut paham ini, tiap negara jika ingin maju harus melakukan
perdagangan dengan negara lain. Terdapat beberapa tokoh yang menganut aliran
merkantilisme yaitu ada Thomas Munn yang menurutnya untuk meningkatkan
kekayaan negara cara yang biasa dilakukan adalah lewat perdagangan pedoman yang
dilakukan adalah: nilai ekspor ke luar negeri harus lebih besar dibandingkan dengan
yang di impor oleh negara itu. Lalu ada Jean Bodin yang merupakan seorang ilmuan
berbangsa Prancis yang dapat dikatakan sebagai orang pertama yang secara
sistematis menyajikan tentang teori uang dan harga.
B. Imperialisme
Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya
"memerintah". Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium". Orang yang
diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator". Yang lazimnya diberi imperium
itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun raja disebut imperator dan kerajaannya
(ialah daerah dimana imperiumnya berlaku) disebut imperium. Pada zaman dahulu
kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin
selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja
inilah yang disebut imperialisme oleh orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah
dengan pengertian-pengertian lain hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata
yang kita kenal sekarang ini. hingga kata imperealisme ini bisa digunakan untuk dan
menetap dimana saja.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Merkantilisme............................................................................................5
2.2 Imperialisme .............................................................................................8
2.3 Politik Pintu Terbuka ................................................................................17