Anda di halaman 1dari 8

Nama : Muhammad Na’il Ramadhan

NIM : 22311142

KAPITALISME, PERKEMBANGAN KAPITALISME

DAN MASA DEPAN KAPITALISME

I. PENDAHULUAN

Kapitalisme atau Kapital adalah suatu sistem ekonomi di mana perdagangan,


industri, dan alat-alat produksi dikelola oleh individu atau entitas swasta dengan tujuan
mencapai profit dalam lingkungan ekonomi pasar. Pemilik modal dapat mengupayakan
usaha mereka dengan maksud untuk meraih keuntungan sebesar mungkin. Berdasarkan
prinsip ini, pemerintah tidak dapat campur tangan di pasar untuk mencapai keuntungan
bersama, namun intervensi pemerintah dapat terjadi dalam skala besar demi kepentingan
individu atau kelompok tertentu.

Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang menonjolkan beberapa ciri utama,
seperti kepemilikan individu terhadap aset ekonomi, adanya pasar yang beroperasi secara
bebas, adanya persaingan dalam lingkup ekonomi, serta motif keuntungan sebagai
dorongan utama. Dalam sistem ekonomi kapitalis, individu memiliki kebebasan penuh
untuk melakukan berbagai kegiatan ekonomi, seperti memproduksi, menjual, dan
mendistribusikan barang, dan lain sebagainya.

Dalam sistem ini, pemerintah memiliki opsi untuk terlibat dalam menjaga
kelancaran dan berkelanjutan dalam aktivitas ekonomi yang berlangsung, tetapi juga
memiliki kemungkinan untuk tidak campur tangan dalam ekonomi. Dalam perekonomian
kapitalis, setiap individu dapat mengendalikan nasibnya sendiri sesuai dengan
kemampuan mereka. Semua orang memiliki kebebasan untuk bersaing dalam bisnis
dengan tujuan mencapai keuntungan maksimal. Semua orang memiliki kebebasan untuk
bersaing dalam persaingan bebas dengan berbagai cara. Dalam berbagai teori,
kolonialisme, imperialisme, kapitalisme, dan globalisasi dianggap sebagai fenomena-
fenomena yang terkait satu sama lain.
II. PEMBAHASAN
A. SEJARAH KAPITALISME

Sejarah kapitalisme dimulai dengan perkembangan industri tekstil di Inggris pada


abad ke-16, ke-17, dan ke-18. Menurut Jeffrey D. Sachs dalam artikelnya yang
diterbitkan di Oxford Review of Economic Policy, Vol. 15, No. 4, kapitalisme modern
pertama kali muncul pada awal abad ke-19 di Eropa, Amerika, dan Oseania. Seperti
yang diuraikan dalam buku Ekonomi Politik Internasional: Perspektif Historis dan
Aktor, gagasan pokok kapitalisme pertama kali diajukan oleh Adam Smith dalam
karyanya yang berjudul The Wealth of Nations (1776).

Menurut buku "Kapitalisme: Sebuah Pengantar Singkat," kapitalisme muncul


untuk pertama kalinya di Inggris pada abad ke-18, seiring dengan berkembangnya
industrialisasi. Berkembangnya hubungan-hubungan pasar dan pertumbuhan konsumsi
menghasilkan permintaan pasar yang signifikan, yang kemudian mendorong nilai
investasi di sektor produksi industri.

Dalam kebutuhan untuk mencari pendapatan dan menggunakan produk-produk


industri, orang mulai mencari pekerjaan di sektor industri. Pemilik modal
mengendalikan tenaga kerja dengan tujuan meningkatkan produktivitas, dengan
mengumpulkan pekerja-pekerja di pabrik-pabrik dan mengadopsi sistem permesinan
serta mengorganisasi ulang cara kerja para buruh. Hubungan antara pemberi kerja dan
pekerja pada abad ke-18 di Inggris mencerminkan bentuk kapitalisme. Pada periode
ini, pandangan kapitalis tercermin dalam praktik-praktik seperti pembagian pekerjaan,
kompetisi, beroperasinya pasar bebas, serta produksi dengan fokus pada pencapaian
keuntungan. Nur Sayyid Santoso Kristeva dalam bukunya yang berjudul "Sejarah
Ideologi Dunia" menjelaskan bahwa pengusaha kapitalis belajar pola-pola perdagangan
internasional dengan tujuan mengumpulkan modal untuk meraih keuntungan sebesar
mungkin.

Dalam sistem kapitalisme orang mengadakan produksi tidak hanya untuk


menutupi kebutuhan hidup, misalnya seorang petani atau seorang pekerja tangan dalam
sistem kapitalisme orang mengadakan produksi dengan mengandung laba. Laba yang
diperoleh sesudah dikurangi untuk menutup ongkos-ongkos yang dikeluarkan,
dipergunakan pula untuk mengadakan perusahaan baru pula. Jadi laba bukan dianggap
sebagai karunia, yang dapat diraih dengan suatu selamatan. Belum tentu bahwa tiap-
tiap milik dapat disebut kapital, sebuah rumah tempat kita diam, atau sesuatu yang kita
beli untuk menyenangkan hati bukan kapital (Romein : 97).

Kapitalisme dan Sosialisme sama-sama bertumpu pada sekularisme (pemisahan


agama dan dunia). Sekularisme memandang agama hanya hubungan dengan Tuhan
tidak dalam uruan dunia sehingga menjadikan manusia sebagai antroposentris
(manusia sebagai pusat segala kehidupan), manusia bebas menentukan perbuatannya
sendiri dan yang terbaik untuk dirinya, dan pilihan manusialah yang paling tepat.
Sekuerisme terjadi akibat adanya kerjasama antara gereja, kaisar dan bangsawan (kaum
feodalisme) dengan semboyan ‘mission secree’(seruan suci dari Tuhan), seharusnya
kerjasama tersebut melahirkan kesejahteraan perekonomiandan kehidupan, tetapi
malah sebaliknya melahirkan penindasan dan penyimpangan ajaran gereja, yang
menjadikan manusia hanya sebagai budak dari kaum penguasa tersebut (trio; gereja,
kaisar dan bagsawan). Yang membuat masyarakat mutlak tunduk pada gereja dantidak
adanya kebebasan individu. Sehingga muncullah perlawan masyarakat dalam bentuk
revolusi perancis (1789-1793) dan mucnullah revormasi dari berbagai bidang dan
menyebar ke seluruh eropa, seperti Inggris, Italia yang menyerbu Ibu Kota Ker jaan
Paus sehingga pada akhirnya Paus hanya berkuasa didalam gereja (Vatikan) dan hanya
mengurusi antara hubungan manusia dengan Tuhan dan tidak dapat lagi mengurusi
urusan dunia sehingga inilah yang disebut sekularisme yang menjadi dasar dalam
kapitalisme dan sosialisem sampai dengan saat ini didunia Barat.
Dari sekularisme tersebut lahirlah faham utilitarianisme yakni menjadikan
kepuasan/ kesenangan sebagai alat ukur baik atau buruk, benar atau salah, penting atau
tidak penting bagi individu. Kriteria utilitas/ kepuasan/ kesenangan itu bahkan
mengalahkan kriteria sosial dan moral. Sebelum lahirnya Kapitalisme, faham
merkantilisme (penguasaan emas merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
perekonomian) dan faham Physiokrasi yang menitik beratkan kepada pertanian
menjadi faham yang berkembangan abad 16-18. Pada tahun 1776 M Adam Smith
(founding father) membuat gagasan fenomenal ‘laisser aller, laisser passer’/ bebas
berbuat dan bertindak (liberal) dalam bukunya an inquiry into the Nature and Causes of
The Weallt of Nation’. Adam Smith disebut founder ekonomiklasik dan Jhon Meynard
Keynes seabgai pelopor neo klasik.

B. PERKEMBANGAN KAPITALISME
Menurut Dudley Dillard, sejarah kapitalisme melewati tiga tahapan fase, yaitu
kapitalisme awal, kapitalisme klasik, dan kapitalisme lanjut.
a) Kapitalisme Awal (1500-1750)

Dimulai dari lahirnya institusi pasar (market) pada abad ke-16 dan kemudian
dilanjutkan dengan perkembangan perdagangan jarak jauh antar pusat-pusat
kapitalisme dunia. Dalam ekonomi kapitalis, pasar memiliki peran penting dalam
sistem perekonomian dimana pasar bebas untuk menyelesaikan permasalahan mulai
dari produksi, konsumsi, dan distribusi (Parakkasi dan Kamiruddin 2018). Kapitalisme
awal ini dibuktikan dengan kehadiran pabrikasi sandang di Inggris yang menjadi
industri terbesar di Eropa. Industri inilah yang kemudian menjadi pelopor lahirnya
kapitalisme. Dari beberapa kejadian dan faktor lingkungan yang mempengaruhi
pembentukan modal di awal kelahiran kapitalisme ini, yaitu:

1) dukungan agama bagi kerja keras dan sikap hemat;


2) pengaruh logam-logam mulai dari dunia baru terhadap pekrkembangan relatif
pendapatan atas upah, laba, dan sewa;
3) peranan negara dalam membantu dan secara langsung melakukan pembentukan
modal dalam bentuk bendabenda modal aneka guna (Huda 2016).
b) Kapitalisme Klasik (1750-1914)

Pada fase ini, kapitalisme mengalami perubahan yang pada awalnya dari
monopoli kapital kemudian menjadi kapital industri. Perubahan ini adalah ciri dari
revolusi industri di Inggris. Sehingga, penerapan ilmu pengetahuan teknis yang ada
selama berabad-abad lamanya, lambat laun berubah. Dengan demikian, kapitalisme
berubah menjadi pelopor bagi perubahan teknologi karena akumulasi pembaharuan.
Pada masa ini pula, kapitalisme memulai dan meletakkan pondasi dasarnya yakni
laisses faire (Zainol dan Mahyudi 2020)

c) Kapitalisme Lanjut (Pasca 1914)

Pada fase ini, kapitalisme mulai berkembang dan kuat yang ditandai oleh tiga
momentum, yaitu:

 Adanya kesadaran dari bangsa Asia dan Afrika terhadap penjajahan


Eropa yang membuat bangsa Asia melakukan perlawanan.
 Adanya perpindahan penguasaan aset dari Eropa ke Amerika.
 danya revolusi Bolshevik Rusia yang meluluhlantakkan institusi
fundamental kapitalisme yang berupa pemilikan secara individu atas
penguasaan sarana produksi, struktur kelas sosial, bentuk pemerintahan
dan kemapanan agama.
C. KAPITALISME DI MASA DEPAN

Masa depan kapitalisme akan sangat terpengaruh oleh perkembangan ekonomi,


teknologi, politik, dan sosial yang masih belum terjadi, sehingga membuat prediksi yang
pasti menjadi sulit. Selain itu, perkembangan kapitalisme di berbagai negara juga akan
berbeda-beda karena adanya perbedaan dalam budaya, sistem politik, dan konteks
ekonomi mereka.

Fakta bahwa, dengan menggunakan terminologi Marxis, infrastruktur (basis


ekonomi) dan suprastruktur (lembaga politik dan peradilan) telah menjadi sangat
terintegrasi di dunia saat ini, telah membantu kapitalisme global untuk mempertahankan
dominasinya. Hal ini juga menghasilkan keselarasan tujuan dalam masyarakat dan
memudahkan komunikasi mereka, karena semua orang memiliki pemahaman yang
seragam. Kita saat ini berada dalam dunia di mana semua individu mengikuti aturan
yang sama dan berbicara bahasa yang sama dalam upaya mencapai keuntungan.

D. MASA DEPAN KAPITALISME

Masa depan kapitalisme akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana berbagai faktor
ini berinteraksi dan bagaimana masyarakat dan pemimpin ekonomi merespons
perubahan-perubahan tersebut. Prediksi pasti sulit dilakukan, tetapi kapitalisme akan
terus beradaptasi dan berkembang seiring perubahan dunia yang terus berlanjut.

Penyelarasan tujuan individu dan sistem ini merupakan keberhasilan besar yang
dicapai oleh kapitalisme. Para pendukung kapitalisme tanpa syarat menjelaskan
keberhasilan ini sebagai hasil dari “kealamian” kapitalisme, yaitu fakta bahwa
kapitalisme secara sempurna mencerminkan diri kita sendiri keinginan kita untuk
berdagang, memperoleh keuntungan, berjuang demi kondisi ekonomi yang lebih baik
dan kehidupan yang lebih menyenangkan. Namun menurut saya, di luar beberapa fungsi
utama, tidaklah tepat untuk menyebut hasrat bawaan seolah-olah hasrat tersebut ada
secara independen di masyarakat tempat kita tinggal. Banyak dari hasrat ini merupakan
produk sosialisasi dalam masyarakat tempat kita tinggal dan di dalam masyarakat. kasus
ini terjadi dalam masyarakat kapitalis, yang merupakan satu-satunya masyarakat yang
ada.

Kapitalisme jauh lebih berhasil dibandingkan para pesaingnya dalam menciptakan


kondisi yang, menurut filsuf politik John Rawls, diperlukan untuk stabilitas sistem apa
pun: yaitu, bahwa individu-individu dalam tindakan sehari-hari mereka mewujudkan dan
dengan demikian memperkuat nilai-nilai yang lebih luas yang menjadi landasan
masyarakat. sistem sosial didasarkan.
Namun, penguasaan kapitalisme atas dunia dapat dicapai melalui dua jenis
kapitalisme yang berbeda: kapitalisme meritokratis liberal yang telah berkembang secara
bertahap di Barat selama dua ratus tahun terakhir, dan kapitalisme politik atau otoriter
yang dipimpin oleh negara. oleh Tiongkok tetapi juga ada di wilayah lain di Asia
(Singapura, Vietnam, Burma) dan sebagian Eropa dan Afrika (Rusia dan negara-negara
Kaukasia, Asia Tengah, Etiopia, Aljazair, Rwanda). Seperti yang sering terjadi dalam
sejarah umat manusia, kebangkitan dan kemenangan suatu sistem atau agama akan
segera diikuti dengan semacam perpecahan antara varian-varian berbeda dari
kepercayaan yang sama.

III. PENUTUP

Kapitalisme atau Kapital adalah suatu sistem ekonomi di mana perdagangan,


industri, dan alat-alat produksi dikelola oleh individu atau entitas swasta dengan tujuan
mencapai profit dalam lingkungan ekonomi pasar. Pemilik modal dapat mengupayakan
usaha mereka dengan maksud untuk meraih keuntungan sebesar mungkin. Berdasarkan
prinsip ini, pemerintah tidak dapat campur tangan di pasar untuk mencapai keuntungan
bersama, namun intervensi pemerintah dapat terjadi dalam skala besar demi kepentingan
individu atau kelompok tertentu.

Dalam kebutuhan untuk mencari pendapatan dan menggunakan produk-produk


industri, orang mulai mencari pekerjaan di sektor industri. Pemilik modal mengendalikan
tenaga kerja dengan tujuan meningkatkan produktivitas, dengan mengumpulkan pekerja-
pekerja di pabrik-pabrik dan mengadopsi sistem permesinan serta mengorganisasi ulang
cara kerja para buruh. Hubungan antara pemberi kerja dan pekerja pada abad ke-18 di
Inggris mencerminkan bentuk kapitalisme. Pada periode ini, pandangan kapitalis tercermin
dalam praktik-praktik seperti pembagian pekerjaan, kompetisi, beroperasinya pasar bebas,
serta produksi dengan fokus pada pencapaian keuntungan. Nur Sayyid Santoso Kristeva
dalam bukunya yang berjudul "Sejarah Ideologi Dunia" menjelaskan bahwa pengusaha
kapitalis belajar pola-pola perdagangan internasional dengan tujuan mengumpulkan modal
untuk meraih keuntungan sebesar mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Huda, Choirul. 2016. “Ekonomi Islam dan Kapitalisme ( Menurut Benih Kapitalisme dalam
Ekonomi Islam ).” Conomica VII

Parakkasi, Idris, dan Kamiruddin. 2018. “Analisis Harga Dan Mekanisme Pasar Dalam
Perspektif Islam.” Laa Maisyir: Jurnal Ekonomi Islam : Jurnal Ekonomi Islam 5(1)

Tho’in, Muhammad. 2015. “Konsep Ekonomi Islam Jalan Tengah (Kapitalis - Sosialis).”
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam 01(03): 118–33. Zainol, Hasan., dan Mahyudi. 2020.
“Analisis terhadap Pemikiran Ekonomi Kapitalisme Adam Smith.” Istidlal 4(1): 24–
34.

Romein, Aera Eropa, Peradaban Eropa Sebagai Penyimpangan dari Pola Umum,
Bandung, Ganaco.

Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam,Bandung: Pustaka Setia. Syamsul Effendi (2019),
Perbandingan Sistem Ekonomi Islam dengan Sistem Ekonomi Kapitalis dan
Sosialis, Jurnal Riset Akuntasi Multiparadigma (JRAM) UINSU Vol. 6 No. 2
Desember.

Veithzal Rivai Antoni Nizar Usman (2012), Islamic Economi and Fainance, Jakarta:
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai