16MAR
A. Sistem Ekonomi Sosialisme
Sosialisme adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan
pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan
perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya.
Sistem ekonomi sosialisme adalah suatu sistem ekonomi dengan kebijakan atau teori yang bertujuan
untuk memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratisasi terpusat
dan kepadanya perolehan produksi kekayaan yang lebih baik daripada yang kini berlaku
sebagaimana yang diharapkan.
Sistem Sosialis ( Socialist Economy) berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin
tercapai bila berfondasikan kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan individu
atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor produksi sebagian besar merupakan kepemilikan sosial.
Prinsip Dasar Ekonomi Sosialisme
4.
Konsep
Kapitalisme
Sosialisme
Sumber kekayaan
Kepemilikan
Setiap pribadi di
bebaskan untuk memiliki
semua kekayaan yang di
peroleh nya
Sumber kekayaan di
dapat dari pemberdayaan
tenaga kerja (buruh)
Kepuasan pribadi
Ke setaraan penghasilan
di antara kaum buruh
Jadi, tabel di atas menerangkan 2 konsep sistem per ekonomian yaitu: Kapitalisme, dan Sosialisme.
Konsep dari ekonomi kapitalisme sumber kekayaan itu sangat langka dan harus di peroleh dengan
cara bekerja keras di mana setiap perorangan boleh memiliki kekayaan yang tiada batas, untuk
mencapai tujuan hidupnya. Dalam sistim ekonomi kapitalisme perusahaan di miliki oleh perorangan.
Terjadi nya pasar (market) dan terjadinya demand and supply adalah ciri khas dari ekonomi
kapitalisme. Keputusan yang diambil atas isu yang terjadi seputar masalah ekonomi sumbernya
adalah dari kalangan kelas bawah yang membawa masalah tersebut ke level yang lebih atas.
Dan konsep ekonomi sosialisme, sumber kekayaan itu sangat langka dan harus di peroleh lewat
pemberdayaan tenaga kerja (buruh), di semua bidang, pertambangan, pertanian, dan lainnya. Dalam
sistem Sosialisme, semua Bidang usaha dimiliki dan diproduksi oleh Negara. Tidak terciptanya
market (pasar) dan tidak terjadinya supply dan demand, karena Negara yang menyediakan semua
kebutuhan rakyatnya secara merata. Perumusan masalah dan keputusan di tangani langsung oleh
negara.
sumber :
sap.gunadarma.ac.id
Kapitalisme
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan membuat keuntungan dalam ekonomi
pasar.[1][2] Pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna
keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-besaran untuk
kepentingan-kepentingan pribadi.
Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang bisa diterima
secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem yang mulai
berlaku di Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19, yaitu pada masa
perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun kelompok
dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan
perdagangan benda milik pribadi, terutama barangmodal, seperti tanah dan manusia guna
proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk mendapatkan modal-modal tersebut,
para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator
mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang
dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal
kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang
menginginkan keuntungan belaka. Peleburan kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya
pengubahan menjadikan kapitalisme lebih lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.
Istilah kapitalisme, dalam arti modern, sering dikaitkan dengan Karl Marx.[3][4] Dalam magnum
opus Das Kapital, Marx menulis tentang "cara produksi kapitalis" dengan menggunakan metode
pemahaman yang sekarang dikenal sebagaiMarxisme. Namun, sementara Marx jarang
menggunakan istilah "kapitalisme", namun digunakan dua kali dalam interpretasi karyanya yang
lebih politik, terutama ditulis oleh kolaborator Friedrich Engels. Pada abad ke-20 pembela sistem
kapitalis sering menggantikan kapitalisme jangka panjang dengan frase seperti perusahaan
bebas dan perusahaan swastadan diganti dengan kapitalis rente dan investor sebagai reaksi
terhadap konotasi negatif yang terkait dengan kapitalisme.[5]
Daftar isi
[sembunyikan]
2Kritik
3Lihat pula
4Catatan
5Pranala luar
Kritik kapitalisme mengasosiasikannya dengan kesenjangan sosial dan distribusi yang tidak adil
dari kekayaan dan kekuasaan; kecenderungan monopoli pasar atauoligopoli (dan pemerintah
oleh oligarki), imperialisme, perang kontra-revolusioner dan berbagai bentuk eksploitasi ekonomi
dan budaya; materialisme, represi pekerja dan anggota serikat buruh, alienasi sosial,
kesenjangan ekonomi, pengangguran, dan ketidakstabilan ekonomi. Hak milik pribadi juga telah
dikaitkan dengan tragedi anticommons.
Kritikus terkemuka dari kapitalisme telah menyertakan: sosialis, anarkis, komunis,sosialis
nasional, sosial demokrat, teknokrat, beberapa jenis dari konservatif,Luddites, Narodnik, Shaker,
dan beberapa jenis nasionalis lainnya.
Marxis telah menganjurkan penggulingan revolusioner dari kapitalisme yang akan memimpin ke
sosialisme, sebelum akhirnya berubah menjadi komunisme. Banyak sosialis menganggap
kapitalisme menjadi tidak rasional, dalam produksi dan arah ekonomi tidak direncanakan,
menciptakan banyak inkonsistensi dan kontradiksi internal. [6] Sejarawan tenaga kerja dan
cendekiawan seperti Immanuel Wallersteinberpendapat bahwa tidak bebas tenaga kerja -Oleh
para budak, pembantu dengan perjanjian, tahanan, dan orang-orang lainnya dipaksa-
kompatibel dengan hubungan kapitalis.[7] Ekonom Marxis Richard D. Wolff mendalilkan bahwa
ekonomi kapitalis memprioritaskan keuntungan dan akumulasi modal atas kebutuhan sosial
masyarakat, dan perusahaan kapitalis jarang pernah menyertakan pekerja dalam keputusankeputusan dasar dari perusahaan.[8]
Banyak aspek kapitalisme telah datang di bawah serangan dari gerakan anti-globalisasi, yang
terutama menentang kapitalisme korporasi. Para pegiat lingkungan berpendapat bahwa
kapitalisme membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, dan bahwa hal itu pasti
akan menguras sumber daya alam terbatas di Bumi.[9] kritik tersebut berpendapat bahwa
sementara neoliberalisme ini, atau kapitalisme kontemporer,[10] memang meningkatkan
perdagangan global, tapi juga memungkinkan meningkat kemiskinan global.- dengan lebih hidup
hari ini dalam kemiskinan dari sebelumnya neoliberalisme, dan indikator lingkungan
menunjukkan kerusakan lingkungan besar-besaran sejak akhir 1970-an. [11]
Setelah krisis perbankan tahun 2007, Alan Greenspan mengatakan kepada Kongres Amerika
Serikat pada tanggal 23 Oktober 2008, "Bangunan intelektual seluruhnya runtuh. Aku membuat
kesalahan dalam menganggap bahwa kepentingan-diri dari organisasi, khususnya bank dan
lain-lain, adalah seperti bahwa mereka yang terbaik yang mampu melindungi pemegang saham
mereka sendiri. ...aku terkejut."[12]
Banyak agama mengkritik atau menentang unsur-unsur tertentu dari kapitalisme.
Tradisional Yahudi, Kristen, dan Islam melarang meminjamkan uang dengan bunga,[13]
[14]
meskipun metode alternatif perbankan telah dikembangkan. Beberapa orang Kristen telah
mengkritik kapitalisme untuk aspek materialis[15] dan ketidakmampuannya untuk
memperhitungkan kesejahteraan semua orang. Banyak perumpamaan Yesus berurusan dengan
masalah ekonomi: Pertanian, penggembalaan, berada di utang, melakukan kerja paksa,
dikucilkan dari perjamuan dan rumah-rumah orang kaya, dan memiliki implikasi untuk kekayaan
dan distribusi kekuasaan.[16][17]
Dalam 84-halaman himbauan apostolik Evangelii Gaudium, Paus Francis menggambarkan
terkekang kapitalisme sebagai "tirani baru" dan menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk
memerangi meningkatnya kemiskinan dan ketidaksetaraan. [18] Di dalamnya ia mengatakan:
Beberapa orang terus membela teori trickle-down yang menganggap bahwa pertumbuhan
ekonomi, didorong oleh pasar bebas, pasti akan berhasil dalam mewujudkan keadilan yang lebih
besar dan inklusivitas di dunia. Pendapat ini, yang belum pernah dikonfirmasi oleh fakta,
mengungkapkan kepercayaan mentah dan naif dalam kebaikan mereka memegang kekuatan
ekonomi dan sakralisasi kerja dari sistem ekonomi yang berlaku. Sementara itu, yang
dikecualikan masih menunggu.[19]
PENDAHULUAN
Setiap negara memiliki sistem perekonomian yang berbeda-beda. Sistem yang dianut sebuah negara biasanya
sesuai dengan paham ideologi negara tersebut. Negara yang berideologi komunisme biasanya akan
menerapkan sistem sosialis. Dan jika negara tersebut menganut paham kapitalisme maka cenderung menganut
sistem ekonomi kapittalis. Ada juga negara yang menggabungkan kedua sistem di atas atau yang biasa disebut
sistem campuran. Tetapi, ada sistem yang berdasarkan syariah Islam yaitu sistem ekonomi Islam. Yang
menganut sistem ini adalah negara-negara Islam yang ada di dunia.
Sistem-sistem ekonomi tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sistem ekonomi kapitalis misalnya,
sangat mengedepankan kebebasan setiap individu tanpa ada campur tangan negara. Setiap orang
diperbolehkan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Sedangkan sistem ekonomi sosialis
merupakan kebalikan sistem ekonomi kapitalis. Setiap individu tidak memiliki hak atas kekayaan. Semua
dikuasai oleh negara untuk kesejahteraan bersama. Di sisi lain, sistem ekonomi campuran mencoba
menggabungkan kelebihan dari kedua sistem di atas. Sistem ekonomi campuran mengakui kebebasan individu
tetapi tetap ada kontrol dari negara.
Ada satu sistem yang lebih mengedepankan kepentingan pribadi dan kepentingan umum selama tidak
bertentangan dengan aturan syariat Islam. Sistem ini disebut juga dengan sistem ekonomi Islam. Sistem
ekonomi Islam memiliki sisi yang hampir sama dengan sistem lain tetapi di sisi lain sangat berbeda dengan
sistem yang ada.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Ekonomi
Menurut Dumairy, Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar
manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas
unsur-unsur manusia dengan subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek; serta alat kelembagaan yang
mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan ekonomi.
memperoleh suatu distribusi yang lebih baik dengan tindakan otoritas demokratisasi terpusat dan kepadanya
perolehan produksi kekayaan yang lebih baik daripada yang kini berlaku sebagaimana yang diharapkan.
Sistem Ekonomi Sosialis berpandangan bahwa kemakmuran individu hanya mungkin tercapai bila berfondasikan
kemakmuran bersama. Sebagai Konsekuensinya, penguasaan individu atas aset-aset ekonomi atau faktor-faktor
produksi sebagian besar merupakan kepemilikan sosial.
Ciri-ciri sistem ekonomi sosialis :
a. Lebih mengutamakan kebersamaan
i. Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedangkan individu-individu fiksi belaka.
ii. Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
b. Peran pemerintah sangat kuat
i. Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
ii. Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
c. Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
i. Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis).
ii. Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat kapitalis).
Kelebihan sistem ekonomi sosialis :
1) Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya
2) Pasar barang dalam negeri berjalan lancar
3) Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga
4) Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan
5) Jarang terjadi krisis ekonomi
Kelemahan sistem ekonomi sosialis :
1) Mematikan inisiatif individu untuk maju
2) Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat
3) Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memilih sumber daya
3. Sistem Ekonomi Islam
Secara sederhana bisa dikatakan, bahwa sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan
pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Sumber dari keseluruhan nilai tersebut sudah tentu Al-Quran, As-Sunnah, ijma
dan qiyas. Nilai-nilai sistem ekonomi Islam ini merupakan bagian integral dari keseluruhan ajaran Islam yang
komperhensif dan telah dinyatakan Allah Swt. sebagai ajaran yang sempurna.
Karena didasarkan pada nilai-nilai Ilahiah, sistem ekonomi Islam tentu saja akan berbeda dengan sistem
ekonomi kapitalis yang didasarkan pada ajaran kapitalisme, dan juga berbeda dengan sistem ekonomi sosialis
yang didasarkan pada ajaran sosialisme. Memang, dalam beberapa hal, sistem ekonomi Islam merupakan
kompromi antara kedua sistem tersebut, namun dalam banyak hal sistem ekonomi Islam berbeda sama sekali
dengan kedua sistem tersebut. Sistem ekonomi Islam memiliki sifat-sifat baik dari kapitalisme dan sosialisme,
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah
kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisaa : 29).
Islam mendorong manusia untuk bekerja dan berjuang untuk mendapatkan materi/harta dengan berbagai cara,
asalkan mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Hal ini dijamin oleh Allah bahwa Allah telah menetapkan rizki
setiap makhluk yang diciptakan-Nya.
4) Kepemilikan kekayaan tidak boleh hanya dimiliki oleh segelintir orang-orang kaya, dan harus berperan
sebagai kapital produktif yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5) Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya dialokasikan untuk kepentingan orang banyak.
Prinsip ini didasari oleh sunnah Rasulullah yang menyatakan bahwa masyarakat mempunyai hak yang sama
atas air, padang rumput, dan api.
Rasulullah SAW pernah bersabda :
::
Manusia berserikat (punya andil) dalam tiga hal: air, padang rumput dan api (HR Abu Dawud).
6) Seorang muslim harus tunduk kepada Allah dan hari pertanggungjawaban di akhirat.
Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 281:
Artinya: Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua
dikembalikan kepada Allah. kemudian masing-masing diri diberi Balasan yang sempurna terhadap apa yang
telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
Kondisi ini akan mendorong seorang muslim menjauhkan diri dari hal-hal yang berhubungan dengan maisir,
gharar, dan berusaha dengan cara yang batil, melampaui batas, dan sebagainya.
7) Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab).
Zakat ini merupakan alat distribusi sebagian kekayaan orang kaya yang ditujukan untuk orang miskin dan
mereka yang membutuhkan. Menurut pendapat para ulama, zakat dikenakan 2,5% untuk semua kekayaan yang
tidak produktif, termasuk di dalamnya adalah uang kas, deposito, emas, perak, dan permata, dan 10% dari
pendapatan bersih investasi.
8) Islam melarang riba dalam segala bentuknya.
Hal tersebut telah jelas dituliskan dalam Al-Quran bahwa Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Ciri-ciri Ekonomi Islam :
1) Aqidah sebagai substansi (inti) yang menggerakkan dan mengarahhkan kegiatan ekonomi
2) Syariah sebagai batasan untuk memformulasi keputusan ekonomi
3) Akhlak berfungsi sebagai parameter dalam proses optimalisasi kegiatan ekonomi
Tabel di atas menerangkan 3 konsep sistem perekonomian yaitu: Kapitalis, Sosialis dan Islam.
Konsep dari ekonomi kapitalis di mana sumber kekayaan itu sangat langka dan harus di peroleh dengan cara
bekerja keras di mana setiap pribadi boleh memiliki kekayaan yang tiada batas, untuk mencapai tujuan hidup
nya. Dalam sistim ekonomi kapitalis perusahaan di miliki oleh perorangan. Terjadi nya pasar (market) dan
terjadinya demand and supply adalah ciri khas dari ekonomi kapitalis. Keputusan yang diambil atas isu yang
terjadi seputar masalah ekonomi sumbernya adalah dari kalangan kelas bawah yang membawa masalah
tersebut ke level yang lebih atas.
Sementara Islam mempunyai suatu konsep yang berbeda mengenai kekayaan, semua kekayaan di dunia adalah
milik dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita, dan kekayaan yang kita miliki harus di peroleh dengan cara
yang halal, untuk mencapai Al-falah (makmur dan success) dan Saada Haqiqiyah (kebahagian yang abadi baik
di dunia dan akhirat). Dalam Islam yang ingin punya property atau perusahaan harus mendapatkannya dengan
usaha yang keras untuk mencapai yang namanya Islamic Legal Maxim, yaitu mencari keuntungan yang
sebanyak banyak nya yang sesuai dengan ketentuan dari prinsip prinsip syariah. Yang sangat penting dalam
transaksi Ekonomi Islam adalah tidak ada nya unsur Riba (interest) Maisir (judi) dan Gharar (ke tidak pastian).
Lain halnya dengan konsep ekonomi sosialis, di mana sumber kekayaan itu sangat langka dan harus di peroleh
lewat pemberdayaan tenaga kerja (buruh), di semua bidang, pertambangan, pertanian, dan lainnya. Dalam
sistem Sosialis, semua bidang usaha dimiliki dan diproduksi oleh negara. Tidak terciptanya market (pasar) dan
tidak terjadinya supply dan demand, karena Negara yang menyediakan semua kebutuhan rakyatnya secara
merata. Perumusan masalah dan keputusan di tangani langsung oleh negara.
http://ksei-iqtishoduna.blogspot.co.id/2015/08/perbedaan-sistem-ekonomikapitalis.html