Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AGROKLIMATOLOGI

SUHU UDARA DAN SUHU TANAH

Disusun oleh:
Dina Triana
(D1B015077)
Rina Kumalasari
(D1B015074)
Aji Pangestu
(D1B015076)
Nopita Sari
(D1B015078)
Febriyanti Suci Amaliyah (D1B015081)
Fadel Rusadi
(D1B015079)
Kelas E (Agribisnis)
Dosen Pembimbing:
Ir.Zurharlena, M.Si.
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suhu adalah tingkat kemampuan benda dalam memberi atau menerima panas. Suhu
seringkali juga dinyatakan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda yang dinyatakan dalam
derajat suhu.
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara, atau ukuran energi kinetik
rata rata dari pergerakan molekul molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang
menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda
benda lain atau menerima panas dari benda benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda,
benda yang kehilangan panas dikatakan benda yang bersuhu lebih tinggi.
Suhu udara dipermukaan bumi adalah relative, tergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhinya seperti misalnya lamanya penyinaran matahari. Hal itu dapat berdampak
lansung akan adanya perubahan suhu di udara.
Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut termometer. Pengukuran
biasa dinyatakan dalam skala Celsius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara
tertinggi di permukaan bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub
makin dingin. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu suhu yang tinggi disebut
Pyrometer, misalnya Pyrometer radiasi, digunakan untuk mengukur suhu benda yang panas
dan tidak perlu menempelkan alat tersebut pada benda yang diukur suhunya. Suhu tidak
berdimensi sehingga untuk mengukur derajat suhu, pertama tama ditentukan 2 titik tertentu
yang disesuaikan dengan suatu sifat fisik suatu benda tertentu. Kemudian diantara dua buah
titik yang telah di tentukan tersebut di bagi bagi dalam skala skala, yang menunjukan
derajat derajat suhu. Skala skala tersebut merupakan pembagian suhu dan bukan satuan
daripada suhu. Dengan demikian suhu 30C tidak berarti 3 x 10C, dan 10C berarti skala
derajat C ke sepuluh
Skala suhu yang biasa digunakan yaitu :
1.Skala Celsius, dengan titik es 0C dan titik uap 100C dan dibagi menjadi 100
bagian (skala).
2.Skala Fahreinheit, dengan titik es 32F dan titik uap 212F, dibagi menjadi 180
bagian (skala).
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi ialah :
1.
2.
3.
4.

Jumlah radiasi yang diterima per tahun per hari per musim.
Pengaruh daratan atau laut, dan
Pengaruh ketinggian tempat,
Pengaruh angin secara tidak langsung, angin yang membawa panas dari sumbernya
secara horizontal.
5.
Pengaruh panas laten : panas yang disimpan dalam atmosfer.
6.
Penutup tanah : tanah yang ditutup vegetasi mempunyai temperatur yang kurang
daripada tanah tanpa vegetasi.

7.
8.

Tipe tanah : tanah-tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi,


Pengeruh sudut datang matahari, sinar yang tegak lurusakan membuat suhu ebih
panas daripada yang datangnya miring.
Pengaruh suhu terhadap makhluk-makhluk hidup adalah sangat besar sehingga
pertumbuhanya benar-benar seakan-akan tergantung padanya, terutama dalam kegiatankegiatannya. Dengan suhu yang tinggi benih-benih akan mengadakan metabolisme yang
lebih cepat, akibatnya apabila benih-benih dibiarkan atau ditanam pada datarn atau tanaman
tinggi maka daya kecambahnya akan turun. Jadi pada tanaman juga ada suhu maksimum,
suhu optimum.
Suhu maksimum yaitu pada suhu tinggi tertentu, di mana suatu tanaman masih dapat tumbuh,
suhun minimum adalah suhu terendah di mana tanaman masih dapat hidup, sedang suhu
optimum adalah suhu terbaik yang dibutuhkan tanaman, di aman proses pertumbuhanya dapat
berjalan lancar.
Tentang suhu tanah juga demikian berpengaruh pada tanaman, pengukuran biasanya
dilakukan pada kedalam : 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100cm.Pengaruh suhu tanah
terhadap tanaman yaitu pada: perkecambahan biji, pada aktivasi mikroorganisme, dan
perkembangan penyakit tanaman. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar (eksternal)
dan faktor dalam (internal). Faktor eksternal yaitu radiasi matahari keawanan,curah hujan,
angin dan kelembapan udara sedangkan faktor internal yaitu tekstur tanah, struktur dan kadar
air tanah, kandungan bahan organik dan warna tanah. (Ir. Ance, 1986).
Suhu tanah berpengaruh terhadap penyerapan air. Makin rendah suhu, makin sedikit
air yang di serap oleh akar, karena itulah penurunan suhu tanah mendadak dapat
menyebabkan kelayuan tanaman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sifat panas dari udara dan tanah
2. Bagaimana fluktuasi dan sebaran suhu menurut tempat dan waktu
1.3 Tujuan
1. Mengerti sifat panas dari udara dan tanah
2. Mengerti tentang fluktuasi dan sebaran suhu menurut tempat dan waktu

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Suhu dan Panas
Suhu adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu dengan
menggunakan termometer. Satuan suhu yang biasa digunakan adalah derajat celcius (0C).
Sedangkan di Inggris dan beberapa Negara lainnya dinyatakan dalam derajat Fahrenheit (0F)
0
C = 5/9 (F-32)
0
F = 9/5(0C)+32
(Ir. Ance Gunarsih Kartasapoetra, 2004)
Suhu juga bisa diartikan sebagai suatu sifat fisika dari suatu benda yang
menggambarkan
Energy kinetic rata-rata dari pergerakan molekul-molekul. Pada gas seperti udara, hubungan
antara energy kinetik dengan suhu dapat dijabarkan sebagai berikut:
Ek= m v2 = 3/2 NkT
Ek
: energy kinetik rata-rata dari molekul gas
m
: massa sebuah molekul
2
v
: kecepatan kuadrat rata-rata dari gerakan molekul
N
: jumlah molekul per satuan volume
k
: tetapan Boltzman
T
: suhu mutlak (K)
Panas adalah ukuran dari jumlah total dr energi kinetic yang dihasilkan oleh aktivitas
pergerakan molekul yang dikandung suatu benda dengan satuan : Joule, kalori. Panas terasa
adalah bentuk energi yang menyebabkan kenaikan suhu udara. Dalam satuan SI, satuan kalor
adalah joule dengan 1 kal= 4.186 J atau 1 kalori (kal ) = kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan temperatur 1 gr air sebesar 1 C
Di atmosfer dijumpai bahwa peningkatan panas laten akibat penguapan tidak
menyebabkan kenaikan suhu udara, tetapi penguapan justru menurunkan suhu udara karena
proporsi panas terasa (yang menyebabkan kenaikan suhu udara) menjadi berkurang.
( dr. Handoko, 2003, hal 37, paragraf 1-3).

2.2 Suhu Udara


Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu
udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukur dinyatakan dalam skala
Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi simuka bumi adalah
didaerah tropis (sekitar ekoator) dan makin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak, pada
waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa terasa dingin jika ketinggian semakin
bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter maka suhu
akan berkurang (turun) rata-rata 0,6 C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient

temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, lapse rate adalah 1 C. (Benyamin,
1997).
Suhu udara bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan bumi.
Menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertical dan horizontal dan menurut waktu dari
jam ke jam dalam sehari, dan menurut bulanan dalam setahun.
(Wisnubroto,S,S.S.L Aminah, dan Nitisapto,M. 1982).
Suhu udara antara daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh hal-hal tersebut.
A. Sudut Datangnya Sinar Matahari
Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut terbesar
pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut
yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut
datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima
bumi semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar matahari, berarti
semakin miring datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi semakin rendah.
B.

Tinggi Rendahnya Tempat

Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin
rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara
akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi
rendah suatu daerah disebut amplitudo.Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara
dinamakan termometer.Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai
tekanan udara sama disebut Garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik
100 meter, suhu udara akan turun 0,6 C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian
0 meter adalah 26 C. Misal, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m di atas permukaan laut
suhunya adalah 26 C -0,6 C = -4 C, jadi suhu udara di daerah tersebut adalah -4 C.
Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu
udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi
rendahnya tempat tersebut dari permukaan laut.
C. Angin dan Arus Laut
Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur udara. Misalnya, angin dan
arus dari daerah yang dingin, akan menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga akan
menjadi dingin.
D. Lamanya Penyinaran

Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis lintangnya.
Semakin daratan lebih cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan
permukaan lautan rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut
mendapatkan sinar matahari dan suhu udaranya semakin tinggi.
Sebaliknya, semakin tinggi letak garis lintang maka intensitas penyinaran matahari semakin
kecil sehingga suhu udaranya semakin rendah. Indonesia yang terletak di daerah lintang
rendah (6 LU 11 LS) mendapatkan penyinaran matahari relatif lebih lama sehingga suhu
rata-rata hariannya cukup tinggi.
E. Awan
Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah terjadi
awan (mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar
matahari tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari.
Permukaan lebih lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Apabila udara
pada siang hari diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan semakin
dingin.
Suhu udara berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Pada umumnya suhu maksimun
terjadi sesudah tengah hari, biasannya antara jam 12.00 dan jam 14.00, dan suhu minimun
terjadi pada jam 06.00 waktu lokal atau sekitar matahari tertib.
2.3 Suhu tanah
Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi
emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas
panas dalam tanah dengan satuan derajat celcius, derajat farenheit, derajat Kelvin dan lainlain. (Kemala Sari Lubis, 2007).
Data suhu berasal dari suhu rata-rata harian, bulanan, musiman dan tahunan.
1. Suhu rata-rata harian, yaitu:
Dengan menjumlahkan suhu maksimum dan minimum hari tersebut selanjutnya
dibagi dua
Dengan mencatat suhu setiap jam pada hari tersebut selanjutnya dibagi 24
2. Suhu rata-rata bulanan yaitu dengan menjumlahkan rata-rata suhu harian selanjutnya
dibagi 30
3. Suhu rata-rata tahunan yaitu dengan menjumlahkan suhu rata-rata bulanan yang
selanjutnya dibagi 12
4. Suhu normal adalah angka suhu yang diambil dalam waktu 30 tahun
(Ir. Ance Gunarsih Kartasapoetra, 2004)

Suhu tanah adalah salah satu faktor terpenting yang dapat mendukung aktivitas mikrobiologi
dan proses penyerapan unsur hara oleh tanaman. Suhu tanah sangat bergantung pada besarnya
radiasi surya yang di berikan oleh matahari. Jumlah panas yang sampai ke permukaan bumi
disebabkan oleh konduksi bumi atau hasil proses kimia dan biologi yang tak berarti pada
suhu tanah (Baver, 1960).
Pembentukan bahan tanah dari bahan induk tanah berlangsung dengan proses
pelapukan, dekomposisi, dan atau mineralisasi lebih lanjut, disertai dengan proses sintesis
senyawa baru. Mineral baru hasil sintesis adalah mineral lempung aluminosilikat, mineral
lempung seskuioksida, terutama dari Fe dan Al, dan mineral silika. Sinttesis mineral baru
dikenal dengan istilah neomineralisasi atau neoformasi. Humifikasi adalah sintesis senyawa
organik baru berupa senyawa-senyawa humik, yaitu senyawa fulvat, humat, dan humin.
Mineral lempung juga dinamakan mineral sekunder karena tidak terdapat dalam bahan
litosfer semula. Demikian pula senyawa humik disebut bahan organik sekunder karena tidak
terdapat dalam bahan biosfer semula (Notohadiprawiro, 1998).
Suhu tanah setiap saat dipengaruhi oleh rasio energi yang diserap dan yang
dilepaskan. Hubungan perubahan konstan ini digambarkan dalam perhitungan berdasarkan
musim, bulanan, dan suhu tanah harian (Brady, 1984).
Jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi transpirasi, dan dapat mengakibatkan
tumbuhan mengalami dehidrasi atau kekurangan air. Pengaruh dari suhu tanah pada proses
penyerapan bisa dilihat dari hasil perubahan viskositas air, kemampuan menyerap dari
membran sel, dan aktivitas fisiologi dari sel-sel akar itu sendiri. Dengan kata lain pada
keadaan udara yang panas maka evaporasi air dari permukaan tanah akan semakin besar
(Tisdale and Nelson, 1966).
Suhu tanah dipengaruhi oleh aktivitas mikrobakteri. Jangkauan suhu yang dicapai
ketika nitrat dibentuk secara umum berkisar antara 1o-40o C (34o-104o F). Suhu tanah yang
optimum pada 30o C (86o F). Walaubagaimanapun juga, nitrat berhubungan dengan faktor
optimum, kadar nitrat rendah diperkirakan suhu tanah sekitar 34o F (Tisdale and Nelson,
1960).
Suhu tanah juga akan dipengaruhi oleh jumlah serapan radiasi matahari oleh permukaan
bumi. Pada siang hari suhu permukaan tanah akan lebih tinggi dibandingkan suhu pada
lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini juga disebabkan karena permukaan tanah yang akan
menyerap radiasi matahari secara langsung pada siang hari tersebut, baru kemudian panas
dirambatkan ke lapisan tanah yang lebih dalam secara konduksi. Sebaliknya, pada malam hari
permukaan tanah akan kehilangan panas terlebih dahulu, sebagai akibatnya suhu pada
permukaan tanah akan lebih rendah dibandingkan dengan suhu pada lapisan tanah yang lebih
dalam. Pada malam hari, panas akan merambat dari lapisan tanah yang lebih dalam menuju
ke permukaan (Lakitan, 1992)
Fluktuasi suhu dalam tanah akan berpengaruh langsung terhadap aktivitas perakaran.
Apabila suhu tanah naik akan berakibat berkurangnya kelengasan/kandungan air dalam tanah
sehingga unsur hara sulit diserap tanaman.

Sebaliknya jika suhu tanah rendah maka akan semakin bertambahnya kandungan air
dalam tanah, dimana sampai pada kondisi ekstrim terjadi pengkristalan. Akibatnya aktivitas
akar/respirasi semakin rendah mengakibatkan translokasi dalam tubuh tanaman jadi lambat
sehingga proses distribusi unsure hara jadi lambat dan akhirnya pertumbuhan tanaman jadi
lambat.
Suhu tanah yang tinggi respirasinya tinggi, CO2 dalam tanah tinggi sehinggga
merangsang peningkatan suhu, sehingga hasil fotosintat bisa tersebar
Faktor Yang Dipengaruhi Oleh Suhu Tanah :
Sifat
Fisik
Tanah
yaitu
Struktur,
tekstur,
porositas,
warna.
Apabila strukturnya padat maka porositas rendah, kebalikannya struktur remah maka
porositas tinggi sehingga proses pengaliran lancer. Apabila warnanya terang daya
pantulnya tinggi daya serapnya rendah begitu sebaliknya warna gelap maka daya
pantul rendah, daya serap panas tinggi sehingga suhu naik.
Kondisi Air
Apabila tanah banyak mengandung air maka suhu yang terserap akan banyak
digunakan untuk penguapan.

Kandungan Bahan Organik. BO mempunyai kemampuan untuk menahan energy,


menyerap air, kandungan unsure hara tinggi dan memperbaiki struktur tanah.
Situasi Lingkungan baik Fisik maupun Biotik
Lingkungan Fisik meliputi kelembapan udara, radiasi, angin. Biotik meliputi vegetasi
yang ada di permukaan tanah.
Sehingga tanah merupakan penghantar panas yang jelek, karena begitu mendapatkan
sumber panas, sumber tersebut akan terus ditangkap sampai maksimum/tidak mampu
lagi,
setelah
itu
baru
dialirkan
secara
konduksi.
Jika ada reradiasi, terdapat pembebasan radiasi tanah maka reradiasinya semakin
tinggi dan suhu yang dilepas semakin tinggi pula, setara Hukum Black Body
Radiation. Digunakan untuk menjaga keseimbangan suhu dalam tanah.

2.4 Penyebaran Suhu Menurut Ruang dan Waktu


2.4.1. Penyebaran suhu vertikal
Udara penyimpan panas terburuk. Permukaan bumi merupakan pemasok panas terasa
untuk pemanasan udara. Lautan mempunyai luas dan kapasitas panas yang lebih besar
daripada daratan, sehingga pengaruh permukaan lautan secara vertikal lebih dominan.
Lapse rate di Indonesia sekitar 5-6 (5)C per 1000 m kenaikan.
2.4.2. Penyebaran suhu di permukaan bumi (horizontal)-Lintang
Sumber energi utama berasal dari daerah tropika (30LU-30LS).Suhu di permukaan bumi
semakin rendah dengan peningkatan lintang.

2.4.3. Penyebaran suhu di permukaan bumi (horizontal)- posisi daratan dan lautan
Variasi suhu menurut tempat juga dipengaruhi oleh daratan, lautan dan keawanan serta
waktu.Daerah benua mempunyai suhu lebih tinggi dari kepulauan pada musim panas
(summer), dan sebaliknya. Kapasitas panas dari benua yang luas lebih rendah daripada
lautan.
2.4.4. Suhu diurnal dan harian
Di wilayah tropika fluktuasi suhu rata-rata harian relatif konstan sepanjang tahun. Fluktuasi
suhu diurnal lebih besar daripada fluktuasi suhu rata-rata harian.Di wilayah lintang tinggi
fluktuasi suhu rata-rata harian jauh lebih besar daripada wilayah tropika.Pada variasi diurnal,
suhu maksimum tercapai sekitar pukul 14.00 WS, yaitu setelah radiasi maksimum.
2.5 Alat pengukur Suhu
2.5.1 Alat pengukur suhu udara

Alat pengukur suhu secara umum disebut termometer.

Alat pengukur suhu otomatis disebut termograf.

Alat pengukur suhu ditempatkan dalam sangkar cuaca (Stevenson screen).

2.5.2 Alat pengukur suhu tanah

Termometer tanah; termometer air raksa yang dibengkokkan ujungnya dan


dimasukkan ke dalam tanah pada posisi yang akan diukur. Batas
kedalaman sampai dengan 50 cm.
Untuk kedalaman > 50 cm, termometer di tempatkan dalam tabung baja.
Pengukuran suhu tanah dilakukan pada kedalaman 5, 10, 20, 50 dan 100
cm.

Daftar Pustaka
Diunduh dari : http://hannadebora123456789.blogspot.co.id/2014/01/laporan-klimatologisuhu-udara-dan-suhu.html
Diunduh dari

: www.slideshare.net

Anda mungkin juga menyukai